Implementasi Sistem Komputerisasi Kantor Pertanahan (KKP) Dalam Meningkatkan Kualitas Pelayanan

(1)

DAFTAR PUSTAKA

A. Sumber Buku:

Abidin, Said Zainal, 2002, Kebijakan Publik Edisi Revisi, Jakarta : Yayasan Pancur Siwah.

Agustino, Leo, 2008, Dasar-Dasar Kebijakan Publik, Bandung : Alfabeta

Amansyah, Zulkifli.2003. Manajemen Sistem Informasi. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta

Atmosudirjo, Prajudi, 2005. Sistem Informasi Manajemen. Ghalia Indonesia : Jakarta

Blissme, Robert. H. 1985. Computer Annual, An Introduction to Information

System. 1985-1986. John Wiley and Sons. New York

Enemark, Stig, 2009, Land Administration System – managing rights, restrictions

and responsibilities in land, Map World Forum, Hyedrabad, India.

Fadillah, Putra, 2001, Paradigma Kritis dalam Studi Kebijakan Publik, Pustaka Pelajar Offset, Yogyakarta.

Gordon, Davis. B. 2002. Sistem Informasi Manajemen. CV. Taruna Grafika. Jakarta

Hartono, Jogianto. 2004. Pengenalan Komputer. Andi. Yogyakarta

Istianto HP, Bambang. Manajemen Pemerintahan dalam Perspektif Pelayanan

Publik. Jakarta: Mitra Wacana Media, 2009.


(2)

168

Sanders, Donald. H. 1985. Computer Today. Second Edition,Mc. Grow-hill. New York

Sedarmayanti. 2001. Dasar-dasar Pengetahuan tentang Manajemen Perkantoran. CV. Mandar Maju. Bandung

Sinambela, Lisen Poltak, dkk. 2006. Reformasi Pelayanan Publik. Bumi Aksara. Jakarta

Singarimbun, Masri. Sofyan Efendi. 1989. Metode Penelitian Survai. LP3S. Jakarta

Sofian Effendi, Metode Penelitian Survey (Jakarta: LP3ES,1995).

Sugiyono. 2005. Metode Penelitian Administrasi, Alfabete: Jakarta

Sutabri, Tata. 2003. Sistem Informasi Manajemen. Andi. Yogyakarta

Sutanta, Edhy. 2003. Komputerisasi. Graha Ilmu. Yogyakarta

Tjandra, W. Riawan, dkk, Peningkatan Kapasitas Pemerintah Daerah dalam

Pelayanan Publik, Yogyakarta : Pembaharuan, 2005.

B. Sumber Jurnal :

Djuaniedi, Ahmad, 2005, Beberapa Pemikiran Penerapan E-goverment Dalam

Pemerintahan Daerah Indonesia, Makalah di sampaikan dalam seminar E-Government dan Workshop Linux, 30 Oktober 2002, FMIPA, UGM, Yogyakarta.

Holle, Erick S. “Pelayanan Publik Melalui Electronic Government: Upaya

Meminimalisir Praktek Maladministrasi dalam Meningkatkan Publik Service”, Jurnal Sasi, Vol.17 No.3 (Juli-September, 2011)

Rudianto, Yayan, “Pelayanan Publik Pada Penyelenggaraan Pemerintah Kecamatan”, Jurnal Madani, Edisi II (November, 2005)


(3)

C. Sumber Undang-Undang:

Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2003 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembang E-Government

Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2001 tentang Pengembangan dan Pendayagunaan Telematika di Indonesia

Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara (Kemenpan) Nomor 63/KEP/M.DAN/7/2003

Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara menetapkan Keputusan Nomor KEP/25 M-PAN/2004 tentang Pedoman Umum Penyusunan Indeks Kepuasan Masyarakat Unit Pelayanan

Kementrian Pendayagunaan Aparatur Negara (Kemenpan) No.63/KEP/M.PAN/7/2003

Keputusan Nomor KEP/25/M-PAN/2004 tentang Pedoman Umum Penyusunan Indeks Kepuasan Masyarakat Unit Pelayanan Instansi Pemerintah

Peraturan Kepala BPN Nomor 1 Tahun 2005 tentang Standar Prosedur Operasional Pelayanan Pertanahan (SPOPP)

Peraturan Kepala BPN Nomor 3 Tahun 2006 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia

Peraturan Pemerintah Nomor 96 Tahun 2012 tentang Pelayanan Publik. SK Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 63 Tahun 2004

SK Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 63 Tahun 2004 tentang Penyelenggaraan Pelayanan

Undang-undang ITE (UU No. 18 Tahun 2008)

Undang-undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Undang-Undang Pokok Agraris

D. Sumber Internet


(4)

170

diakses

pada tanggal 9 November 2015 pukul 20.00 WIB.


(5)

BAB III

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

A. Gambaran Umum Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia (BPN RI)

Gambar 3.1. Logo BPN RI

Badan Pertanahan Nasional (BPN) adalah Lembaga Pemerintah Non Kementrian yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden dan dipimpin oleh Kepala. (Sesuai dengan Perpres No. 63 Tahun 2013). Badan Pertanahan Nasional mempunyai tugas melaksanakan tugas pemerintahan di bidang pertanahan secara nasional, regional dan sektoral sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

1. Visi Dan Misi

Visi:

Menjadi lembaga yang mampu mewujudkan tanah dan pertanahan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat, serta keadilan dan keberlanjutan sistem kemasyarakatan, kebangsaan dan kenegaraan Republik Indonesia.


(6)

59 Misi:

Mengembangkan dan menyelenggarakan politik dan kebijakan pertanahan untuk:

a. Peningkatan kesejahteraan rakyat, penciptaan sumber-sumber baru kemakmuran rakyat, pengurangan kemiskinan dan kesenjangan pendapatan, serta pemantapan ketahanan pangan.

b. peningkatan tatanan kehidupan bersama yang lebih berkeadilan dan bermartabat dalam kaitannya dengan penguasaan, pemilikan, penggunaan dan pemanfaatan tanah (P4T).

c. Perwujudan tatanan kehidupan bersama yang harmonis dengan mengatasi berbagai sengketa, konflik dan perkara pertanahan di seluruh tanah air dan penataan perangkat hukum dan sistem pengelolaan pertanahan sehingga tidak melahirkan sengketa, konflik dan perkara di kemudian hari.

d. Keberlanjutan sistem kemasyarakatan, kebangsaan dan kenegaraan Indonesia dengan memberikan akses seluas-luasnya pada generasi yang akan datang terhadap tanah sebagai sumber kesejahteraan masyarakat. Menguatkan lembaga pertanahan sesuai dengan jiwa, semangat, prinsip dan aturan yang tertuang dalam UUPA dan aspirasi rakyat secara luas.


(7)

2. Fungsi BPN RI

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, BPN menyelenggarakan fungsi:

a. Perumusan kebijakan nasional di bidang pertanahan. b. Perumusan kebijakan teknis di bidang pertanahan.

c. Koordinasi kebijakan, perencanaan dan program di bidang pertanahan. d. Pembinaan dan pelayanan administrasi umum di bidang pertanahan.

e. Penyelenggaraan dan pelaksanaan survei, pengukuran dan pemetaan di bidang pertanahan.

f. Pelaksanaan pendaftaran tanah dalam rangka menjamin kepastian hukum. g. Pengaturan dan penetapan hak-hak atas tanah.

h. Pelaksanaan penatagunaan tanah, reformasi agraria dan penataan wilayah-wilayah khusus.

i. Penyiapan administrasi atas tanah yang dikuasai dan/atau milik negara/daerah bekerja sama dengan Departemen Keuangan.

j. Pengawasan dan pengendalian penguasaan pemilikan tanah. k. Kerja sama dengan lembaga-lembaga lain.

l. Penyelenggaraan dan pelaksanaan kebijakan, perencanaan dan program di bidang pertanahan.

m. Pemberdayaan masyarakat di bidang pertanahan.

n. Pengkajian dan penanganan masalah, sengketa, perkara dan konflik di bidang pertanahan.


(8)

61

p. Penelitian dan pengembangan di bidang pertanahan.

q. Pendidikan, latihan dan pengembangan sumber daya manusia di bidang pertanahan.

r. Pengelolaan data dan informasi di bidang pertanahan.

s. Pembinaan fungsional lembaga-lembaga yang berkaitan dengan bidang pertanahan.

t. Pembatalan dan penghentian hubungan hukum antara orang, dan/atau badan hukum dengan tanah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

u. Fungsi lain di bidang pertanahan sesuai peraturan perundangundangan yang berlaku.

3. Agenda Kebijakan BPN RI

Adapun beberapa Agenda Kebijakan BPN RI adalah sebagai berikut:

1. Membangun kepercayaan masyarakat pada Badan Pertanahan Nasional.

2. Meningkatkan pelayanan dan pelaksanaan pendaftaran, serta sertifikasi tanah secara menyeluruh di seluruh Indonesia.

3. Memastikan penguatan hak-hak rakyat atas tanah (land tenureship). 4. Menyelesaikan persoalan pertanahan di daerah-daerah korban

bencana alam dan daerah-daerah konflik.

5. Menangani dan menyelesaikan perkara, masalah, sengketa, dan konflik pertanahan di seluruh Indonesia secara sistematis.


(9)

6. Membangun Sistem Informasi Pertanahan Nasional (SIMTANAS), dan sistem pengamanan dokumen pertanahan di seluruh Indonesia. 7. Menangani masalah KKN serta meningkatkan partisipasi dan

pemberdayaan masyarakat.

8. Membangun data base pemilikan dan penguasaan tanah skala besar.

9. Melaksanakan secara konsisten semua peraturan perundang-undangan Pertanahan yang telah ditetapkan.

10. Menata kelembagaan Badan Pertanahan Nasional.

11. Mengembangkan dan memperbarui politik, hukum dan kebijakan Pertanahan.

4. Empat Prinsip Pertanahan Nasional

Diawali dari tahun 2005, pertanahan nasional dibangun dan dikembangkan atas dasar empat (4) prinsip pengelolaan:

1. Pengelolaan pertanahan harus mampu berkonstribusi pada kesejahteraan masyarakat,

2. Pengelolaan pertanahan harus mampu berkonstribusi pada keadilan penguasaan dan pemilikan tanah,

3. Pengelolaan pertanahan harus mampu berkonstribusi pada keberlanjutan sistem kemasyarakatan dan Kebangsaan Indonesia,

4. Pengelolaan pertanahan harus mampu berkonstribusi pada harmoni sosial.


(10)

63

B. Gambaran Umum Kantor Pertanahan Kabupaten Langkat

Gambar 3.2. Kantor Pertanahan Kabupaten Langkat

Pembangunan Kantor Pertanahan Kabupaten Langkat di mulai tahun 1994 s/d 1995 di atas tanah Hak Pakai Nomor 35 atas Nama Badan Pertanahan Nasional dan telah didaftarkan Perubahan Nama berdasarkan Peraturan Bersama Menteri Keuangan dan Kepala Badan Pertanahan Nasional RI Nomor 186/PMK/06/2009 Nomor 24 Tahun 2009 tanggal 18 November 2009 ke atas nama PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA cq. BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA berkedudukan di Jakarta.

1. Visi dan Misi Kantor Pertanahan Kabupaten Langkat

Visi :

Kantor Pertanahan Kabupaten Langkat mempunyai visi yaitu : “Menjadi lembaga yang mampu mewujudkan tanah dan pertanahan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat serta keadilan dan keberlanjutan sistem kemasyarakatan, kebanngsaan, dan kenegaraan Republik Indonesia”.


(11)

Misi

Kantor Pertanahan Kabupaten Langkat mengemban misi dalam mencapai visi tersebut, yaitu :

a. Peningkatan kesejahteraan rakyat, penciptaan sumber-sumber baru kemakmuran rakyat, pengurangan kemiskinan dan kesenjangan serta pemantapan ketanahan pangan.

b. Peningkatan tatanan kehidupan bersama yang lebih berkeadilan dan bermartabat dalam kaitannya dengan PPAN, Prona, UMK, Pertanian, Wakaf, Penguasaan Pemilikan, Penggunaan dan Pemanfaatan Tanah (P4T), dan Larasita.

c. Perwujudan kehidupan bersama yang harmonis dengan membatasi berbagai sengketa, konflik, dan perkara pertanahan di seluruh wilayah Kabupaten Langkat, sehingga tidak melahirkan sengketa, konflik, dan perkara di kemudian hari.

d. Keberlanjutan sistem kemasyarakatan, kebangsaan dan kenegaraan Indonesia dengan memberikan akses seluas-luasnya pada generasi yang akan datang terhadap tanah sebagai sumber kesejahteraan masyarakat.

e. Menguatkan lembaga pertanahan sesuai dengan jiwa, semangat, prinsip, dan aturan yang tertuang dalam UUPA dan aspirasi rakyat yang luas.


