Analisis Manajemen Piutang Pada CV. Asnas Jaya

(1)

Muhammad Riski : Analisis Manajemen Piutang Pada CV. Asnas Jaya, 2008. USU Repository © 2009

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM STUDI DIPLOMA III

ANALISIS MANAJEMEN PIUTANG

PADA CV.ASNAS JAYA

SKRIPSI MINOR

Diajukan Oleh

N A M A : MUHAMMAD RISKI

N I M : 052 101 059

PROGRAM STUDI

: DIPLOMA III KEUANGAN

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Pada Program Studi Diploma III

Fakultas Ekonomi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

Muhammad Riski : Analisis Manajemen Piutang Pada CV. Asnas Jaya, 2008. USU Repository © 2009

KATA PENGANTAR Bismillahhirrahmanirrahim

Puji syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah S.W.T atas segala rahmat dan karunianya yang telah diberikan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi minor ini. Sholawat dan salam penulis sampaikan kepada rasullulah Muhammad SAW yang telah menyampaikan risalahnya kepada umat manusia guna dipedomani sebagai tuntutan hidup menuju keselamatan dan kebahagian akhirat serta doa dari kedua orang tua yang selalu menyertai penulis.

Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan pada program Diploma III Jurusan Keuangan pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Adapun judul paper ini adalah “Analisis Manajemen Piutang Pada CV. Asnas Jaya P. Susu”.

Dalam kesempatan yang baik ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada berbagai pihak yang telah banyak membantu dalam menyelesaikan skripsi ini, dan dengan hati yang tulus penulis menyampaikan penghargaan dan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Kedua orang tua tercinta H. Mulia Lubis (ayah) dan Hj. Khadijjah Nst (ibu) yang telah banyak berkorban moril maupun materil dan selalu memberikan dorongan semangat, doa dan pengorbanan yang begitu besar demi keberhasilan penulis ananda mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya, dan terima kasih untuk sauda-saudaraku tercinta Bg Palit, Bg Beir, Bg Arsyad, Kak Lenny, Kak Tati, Bg Iwan, Bg Arman, dan Adek-adekku (Alm) Rahmat Lubis, Nurjannah n Siti Fatimah, terima kasih telah memberikan semangat bagiku


(3)

Muhammad Riski : Analisis Manajemen Piutang Pada CV. Asnas Jaya, 2008. USU Repository © 2009

2. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Prof. DR. Paham Ginting, SE,MS selaku Ketua Program Studi Jurusan D III Keuangan

4. Bapak Syafrizal H. Situmorang, SE,MSi selaku Sekretaris Program Studi D III Keuangan

5. Bapak Dra. Ulfah, MS selaku dosen pembimbing yang dengan sabar telah memberikan bimbingan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi minor ini.

6. Bapak Nasrul selaku Manager yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan riset di CV. Asnas Jaya P. Susu dan seluruh staff pegawai CV. Asnas Jaya P. Susu yang membantu penulis dalam memberikan data dan informasi dalam menyelesaikan skripsi minor ini.

7. Bapak dan Ibu dosen selaku staff pengajar dan seluruh staff fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara yang telah banyak membantu dan mendidik selama masa perkuliahan.

8. Terima kasih juga pada Bg Uly, Bg Capan, Ompung, Etek, Bouk, Udak, Tulang, Tante Deny, om Edi, kak Ina, Nia, terima kasih telah memberikan perhatian, dukungan, dorongan, dan doanya selama ini,. yang telah banyak membantu dalam menyelesaikan skripsi minor ini. Terima kasih atas semua dukungan dan bantuannya I Miss U ALL. Juga buat sepupuku Jul, Yusna, Togu.

9. Buat anak-anak D III Keuangan khususnya stambuk 2005 Manta (selaku ketua Starman), Tedy (yang kuasai segala bidang), Rajab (aktifis, orang No. 1


(4)

Muhammad Riski : Analisis Manajemen Piutang Pada CV. Asnas Jaya, 2008. USU Repository © 2009

dikeuangan), Sadat (satu nasib sama-sama dari kampung), Tedo (Saingan, Banyak Mantan Dikampus) Riky (aduhai, sabar ya ntar juga nyusun), Delima ndut, Item slalu senyum ya, Riri sbg gebetan Tedo, Devi Amoy, Ade I, Ipoh, Elda, Yunita, Icha, Ami, Neila, Risto, Mesno, Gajali, Dadang dan semua anak-anak D III yang tidak bisa disebutkan namanya, terimakasih atas pertemanannya selama ini.

10.Buat semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, terimakasih banyak atas bantuannya.

Untuk menyelesaikan skripsi ini penulis telah berusaha semaksimal mungkin agar mencapai hasil yang sempurna dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Medan, Juni 2008

Penulis

Muhammad Riski


(5)

Muhammad Riski : Analisis Manajemen Piutang Pada CV. Asnas Jaya, 2008. USU Repository © 2009

DAFTAR ISI

hal

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Perumusan Masalah ... 3

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 4

D. Metodologi Penelitian ... 4

1. Lokasi Penelitian ... 5

2. Sumber Data ... 5

3. Teknik Pengumpulan Data ... 5

4. Metode Analisis Data ... 6

BAB II GAMBARAN UMUM CV. ASNAS JAYA A. Gambaran Umum Perusahaan ... 7

1. Sejarah Singkat Perusahaan ... 7

2. Struktur Organisasi ... 12

B. Manajemen Piutang ... 15

C. Faktor Yang Mempengaruhi Besar Kecilnya Investasi Pada Piutang ... 20

D. Pengawasan Piutang ... 24


(6)

Muhammad Riski : Analisis Manajemen Piutang Pada CV. Asnas Jaya, 2008. USU Repository © 2009

BAB III ANALISIS DAN EVALUASI ... 36

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN ... 49

A. Kesimpulan ... 49

B. Saran ... 50 DAFTAR PUSTAKA


(7)

Muhammad Riski : Analisis Manajemen Piutang Pada CV. Asnas Jaya, 2008. USU Repository © 2009

DAFTAR TABEL

TABEL I NERACA TAHUN 2005-2007………... 47

TABEL II LAPORAN LABA RUGI TAHUN 2005-2007……… 48


(8)

Muhammad Riski : Analisis Manajemen Piutang Pada CV. Asnas Jaya, 2008. USU Repository © 2009

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Setiap perusahaan baik itu perusahaan jasa, perusahaan dagang, ataupun perusahaan industri mempunyai kegiatan penjualan didalam menjalankan usahanya, baik dalam hal menjual barang maupun jasa. Di dalam transaksi penjualan tersebut terdapat dua cara pembayaran yang dapat dilakukan, yaitu dengan cara membayar secara tunai maupun dengan cara kredit.

Dalam pembayaran secara tunai, pedagang atau penjual dapat langsung menerima pendapatan dari hasil penjualannya. Dengan cara pembayaran ini tidak terdapat permasalahan yang berarti. Pada pembayaran secara kredit berarti perusahaan tidak secara langsung dapat menerima hasil dari penjualannya tetapi memiliki piutang atas pembeli yang menjadi kewajiban dari pembeli. Piutang yang dimiliki oleh perusahaan tersebut baru akan menjadi pendapatan atas penjualan setelah piutang tersebut jatuh tempo ataupun setelah pembeli melunasinya.

Dengan melakukan penjualan secara kredit yang berarti perusahaan tidak menerima uang tunai secara langsung pada saat terjadinya transaksi penjualan tetapi harus menanamkan modalnya ke dalam bentuk piutang. Semakin besar volume penjualan yang dilakukan secara kredit, maka semakin besar pula investasi piutang yang dimiliki oleh perusahaan. Hal ini akan mengakibatkan


(9)

Muhammad Riski : Analisis Manajemen Piutang Pada CV. Asnas Jaya, 2008. USU Repository © 2009

resiko yang akan dihadapi perusahaan akan semakin tinggi dan tidak akan mustahil dapat mengakibatkan kerugian pada perusahaan. Resiko berupa piutang tidak tertagih yang disebabkan oleh ketidak mampuan pelanggan atau pembeli dalam melakukan pembayaran di kemudian hari yang disebabkan hal yang tidak diduga ataupun pembeli yang melarikan diri atau telah meninggal dunia, kemacetan dalam hal pembayaran atau penundaan pembayaran yang dilakukan oleh pelanggan, kecurangan yang dilakukan oleh pihak kolektor atau penyelewengan lainnya. Selain permasalahan tersebut, di dalam penjualan secara kredit terdapat beberapa permasalahan yang harus diperhatikan. Seperti halnya kredibilitas pembeli, jangka waktu pembayaran, cara memilih pelanggan yang sesuai, dan sebagainya.

Manajemen piutang menyangkut permasalahan dalam hal pengendalian jumlah piutang, pengendalian pemberian dan pengumpulan piutang dan evaluasi – evaluasi politik kredit yang diterapkan oleh perusahaan. Semakin besar jumlah piutang yang dimiliki, semakin besar pula resiko yang terjadi dan tidak mustahil menimbulkan dampak yang mengakibatkan kerugian. Di samping dampak tersebut ada juga sisi baik yang terjadi, yaitu meningkatkan tingkat dari penjualan dimana pembeli dapat melakukan pembelian dalam partai yang besar dan membayar secara kredit. Hal ini tentu saja dilakukan setelah pembeli benar – benar memenuhi kriteria yang menjadi persyaratan membeli secara kredit yang merupakan kebijakan dari masing – masing perusahaan atau penjual.

Piutang merupakan salah satu asset perusahaan yang termasuk bersifat likuid karena mudah untuk dicairkan atau dapat dengan segera berubah menjadi


(10)

Muhammad Riski : Analisis Manajemen Piutang Pada CV. Asnas Jaya, 2008. USU Repository © 2009

kas, dan merupakan salah satu bagian yang penting dalam perusahaan yang banyak melakukan penjualan secara kredit.

Penjualan secara kredit memerlukan penanganan yang serius dan sungguh – sungguh sehingga tidak ada pihak yang dirugikan baik pembeli maupun penjual, karna sering terjadi kesalahan keuangan baik berupa piutang yang ada didalam laporan keuangan, yang mengakibatkan perusahaan mengalami kerugian dan mengurangi pelanggan. Untuk itu perlu adanya penggunaan sistem dan prosedur penjualan kredit yang baik dan wajar yang dapat menghindari segala kemungkinan yang tidak diharapkan yang juga dapat menimbulkan dan memelihara rasa saling percaya antara kedua belah pihak.

Oleh karena itu sangatlah penting melakukan manajemen piutang yang baik. Berdasarkan uraian tersebut maka penulis ingin membuat suatu karya tulis dalam bentuk Skripsi Minor yang berjudul: “Analisis Manajemen Piutang Pada CV. Asnas Jaya P.Susu”.

B. Perumusan Masalah

Penjualan secara kredit merupakan strategi yang biasa dilakukan didalam usaha untuk memudahkan pembelian oleh pembeli dan merangsang minat pembeli untuk membeli dan mencoba produk atau jasa yang ditawarkan. Jadi, strategi ini sengaja dilakukan untuk memperluas pasar dan meningkatkan penjualan. Maka perlu kiranya perusahaan menetapkan suatu metode – metode atau sistem dalam pemberian penjualan kredit kepada pembeli yang membutuhkan.


(11)

Muhammad Riski : Analisis Manajemen Piutang Pada CV. Asnas Jaya, 2008. USU Repository © 2009

Perlu adanya suatu pengawasan dalam pemberian penjualan kredit sehingga tidak timbul rasa saling dirugikan. Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa perumusan masalah didalam penulisan ini adalah “Bagaimana kebijakan CV. Asnas Jaya didalam manajemen piutang dan usahanya dalam menanggulangi resiko yang terjadi pada pemberian kredit”.

C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian

Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui dan membahas bagaimana perkembangan manajemen piutang pada CV. Asnas Jaya.

Manfaat penelitian : 1. Bagi Perusahaan

Sebagai bahan pertimbangan dan masukan dalam menentukan perencanaan dan pengawasan terhadap piutang dimasa yang akan datang. 2. Bagi Pembaca

Sebagai informasi bagi pembaca lainnya dalam hal manajemen piutangnya pada CV. Asnas Jaya.

3. Bagi Penulis

Mengetahui sejauh mana manajemen piutang berpengaruh terhadap perusahaan, dan sebagai bahan masukan dalam membandingkan teori-teori yang selama ini diterima pada perkuliahan dengan kenyataan yang ada.

D. Metodologi Penelitian

Penelitian merupakan suatu kegiatan pengumpulan, pengolahan, penyajian dan analisis data yang dilakukan dengan menggunakan metode ilmiah secara


(12)

Muhammad Riski : Analisis Manajemen Piutang Pada CV. Asnas Jaya, 2008. USU Repository © 2009

efisien dan sistematis. Dalam melakukan penelitian diperlukan beberapa metode yang digunakan untuk memperoleh data maupun keterangan yang dibutuhkan. Metode penelitian tersebut diantaranya adalah :

1. Lokasi Penelitian

Adapun lokasi penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah pada CV. Asnas Jaya yang beralamat Jln. P. Brandan Gg. Cempaka Putih Sei Siur P.Susu. yang merupakan penelitian mengenai manajemen piutang dalam pembukuan yang ada pada perusahaan tersebut.

2. Sumber Data

a. Data Primer, data pokok yang berhubungan dengan materi penulisan skripsi minor ini yang diperoleh dengan mengadakan penelitian langsung terhadap objek yang diteliti.

b. Data Sekunder, data yang mendukung data yang diperoleh dengan membaca buku-buku maupun media cetak lainnya serta sumber data dari perusahaan yang berupa laporan keuangan dan lainnya yang bersifat relevan dan memiliki hubungan.

3. Teknik Pengumpulan Data

a. Wawancara, teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan mengadakan wawancara atau mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada beberapa keryawan yang terikat didalam menjalankan perusahaan tersebut.


(13)

Muhammad Riski : Analisis Manajemen Piutang Pada CV. Asnas Jaya, 2008. USU Repository © 2009

b. Kepustakaan, yaitu dengan mengumpulkan data mengenai manajemen piutang melalui buku – buku yang dapat diperoleh dari perpustakaan, buku pedoman perkuliahan, ataupun sumber media cetak lainnya.

4. Metode Analisis Data

Metode Deskriptif, yaitu suatu metode dengan cara mengumpulkan, mengklasifikasikan, dan menginterpretasikan data sehingga dapat memberikan gambaran secara umum dari objek yang diteliti.