(12)

65

2. Sasaran Kantor Pertanahan Kabupaten Langkat

Kantor Pertanahan Kabupaten Langkat dalam melaksanakan misinya mempunyai sasaran sebagai berikut :

a. Tersedianya peta seluruh wilayah Kabupaten Langkat yang lengkap dan akurat.

b. Terlaksananya percepatan pendaftaran tanah. c. Tertata dan terkendalinya P4T

d. Terwujudnya kesadaran masyarakat akan tertib pertanahan. e. Terselesaikannya sengketa, konflik dan perkara pertanahan. f. Terciptanya data dan informasi pertanahan.

g. Tersedianya sarana dan prasarana dan infrastruktur yang menunjang kelancaran pelayanan pertanahan.

h. Terciptanya pelayanan pertanahan yang cepat dan transparan.

3. Keadaan Pegawai

Jumlah pegawai Kantor Pertanahan Kabupaten Langkat sebanyak 43 orang

Tabel 3.1 Jumlah pegawai Kantor Pertanahan Kabupaten Langkat berdasarkan pada jabatan

NO Uraian Jumlah Keterangan

1 2

Pejabat Struktural Pejabat Fungsional

21 22

Lengkap

Butuh tambahan SDM 10 orang

Jumlah 43

Sumber data: Kantor Pertanahan Kabupaten Langkat


(13)

Berdasarkan tabel 3.1 di atas, di ketahui bahwa jumlah seluruh pegawai Kantor Pertanahan Kabupaten Langkat berjumlah 43 orang, yang mana pegawai ini terbagi atas jabatan struktural dan jabatan fungsional. Dalam jabatan struktural terdiri dari 21 orang pegawai, sedangkan jabatan fungsional terdiri dari 22 orang pegawai. Adapun keterangan dari pejabat struktural yaitu dalam keadaan lengkap, sedangkan keterangan jabatan fungsional yaitu sedang membutihkan tambahan SDM sebanyak 10 orang.

a. Sebaran pegawai berdasarkan golongan

Tabel 3.2 Keadaan pegawai berdasarkan golongan.

Golongan Jumlah

GOL. IV GOL. III GOL. II

GOL. I

2 26 12 3

Jumlah 43

Sumber data: Kantor Pertanahan Kabupaten Langkat

Berdasarkan tabel 3.2 di atas, dapat di ketahui bahwa pegawai Kantor Pertanahan Kabupaten Langkat mayoritas diisi oleh golongan III dengan jumlah pegawai sebanyak 26 orang pegawai, sedangkan golongan IV berjumlah 2 orang pegawai, golongan I berjumlah 3 orang pegawai, serta golongan II berjumlah 12 orang pegawai.


(14)

67

b. Sebaran pegawai berdasarkan tingkat pendidikan

Tabel 3.3 Keadaan pegawai berdasarkan tingkat pendidikan

Pendidikan Jumlah

S2 (Strata 2) S1 (Sarjana)

D3 D2 D1 SLTA SLTP SD

9 5 2 2 5 14

5 1

Jumlah 43 orang

Sumber data: Kantor Pertanahan Kabupaten Langkat

Dari tabel di atas, di ketahui bahwa tingkat pendidikan yang ada di Kantor Pertanahan Kabupaten Langkat mayoritas berpendidikan SLTA yaitu dengan 14 orang pegawai, dan untuk tingkat pendidikan S2 berjumlah 9 orang pegawai, sedangkan untuk tingkat pendidikan D2 dan D3 masing-masing berjumlah 2 orang, serta untuk tingkat pendidikan D1 dan S1 masing-masing berjumlah 5 orang pegawai, dan hanya 1 orang pegawai dengan tingkat pendidikan SD.

c. Sebaran pegawai berdasarkan usia

Tabel 3.4 Keadaan pegawai berdasarkan tingkat usia

Usia Jumlah

< 30 Tahun >30 Tahun

10 33

Jumlah 43

Sumber data: Kantor Pertanahan Kabupaten Langkat


(15)

Dari tabel 3.4 di atas di ketahui bahwa tingkat usia pegawai Kantor Pertanahan Kabupaten Langkat mayoritas berada diusia 30 tahun keatas yang berjumlah 33 orang pegawai, sedangkan untuk pegawai yang berusia 30 tahun kebawah berjumlah 10 orang pegawai.

d. Komposisi Pegawai di Kantor Pertanahan Kabupaten Langkat berdasarkan Tupoksi

Tabel 3.5 Keadaan pegawai berdasarkan pada tugas pokok dan fungsi.

TUPOKSI JUMLAH PEGAWAI

Sub bagian Tata Usaha

Seksi Survei, Pengukuran dan Pemetaan Seksi Hak Tanah dan Pendaftaran Tanah Seksi Pengaturan dan Penataan Pertanahan

Seksi Pengendalian Pertanahan dan Pemberdayaan

Seksi Sengketa, Konflik dan Perkara

9

10

12

5

5

3

Jumlah 43

Sumber data: Kantor Pertanahan Kabupaten Langkat

Dari tabel di atas di ketahui bahwa pegawai Kantor Pertanahan Kabupaten Langkat mayoritas berada pada seksi Hak Tanah dan Pendaftaran Tanah yang berjumlah 12 orang pegawai, sedangkan untuk Sub Bagian Tata Usaha berjumlah 9 orang pegawai, dan untuk Seksi Survei, Pengukuran dan Pemetaan berjumlah 10 orang pegawai, dan untuk Seksi Pengaturan dan Penataan Pertanahan , dan Seksi


(16)

69

pegawai. yang secara keselurihan jumlah pegawai Kantor Pertanahan Kabupaten Langkat berjumlah 43 orang pegawai.

4. Tugas Pokok dan Fungsi Badan Pertanahan Nasional

Adapun yang menjadi tugas dan fungsi dari Kantor Pertanahan Kabupaten Langkat sesuai dengan bagian-bagian masing-masing sesuai dengan Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia No.4 Tahun 2006 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional dan Kantor Pertanahan adalah :

a. Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Langkat

Tugas dari Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Langkat yaitu bertanggung jawab penuh terhadap seluruh pelaksanaan kerja di Kantor Pertanahan Kabupaten Langkat

b. Subbagian Tata Usaha

Yang menjadi tugas dari Subbagian Tata Usaha adalah memberikan pelayanan administratif kepada semua satuan organisasi Kantor Pertanahan, serta menyiapkan bahan evaluasi kegiatan, penyusunan program, dan peraturan perundang-undangan sesuai dengan pasal 33.

Dalam menjalankan tugas sebagaimana disebutkan dalam pasal 33 diatas, Badan Pertanahan Nasional mempunyai fungsi yang diatur dalam pasal 34, yaitu sebagai berikut :


(17)

1. Pengelolaan data dan informasi;

2. Penyusunan rencana, program dan anggaran serta laporan akuntabilitas kinerja pemerintah;

3. Pelaksanaan urusan pemerintah;

4. Pelaksanaan urusan keuangan dan anggaran;

5. Pelaksanaan urusan tata usaha, rumah tangga, sarana, dan prasarana;

6. Penyiapan bahan evaluasi kegiatan dan penyusunan program; 7. Koordinasi pelayanan pertanahan.

Subbagian Tata Usaha terdiri dari :

1. Urusan peremcanaan dan keuangan 2. Urusan umum dan kepegawaian

Sesuai dengan pasal 36, yang menjadi tugas dari masing-masing Subbagian Tata Usaha adalah tersebut adalah :

1. Urusan Perencanaan dan Keuangan mempunyai tugas menyiapkan penyusunan rencana, program, dan anggaran serta laporan akuntabilitas kinerja pemerintah, keuangan dan penyiapan bahan evaluasi.

2. Urusan Umum dan Kepegawaian mempunyai tugas melakukan urusan surat menyurat, kepegawaian, perlengkapan, rumah tangga, sarana dan prasarana dan koordinasi pelayanan pertanahan serta pengelolaan data dan informasi.


(18)

71

c. Seksi Survey Pengukuran Dan Pemetaan

Tugas dari seksi survey, pengukuran dan pemetaan sesuai dengan pasal 37 adalah melakukan survey, pengukuran dan pemetaan bidang tanah, ruang dan perairan; perapatan kerangka dasar, pengukuran batas kawasan/wilayah, pemetaan tematik dan survey potensi tanah, penyiapan pembinaan surveyor berlisensi dan pejabat penilaian tanah.

Sesuai dengan pasal 38, maka dalam melaksanakan tugasnya Seksi Survey, pengukuran, dan Pemetaan mempunyai fuingsi :

1. Pelaksanaan survey, pengukuran dan pemetaan bidang tanah, ruang dan perairan; perapatan kerangka dasar, pengukuran batas kawasan/wilayah, pemetaan tematik dan survey potensi tanah, pembinaan surveyor berlisensi.

2. Perapatan kerangka dasar orde 4 dan pengukuran batas kawasan/wilayah.

3. Pengukuran, pemetaan, pembukuan bidang tanah, ruang dan perairan.

4. Survey, pemetaan, pemeliharaan dan pengembangan pemetaan tematik dan potensi tanah.

5. Pelaksanaan kerjasama teknis surveyor berlisensi dan pejabat penilai tanah.

6. Pemeliharan peralatan teknis.


(19)

Subbagian dari Seksi Survey, pengukuran, dan Pemetaan terdiri dari :

1. Subseksi Pengukuran dan Pemetaan. 2. Subseksi Tematik dan Potensi Tanah.

Sesuai dengan pasal 40, yang menjadi tugas dari Subseksi Survey, Pengukuran, dan Pemetaan adalah :

1 Subseksi Pengukuran dan Pemetaan mempunyai tugas menyiapkan perapatan kerangka dasar orde 4, penetapan batas bidng tanah dan pengukuran bidang tanah, batas kawasan/wilayah, kerjasama teknis surveyor berlisensi pembinaan surveyor berlisensi dan memelihara peta pendaftaran, daftar tanah, peta bidang tanah, surat ukur, gambar ukur dan daftar-daftar lainnya dbiidang pengukuran.

2 Subseksi Tematik dan Potensi Tanah mempunyai tugas menyiapkan survey, pemetaan, pemeliharaan dan pengembangan pemetaan tematik, survey potensi tanah, pemeliharaan peralatan teknis komputerisasi dan pembinaan pejabat penilai tanah.

d. Seksi Hak Tanah Dan Pendaftaran Tanah

Sesuai dengan pasal 41, yang menjadi tugas dan Seksi Hak Tanah Dan Pendaftaran Tanah adalah menyiapkan bahan dan melakukan penetapan hak dalam rangka pemberian, perpanjangan dan pembaruan hak tanah, pengadaan tanah, perijinan, pendataan dan penertiban berkas tanah


(20)

73

hak; pendaftaran; peralihan; pembebanan hak atas tanah serta pembinaan Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT).