(14)

Muhammad Riski : Analisis Manajemen Piutang Pada CV. Asnas Jaya, 2008. USU Repository © 2009

BAB II

CV. ASNAS JAYA P. SUSU

A. Gambaran Umum Perusahaan 1. Sejarah Singkat Perusahaan

CV. Asnas Jaya (perseroan) didirikan di Pangkalan Susu untuk jangka waktu yang lamanya tidak ditentukan berdasarkan akte notaris No. 20 tanggal 18 November 1994 yang di buat di hadapan Simon Petrus Ginting, SH, Notaris di Stabat.

Susunan kepengurusan CV. Asnas Jaya berdasarkan Akte pendirian Perseroan adalah :

Direktur : Nasrul Wakil Direktur : Husin Chula Komanditer : H. Sabri

Pada Tanggal 14 Juni 2005 Perusahaan mengadakan perubahan dengan akte notaris No. 26 yang di buat dihadapan Sulaiman, SH, Notaris di Stabat. Susunan Pengurusan CV. Asnas Jaya berdasarkan Akte pendirian Perseroan ini adalah :


(15)

Muhammad Riski : Analisis Manajemen Piutang Pada CV. Asnas Jaya, 2008. USU Repository © 2009

Wakil Direktur I : Rusman Komanditer : H. Sabri

Berdasarkan pasal 3 anggaran dasar perusahaan, maksud dan tujuan perseroan ini ialah : Berusaha dalam bidang, pengembang (Developer), perdagangan umum, leveransier, bidang instalasi, bidang engginering, serta bidang jasa.

Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut diatas perseroan dapat melaksanakan kegiatan usaha sebagai berikut :

a. Menjalankan usaha-usaha dalam bidang pemborongan umum (general contractor) dalam segala jenis pekerjaan, pembangunan pemukiman, gedung-gedung, jalan-jalan, jembatan-jembatan, dermaga-dermaga, pengairan/irigasi, instalasi air dan listrik, gas serta telephone (installateur). Usaha pemborongan dimaksud adalah meliputi bidang pelaksanaan dan bidang perencanaan ataupun bidang pengawasan dari masin-masing pekerjaan tersebut diatas.

b. Menjalankan usaha pengembang (Developer)

c. Berdagang pada umumnya, termasuk perdagangan ekspor impor antar pulau dan lokal, baik untuk perhitungan sendiri maupun komisi atas perhitungan pihak lain.

d. Bertindak sebagai leveransier, supplier, grossir, distributor, komisioner, perwakilan atau agen, baik dari perusahaan-perusahaan didalam negeri maupun diluar negeri.


(16)

Muhammad Riski : Analisis Manajemen Piutang Pada CV. Asnas Jaya, 2008. USU Repository © 2009

e. Menjalankan usaha dalam bidang instalasi, engginering, elektrikal dan pabrikasi.

f. Menjalankan usaha-usaha dalam bidang pertanian dan perkebunan serta peternakan.

g. Berusaha dalam bidang jasa pada umumnya, kecuali jasa dalam bidang hukum.

h. Menjadi Perwakilan/Manufactor dan Representatif dari perusahaan-perusahaan lain, baik dalam maupun luar negeri.

Kebijakan Akuntansi CV. Asnas Jaya P. Susu yaitu Semua ikhtisar kebijakan akuntansi yang diterapkan oleh CV. Asnas Jaya yang mempengaruhi penentuan posisi keuangan dan hasil usahanya, dijelaskan dibawah ini:

a) Penyajian laporan keuangan

Laporan keuangan disusun dengan dasar pengukuran biaya historis dan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntansi Indonesia. Laporan Arus Kas disusun dengan konsep Kas dan setara Kas dengan menggunakan metode tidak langsung.


(17)

Muhammad Riski : Analisis Manajemen Piutang Pada CV. Asnas Jaya, 2008. USU Repository © 2009

Pajak penghasilan ditentukan berdasarkan laba kena pajak untuk periode bersangkutan. perusahaan tidak melakukan penangguhan pajak (Deferred income tax) atas perbedaan waktu pengakuan pendapatan dan beban antara laporan keuangan untuk tujuan komersial dan pajak yang terutama berhubungan dengan beban penyusutan dan amortisasi. Pengakuan pendapatan dan beban diakui pada saat terjadinya (Accrual Basis).

Pendapatan dari penjualan barang diakui pada saat perusahaan telah secara signifikan memindahkan resiko dan manfaat kepemilikan barang kepada pembeli. Disamping itu, tidak terdapat ketidak pastian yang signifikan sehubungan dengan penjualan tersebut serta kemungkinan terjadinya pengembalian barang.

c) Persediaan

Persediaan barang jadi dinilai dengan harga yang terendah antara harga perolehan dengan harga pasar.

d) Kas dan Setara Kas

Kas dan setara kas terdiri dari uang kas, uang yang ada di bank serta deposito berjangka yang akan jatuh tempo dalam waktu tiga bulan atau kurang dari tanggal penempatannya.

e) Aktiva Tetap

Aktiva Tetap disusutkan dengan menggunakan metode garis lurus sebagai berikut:


(18)

Muhammad Riski : Analisis Manajemen Piutang Pada CV. Asnas Jaya, 2008. USU Repository © 2009

Inventaris 10% dari nilai perolehan Kendaran 5% dari nilai perolehan Peralatan lainnya 10% dari nilai perolehan

Pengeluaran untuk perbaikan atau perawatan aktiva tetap untuk menjaga manfaat keekonomian masa yang akan datang dibebankan pada laporan laba rugi pada saat terjadinya. Penyempurnaan yang menambah nilai (kegunaan) dan masa manfaat, dan penambahan dalam jumlah besar dikapitalisasi. Aktiva tetap yang sudah tidak digunakan lagi atau yang dijual, dikeluarkan dari kelompok aktiva tetap berikut akumulasi penyusutan yang bersangkutan, dan keuntungan atau - kerugian yang timbul dari penghentian atau pelepasan suatu aktiva tetap diakui sebagai keuntungan atau kerugian dalam laporan laba rugi periode berjalan.

f) Investasi

Investasi jangka panjang dalam perusahaan lain dengan kepemilikan saham kurang dari 20% dalam hak suara dan investasi property dicatat dengan harga perolehan dikurangi dengan penghapusan penurunan nilai investasi yang sifatnya permanen.

g) Piutang usaha

Piutang Usaha dinyatakan berdasarkan jumlah kotor. Perusahaan tidak menyusun penyisihan piutang tak tertagih. apabila terdapat piutang yang benar-benar tak tertagih, maka piutang tersebut dihapuskan dan dibebankan pada laporan laba rugi tahun bejalan.


(19)

Muhammad Riski : Analisis Manajemen Piutang Pada CV. Asnas Jaya, 2008. USU Repository © 2009

Apa saja yang menyangkut beban/biaya pada CV. Asnas Jaya atau yang menjadi anggaran beban/biaya perusahaan ini akan dianalisis pada penulisan skripsi ini. Untuk lebih jelasnya akan dianalisis serta dievaluasi pada bab III.

2. Struktur Organisasi

Struktur organisasi merupakan bentuk persekutuan antara dua orang atau lebih yang bekerjasama untuk mencapai tujuan bersama yang terikat secara formal dalam suatu ikatan hirarki dimana terdapat hubungan sekelompok orang yang disebut pimpinan dan bawahan.

Agar tujuan organisasi tercapai dengan sebaik-baiknya maka dalam kerja sama harus ada koordinasi yaitu kontak dan keselarasan diantara karyawan maupun kegiatan-kegiatannya sehingga semua berlangsung secara tertib dan seirama dalam mencapai tujuan organisasi.

Adapun kegunaan dari pembagian tugas dalam sebuah organisasi adalah: a. Untuk menghemat waktu dan tenaga

b. Mencegah adanya penumpukan pekerjaan dalam suatu bagian c. Mempermudah pengawasan oleh pihak atasan


(20)

Muhammad Riski : Analisis Manajemen Piutang Pada CV. Asnas Jaya, 2008. USU Repository © 2009

STRUKTUR ORGANISASI CV. ASNAS JAYA P. SUSU

Komanditer H. Sabri

Direktur Nasrul

Wakil Direktur Rusman

Manajer

Produksi/Operasional Ir. Rachmat L. Tobing

Manajer Keuangan M. Ridwan Ritonga, SE

Manajer

Tekhnik/Transportasi Ir. Indrasyah Batubara


(21)

Muhammad Riski : Analisis Manajemen Piutang Pada CV. Asnas Jaya, 2008. USU Repository © 2009

Berikut ini dapat diuraikan tugas dan tanggung jawab masing-masing komponen organisasi pada CV. Asnas Jaya :

Komanditer

Bertanggung jawab atas seluruh bagian perusahaan dengan cara melakukan pengawasan atas kebijaksanaan direktur dan memberikan nasehat kepada direktur dalam menjalankan perusahaan.

Direktur

Bertugas untuk mengkoordinasi dan sekaligus sebagai pengawas atau orang yang memegang kendali atas segala kegiatan-kegiatan yang dilakukan perusahaan. Selain itu direktur utama juga membuat kebijakan-kebijakan yang berhubungan dengan perusahaan agar mampu menghasilkan keuntungan semaksimal mungkin.

Wakil Direktur

Bertanggung jawab atas tugas-tugas dan kewajibannya selaku pimpinan perusahaan langsung yang membawahi seluruh bagian organisasi kecuali direksi.

Manajer Produksi/Operasional

Bertanggung jawab kepada direktur utama untuk membuat kontrak atas aktivitas operasi, mengkoordinasikan kegiatan yang ada pada perusahaan, serta -merencanakan dan mengendalikan penyusunan dan pengawasan kegiatan perusahaan.


(22)

Muhammad Riski : Analisis Manajemen Piutang Pada CV. Asnas Jaya, 2008. USU Repository © 2009

Manajer Administrasi/Keuangan

Bertanggung jawab atas segala kebijakan keuangan perusahaan selaku manajer keuangan yang membawahi langsung General Affair/Personalia.

Manajer Tekhnik/Transportasi

Bertanggung jawab atas tugas dan kewajiban selaku manajer teknik yang

membawahi site manajer, serta sekaligus menangani transportasi pada perusahaan.

B. Manajemen Piutang 1. Pengertian Piutang

Manajemen piutang merupakan hal yang sangat penting bagi perusahaan yang menjual produknya dengan kredit, karena itu sebelum perusahaan berani menawarkan penjualan kredit kepada masyarakat maka terlebih dahulu harus memanajemen atau membuat perencanaan yang matang sehingga langkah-langkah yang harus ditempuh seperti pengorganisasiannya, pengendaliannya dan hal-hal yang terkait di dalamnya dapat berjalan dengan lancar.

Menurut Samosir (2000:37) mengartikan : “Piutang adalah unsur modal kerja yang selalu berputar menurut siklus perputaran normal”.

Di lain pihak Indriyo (2005:91) memberi pengertian : “Piutang merupakan aktiva atau kekayaan yang timbul akibat dari dilaksanakannya politik penjualan kredit”. Sedangkan dalam prinsip Akuntansi Indonesia : “Piutang usaha meliputi piutang yang timbul karena penjualan produk atau penyerahan jasa dalam rangka kegiatan normal perusahaan digolongkan dalam piutang lain-lain”.


(23)

Muhammad Riski : Analisis Manajemen Piutang Pada CV. Asnas Jaya, 2008. USU Repository © 2009

Dalam pengertian luas, istilah piutang dapat digunakan oleh semua pihak atas hutang, barang, dan jasa. Namun demikian, menurut tujuan akuntansi istilah pada umumnya ditetapkan dalam pengertian yang lebih sempit, yaitu berupa klaim yang diharapkan akan diselesaikan melalui penerimaan kas. Semua piutang yang diharapkan akan tertagih menjadi kas dalam jangka waktu yang lebih dari satu tahun seperti pinjaman jangka panjang

Piutang adalah salah satu elemen yang paling penting dalam aktivitas ekonomi dalam suatu perusahaan. Hal ini diakibatkan karena piutang memiliki likuiditas nomor dua setelah kas di dalam aktiva lancar. Piutang timbul dari berbagai transaksi, dimana yang paling umum adalah dari penjualan barang atau jasa secara kredit. Dalam hal ini piutang meliputi semua tagihan dalam bentuk uang terhadap perorangan, badan usaha atau pihak tertagih lain.

2. Penggolongan Piutang

Berdasarkan perbedaan-perbedaan karakeristik yang dimiliki, piutang dapat di golongkan berdasarkan :

a. Berdasarkan Jangka Waktu Pembayaran

Piutang berdasarkan jangka waktu pembayaran dapat diklasifikasikan menjadi dua bagian, yaitu :

1) Piutang Jangka Pendek

Yaitu bentuk piutang yang memiliki waktu jatuh tempo kurang dari satu tahun atau kurang dari satu siklus operasi perusahaan.


(24)

Muhammad Riski : Analisis Manajemen Piutang Pada CV. Asnas Jaya, 2008. USU Repository © 2009

Yaitu meliputi semua piutang yang akan jatuh tempo dalam jangka waktu yang lebih dari satu periode akuntansi. Biasanya satu periode akuntansi itu dinyatakan dalam jangka waktu satu tahun dari tanggal neraca. Piutang jangka panjang akan di sajikan didalam neraca sebagai elemen investasi jangka panjang atau dalam harta lain-lain jangka panjang.

b. Berdasarkan Sumber Atau Sebab Terjadinya piutang

Piutang berdasarkan sumber atau sebab terjadinya piutang dapat di klasifikasikan menjadi :

1) Piutang Dagang atau Piutang Usaha

Piutang dagang ( trade receivable) adalah hak menagih yang di timbulkan oleh transaksi-transaksi eksteren perusahaan. Pada umumnya piutang dagang memiliki jumlah yang lebih besar dibanding dengan piutang yang lain. Disamping jumlahnya yang besar, piutang ini memiliki banyak kemungkinan untuk diselewengkan. Oleh karena itu, pelunasan piutang akan diterima dalam jangka waktu yang relative singkat, biayanya dalam jangka waktu satu periode akuntansi. Karena itu piutang dagang dapat dikelompokkan ke dalam kelompok harta lancar.