Dalam melaksanakan tugasnya, sesuai dengan pasal 42, Seksi Hak Tanah Dan Pendaftaran Tanah mempunyai fungsi :

1. Pelaksanaan pengaturan dan penetapan di bidang hak tanah;

2. Penyiapan rekomendasi pelayanan, penaksiran harga dan tukar menukar, saran dan pertimbangan serta melakukan kegiatan perijinan, sarana dan pertimbangan usulan penetapan hak pengelolaan tanah;

3. Penyiapan telaahan dan pelaksanaan pemberian rekomendasi perpanjangan jangka waktu pembayaran uang pemasukan dan atau pendaftaran hak;

4. Pengadminsitrasian atas tanah yang dikuasai dan/atau milik Negara, daerah kerjasama dengan pemerintah, termasuk tanah badan hukum pemerintah;

5. Pendataan dan penerbitan tanah bekas tanah hak;

6. Pelaksanaan pendaftaran hak dan komputerisasi pelayanan pertanahan;

7. Pelaksanaan penegasan dan pengakuan hak;

8. Pelaksanaan perahlian, pembebanan hak atas tanah dan pembinaan PPAT.


(21)

Seksi Hak Tanah dan Pendaftaran Tanah terdiri dari :

1 Subseksi Penetapan Hak Tanah;

2 Subseksi Pengaturan Tanah Pemerintah; 3 Subseksi Pendaftaran Hak;

4 Subseksi Peralihan, Pembebanan Hak dan Pejabat Pembuat Akta Tanah.

Sesuai pasal 44, yang menjadi tugas dari masing-masing adalah Seksi Hak Tanah dan Pendaftaran Tanah tersebut adalah :

1 Subseksi Penetapan Hak Tanah mempunyai tugas menyiapkan pelaksanaan, pemeriksaan, saran dan pertimbangan mengenai penetapan Hak milik, Hak Guna Bangunan dan Hak Pokok, perpanjangan jangka wakt, pembaharuan hak, perijinan, peralihan hak atas tanah; penetapan dan/rekomendasi perpanjangan jangka waktu pembayaran uang pemasukan dan atau pendaftaran hak tanah perorangan.

2 Subseksi Pengaturan Tanah Pemerintah mempunyai tugas menyiapkan pelaksanaan, pemeriksaan, saran dan pertimbangan mengenai penetapan hak milik dan hak pakai, Hak Guna Bangunan dan hak pengelolaan bagi instansi pemerintah, badan hukum pemerintah, perpanjangan jangka waktu, pembaharuan hak, perijinan, peralihan hak atas tanah; rekomendasi pelepasan dan tukar menukar tanah pemerintah.


(22)

75

3 Subseksi Pendaftaran Hak mempunyai tugas menyiapkan pelaksanaan pendaftaran hak atas tanah, pengakuan dan penegasan konversi hak-hak lain, hak milik atas satuan rumah susun, tanah hak pengelolaan, tanah wakaf, data yuridis lainnya, data fisik bidang tanah, data komputerisasi pelayanan pertanahan serta memelihara daftar buku tanah, daftar nama, daftar hak atas tanah, dan warkah serta daftar lainnya di bidang pendaftran tanah.

e. Seksi Pengaturan dan Penetapan Pertanahan

Tugas dari Seksi Pengaturan dan Penetapan Pertanahan sesuai dengan pasal 45 adalah menyiapkan badan dan melakukan penatagunaan tanah, landreform, konsolidasi tanah dan penataan pertanahan wilayah pesisir, pulau-pulau kecil, perbatasan dan wilayah tertentu lainnya.

Sesuai dengan pasal 46, dalam melaksanakan tugasnya Seksi Pengaturan dan Penataan Pertanahan mempunyai fungsi :

1. Pelaksanaan penatagunaan tanah, landreform, konsolidasi tanah dan penetapan pertanahan wilayah pesisir, pulau-pulau kecil, perbatasan dan wilayah tertentu lainnya, penetapan kriteria kesesuaian penggunaan dan pemanfaatan tanah serta penguasaan dan pemilikan tanah dalam rangka perwujudan fungsi kawasan/zoning, penyesuaian penggunaan tanah, penataan tanah bersama untuk peremajaan kota, daerah bencana dan daerah berkas konflik serta pemukiman kembali;


(23)

2. Penyusunan rencana persediaan, peruntukan, penggunaan dan pemeliharaan tanah, neraca penatagunaan tanah Kabupaten/Kota dan kawasan lainnya.;

3. Pemeliharaan basis data penatagunaan tanah Kabupaten/Kota dan kawasan;

4. Pemantauan dan evaluasi pemeliharaan tanah, perubahan penggunaan dan pemanfaatan tanah pada setiap fungsi kawasan/zoning dan redistribusi tanah, pelaksanaan konsolidasi tanah, pemberian tanah obyek landreform dan pemanfaatan tanah bersama serta penerbitan administrasi landreform;

5. Pengusulan penetapan/penegasan tanah menjadi obyek landreform; 6. Pengambilalihan dan/atau penerimaan penyerahan tanah-tanah yang

terkena ketentuan landreform;

7. Penguasanan tanah-tanah obyek landreform;

8. Pemberian ijin peralihan hak atas tanah pertanian dan ijin redistribusi tanah dengan luasan tertentu.;

9. Penyiapan usulan penetapan surat keputusan redistribusi tanahdan pengeluaran tanah dari obyek landreform;

10. Penyiapan usulan ganti kerugian tanah obyek landreform dan penegasan oyek konsolidasi tanah.;

11. Penyediaan tanah untuk pembangunan;

12. Pengelolaan sumbangan tanah untuk pembangunan;

13. Pengumpulan, pengelolaan, penyajian dan dokumentasi data


(24)

77

Seksi Pengaturan dan Penataan Pertanahan terdiri dari :

1. Subseksi Penatagunaan Tanah dan Kawasan Tertentu; 2. Subseksi Landereform dan Konsolidasi Tanah.

Sesuai dengan pasal 48, yang menjadi tugas dari masing-masing adalah Seksi Pengaturan dan Penataan Pertanahan tersebut adalah:

1. Subseksi Penatagunaan Tanah dan Kawasan Tertentu mempunyai tugas menyiapkan bahan penyusunan rencana persediaan, peruntukan, pemeliharaan dan penggunaan tanah, rencana penataan kawasan, pelaksanaan koordinasi, monitoring dan evaluasi pemeliharaan tanah, perubahan penggunaan dan pemanfaatan tanah pada setiap fungsi kawasan/zoning, penertiban pertimbangan teknis penatagunaan tanah, penertiban ijin perubahan penggunaan tanah, penyusunan rencana penatagunaan tanah, penetapan penggunaan dan pemanfaatan tanah, penyesuaian penggunaan dan pemanfaatan tanah, serta melaksanakan pengumpulan dan pengelolahan dan pemeliharaan data tekstual dan spasial.

2. Subseksi Landreform dan Konsolidasi Tanah mempunyai tugas menyiapkan bahan usulan penetapan/penegasan tanah menjadi obyek landreform; penguasaan tanah-tanah obyek landreform; pemberian ijin peralihan hak atas tanah dan ijin redistribusi tanah luasan tertentu; usulan penetiban surat keputusan redistribusi tanah dan pengeluaran tanah dari obyek landreform; monitoring dan evaluasi redistribusi tanah, ganti kerugian, pemanfaatan tanah


(25)

bersama dan penerbitan adminsitrasi landreform serta fasilitas bantuan keuangan/permodalan, teknis dan pemasaran; usulan penegasan obyek penataan tanah bersama untuk peremajaan permukiman kumuh, daerah bencana dan daerah bekas konflik serta pemukiman kembali; penyediaan tanah dan pengelolaan sumbangan tanah untuk pembangunan; pengembanga teknik dan metode; promosi dan sosialisasi; pengorganisasian dan pembimbingan masyarakat; kerja sama dan fasilitas, pengelolaan basis data dan informasi; monitoring dan evaluasi serta koordinasi pelaksanaan konsolidasi tanah.

f. Seksi Pengendalian dan Pemberdayaan

Sesuai dengan pasal 49 tugas dari Seksi Pengendalian dan Pemberdayaan adalah menyiapkan bahan dan melakukan kegiatan pengendalian pertanahan, pengelolaan tanah Negara, tanah terlantar dan tanah kritis serta pemberdayaan masyarakat.

Sesuai dengan pasal 50, dalam melaksanakan tugasnya Seksi Pengendalian dan Pemberdayaan mempunyai fungsi :

1. Pelaksanaan pengendalian pertanahan, pengelolaan tanah Negara, tanah terlantar dan tanah kritis serta pemberdayaan masyarakat.

2. Pelaksanaan inventarisasi dan identifikasi pemenuhan hak dan kewajiban pemegang hak atas tanah, pemantauan dan evaluasi


(26)

79

penerapan kebijakan dan program pertanahan dan program sektoral, pengelolaan tanah Negara, tanah terlantar dan tanah kritis;

3. Pengkoordinasian dalam rangka penyiapan rekomendasi, pembinaan, peringatan, harmonisasi dan pensinergian kebijakan dan program pertanahan dan sektoral dalam pengelolaan tanah Negara, penanganan tanah terlantar dan tanah kritis;

4. Penyiapan saran tindak dan langkah-langkah penanganan serta usulan rekomendasi, pembinaan, peringatan, harmonisasi dan pensinergian kebijakan dan program pertanahan dan sektoral dalam pengelolaan tanah Negara serta penanganan tanah terlantar dan tanah kritis;

5. Inventarisasi potensi masyarakat marjinal, asistensi dan pembentukan kelompok masyarakat, fasilitas dan peningkata akses ke sumber produktif;

6. Peningkatan partisipasi masyrakat, lembaga swadaya masyarakat dan mitra kerja teknis pertanahan dalam rangka pemberdayaan masyarakat; 7. Pemanfaatan tanah Negar, tanah terlantar dan tanah kritis untuk

pembangunan;

8. Pengelolaan basic data hak atas tanah, tanah Negara, tanah terlanta dan tanah kritis serta pemberdayaan masyarakat;

9. Penyiapan usulan keputusan pembatalan dan penghentian hubungan hukum atas tanah terlantar.

Seksi Pengendalian dan Pemberdayaan terdiri dari :

1. Subseksi Pengendalian Pertanahan;


(27)

2. Subseksi Pemberdayaan Masyarakat.

Adapun tugas dari masing-masing subseksi Pengendalian dan Pemberdayaan sesuai dengan pasal 52 adalah:

1. Subseksi Pengendalian Pertanahan mempunyai tugas menyiapkan pengelolaan basis data, dan melakukan inventarisasi dan identifikasi penyusunan saran tindak dan langkah penanganan, serta menyiapkan bahan koordinasi usulan penertiban dan pendayagunaan dalam rangka penengakan hak dan kewajiban pemegang hak atas tanah; pemantauan, evaluasi harmonisasi dan pensinergian kebijakan dan program pertanahan dan sektoral dalam pengelolaan tanah Negara, penanganan tanah terlantar dan tanah kritis;

2. Subseksi Pemberdayaan Masyarakat mempunyai menyiapkan bahan inventarisasi potensi, asistensi, fasilitas dalam rangka penguatan penguasaan dan melaksanaan pembinaan partisipasi masyarakat, lembaga masyarakat mitra kerja teknis dalam pengelolaan pertanahan, serta melakukan kerjasama pemberdayaan dengan memerintah Kabupaten/Kota, lembaga keuangan dan dunia usaha, serta bimbingan dan pelaksanaan kerjasama pemberdayaan.

g. Seksi Sengketa Konflik dan Perkara

Sesuai dengan pasal 53 tugas dari Seksi Sengketa, Konflik dan Perkara adalah menyiapkan bahan dan melakukan kegiatan pengendalian


(28)

81

pertanahan, pengelolaan tanah Negara, tanah terlantar dan tanah kritis serta pemberdayaan masyarakat.

Sesuai dengan pasal 54, dalam melaksanakan tugasnya Seksi Sengketa, Konflik dan Perkara mempunyai fungsi :

1. Pelaksanaan penangangan sengketa, konflik dan perkara pertanahan;

2. Pengkajian masalah sengketa, konflik pertanahan;

3. Penyiapan bahan dan penanganan sengketa da konflik pertanahan secara hukum dan non hukum, penanganan dan penyelesaian perkara, pelaksanaan alternatif penyelesaian sengketa dan konflik pertanahan melalui bentuk mediasi, fasilitasi dan lainnya, usulan dan rekomendasi pelaksanaan putusan-putusan lembaga peradilan serta usulan rekomendasi pembatalan dan penghentian hubungan hukum antar orang, dan/atau badan hukum dengan tanah;

4. Pengkoordinasian penanganan sengketa, konflik dan perkara pertanahan;

5. Pelaporan penanganan dan penyelesaian konflik, sengketa, dan perkara pertanahan.

Seksi Sengketa Konflik dan Perkara terdiri dari :

1. Subseksi Sengketa dan Konflik Pertanahan; 2. Subseksi Perkara Pertanahan.


(29)

Adapun tugas dari masing-masing subseksi Sengketa Konflik dan Perkara sesuai dengan pasal 56 adalah :

1. Subseksi Sengketa dan Konflik Pertanahan menyiapkan pengkajian hukum, sosial, budaya, ekonomidan politik terhadap sengketa dan konflik pertanahan, usulan rekomendasi pembatalan dan penghentian hubungan hukum antara orang dan/atau badan hukum egan tanah, pelaksanaan alternatif penyelesaian sengketa melalui mediasi, fasilitasi, dan koordinasi penanganan sengketa dan konlik. 2. Subseksi Perkara Pertanahan mempunyai tugas menyiapkan

penanganaepn dan penyelesaian perkara, koordinasi penanganan perkara, usulan rekomendasi pembatalan dan penghentian hubungan hukum antara orang dan/atau badan hukum dengan tanah sebagai pelaksanaan putusan lembaga peradilan.