2) Piutang Non Dagang Atau Piutang Lain-Lain

Piutang non dagang adalah piutang yang timbul karena transaksi-transaksi selain penjualan barang dan jasa. Yang termasuk kedalam


(25)

Muhammad Riski : Analisis Manajemen Piutang Pada CV. Asnas Jaya, 2008. USU Repository © 2009

piutang non dagang adalah segala macam piutang dari transaksi-transaksi yang tidak secara langsung berhubungan dengan penjualan barang dan jasa, yang meliputi :

(a) Piutang yang timbul dari transaksi pemberian pinjaman (b) Piutang kepada perusahaan asuransi

(c) Pembayaran Pajak yang terlalu besar

(d) Pembayaran di muka untuk segala pembelian (e) Dividen dan piutang bunga

(f) Uang iuran untuk modal saham (g) Penjualan saham-saham

(h) Tuntutan atas potongan harga

c. Berdasarkan Bentuk Perjanjian

Piutang berdasarkan bentuk perjanjian dapat diklasifikasikan menjadi : 1) Piutang Wesel

Yaitu meliputi seluruh piutang yang didukung dengan surat perjanjian piutang wesel untuk membayar piutang tersebut dalam jangka waktu tertentu yang telah ditetapkan di dalam wesel tersebut. Jenis dari piutang ini dinegosiasikan, dapat ditransfer sah melalui endosemen dan penyerahan. Ini berarti bahwa wesel tersebut setelah adanya endosemen di saat wesel jatuh tempo. Biasanya wesel tersebut ini dapat didiskontokan ke


(26)

Muhammad Riski : Analisis Manajemen Piutang Pada CV. Asnas Jaya, 2008. USU Repository © 2009

bank sehingga dianggap lebih likuid (lancar) dari jenis piutang lancar lainnya.

d. Berdasarkan bunganya

1) Piutang wesel dengan bunga, yaitu piutang wesel yang mencantumkan tingkat bunga yang akan diperoleh oleh kreditur dalam surat perjanjiannya. 2) Piutang wesel tanpa bunga, yaitu piutang wesel yang secara explisit tidak

mencantumkan tingkat bunga atas wesel tersebut.

3) Berdasarkan apakah wesel tertentu sudah dijual dengan jaminan untuk dibeli kembali apabila debitur tidak dapat membayar pada saat jatuh tempo.

(a) Piutang wesel biasa, yaitu yang belum dijual.

(b) Piutang wesel yang belum didiskontokan, yaitu piutang wesel yang lebih dijual dengan perjanjian perusahaan akan membeli kembali apabila pada saat jatuh tempo, debitur tidak membayar utangnya.

2) Piutang Non Wesel

Piutang non wesel adalah seluruh piutang yang tidak didukung dengan adanya surat perjanjian tertulis (bukti tertulis) untuk membayar piutang tersebut pada waktu yang ditentukan.


(27)

Muhammad Riski : Analisis Manajemen Piutang Pada CV. Asnas Jaya, 2008. USU Repository © 2009

(a) Piutang jangka pendek, piutang jenis ini terjadi pada bagian usaha kecil lainnya yang dimili oleh CV. Asnas Jaya P. Susu selain usaha yang dijalankan oleh perusahaan.

(b) Piutang Wesel, yang timbul dari kegiatan utama perusahaan yang berskala besar dan memiliki tingkat nominal (biaya) yang besar.

C. Faktor Yang Mempengaruhi Besar Kecilnya Investasi Pada Piutang

Sudah merupakan hal yang biasa dalam dunia usaha bahwa untuk memperlancar operasi dan perkembangan perusahaan, maka perusahaan tersebut melakukan teransaksi penjualan secara kredit, dimana pemberian piutang tersebut adalah juga untuk memenuhi keinginan para pelanggan.

Menurut Riyanto (1997:85), faktor yang dapat mempengaruhi besarnya investasi pada piutang adalah :

1. Volume penjualan kredit

2. Syarat pembayaran penjualan kredit 3. Ketentuan tentang pembatasan kredit

4. Kebijaksanaan dalam Mengumpulkan piutang 5. Kebiasaan pembayaran dari para pelanggan


(28)

Muhammad Riski : Analisis Manajemen Piutang Pada CV. Asnas Jaya, 2008. USU Repository © 2009

Makin besar proporsi penjualan kredit dari keseluruhan penjualan maka memperbesar jumlah investasi dalam piutang, yang berarti perusahaan harus menyediakan investasi yang lebih besar dalam piutang disamping semakin besar resikonya, tetapi dengan itu memperbesar profitabilitinya.

1) Syarat Pembayaran Kredit

Syarat penjualan kredit dapat bersifat ketat atau lunak. Apabila perusahaan menetapkan syarat pembayaran yang ketat berarti perusahaan lebih mengutamakan keselamatan kredit dari pada pertimbangan profibilitasnya. Syarat yang ketat misalnya dalam bentuk batas waktu pembayaran yang pendek, pembebanan bunga yang berat pada pembayaran piutang yang terlambat.

Umumnya syarat pembayaran penjualan kredit biasanya dinyatakan dengan term tertentu, misalnya 2/10 net 30. ini berarti bahwa apabila pembayaran dilakukan dalam waktu 10 hari sesudah waktu penyerahan barang, pembeli akan mendapat potongan tunai sebesar 2% dari harga penjualan, dan pembayaran selambat-lambatnya dilakukan dalam 30 hari sesudah waktu penyerahan barang, dengan kata lain bahwa


(29)

Muhammad Riski : Analisis Manajemen Piutang Pada CV. Asnas Jaya, 2008. USU Repository © 2009

batas waktu pembayarannya adalah 30 hari. Makin panjang waktu pembayarannya maka semakin besar jumlah investasi dalam piutang.

2) Ketentuan Tentang Pembatasan Kredit

Dalam penjualan kredit perusahaan dapat menetapkan batas maksimal atau Plafond bagi kredit yang diberikan pada pelanggannya. Makin tinggi Plafond yang diberikan bagi masing-masing langganan berarti makin besar pula dana yang diinvestasikan dalam piutang. Demikian pula ketentuan siapa yang diberikan kredit akan memperkecil jumlah investasi dalam piutang. Dengan demikian, pembatasan kredit disini dapat bersifat kuantitatif maupun kualitatif.

3) Kebijaksanaan Dalam Pengumpulan Piutang

Kebijaksanaan dalam pengumpulan piutang dapat dilakukan secara aktif atau pasif oleh perusahaan. Perusahaan yang menjalankan kebijaksanaan secara aktif pada pengumpulan piutangnya membutuhkan pengeluaran dana yang lebih besar untuk membiayai aktivitas pengumpulan piutang tersebut, tetapi sekaligus memperkecil resiko tidak tertagihnya piutang.

Diharapkan juga agar langganan akan menyetor pembayaran hutang tepat pada waktunya dan jangan diberikan menunggu pembayaran sampai lewat waktu.


(30)

Muhammad Riski : Analisis Manajemen Piutang Pada CV. Asnas Jaya, 2008. USU Repository © 2009

(a) Memungut secara langsung

(b) Memperingati dengan mengirim surat pada langganan

4) Kebiasaan Membayar Dari Para Langganan

Sebagian dari para langganan mempunyai kebiasaan dengan membayar dengan menggunakan kesempatan mendapatkan cash discount, dan ada yang tidak menggunakan atau terlalu mempermasalahkan hal tersebut.

Perbedaan dari cara pembayaran ini tergantung dari penilaian dan keinginan pelanggan itu sendiri, mana yang lebih disenangi dan menguntungkan diantara kedua alternatif tersebut apakah dengan mendapatkan cash discount atau tidak sama sekali.

Apabila perusahaan telah telah menetapkan syarat pembayaran seperti 2/10 net 30, para langganan dihadapkan pada dua alternatif, yaitu apakah akan membayar pada hari ke 10 atau hari ke 30 sesudah diterima.

Alternatif yang pertama apabila langganan melakukan pembayaran pada hari ke 10 atau sebelumnya setelah barang diterima. Dengan demikian maka pelanggan akan mendapatkan cash discount sebesar 2% dari penjualan. Pada umumnya langganan lebih suka membayar pada hari


(31)

Muhammad Riski : Analisis Manajemen Piutang Pada CV. Asnas Jaya, 2008. USU Repository © 2009

ke 10 karena akan mendapatkan cash discount atau potongan dari harga yang telah ditetapkan, dengan meminjam uang dari bank yang memiliki tingkat bunga yang lebih rendah dari pada tingkat bunga kredit jual.

Alternatif yang kedua apabila mereka akan membayar pada hari ke 30 atau sebelumnya, berarti mereka akan membeli sepenuhnya dengan kredit penjual tanpa mendapatkan cash discount.

Kebiasaan pelanggan dalam membayar pada cash discount period atau sesudahnya akan mempunyai pengaruh terhadap besarnya investasi dalam piutang. Apabila sebagian besar langganan membayar dalam waktu discount period, maka dana yang tertanam dalam piutang akan lebih cepat bebas atau kembali, ini berarti akan memperkecil investasi dalam piutang.

D. Pengawasan Piutang

Pengawasan adalah salah satu fungsi manajemen yang mengadakan penilaian sekaligus pengoreksian terhadap aktivitas yang sedang berlangsung untuk diarahkan pada pencapaian tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Pengawasan piutang merupakan hal yang cukup penting, karena bila tidak dilakukan pengawasan maka dapat menimbulkan resiko yang tidak diharapkan. Guna menghindari atau memperkecil resiko yang mungkin timbul, maka diperlukan pengawasan terhadap piutang. Pengawasan piutang dapat dilakukan dengan beberapa cara :


(32)

Muhammad Riski : Analisis Manajemen Piutang Pada CV. Asnas Jaya, 2008. USU Repository © 2009

Pengawasan terhadap pemberian kredit bertujuan supaya setiap yang mendapatkan kredit telah memenuhi syarat pemberian kredit yang telah ditetapkan. Syarat pemberian kredit yang dilakukan perusahaan pada umumnya menggunakan kriteria 5C. Dengan adanya pengawasan terhadap pemberian kredit, resiko yang timbul karena kesalahan pemberian piutang dapat dicegah.

Pembeli yang datang ke CV. Asnas Jaya P. Susu yang ingin melakukan pembelian terutama secara kredit maka perusahaan akan melakukan pengawasan kredit dengan memperhatikan criteria 5C yaitu character, capacity, capital, collateral, condition. Namun perusahaan tidak terlalu memperhatikan pengawasn kredit apabila pembeli adalah orang yang telah dipercaya sebelumnya atau merupakan pelanggan tetap dari perusahaan.

2. Pengawasan Penagihan

Menurut Winarsi (2000:18) informasi yang perlu diperhatikan dalam manajemen piutang adalah buku piutang yang berisikan informasi mengenai nama pelanggan, tanggal penjualan, syarat pembayaran, tanggal dan jumlah pelunasan piutang. Berdasarkan informasi tersebut kita dapat melakukan pengawasan penagihan piutang .

Kebijaksanaan pengawasan penagihan atau pengumpulan piutang merupakan usaha yang dilakukan oleh perusahaan dalam usaha mengumpulkan semua piutang atas penjualan yang telah terjadi.


(33)

Muhammad Riski : Analisis Manajemen Piutang Pada CV. Asnas Jaya, 2008. USU Repository © 2009

Menurut Syahyunan (2004:66) sejumlah teknik penagihan piutang yang biasanya dilakukan oleh perusahaan bilamana waktu yang ditentukan telah jatuh tempo, diantaranya adalah :

a) Melalui Surat

Bilamana waktu pembayaran hutang dari pelanggan sudah lewat dari beberapa hari tetapi belum juga dilakukan pembayaran, maka perusahaan dapat mengirimkan surat dengan nada “mengingatkan” atau menegur langganan yang belum membayar. Apabila hutang tersebut belum juga dibayar setelah surat peringatan dikirimkan, maka dapat dikirimkan surat peringatan kedua yang berisikan nada lebih tegas.

b) Melalui Telepon

Apabila telah dikirimkan surat teguran ternyata hutang – hutang tersebut belum juga dibayar, maka bagian kredit dapat menelepon langganan dan secara pribadi dapat memintanya untuk melakukan pembayaran. Bila dari hasil pembicaraan tersebut ternyata langganan memiliki alasan yang dapat diterima, maka mungkin perusahaan dapat memberikan perpanjangan sampai jangka waktu tertentu.


(34)

Muhammad Riski : Analisis Manajemen Piutang Pada CV. Asnas Jaya, 2008. USU Repository © 2009

Teknik penagihan piutang melalui kunjungan personal atau pribadi ketempat langganan sering kali dilakukan karena dirasakan lebih efektif dalam usaha penagihan piutang.

d) Tindakan Yuridis

Bila mana langganan tidak mau membayar hutang-hutangnya maka perusahaan dapat menggunakan tindakan hukum dengan mengajukan gugatan perdata melalui pengadilan.

Dari menggunakan beberapa cara penagihan piutang tersebut, perusahaan mengharapkan hasil pelunasan piutang oleh para pelanggan. Hasil dari penagihan ini akan menunjukkan berhasil atau tidaknya bagian penagihan dalam melaksanakan tugasnya.

Teknik yang biasanya digunakan CV. Asnas Jaya P. Susu dalam mengumpulkan atau menagih piutang-piutangnya kepada pelanggan yang belum juga melunasi kewajibannya sampai pada batas waktu yang

ditetapkan adalah dengan mengirimkan surat teguran dimana isinya sekedar mengingatkan pelanggan bahwa pembayaran piutang yang harus dilakukan telah sampai pada waktunya. Surat teguran tersebut akan dikirim seminggu sebelum batas waktu pembayaran tiap angsuran berakhir. Apabila surat teguran belum juga ditanggapi oleh pelanggan maka bagian pengumpulan piutang akan mencoba menghubung secara langsung pelanggan tersebut. Jika upaya penagihan dengan menghubungi langsung pelanggan melalui telepon belum juga berhasil dan pelanggan belum juga membayarkan utangnya maka bagian penagihan akan


(35)

Muhammad Riski : Analisis Manajemen Piutang Pada CV. Asnas Jaya, 2008. USU Repository © 2009

mengadakan kunjungan pribadi kepada pelanggan. Dan apabila pelanggan tidak dapat memberikan alasan yang jelas dan tidak sanggup membayar angsuran atas utangnya, maka pihak perusahaan akan menyita dan menahan bukti kepemilikan atas bangunan tersebut. Perusahaan akan memberikan peringatan bahwa bukti kepemilikan tidak akan diserahkan sampai semua angsuran utang pelanggan dapat dipenuhi, dan perusahaan akan memberikan batas waktu tertentu kepada pelanggan untuk membayar angsuran yang telah jatuh tempo sebelum perusahaan benar-benar meminta kembali bangunan tersebut apabila pelanggan belum juga membayarkan angsurannya hingga waktu atau toleransi yang diberikan perusahaan berakhir. Apabila bangunan telah diminta kembali oleh perusahaaan maka angsuran yang sebelumnya telah dilunasi oleh pelanggan tidak akan dikembalikan oleh sepenuhnya.