(30)

1

5. BAGAN SUSUNAN ORGANISASI KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN LANGKAT

STABAT. 14 AGUSTUS 2014

KEPALA KANTOR PERTANAHAN KEPALA KANTOR PERTANAHAN

KABUPATEN LANGKAT

Kasten Situmorang, SH

NIP : 196302021991031002

KEPALA SUB BAGIAN TATA USAHA

MARSUNDUT LUMBAN GAOL APTNH

NIP : 196507151986031007

KEPALA URUSAN UMUM DAN KEPEGAWAIAN

DAHLIANA BR TARIGAN S.SIT

NIP : 19720721992032002

KEPALA URUSAN PERENCANAAN DAN KEUANGAN

JULI HANDAYANI NASUTION, SH

NIP : 197807051998032001

KEPALA SEKSI HAK TANAH DAN PENDAFTARAN TANAH

ROBERT MARPAUNG, SH

NIP : 196309101992032007

KEPALA SUBSEKSI PENETAPAN HAK TANAH

SULEYMAN

NIP : 196812151996031004

KEPALA SUBSEKSI PENGATURAN TANAH PEMERINTAH

TEUKU JULFIKAR

NIP : 195808101984031002

KEPALA SEKSI PENGENDALIAN DAN PERDAYAAN

OLOAN PASARIBU SH.MKn

NIP : 196203819803100

KEPALA SUBSEKSI LANDREFORM DAN KONSOLIDASI TANAH

JAFARRUDDIN BERUTU

NIP : 19621011985031010

KEPALA SEKSI SURVEI PENGUKURAN DAN PEMETAAN

DENNY ARDIAN LUBIS, S.SIT

NIP : 197806011998031003

KEPALA SUBSEKSI PENGUKURAN DAN PEMETAAN

ADIL NST. S.ST

NIP : 197708271999031003

KEPALA SUBSEKSI TEMATIK DAN POTENSI TANAH

DANIEL SINUHAJI,S.ST

NIP : 197807131998031002

KEPALA SEKSI PENGATURAN DAN PENATAAN PERTANAHAN

SYAPRIJAL PANE, SH

NIP : 196601101986031003

KEPALA SEKSI SENGKETA KONFLIK DAN PERKARA

M. NUR IRWANSAH, SH NIP : 196304051995031002

KEPALA SUBSEKSI PENATAGUNAAN TANAH DAN

KAWASAN TERTENTU

BANGUN LUMBAN BATU, SH

KEPALA SUBSEKSI PERALIHAN PEMBEBANAN HAK DAN PPAT KEPALA SUBSEKSI PENDAFTARAN

HAK

SAMSUL EFENDI. BSC

NIP : 195912131985031003

KEPALA SUBSEKSI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

IRMAWATI, SH

NIP : 196411241985032001

KEPALA SUBSEKSI SENGKETA DAN KONFLIK PERTANAHAN

ASRI SAID, SH

NIP : 196010091984031003

KEPALA SUBSEKSI PENGENDALIAN PERTANAHAN

DIAN SISWANTO

NIP : 196909081994031005

KEPALA SUBSEKSI PERKARA PERTANAHAN

RIHART PURBA

NIP : 195908081983031004


(31)

KABUPATEN LANGKAT

Kasten Situmorang, SH

NIP : 19630202199103 83


(32)

84 BAB IV

PENYAJIAN DATA

Proses transformasi menuju e-goverment di Badan Pertanahan Nasional dimulai dengan dibangunnya Sistem Informasi dan Manajemen Pertanahan Nasional (SIMTANAS), dari SIMTANAS ini tercipta lagi suatu sistem yang disebut Land Office Computerization (LOC) atau Komputerisasi Kantor Pertanahan (KKP), yang dimana sistem Komputerisasi Kantor Pertanahan (KKP) ini ditujukan untuk dapat membantu dalam pengelolaan data didalam lingkungan organisasi. Oleh karenanya, dengan adanya sistem Komputerisasi Kantor Pertanahan (KKP) dapat membantu para pegawai meningkatkan pelayanan kepada masyarakat, serta membantu para pegawai lebih cepat menyelesaikan permasalahan yang ada.

Sesuai dengan tujuan penelitian ini yaitu untuk melihat bagaimana penerapan sistem Komputerisasi Kantor Pertanahan (KKP) dan mengetahui apa saja yang menjadi faktor-faktor penerapan sistem Komputerisasi Kantor Pertanahan (KKP) dalam proses peningkatan pelayanan ke masyarakat di Kantor Pertanahan Kabupaten Langkat, oleh karena itu penulis mencoba untuk meggali lebih dalam lagi tentang segala sesuatu yang berkaitan tentang penerapan sistem Komputerisasi Kantor Pertanahan (KKP) di Kantor Pertanahan Kabupaten Langkat. Dari evaluasi ini, akan di peroleh bagaimana gambaran dari sistem Komputerisasi Kantor Pertanahan (KKP) pada saat ini.

Penyajian data didapatkan melalui wawancara dan pengisian angket. Wawancara dilakukan oleh Bapak Kasten Situmorang, SH sebagai Kepala Kantor


(33)

Pertanahan Kabupaten Langkat, dan Ibu Irmawati,SH selaku admin KKP, serta wawancara dengan beberapa masyarakat yang merasakan langsung bentuk pelayanan dari pegawai Kantor Pertahanan Kabupaten Langkat setelah diterapkannya sistem Komputerisasi Kantor Pertanahan (KKP). Sedangkan angket di isi oleh 10 (sepuluh) orang pegawai Kantor Pertanahan yang berhubungan langsung dengan sistem komputerisasi dalam memberikan pelayanan, dan 10 (sepuluh) orang pegawai ini direkomendasikan oleh Ibu Dahliana Br Tarigan S.SIT selaku Kepala Urusan Umum Dan Kepegawaian.

A. Pelayanan Kepada Masyarakat Setelah Diterapkan KKP Berdasarkan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kantor Pertanahan Kabupaten Langkat

1. Laporan Pelayanan Tahun 2010 setelah diterapkan KKP

Berdasarkan pada laporan resmi akuntabilitas kinerja instansi pemerintah Kantor Pertanahan Kabupaten Langkat, pada tahun ini awal mulai di terapkannya Sistem Komputerisasi, pada tahun ini pelayanan yang diberikan oleh para pegawai Kantor Pertanahan Kab.Langkat masih belum maksimal, hal ini dikarenakan peralatan keras (hardware) yang mendukung terjalannya sistem komputerisasi masih belum mencukupi dengan jumlah yang diinginkan, sumber daya manusia yang berkualitas pun masih belum memadai, serta masih minimnya perangkat lunak (software). Dalam laporan ini juga dijelaskan mengapa pelayanannya masih belum maksimal, hal itu karena masih kurangnya pelatihan/kursus dalam dan untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan teknis dalam memberikan


(34)

86

usia pegawai Kantor Pertanahan Kabupaten Langkat pada tahun tersebut kebanyakan berusia antara 30-50 tahun, dan beberapa orang pegawai yang berusia diatas 50 tahun, yang hal ini menjadi salah satu penyebab rendahnya tingkat produktivitas pegawai dalam memberikan pelayanan bahkan setelah diterapkannya sistem komputerisasi. Faktor lainnya yang menjadi penghambat pegawai dalam meningkatkan pelayanannya ialah karena peralatan fisik yang dibutuhkan di lapangan masih terbilang sedikit, seperti masih kurangnya alat ukur (Theodolist dan GPS), dan kurangnya komputer dan laptop, serta kurang optimalnya tenaga petugas yuridis di lapangan.

2. Laporan Pelayanan Tahun 2011 setelah diterapkan KKP

Pada tahun 2011 ini merupakan tahun kedua setelah diterapkannya sistem KKP di Kantor Pertanahan Kab.Langkat, pada tahun ini juga berdasarkan laporan resmi akuntabilitas kinerja instansi pemerintah Kantor Pertanahan Kabupaten Langkat tahun 2011 bahwa pelayanan yang diberikan para pegawai Kantor Pertanahan Kab.Langkat mulai mengalami peningkatan, hal ini karena terjadi penambahan sarana dan prasarana di Kantor Pertanahan Kab.Langkat dalam mendukung penerapan sistem KKP dalam memberikan pelayanan. Adapun sarana dan prasarananya sebagai berikut, yaitu :


(35)

Tabel 4.1 Penambahan sarana dan Prasarana pada tahun 2011

No Uraian Kegiatan Unit/Buah

1 2 3 4 5 6 7 8

Penambahan Laptop Penambahan GPS Penambahan Filling Cabinet

Penambahan Meja Kerja Penambahan Kursi Kerja

Kendaraan Roda 2 Penambahan Genset Rehab penambahan Gedung Arsip

2 2 4 5 5 1 1 10 x 10

Sumber : Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kantor Pertanahan Kabupaten Langkat Tahun 2011

Berdasarkan tabel diatas ketahui bahwa pada tahun 2011 telah terjadi penambahan sarana dan prasarana pendukung sistem KKP dalam memberikan pelayanan, seperti penambahan Laptop dan GPS yang masing-masing berjumlah 2 unit, dan penambahan Filling Cabinet yang berjumlah 4 unit, dan penambahan meja dan kursi kerja yang masing-masing berjumlah 5 buah, serta penambahan kendaraan roda 2 berjumlah 1 unit dan genset berjumlah 1 unit serta melakukan rehap terhadap gedung arsip selebar 10x10.

3. Laporan Pelayanan Tahun 2012 setelah diterapkan KKP

Pada tahun 2012 ini merupakan tahun ketiga setelah diterapkannya sistem KKP di Kantor Pertanahan Kab.Langkat, pada tahun ini juga berdasarkan laporan resmi akuntabilitas kinerja instansi pemerintah Kantor Pertanahan Kabupaten Langkat tahun 2012 bahwa pelayanan yang diberikan para pegawai Kantor


(36)

88

adapun yang menjadi faktor penghambat atau masalah dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat pada tahun ini ialah karena masih kurangnnya Sumber Daya Manusia, terutama sumber daya manusai dibidang teknis, keuangan dan komputer.

4. Laporan Pelayanan Tahun 2013 setelah diterapkan KKP

Pada tahun 2013 ini merupakan tahun keempat setelah diterapkannya sistem KKP di Kantor Pertanahan Kab.Langkat, pada tahun ini juga berdasarkan laporan resmi akuntabilitas kinerja instansi pemerintah Kantor Pertanahan Kabupaten Langkat tahun 2013 bahwa pelayanan yang diberikan para pegawai Kantor Pertanahan Kab.Langkat mulai mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya, yang membuat tahun ini mengalami peningkatan kualitasnya kepada masyarakat ialah karena pada tahun ini Kantor Pertanahan menambahkan kembali sarana dan prasarana yang ditujukan untuk lebih meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat, adapun sarana dan prasarana yang ditambahkan oleh Kantor Pertanahan Kab.Langkat ialah sebagai berikut :

Tabel 4.2 Penambahan sarana dan Prasarana pada tahun 2013

No Uraian Kegiatan Unit/Buah 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Lemari Arsip Penambahan GPS Lemari Peta Komputer Printer Infokus Ac Lemari Es TV LCD 32”

10 5 1 3 3 5 1 1 1

Sumber : Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kantor Pertanahan Kabupaten Langkat Tahun 2013


(37)

Berdasarkan tabel 4.2 di atas, di ketahui bahwa pada tahun 2013 terjadi penambahan sarana dan prasarana pendukung sistem KKP dalam memberikan pelayanan, seperti penambahan lemari arsip yang berjumlah 10 unit, penambahan GPS lagi yang berjumlah 5 unit dan penambahan lemari peta berjumlah 1 unti, serta penambahan Komputer dan Printer yang masing-masing berjumlah 3 unit, dan penambahan infokus berjumlah 5 unit, serta penambahan AC, Lemari Es, dn TV LCD 32” yang masing-masing berjumlah 1 unit.

5. Laporan Pelayanan Tahun 2014 setelah diterapkan KKP

Pada tahun 2014 ini merupakan tahun kelima setelah diterapkannya sistem KKP di Kantor Pertanahan Kab.Langkat dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat, pada tahun ini juga berdasarkan laporan resmi akuntabilitas kinerja instansi pemerintah Kantor Pertanahan Kabupaten Langkat tahun 2014 bahwa pelayanan yang diberikan para pegawai Kantor Pertanahan Kab.Langkat mulai mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya, dan yang menjadi faktor penghambat pada tahun ini ialah selain masih tetap masalah di sumber daya manusia yang masih kurang memadai, faktor lain yang menjadi penghambat dari pemberian pelayanan kepada masyarakat setelah diterapkannya KKP ialah pada tahun ini kerap kali terjadinya pemadaman listrik oleh Perusahaan Listrik Negara (PLN), yang membuat proses pelayanan kepada masyarakat menjadi tertunda karena pelayanan yang diberikan oleh para pegawai Kantor Pertanahan kepada masyarakat sudah dengan sistem komputerisasi, sedangkan genset yang dimiliki oleh Kantor Pertanahan ini hanya berjumlah 1 (satu) buah saja, dan itu pun dengan kondisi genset yang sudah tua.


(38)

90

6. Laporan Pelayanan Tahun 2015 setelah diterapkan KKP

Pada tahun 2015 ini merupakan tahun keenam setelah diterapkannya sistem KKP di Kantor Pertanahan Kab.Langkat dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat, pada tahun ini juga berdasarkan laporan resmi akuntabilitas kinerja instansi pemerintah Kantor Pertanahan Kabupaten Langkat tahun 2015 bahwa pelayanan yang diberikan para pegawai Kantor Pertanahan Kab.Langkat mulai mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya, karena pada tahun ini Kantor Pertanahan Kab.Langkat melakukan perbaikan-perbaikan atas apa yang menjadi faktor-faktor penghambat dari tahun-tahun sebelumnya dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat oleh para pegawai Kantor Pertanahan Kab.Langkat, seperti menambahkan personil yang berkualitas, dan memberikan pelatihan-pelatihan kepada pegawai lainnya yang dianggap perlu dibidang komputerisasi atau bidang lainnya yang dianggap perlu untuk lebih meningkatkan pelayanan kepada masyarakat, akan tetapi permasalahan di tahun ini ialah dimasalah jaringan internet yang selalu mengalami error connection.

B. Perangkat Pendukung Sistem Komputerisasi

Untuk mengetahui sistem komputerisasi kantor pertanahan (KKP) dalam pelaksanaannya di Kantor Pertanahan Kabupaten Langkat, maka terlebih dahulu akan dijabarkan bagaimana fasilitas dari Komputerisasi Kantor Pertanahan (KKP) yang ada.

1. Program (Software)

Sistem Komputerisasi Kantor Pertanahan (KKP) ditujukan untuk mempercepat proses pelayanan dan pengelolaan datanya, yang dalam hal ini


(39)

menyangkut segala urusan dibidang pertanahan, seperti diantaranya dibidang pengaturan, pengukuran, pengurusan, pendaftaran tanah, dan lain sebagainya. Adapun pengelolaan pelayanannya sebagai berikut :

a) Pelayanan Pendaftaran Tanah b) Pelayanan Informasi Pertanahan

c) Pelayanan Survei, Pengukuran, dan Pemetaan d) Pelayanan Surat Keputusan Hak

e) Pelayanan Peralihan Hak f) Pelayanan Hak Tanggungan g) Pelayanan Pencatatan

h) Pelayanan Pengganti Sertifikat

i) Pelayanan Pembatalan dan Penghapusan Hak j) Pelayanan Pemeliharaan Data Lainnya

2. Perangkat Keras (Hardware)

Komputer yang dimiliki oleh Kantor Pertanahan memiliki spesifikasi yang relatif tinggi mengingat beban kerjanya sebagai penyimpan, pengelolah dan pengaturan data.

a. Personal Computer (PC)

Adapun jumlah unit komputer yang digunakan pegawai pertanahan dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat berjumlah 24 unit komputer dan 12 unit jumlah printer. Adapun spesifikasi umum komputer yang di miliki oleh


(40)

92

Processor :Pentium Celeron G1610

Monitor :HP

Printer :EPSON

HDD :500 GB

CD Rom/CDR/RW :HP

b. Jaringan Networking

Dalam rangka menghubungkan database dan website server ke Badan Pertanahan Nasional (BPN) Pusat, jaringan internet yang digunakan oleh Kantor Pertanahan Kabupaten Langkat ialah sebuah modem wifi dengan merk “Speedy”, dan dari modem ini kemudian dihubungkan lagi tiang tower yang ada di atas gedung Kantor Pertanahan Kabupaten Langkat. Jaringan yang dihubungkan ke tiang tower itulah yang kemudian menghubungkan langsung ke BPN Pusat untuk mendapatkan dan memberikan informasi mengenai pertanahan.

C. Data Wawancara

1. Identitas Responden Wawancara

Tabel 4.1.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

No Jenis Kelamin Frekuensi Persentase (%) 1.

2.

Laki-Laki Perempuan

3 3

50 50

Jumlah 6 100

Sumber : Penelitian 2016


(41)

Dari tabel di atas, dapat di simpulkan bahwa seluruh informan berjumlah 6 (enam) orang, dengan 3 (tiga) orang atau (50%) berjenis kelamin laki-laki, dan 3 (tiga) orang atau (50%) berjenis kelamin perempuan.

Tabel 4.1.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

No Usia (Tahun) Frekuensi Persentase (%)

1 2

20 – 30 30 – 40

2 4

33,33% 66,66%

Jumlah 6 100

Sumber : Penelitian 2016

Berdasarkan pada kelompok usia, di ketahui bahwa informan yang paling banyak berada pada usia 30-40 tahun yaitu sebanyak 4 (empat) orang atau (66.66%), dan informan yang berusia diantara 40-30 tahun ialah sebanyak 2 (dua) orang atau (33,33%).

Tabel 4.1.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir

No Pendidikan

Terakhir Frekuensi Persentase (%) 1.

2. 3.

Diploma 1 (D1) Diploma 4 (D4)

Strata 1 (S1)

1 1 4

16,66 16,66 66,66

Jumlah 6 100

Sumber : Penelitian 2016

Berdasarkan tabel di atas, di ketahui bahwa mayoritas pendidikan terakhir responden dalam survei ini ialah Strata-1 (S1) yaitu sebanyak 4


(42)

94

(D1) dan Diploma Empat (D4) masing-masing sebanyak 1 (satu) orang atau (10).

2. Wawancara dengan Pertanyaan Umum

Dalam wawancara awal yang peneliti lakukan bersama beberapa informan dimulai dengan beberapa pertanyaan umum seputar penerapan sistem Komputerisasi Kantor Pertanahan (KKP) ini. Adapun pertanyaan awal peneliti kepada beberapa informan yaitu “Menurut bapak/ibu, apa sebenarnya Sistem Komputerisasi Kantor Pertanahan (KKP) itu dan apa yang membedakan dengan sistem-sistem lainnya (SIMTANAS) ?

Jawaban Kepala Kantor :

“sistem komputerisasi Kantor Pertanahan (KKP) ini ialah dapat dikatakan sebagai suatu sistem elektonik yang digunakan untuk mempercepat proses pelayanan, khususnya pelayanan pertanahan kepada masyarakat, yang mana pelayanan tersebut membuat data menjadi mudah dan aman disimpan dan informasi menjadi mudah untuk didapatkan. Kalau kita berbicara mengenai KKP dan SIMTANAS mengenai perbedaannya, sebenarnya kedua hal ini sangat berkaitan, yang mana KKP ini merupakan alat (bagian) dari SIMTANAS”.

(Senin, 22 Februari 2016)

Jawaban Admin KKP :

“KKP itu seperti suatu sistem elektronik yang langsung terhubung ke BPN Pusat, serta yang membantu dan membuat proses pemberian pelayanan kepada masyarakat menjadi lebih cepat”.

(Selasa, 9 Februari 2016)

Pertanyaan peneliti selanjutnya ialah hambatan-hambatan apa sajakah yang terjadi dalam rangka penerapan sistem Komputerisasi Kantor Pertanahan (KKP) ini ?


(43)

Jawaban Kepala Kantor :

“hambatan-hambatan yang ada dalam penerapan KKP ini masalah jaringannya yang sering mengalami gangguan.

(Senin, 22 Februari 2016)

Jawaban Admin KKP :

‘saya rasa sejauh ini permasalahan dari sistem ini hanyalah masalah atau hambatan teknisnya saja, yang mana kadang terjadi masalah pada jaringannya, apalagi bila keadaan cuaca buruk seperti adanya hujan petir, yang mengakibatkan jaringan menjadi error connection, dan juga kuota jaringan yang kadang kala tidak cukup dengan kapasitas di butuhkan Kantor Pertanahan ini”.

(Selasa, 9 Februari 2016)

Setiap ada hambatan, pasti selalu ada solusi yang dikeluarkan untuk meminimalisir terjadi hambatan atau mengatasi hambatan tersebut, maka dari itu, peneliti menanyakan kepada informan dengan pertanyaan, “solusi apa yang dapat Bapak/Ibu berikan terkait masalah hambatan-hambatan di atas?

Jawaban Kepala Kantor :

“solusinya yang pasti melakukan penyediaan sarana dan prasarana yang lebih baik lagi agar dapat mendukung kinerja sistem KKP dalam memberikan pelayanan”.

(Senin, 22 Februari 2016)

Jawaban Admin KKP :

“solusi terkait hambatan-hambatan tersebut ialah dengan menyediakan sarana dan prasarana yang lebih baik lagi, yang dapat mendukung kinerja sistem KKP dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat, seperti lebih diperhatikan kembali pemeliharaan dan perawatan jaringannya, dan disediakan juga kouta yang cukup dengan kapasitas yang dibutuhkan”.


(44)

96

Pertanyaan selanjutnya, menurut bapak/ibu apa keuntungan yang didapatkan dari penerapan sistem Komputerisasi Kantor Pertanahan (KKP) ini, khususnya bagi para pegawai kantor pertanahan dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat?

Jawaban Kepala Kantor :

“berbicara mengenai keuntungan dari sistem ini, dapat dikatakan sistem ini banyak memilik keuntungan, akan tetapi keuntungan yang paling mencolok ialah pelayanan yang diberikan kepada masyarakat menjadi lebih cermat dan lebih sempurna”.

(Senin, 22 Februari 2016)

Jawaban Admin KKP :

“jadi dapat memberikan pelayanan yang cepat kepada masyarakat”

(Selasa, 9 Februari 2016)

Pertanyaaan peneliti selanjutnya, menurut bapak/ibu apakah dengan adanya sistem komputerisasi ini dapat mempermudah pihak Kantor Pertanahan dalam menjalankan tugas-tugasnya ?

Jawaban Kepala Kantor :

“dengan adanya KKP ini, dapat dikatakan sangat membantu pengerjaan tugas-tugasnya, terutama tugas pokok dari masing-masing pegawai dan staf di Kantor Pertanahan ini”.

(Senin, 22 Februari 2016)

Jawaban Admin KKP :

“dengan adanya sistem ini, dapat dikatakan sangat membantu pengerjaan tugas pokok masing-masing staf di Kantor Langkat ini”.

(Selasa, 9 Februari 2016)


(45)

Pertanyaan selanjutnya, menurut bapak/ibu apa tujuan dari di terapkannya sistem komputerisasi kantor pertanahan ini ?