3. Pengawasan Interen

Menurut mulyadi (2001:311) dalam bukunya sistem akuntansi pengawasan interen terdiri dari :

a) Organisasi

Perencanaan organisasi harus didasarkan pada unsur pokok sistem pengendalian interen sebagai berikut :

(1) Dalam organisasi harus dipisahkan 3 fungsi pokok, yaitu fungsi akuntansi, fungsi penyimpanan, dan fungsi operasi.


(36)

Muhammad Riski : Analisis Manajemen Piutang Pada CV. Asnas Jaya, 2008. USU Repository © 2009

(2) Tidak ada satupun transaksi yang dilaksanakan mulai dari awal sampai akhir dilakukan oleh satu orang, melainkan dilakukan oleh beberapa orang dengan fungsi yang jelas. Hal ini dilakukan agar adanya pengecekan interen dalam pelaksanaan, sehingga terjamin keamanannya dan data akuntansi terjamin ketelitiannya.

b) Sistem Otorisasi dan Prosedur Pencatatan

Dengan adanya sistem otoritas dan prosedur yang baik, maka terlihat batas-batas wewenang yang jelas. Penjualan kredit akan akan menimbulkan piutang dagang, maka sistem otoritas dan prosedur pencatatan dirancang sebagai berikut :

(1) Penerimaan order dari pembeli diotorisasi oleh fungsi penjualan dengan menggunakan formulir surat order pengiriman.

(2) Persetujuan pembelian kredit diberikan oleh fungsi pemberian otorisasi kredit dengan membutuhkan tanda tangan kredit copy yang merupakan tembusan surat order pengiriman.

(3) Pengiriman barang pada pelanggan diotorisasi oleh fungsi pengiriman barang, dilakukan dengan cara menandatangani dan membutuhkan copy surat order pengiriman.

Pengawasan interen yang dilakukan CV. Asnas Jaya P. Susu dimulai dari pelanggan yang ingin melakukan pembayaran secara kredit. Adapun prosedur penjualan secara kredit pada CV. Asnas Jaya P. Susu adalah :


(37)

Muhammad Riski : Analisis Manajemen Piutang Pada CV. Asnas Jaya, 2008. USU Repository © 2009

a) Pelanggan mengajukan permohonan kredit kepada perusahaan. Pimpinan akan melakukan penyeleksian kepada pembeli yang akan membeli secara kredit.

b) Pelanggan kemudian akan mengisi formulir permohonan pembelian secara kredit yang diberikan oleh perusahaan yang berisikan nama pembeli, alamat rumah (tempat tinggal) pembeli, nomor telepon rumah, pekerjaan/profesi, jenis usaha, alamat kantor, nomor telepon kantor, bila pelanggan adalah suatu badan atau organisasi, dan lainnya. Setelah selesai dalam pengisisan, pemohon menyerahkan formulir tersebut beserta beberapa syarat yang dibutuhkan oleh perusahaan seperti halnya rekening koran tiga bulan terakhir, giro, nomor pokok wajib pajak, KTP suami-istri (bila sudah menikah), rekening listrik dan telepon. Dari beberapa syarat tersebut pimpinan akan menentukan apakah calon pelanggan tersebut layak untuk mendapatkan pembelian secara kredit atau tidak.

c) Setelah pemohon kredit disetujui, maka pelanggan beserta pimpinan perusahaan akan melakukan penandatanganan surat perjanjian jual-beli yang berisikan tentang perjanjian tentang barang tersebut, seperti garansi, fitur-fitur, dan lain sebagainya.

d) Formulir dan data dari pelanggan akan diserahkan kepada bagian keuangan untuk dihitung berapa jumlah angsuran dan uang muka yang akan dibayarkan oleh pelanggan sesuai dengan perjanjian. Kemudian dibuat faktur atas transaksi penjualan kredit dan kemudian semua data pelanggan dan hasil transaksi diserahkan kepada bagian pembukuan untuk dibukukan.


(38)

Muhammad Riski : Analisis Manajemen Piutang Pada CV. Asnas Jaya, 2008. USU Repository © 2009

4. Praktek yang sehat

Pembagian tanggung jawab fungsional dalam sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang telah ditetapkan tidak akan terlaksana dengan baik jika tidak tercipta cara untuk menjamin praktek yang sehat dalam pelaksanaannya. a) Penggunaan formulir bernomor urut tercetak.

Untuk menciptakan praktek yang sehat, formulir yang dianggap penting dalam perusahaan harus bernomor urut tercetak dan penggunaan nomor urut tersebut dipertanggungjawabkan oleh manajer yang memiliki wewenang untuk menggunakan formulir tersebut.

b) Pemasok dipilih berdasarkan jawaban penawaran bersaing dari berbagai pemasok. Pemasok yang dipilih dari tidak berdasarkan hubungan istimewa dan pribadi, namun berdasarkan perbandingan penawaran harga bersaing yang diterima dari berbagai pemasok.

c) Barang hanya diperiksa dan diterima oleh fungsi penerimaan, jika fungsi ini telah menerima tembusan surat order pembelian dari fungsi pembelian. d) Fungsi penerimaan melakukan pemeriksaan barang yang di terima dari

pemasok dengan cara menghitung dan menginpeksi barang tersebut dan membandingkan barang tembusan surat order pembelian.

e) Terdapat pengecekan barang, syarat pembelian dan ketelitian melihat faktur dari pemasok sebelum faktur tersebut belum diproses untuk dibayar. f) Catatan yang berfungsi sebagai buku pembantu uang sebagai periodik


(39)

Muhammad Riski : Analisis Manajemen Piutang Pada CV. Asnas Jaya, 2008. USU Repository © 2009

g) Pembayaran faktur disesuaikan dengan syarat pembayaran guna mencegah hilangnya kesempatan memperoleh potongan tunai.

E. Resiko Yang Mungkin Terjadi Dalam Piutang

CV. Asnas Jaya P. Susu melakukan metode penjualan secara kredit memiliki tujuan yaitu memperoleh keuntungan. Keuntungan yang diharapkan dapat berupa peningkatan dari penjualan serta dapat meningkatkan laba perusahaan. Selain itu penjualan secara kredit dapat juga dilakukan untuk merebut hati pembeli guna memenangkan persaingan diantara pengusaha atau pesaing lain. Selain dari keuntungan, perusahaan juga harus memikirkan resiko yang mungkin terjadi, karena didalam penjualan kredit banyak kemungkinan di luar dugaan yang akan terjadi.

Kemunkinan resiko yang akan terjadi didalam piutang antaranya adalah : 1. Resiko tidak di bayar seluruh piutang.

Tidak dibayar seluruh piutang adalah merupakan resiko yang paling merugikan dan sangat tidak diharapkan oleh perusahaan. Karena seluruh biaya dan harga pokok yang dikeluarkan untuk suatu produk baik jasa maupun barang tidak dapat kembali dalam perusahaan. Hal ini tentunya akan mengurangi modal pada perusahaan, dan dapat menimbulkan kebangkrutan apabila perusahaan itu meiliki modal yang sangat terbatas.