Jawaban Kepala Kantor :

“tujuan dari diterapkannya sistem KPP ini ialah untuk dapat memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat sekaligus untuk mendukung Sistem Informasi Manajemen Nasional (SIMTANAS) secara nasional

(Senin, 22 Februari 2016)

Jawaban Admin KKP :

“untuk mempercepat pelayanan kepada masyarakat, dan agar dapat meningkatkan kualitas pelayanannya juga”.

(Selasa, 9 Februari 2016)

Selanjutnya, pertanyaan peneliti ialah menurut bapak/ibu faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi penerapan sistem komputerisasi kantor pertanahan ini ?

Jawaban Kepala Kantor :

“berbicara mengenai faktor-faktornya, saya rasa yang mempengaruhi sistem KKP ini ialah seperti pelayanan kepada masyarakat, sistem yang seragam secara nasional, serta mudah diakses, dan juga transparansi”.

(Senin, 22 Februari 2016)

Jawaban Admin KKP :

“seperti memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyararakat, dan memberikan informasire yang mudah diakses oleh masyarakat”


(46)

98

a. Wawancara Berdasarkan Aspek Sumberdaya

Untuk selanjutnya, peneliti akan lebih memfokuskan proses wawancara kepada informan ke aspek sumberdaya. Peneliti ingin melihat bagaimana sumberdaya yang dimiliki oleh Kantor Pertanahan Kabupaten Langkat dalam menerapkan sistem KKP untuk meningkatkan kualitas pelayanan. Dalam wawancara ini akan lebih dilihat dari segi pegawai atau stafnya, apakah sudah memadai, dan berkompeten dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat, karena manusia lah faktor utama dalam penerapan sistem KKP ini, karena manusia yang mengoperasikan sistem ini dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Oleh karenanya, pertanyaan awal peneliti kepada informan yaitu bagaimana dengan keterampilan dan keahlian yang dimiliki para pegawai Kantor Pertanahan Kabupaten Langkat ini, apakah telah sesuai dengan kebutuhan, lalu apakah ada disediakan pendidikan dan pelatihan khusus bagi pegawai Kantor Pertanahan mengenai sistem Komputerisasi Kantor Pertanahan ini ?

Jawaban Kepala Kantor :

“mengenai keterampilan pegawai atau SDM di Kantor ini sudah cukup baik, dan sesuai dengan kebutuhan juga memang perlu diadakan pelatihan dan bimbingan agar memantapkan kinerja di Kantor Pertanahan”.

(Senin, 22 Februari 2016)

Jawaban Admin KKP :

“sumber daya manusia di Kantor Pertanahan Kabupaten Langkat sudah cukup baik, karena ada diberikan pelatihan juga bagi pegawai yang baru masuk atau juga pegawai yang belum menguasai sistem KKP dengan baik”.

(Selasa, 9 Februari 2016)


(47)

Pertanyaan peneliti selanjutnya untuk melihat kesiagapan para pegawai

Kantor ini dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat bahkan setelah diterapkannya KKP ini, oleh karenanya peneliti menanyakan kepada informan dengan pertanyaan, menurut bapak/ibu dengan adanya sistem komputerisasi bagaimana kesiagapan petugas dalam menangapi keluhan dari masyarakat ?

Jawaban Kepala Kantor :

“dengan adanya sistem ini, maka sebisa dan sesegera mungkin para pegawai dituntut untuk menganggapi segala keluhan-keluhan dari masyarakat”.

(Senin, 22 Februari 2016)

Jawaban Admin KKP :

“tanggapan maupun keluhan dari masyarakat secepat mungkin akan kami proses,

dan kami buat juga berita acara tentang kesalahannya dan perbaikannya agar menjadi jelas”

(Selasa, 9 Februari 2016)

Selanjutnya peneliti bertanya kepada informan mengenai jumlah pegawai atau staf Kantor ini, apakah sudah dapat dikatakan memadai ?

Jawaban Kepala Kantor :

“saya rasa hal tersebut sudah dapat dikatakan memadai, karena dengan jumlah keseluruhan pegawai 43 orang, dirasa sudah cukup untuk melayani masyarakat yang datang ke Kantor ini”.

(Senin, 22 Februari 2016)

Jawaban Admin KKP :

“untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat di Kantor ini, dirasa pegawai

ini sudah dapat dikatakan baik dan memadai, hanya saja jumlah pegawai yang dilapangan mengalami kekurangan sumber daya manusia”

(Selasa, 9 Februari 2016)


(48)

100

karena masyarakat inilah yang langsung merasakan pelayanan yang diberikan oleh pegawai Kantor Pertanahan ini bahkan setelah diterapkannya sistem KKP di kantor tersebut. Oleh karenanya, pertanyaan awal peneliti kepada beberapa masyarakat yaitu menurut bapak/ibu apakah para pegawai yang telah menggunakan sistem komputerisasi ini dapat diandalkan dalam memberikan pelayanan ?

Jawaban Bapak Ridho :

“saya rasa semakin meningkatnya ya para pegawai ini dalam memberikan pelayanan, bisa dibilang juga, ya dapat diandalkan lah”.

(Selasa, 9 Februari 2016)

Jawaban Ibu Debi :

“dibilang bisa diandalkan ya bisa juga sih tapi ngak terlalu dapat diandalkan juga dek, istilahnya sedang-sedang lah dek”.

(Kamis, 11 Februari 2016 ) Jawaban Ibu Dewi :

“kayaknya sedang-sedang aja mengenai bisa diandalkannya pegawai ini dalam memberikan pelayanannya”.

(Selasa, 16 Februari 2016)

Jawaban Bapak Imam :

“iya, saya rasa para pegawainya menjadi lebih dapat diandalkan dari yang

sebelum-sebelumnya”.

(Kamis, 18 Februari 2016)

Pertanyaan peneliti yang ajukan selanjutnya ialah menurut bapak/ibu bagaimana dengan pertanggungjawaban dari pegawai Kantor Pertanahan ini, apakah ada kesadaran atau keinginan untuk membantu bapak/ibu dan memberikan pelayanan yang jelas dan cepat ?


(49)

Jawaban Bapak Ridho :

“saya rasa cukup dapat lah para pegawai ini mempertanggungjawabkan hasil kerjanya kalau ada kesalahan gitu, dan juga dibilang cepat juga ngak, tergantung dari pegawai bagian kepengurusan itu, kadang yang bikin lama juga, kalau ada yang perlu di paraf tapi pegawai yang memparaf lagi ngak ada atau keluar jadi nunggunya agak lama, kadang juga karena buku tanahnya belum ketemu jadi harus di cek lagi, jadi dibilang cepat ini tergantung dari kepengurusannya juga”.

(Selasa, 9 Februari 2016)

Jawaban Ibu Debi :

“pertanggungjawaban orang ini (pegawainya) bagus dek, ngak bertele-tele lah, karena pasti langsung dikerjakan sama orang ini (pegawainya)” misalnya ada yang salah gitu kan”.

(Kamis, 11 Februari 2016 ) Jawaban Ibu Dewi :

“dapat dibilang kalau pertanggungjawaban yang diberikan oleh para pegawainya

ini, cukup baik, karena bisa terjadi kesalahan langsung ditangggapi oleh mereka (pegawai Kantor Pertanahan”.

(Selasa, 16 Februari 2016)

Jawaban Bapak Imam :

“menurut saya sih, pertanggungjawaban yang diberikan oleh mereka cukup bagus, saya juga cukup puas atas perbaikan yang mereka lakukan bisa terjadi kesalahan”.

(Kamis, 18 Februari 2016)

Pertanyaan peneliti selanjutnya ialah, menurut bapak/ibu bagaimana tindakan perbaikan yang dilakukan para pegawai Kantor Pertanahan ini bila melakukan kesalahan dalam pelayanannya ?

Jawaban Bapak Ridho :

“saya rasa cukup bagus, dan juga sigap gitu memperbaiki kesalahannya, dibuat juga kayak berita-berita acara untuk memperbaikinya”.


(50)

102 Jawaban Ibu Debi :

“ya kayaknya sih sigap dek orang ini (pegawainya) kalau melakukan kesalahan gitu kan, pasti langsung diperbaiki orang ini (pegawainya) lah dek”. nya”.

(Kamis, 11 Februari 2016 ) Jawaban Ibu Dewi :

“seperti yang ibu bilang sebelumnya, tindakan perbaikan yang dilakukan oleh mereka (pegawai Kantor Pertanahan”) cukup baik.

(Selasa, 16 Februari 2016)

Jawaban Bapak Imam :

“saya rasa cukup bagus, dan sampai sekarang pun saya puas-puas aja atas kinerja mereka”

(Kamis, 18 Februari 2016)

Jadi, berdasarkan kepada jawaban semua informan yang peneliti dapatkan, peneliti menyimpulkan bahwa sumber daya manusia yang dimiliki oleh kantor pertanahan ini sudah cukup bagus dan kompeten, baik dari seg jumlah yang memadai maupun dari kesiagapan mereka dalam memberikan pelayanan, serta pertanggungjawaban mereka pun dapat dibilang bagus dan memuaskan karena bila terjadi suatu kesalahan pada waktu memberikan pelayanan, secepat mungkin mereka akan segera memperbaikinya, walaupun terkadang pelayanannya tidak menentu, dalam artian seperti pelayanannya kadang cepat dan tepat waktu, kadang juga lama penyelesaiannya.

Dalam wawancara selanjutnya, peneliti akan melihat dari segi informasi yang diberikan oleh pegawai Kantor ini setelah diterapkannya sistem KKP, apakah informasi yang diberikan jelas dan juga transparan, karena berdasarkan kepada Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 81 Tahun 1993 tentang pedoman Tatalaksana Pelayanan Umum, disebutkan bahwa setiap


(51)

birokrasi publik harus memberikan informasi yang jelas, serta transpraran kepada masyarakat. Oleh karena itu, peneliti menanyakan kepada informan dengan pertanyaan, menurut bapak/ibu bagaimana transparansi pelayanannya (terbuka, mudah dan dapat diakses semua pihak) dari sebelum dan sesudah diterapkannya sistem komputerisasi Kantor Pertanahan ?

Jawaban Kepala Kantor :

“ya, tentu saja, bahkan dapat dikatakan dengan adanya sistem KKP ini, pelayanan yang ada menjadi sangat transparan, karena kami pun menjadi lebih mudah menyampaikan informasi kepada masyakarat dan masyarakat pun menjadi lebih mudah untuk mengakses informasi yang diperlukan”.

(Senin, 22 Februari 2016)

Jawaban Admin KKP :

“sangat trasnparan, karena kami memprioritaskan kepentingan masyarakat. Oleh

karenanya kami memberikan pelayanan yang transparansi sehingga membuat masyarakat dapat mengakses dengan mudah informasi yang mereka perlukan.

(Selasa, 9 Februari 2016)

Untuk membuktikan hasil penjelasan yang di sampaikan oleh beberapa key informan, maka untuk selanjutnya peneliti mulai mewawancarai masyarakat, karena masyarakat inilah yang langsung merasakan pelayanan yang diberikan oleh pegawai Kantor Pertanahan ini bahkan setelah diterapkannya sistem KKP di kantor tersebut. Oleh karenanya, pertanyaan awal peneliti kepada beberapa masyarakat yaitu menurut bapak/ibu bagaimana dengan aksesibilitas yang terjadi, dalam artian apakah dengan adanya sistem komputerisasi, dapat memberikan informasi yang terkini (up to date) dan selalu ada ketika bapak/ibu dibutuhkan ?


(52)

104 Jawaban Bapak Ridho :

“saya rasa cukup up to date ya informasi yang ada, karena sekarang saya tengok, tiap ada pemberitahuan atau ada pengumuman gitu, Kantor ini selalu cepat memberitahunya kepada masyarakat, ntah itu dari pengumuman atau dari mulut ke mulut juga, seperti itu”.

(Selasa, 9 Februari 2016)

Jawaban Ibu Debi :

“kakak rasa kurang up to date lah dek informasi yang ada, karena kadang kakak tengok tergantung juga, kadang bedanya yang simpang siur gitu kan, ada yang informasi betul, ada juga yang ngak betul, kadang orang ini(pegawainya) kurang tepat juga dengan apa yang disampaikannya”.

(Kamis, 11 Februari 2016 )

Jawaban Ibu Dewi :

“seperti yang ibu bilang tadi, informasi yang dibutuhkan mudah didapatkan dan informasi yang terbaru pun selalu disampaikan juga oleh para pegawai nya, misalnya memang ada perubahan-perubahan gitu dari pelayanannya.

(Selasa, 16 Februari 2016)

Jawaban Bapak Imam :

“saya rasa cukup up to date lah informasi yang ada, karena kalau ada hal yang baru pasti dibuat pengumuman gitu oleh mereka (pegawai Kantor Pertanahan)”.

(Kamis, 18 Februari 2016)

Pertanyaan peneliti selanjutnya kepada masyarakat yaitu Menurut bapak/ibu setelah diterapkannya sistem komputerisasi, bagaimana transparansi pelayanan yang diberikan oleh Kantor Pertanahan Kabupaten Langkat ini, dalam artian mengenia keterbukaan secara langsung yang diberikan oleh para pegawai kantor pertanahan ini mengenai biaya, waktu pelaksanaan dan kepastian penyelesaiannya ?


(53)

Jawaban Bapak Ridho :

“saya rasa terbuka ya dek, tapi terbuka untuk notaris ya dek tapi untuk umum saya ngak tau apakah sama juga gitu, saya kan dilihat dari notarisnya saya atau dari segi pejabatnya, yang mana saya rasa selalu transparan-transparan aja pelayanannya ntah itu biaya atau pun waktu penyelesaiannya”.

(Selasa, 9 Februari 2016)

Jawaban Ibu Debi :

“iya terbuka lah, ntah itu kayak kepastian biayanya dan juga kayak waktu kapan selesainya dek, tepat waktu lah bisa dibilang”.

(Kamis, 11 Februari 2016 )

Jawaban Ibu Dewi :

“cukup terbuka, ntah itu mengenai biaya maupun ketepatan waktunya, ibu rasa cukup jelas dan transparan lah”.

(Selasa, 16 Februari 2016)

Jawaban Bapak Imam :

“mengenai biaya dan juga ketepatan waktunya, saya rasa cukup transparan, karena baik itu biaya dan ketepatan waktu penyelesaiannya cukup jelas”.

(Kamis, 18 Februari 2016)

Dan pertanyaan peneliti selanjutnya ialah Menurut bapak/ibu apakah dengan adanya sistem komputerisasi ini, informasi yang bapak/ibu perlukan jadi mudah didapatkan ?

Jawaban Bapak Ridho :

“menurut saya sih, informasi menjadi mudah didapatkan, karena dari sistem komputerisasi ini juga memberikan inovasi berbasis teknologi dan komunikasi yang diterapkan Kantor Pertanahan disini”.


(54)

106 Jawaban Ibu Debi :

“iya, informasi mudah didapatkan dek, ngak susah juga dapatin informasinya, kayak sekarang nih ada yang mau kakak urus kan, gampang dan jelas gitu dek mengenai informasinya, kayak apa-apa aja yang dibutuhkan dan harus dilengkapi, kek gitu lah dek”.

(Kamis, 11 Februari 2016 )

Jawaban Ibu Dewi :

“informasinya pun mudah didapatkan juga, ntah itu informasi dari papan pengumumannya atau dari para pegawainya”.

(Selasa, 16 Februari 2016)

Jawaban Bapak Imam :

“iya, informasinya menjadi lebih mudah untuk didapatkan”.

(Kamis, 18 Februari 2016)

Jadi, berdasarkan kepada jawaban semua informan yang peneliti dapatkan, peneliti menyimpulkan bahwa setelah diterpkannya KKP, informasi yang diberikan oleh Kantor Pertanahan Kabupaten Langkat kepada masyarakat sangat transparan, karena prioritas pelayanan mereka ialah kepuasan masyarakat, dan masyarakat pun mereka informasi yang dihasilkan oleh Kantor ini cukup up to

date, dan mengenai biaya dan kepastian penyelesaiannya pun transparan.

Dalam wawancara selanjutnya, peneliti akan melihat dari segi wewenang yang di Kantor ini bahkan setelah diterapkannya sistem KKP. Dalam penerapan sistem KKP ini harus terdapat wewenang atau pengaturan kewenangan yang jelas, agar pemberian pelayanan kepada masyarakat pun menjadi jelas dan terarah. Oleh karenanya, pertanyaan peneliti kepada informan yaitu menurut bapak/ibu


(55)

bagaimana pengaturan kewenangan yang ada di Kantor Pertanahan ini (dalam pembagian tugasnya, apakah terarah dan jelas) ?

Jawaban Kepala Kantor :

“kewenangan yang ada di Kantor ini bersifat formal, seperti saya sebagai Kepala Kantor membagi dan menyerahkan tugas-tugas yang ada kepada masing-masing kepala seksi, baru kemudian dari kepala seksi dilakukan pembagian kepada seluruh pegawai kantor(jabatan fungsional)”.

(Senin, 22 Februari 2016)

Jawaban Admin KKP :

“saya rasa pun sudah cukup jelas, karena kami pun jarang sekali mengalami kesalahan dalam memberikan pelayanan, serta kewenangan kami pun sudah jelas bertanggung jawab langung kepada Kepala Kantor”

(Selasa, 9 Februari 2016)

Berdasarkan jawaban informan tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa kewenangan yang ada di Kantor Pertanahan Kabupaten Langkat bersifat formal, dalam artian jelas dan terarah wewenang yang dimiliki oleh para pegawainya dan kepada siapa mereka langsung bertanggungjawab bila terjadi suatu kesalahan.

Dalam wawancara selanjutnya, peneliti akan melihat dari segi fasilitas yang mendukung penerapan sistem KKP ini, karena fasilitas pendukung seperti sarana dan prasarana sangat dibutuhkan dalam penerapan sistem KKP ini, karena tanpa adanya sarana dan prasaraa yang memadai, maka penerapan sistem KKP ini tidak akan berjalan efektif. Oleh karenanya, peneliti bertanya kepada informan dengan pertanyaan, bagaimana sarana dan prasarana yang menunjang penerapan sistem Komputerisasi Kantor Pertanahan ini (KKP) ? apakah sudah memadai ?


(56)

108 Jawaban Kepala Kantor :

“kalau di Kantor Pertanahan Kabupten Langkat ini, dapat dikatakan cukup memadai, hanya saja ada sebagaian sarana dan prasarana yang dikeluhkan oleh para pegawai, contohnya seperti jaringan yang menunjang program KKP ini sering mengalami error connection, sehingga dibutuhkan kouta jaringan yang besar agar dapat menggunakan aplikasi ini dengan lancar dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat”.

(Senin, 22 Februari 2016)

Jawaban Admin KKP :

“mengenai sarana dan prasarana yang menunjang berjalannya sistem ini, dirasa sudah cukup memadai, baik itu dari jumlah komputer, printer, dan lain-lainnya, hanya saja kami kan harus selalu terhubung ke Pusat akan tetapi kadang internetnya suka kali mengalami gangguan gitu, jadi kadang kami pun jadi terkendala dalam memberikan pelayanannya”.

(Selasa, 9 Februari 2016)

Pertanyaan peneliti selanjutnya ialah menurut bapak/ibu apakah sistem Komputerisasi Kantor Pertanahan ini sudah berlangsung efektif dan efisien ? Apa yang di maksud efektif dan efisien tersebut bila melihat dari segi sarana dan prasarana pegawainya ?

Jawaban Kepala Kantor :

“menurut saya, sudah cukup baik, dan sangat efektif bila dilihat dari segi sarana dan prasarana pegawainya dalam memberikan pelayanan, dan juga mengenai efektivitas dan efisiensi sistem KKP ini pun menurut saya yang namanya sebuah sistem itu kan yang mengendalikan manusia, jadi bisa saja diakali oleh penggunanya, jadi pada intinya saya rasa sistem KKP ini telah berjalan efektif dan efisien dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat”.

(Senin, 22 Februari 2016)


(57)

Jawaban Admin KKP :

“bila sarana dari pegawainya dirasa sudah sangat efektif, seperti jumlah kmputer yang memadai, yang membuat kami pun menjadi tepat sasaran serta efisien dalam memberikan pelayanannya”.

(Selasa, 9 Februari 2016)

Berdasarkan jawaban informan diatas, peneliti menyimpulkan bahwa fasilitas pendukung penerapan sistem KKP ini sudah memadai walaupun masih ada terjadinya hambatan seperti kurangnya kouta yang dibutuhkan oleh Kantor tersebut, karena dengan kurangnya kouta membuat pelayanannya pun menjadi terhambat.

Dalam wawancara selanjutnya, peneliti akan melihat dari segi pendanaan yang di dapatkan oleh Kantor ini dalam menerapkannya sistem KKP, karena dalam penerapan sistem KKP pasti membutuhkan anggaran yang besar, baik itu untuk memenuhi fasilitas pendukung seperti sarana dan prasarana sistem KKP ini. Oleh karenanya, peneliti bertanya kepada informan dengan pertanyaan, berasal darimanakah sumber anggaran untuk menerapkan Sistem Komputerisasi Kantor Pertanahan (KKP) ini ?

Jawaban Kepala Kantor :

“anggaran untuk penerapan sistem KKP ini dari Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Anggaran Pendapatan dan Belanja negara ( APBN)”

(Senin, 22 Februari 2016)

Jawaban Admin KKP :


(58)

110

b. Wawancara Berdasarkan Aspek Komunikasi

Dalam organisasi birokrasi, peran komunikasi sangat penting, karena dengan adanya komunikasi dapat menyampaikan informasi yang akurat, jelas serta konsisten. Oleh karenanya, pada aspek kedua ini, peneliti menanyakan kepada informan dengan pertanyaan, bagaimana komunikasi yang terjalin di Kantor Pertanahan ini (dalam pembagian tugasnya, apakah terarah dan jelas) ?

Jawaban Kepala Kantor :

“komunikasi yang terjalin di kantor ini pun dapat dikatakan baik dan jelas, karena informasi yang di dapatkan dari BPN Pusat setelah diterapkannya sistem KKP ini membuat komunikasi yang terjalin antara kantor dan BPN Pusat menjadi sangat jelas”.

(Senin, 22 Februari 2016)

Jawaban Admin KKP :

“bisa dikatakan kalau komunikasi yang ada di Kantor ini sudah baik dan efektif, karena menurut saya juga kami jarang mengalami disk komunikasi pada saat pemberian pelayanan kepada masyarakat ataupun memberikan informasi kepada pegawai lainnya”.

(Selasa, 9 Februari 2016)

Selanjutnya peneliti menanyakan tentang konsistensi mereka dalam memberikan pelayanan, seperti berdasarkan kepada apa perintah yang diberikan oleh para pegawainya. Oleh karenanya, peneliti menanyakan kepada informan dengan pertanyaan, pedoman apakah yang digunakan dalam rangka penerapan program Sistem KKP ini?


(59)

Jawaban Kepala Kantor :

“pedoman dari penerapan sistem KKP ini ialah berdasarkan pada 6 (enam) jenis

peraturan Undang-undang ITE, yaitu Undang-Undang nomor 11 tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik, Peraturan Pemerintah nomor 24 tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah, Perpres 10 tahun 2006 tentang Badan Pertanahan Nasional pasal 3 Huruf r pengelolaan data dan informasi di bidang pertanahan, Keputusan Presiden nomor 34 tahun 2003 tentang Kebijakan Nasional di bidang Pertanahan, dan Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional nomer 3 tahun 1997 tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah nomor 24 tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah menjelaskan mengenai media penyimpanan dan tatacara penyimpanan data dan dokumen pertanahan, serta Keputusan Kepala Badan Pertanahan Nasional nomor 1 tahun 2005 tentang Standar Prosedur Operasional Pengaturan dan Pelayanan”

(Senin, 22 Februari 2016)

Jawaban Admin KKP :

“seingat saya, pedomannya itu seperti Peraturan Pemerintah nomor 24 tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah, Undang-Undang Pokok Agraria nomor 5 tahun 1996, dan Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional nomer 3 tahun 1997 tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah nomor 24 tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah”.

(Selasa, 9 Februari 2016)

Untuk selanjutnya, peneliti menanyakan kepada informan dengan pertanyaan, apakah dalam pelaksanaannya, sistem komputerisasi Kantor Pertanahan ini telah dilaksanakan sesuai dengan pedoman yang ada ?

Jawaban Kepala Kantor :

“ya, tentu saja demi kelancaran KKP ini dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat, kita selalu bekerja sesuai dengan pedoman yang ada, dan jika ada perintah dari pusat pun pasti langsung di sampaikan kepada seluruh pegawainya”.


(60)

112 Jawaban Admin KKP :

“iya, kami selalu melaksanakan penerapan sistem KKP ini dengan pedoman yang ada”.

(Selasa, 9 Februari 2016)

c. Wawancara Berdasarkan Sikap dan Komitmen dari Pelaksana Program (Disposition):

Disposisi atau sikap dari pegawai Kantor Pertanahan Langkat ini pun dapat mempengaruhi kualitas pelayanan mereka kepada masyarakat. Oleh karenanya, dalam aspek ketiga ini, peneliti ingin melihat bagaimana sikap yang ditujukan oleh para pegawai dan staf Kantor Pertanahan Kabupaten Langkat dalam mebmberikan pelayanan kepada masyrakat. Oleh karenanya, peneliti menanyakan kepada informan dengan pertanyaan, menurut bapak/ibu dengan adanya sistem komputerisasi bagaimana kesiagapan petugas dalam menangapi keluhan dari masyarakat ?

Jawaban Kepala Kantor :

“dengan adanya sistem ini, maka sebisa dan sesegera mungkin para pegawai dituntut untuk menganggapi segala keluhan-keluhan dari masyarakat”.

(Senin, 22 Februari 2016)

Jawaban Admin KKP :

“tanggapan maupun keluhan dari masyarakat secepat mungkin akan kami proses,

dan kami buat juga berita acara tentang kesalahannya dan perbaikannya agar menjadi jelas”

(Selasa, 9 Februari 2016)

Pertanyaan peneliti selanjutnya diajukan kepada masyarakat untukmelihat jawaban langsung mengenai sikap dari pegawainya, oleh karenanya, peneliti


(61)

menanyakan kepada informan dengan pertanyaan menurut bapak/ibu bagaimana dengan pertanggungjawaban dari pegawai Kantor Pertanahan ini, apakah ada kesadaran atau keinginan untuk membantu bapak/ibu dan memberikan pelayanan yang jelas dan cepat ?

Jawaban Bapak Ridho :

“saya rasa cukup dapat lah para pegawai ini mempertanggungjawabkan hasil kerjanya kalau ada kesalahan gitu, dan juga dibilang cepat juga ngak, tergantung dari pegawai bagian kepengurusan itu, kadang yang bikin lama juga, kalau ada yang perlu di paraf tapi pegawai yang memparaf lagi ngak ada atau keluar jadi nunggunya agak lama, kadang juga karena buku tanahnya belum ketemu jadi harus di cek lagi, jadi dibilang cepat ini tergantung dari kepengurusannya juga”.

(Selasa, 9 Februari 2016)

Jawaban Ibu Debi :

“pertanggungjawaban orang ini (pegawainya) bagus dek, ngak bertele-tele lah, karena pasti langsung dikerjakan sama orang ini (pegawainya)” misalnya ada yang salah gitu kan”.

(Kamis, 11 Februari 2016 ) Jawaban Ibu Dewi :

“dapat dibilang kalau pertanggungjawaban yang diberikan oleh para pegawainya

ini, cukup baik, karena bisa terjadi kesalahan langsung ditangggapi oleh mereka (pegawai Kantor Pertanahan”.

(Selasa, 16 Februari 2016)

Jawaban Bapak Imam :

“menurut saya sih, pertanggungjawaban yang diberikan oleh mereka cukup bagus, saya juga cukup puas atas perbaikan yang mereka lakukan bisa terjadi kesalahan”.

(Kamis, 18 Februari 2016)

Berdasarkan jawaban informan, baik itu dari para pegawai maupun dari masyarakatnya, dapat dikatakan bahwa sikap yang diberikan oleh para pegawai sudah cukup baik serta bertanggungjawab juga, karena para pegawai pun selalu


(62)

114

d. Wawancara berdasarkan pada Aspek Struktur Birokrasi

Struktur birokrasi digunakan untuk dapat menjelaskan tentang susunan tugas dan fungsi dari para pelaksana kebijakan, memecahkannya dalam rincian tugas serta menetapkan prosedur standar operasi dalam memberikan pelayanan, karena setiap orgasnisasi birokrasi mempunyai standar operasionalnya masing-masing, yang digunakan sebagai landasaran dalam pemberian pelayanan kepada masyarakat. Oleh karenanya, dalam aspek keempat ini, peneliti menanyakan kepada informan dengan pertanyaan, Selain pedoman undang-undang yang disampaikan sebelumnya, apa yang menjadi SOP (Standar Operasional Prosedur) dalam penerapan sistem KKP untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat di Kantor Pertanahan ini ?.

Jawaban Kepala Kantor :

“SOP kantor ini yang khususnya berkaitan dengan penerapan sistem KKP berdasarkan pada Keputusan Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 1 Tahun 2005 tentang SOP Pengaturan dan Pelayanan, karena berdasarkan Keputusan Menteri tersebut dijelaskan tentang landasan operasinal BPN yang harus memberikan layanan kepada Publik dengan pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi”.

(Senin, 22 Februari 2016)

Jawaban Admin KKP :

“yang menjadi SOP kami dalam meningkatkan pelayanan kepada masyarakat itu sesuai dengan SAPTA Pertanahan, yang terdiri dari tertib administrasi, tertib perlengkapan, tertib anggaran, tertib perkantoran, tertib kepegawaian, tertib disiplin serta tertib moral”.

(Selasa, 9 Februari 2016)


(1)

2. Wawancara Pertanyaan Umum ... 94

a. Wawancara Berdasarkan Aspek Sumberdaya ... 98

b. Wawancara Berdasarkan Aspek Komunikasi ... 110

c. Wawancara Berdasarkan Aspek Disposisi ... 112

d. Wawancara Berdasarkan Aspek Struktur Organisasi ... 114

D.Data Kuesioner ... 115

1. Penyajiam Data Kuesioner dengan Tabel Distribusi Frekuensi ... 115

a. Identitas Responden ... 116

b. Distribusi Jawaban Responden ... 117

BAB V ANALISIS DATA A.Penerapan Sistem KKP dalam Meningkatkan Kualitas Pelayanan di Kantor Pertanahan Kabupaten Langkat ... 145

1. Sumberdaya ... 147

2. Komunikasi ... 155

3. Sikap dan Komitmen dari Pelaksana Program (Disposition) ... 159

4. Struktur Birokrasi ... 160

BAB VI PENUTUP A.Kesimpulan ... 164

B. Saran ... 165

DAFTAR PUSTAKA


(2)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Jumlah Pegawai Berdasarkan Jabatan ... 66

Tabel 3.2 Keadaan Pegawai Berdasarkan Golongan ... 67

Tabel 3.3 Keadaan Pegawai Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 68

Tabel 3.4 Keadaan Pegawai Berdasarkan Tingkat Usia ... 68

Tabel 3.5 Keadaan Pegawai Berdasarkan Tugas Pokok Dan Fungsi ... 69

Tabel 4.1 Penambahan Sarana dan Prasarana Pada Tahun 2011 ... 88

Tabel 4.2 Penambahan Sarana dan Prasarana Pada Tahun 2013 ... 89

Tabel 4.1.1 Karakteristik Responden Wawancara Berdasarkan Jenis Kelamin ... 93

Tabel 4.1.2 Karakteristik Responden Wawancara Berdasarkan Usia ... 94

Tabel 4.1.3 Karakteristik Responden Wawancara Berdasarkan Pendidikan Terakhir ... 94

Tabel 4.2.1 Karakteristik Responden Kuesioner Berdasarkan Jenis Kelamin ... 117

Tabel 4.2.2 Karakteristik Responden Kuesioner Berdasarkan Usia ... 117

Tabel 4.2.3 Karakteristik Responden Kuesioner Berdasarkan Pendidikan Terakhir ... 118


(3)

Tabel 4.3.2. Distribusi Jawaban Responden Point 1.B ... 120

Tabel 4.3.3 Distribusi Jawaban Responden Point 2.A ... 121

Tabel 4.3.4 Distribusi Jawaban Responden Point 3.A ... 123

Tabel 4.3.5. Distribusi Jawaban Responden Point 3.B ... 125

Tabel 4.3.6 Distribusi Jawaban Responden Point 3.C ... 126

Tabel 4.3.7Distribusi Jawaban Responden Point 3.D ... 127

Tabel 4.3.8 Distribusi Jawaban Responden Point 4.A ... 128

Tabel 4.3.9 Distribusi Jawaban Responden Point 4.B ... 130

Tabel 4.4 Distribusi Jawaban Responden Point 5.A ... 131

Tabel 4.4.1 Distribusi Jawaban Responden Point 5.B ... 132

Tabel 4.4.2 Distribusi Jawaban Responden Point 6.A ... 133

Tabel 4.4.3 Distribusi Jawaban Responden Point 6.B ... 134

Tabel 4.4.4 Distribusi Jawaban Responden Point 6.C ... 135

Tabel 4.4.5 Distribusi Jawaban Responden Point 7.A ... 136

Tabel 4.4.6 Distribusi Jawaban Responden Point 7.B ... 137

Tabel 4.4.7 Distribusi Jawaban Responden Point 8.A ... 138

Tabel 4.4.8 Distribusi Jawaban Responden Point 8.B ... 139


(4)

Tabel 4.5 Distribusi Jawaban Responden Point 9.B ... 140

Tabel 4.5.1 Distribusi Jawaban Responden Point 10.A ... 141

Tabel 4.5.2 Distribusi Jawaban Responden Point 11.A ... 142


(5)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1. Logo BPN RI ... 59


(6)

ABSTRAK

IMPLEMENTASI SISTEM KOMPUTERISASI KANTOR PERTANAHAN (KKP) DALAM MENINGKATKAN KUALITAS PELAYANAN

(Studi Pada Kantor Pertanahan Kabupaten Langkat)

Nama : Andri Wiranata

NIM : 120903037

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Departemen : Ilmu Administrasi Negara Pembimbing : Drs. Rasudyn Ginting M,Si

Pelayanan publik yang selama ini cenderung di citrakan jelek terus menjadi masalah, baik itu di tingkat publik maupun di lingkungan pemerintahan itu sendiri. Perkembangan zaman pun mengharuskan pemerintah harus membuat suatu strategi dalam meningkatkan kualitas pelayanannya. Hal inilah yang di lakukan oleh Kantor Pertanahan Kabupaten Langkat dalam meningkatkan kualitas pelayanannya dengan menerapkan sistem Komputerisasi Kantor Pertanahan (KKP) yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas pelayanan khususnya dibidang pertanahan terhadap masyarakat.

Teori yang di gunakan dalam penyusunan skripsi ini adalah teori implementasi menurut Edward III, yang memiliki empat indikator didalam teorinya, yaitu sumberdaya, komunikasi, disposisi, dan struktur organisasi. Adapun untuk melihat keefektifan dan keefisiensian sistem KKP ini, diukur dengan menggunakan indikator kualitas sistem menurut Wilkinson. Penelitian ini pun menggunakan metode campuran yaitu penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif, dan kuantitatif sederhana.

Berdasarkan perolehan data di lapangan, secara umum dapat di katakan bahwa penerapan sistem Komputerisasi Kantor Pertanahan (KKP) dalam meningkatkan kualitas pelayanannya dapat di nilai baik, Walaupun masih juga terdapat berbagai kendala seperti diantaranya kualitas SDM yang masih kurang disiplin, serta penyediaan kouta internet yang masih tidak sesuai dengan kebutuhan kantor. Namun, pada akhirnya didapatkan kesimpulan bahwa penerapan sistem Komputerisasi Kantor Pertanahan (KKP) ini berjalan efektif dan efisien, hal ini diperkuat dari jawaban responden yang mayoritas menjawab “Tepat” akan penerapan sistem ini di Kantor Pertanahan Kabupaten Langkat dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.

Kata Kunci: Implementasi, Sistem Komputerisasi, Sistem Komputerisasi Kantor Pertanahan, Pelayanan, Pelayanan Publik, Kualitas Pelayanan, Kantor Pertanahan Kabupaten Langkat.