Hal ini dapat saja terjadi karena adanya kelalaian yang dilakukan perusahaan dalam melakukan pemilihan atau penerimaan calon pembeli.


(40)

Muhammad Riski : Analisis Manajemen Piutang Pada CV. Asnas Jaya, 2008. USU Repository © 2009

Dalam hal ini dibutuhkan ketelitian dan kejelian dalam memilih calon pembeli.

2. Resiko tidak dibayarnya sebagai piutang

Resiko ini merupakan resiko yang cukup merugikan perusahaan setelah resiko yang merugikan tidak dapat dibayarnya keseluruhan dari piutang. Hal ini tidak sepenuhnya kesalahan perusahaan , dimana pada awalnya perusahaan memang sudah tepat meneliti dan melihat karakteristik dari calon pelanggan. Dimana pada awalnya pelanggan atau pembeli terlihat sanggup untuk melunasi hutangnya dan sangat mungkin untuk menyelesaikan semua pembayaran utangnya. Tetapi segala kemungkinan dapat terjadi, dimana pelanggan dapat mengalami kerugian atau kesulitan dalam keuangan sehingga tidak sanggup lagi untuk melakukan pembayaran sisa utangnya. Bahkan dapat diakibatkan karena pelanggan mengalami kebangkrutan dalam usahanya. Ada juga sisi negatif yang mengakibatkan resiko ini terjadi, yaitu pelanggan dengan sengaja tidak ingin melunasi sisa hutangnya dan mencari-cari alasan yang tidak jelas.

3. Resiko keterlambatan dalam pembayaran piutang

Resiko ini memang tidak terlalu merugikan, tetapi resiko ini dapat mengganggu kondisi keuangan dari perusahaan, dimana perputaran piutang didalam perusahaan mengalami hambatan dan berlangsung sangat lamban dari yang seharusnya. Hal ini dapat mengakibatkan pengembalian modal di dalam perusahaan menjadi lama dan dapat mengganggu aktivitas yang lainnya pada perusahaan.


(41)

Muhammad Riski : Analisis Manajemen Piutang Pada CV. Asnas Jaya, 2008. USU Repository © 2009

4. Resiko tertanamnya modal dalam piutang

Apabila perusahaan melakukan penjualan secara kredit yang menimbulkan piutang maka akan mengakibatkan tertanamnya sejumlah modal di dalam piutang dalam jangka waktu tertentu yang membutuhkan waktu dalam pengembaliannya kembali. Hal ini harus diperhatikan oleh perusahaan, perusahaan harus mengadakan pembatasan dalam pemberian kredit sehingga investasi modal dalam piutang dapat terkendali dan tidak menimbulkan resiko yang besar.

Untuk menilai resiko kredit, pimpinan harus mempertimbangkan faktor yang menentukan besar kecilnya kredit. Umumnya perusahaan menilai resiko kredit atas dasar criteria 5C (James 2003:63), yaitu :

a. Character b. Capacity c. Capital d. Collateral e. Condition

a) Character (Watak)

Pimpinan harus dapat mencari tahu sifat-sifat dari calon pelanggan. Hal ini terutama berhubungan dengan kemauan dari calon pelanggan untuk melakukan kewajiban-kewajibannya. Perusahaan selalu ingin kredit yang diberikannya dapat kembali (dilunasi) pada waktunya. Untuk itu


(42)

Muhammad Riski : Analisis Manajemen Piutang Pada CV. Asnas Jaya, 2008. USU Repository © 2009

perusahaan akan berusaha memberikan kredit hanya kepada pembeli yang memiliki komitmen yang tinggi terhadap persetujuan yang dibuat.

b) Capacity (Kapasitas)

Sehubungan dengan kemampuan pelanggan dengan menunjukkan bahwa perusahaannya beroperasi sukses. Di mana hal ini ditunjukkan oleh profit record dari perusahaan langganan.

c) Capital (Modal)

Capital berhubungan dengan penilaian sumber-sumber financial dari perusahaan langganan, terutama ditunjukkan oleh neracanya.

d) Collateral (Jaminan)

Penilaian ini meliputi penilaian terhadap jaminan yang diberikan pelanggan sebagai pengaman kredit yang diberikan oleh perusahaan. Penilaian tersebut meliputi kecendrungan nilai jaminan di masa depan dan tingkat kemudahan untuk mengkonvirmasikannya menjadi uang tunai.

e) Condition (Kondisi)

Condition berhubungan dengan penilaian dan menyarankan kemungkinan untuk mengadakan pembatasan atau ketentuan terhadap perpanjangan kredit untuk perkiraan yang diragukan.


(43)

Muhammad Riski : Analisis Manajemen Piutang Pada CV. Asnas Jaya, 2008. USU Repository © 2009

BAB III

ANALISA DAN EVALUASI

1. Penggolongan Piutang

Berdasarkan penggolongan piutang ada tiga bagian yaitu :

a. Berdasarkan jangka waktu pembayaran yang terbagi atas : 1). Piutang jangka panjang

2). Piutang jangka pendek

b. Berdasarkan sumber atau sebab terjadinya piutang yang terdiri : 1). Piutang dagang dan piutang usaha

2). Piutang non dagang atau piutang lain-lain

c. Berdasarkan bentuk perjanjian yaitu : 1). Piutang wesel

Berdasarkan analisis dan pengamatan penulis, piutang yang terdapat pada CV. Asnas Jaya P. Susu terdapat tiga macam yaitu :

a) Piutang jangka panjang yang diperoleh dari dari hasil usaha atau kegiatan utama perusahaan yaitu dalam bidang konstruksi yang mengeluarkan biaya


(44)

Muhammad Riski : Analisis Manajemen Piutang Pada CV. Asnas Jaya, 2008. USU Repository © 2009

yang cukup besar, pembayaran yang dilakukan secara kredit pada umumnya

memerlukan waktu pelunasan yang lebih dari satu tahun atau dari satu periode akuntansi normal dari perusahaan

b) Piutang jangka pendek dimana piutang ini terjadi karena aktifitas kegiatan lainnya dari perusahaan yaitu kegiatan yang bergerak di sektor dagang umum yang dilakukan oleh perusahaan seperti halnya penjualan pupuk organik atau barang dagang umum lainnya.

c) Piutang wesel yang merupakan piutang yang diperoleh dari penjualan kredit yang berskala besar dimana dibutuhkan suatu pernyataan tertulis atau perjanjian tertulis yangmenandakan adanya suatu hubungan jual beli atau kerjasama yang dilakukan secara kredit.

2. Faktor Yang Mempengaruhi Besar Kecilnya Investasi Pada Piutang

Penjualan yang dilakukan secara kredit selalu menimbulkan piutang di dalam perusahaan. Investasi yang dilakukan perusahaan pada piutang tergantung pada penjualan kredit yang dilakukan. Menurut dari pembahasan yang telah dilakukan pada bab sebelumnya, investasi dalam piutang dapat disebabkan dan dipacu oleh beberapa faktor, dimana faktor tersebut yang dapat menentukan dari jumlah investasi yang tertanam pada piutang. Menurut dari pendapat yang telah


(45)

Muhammad Riski : Analisis Manajemen Piutang Pada CV. Asnas Jaya, 2008. USU Repository © 2009

dikemukakan oleh Bambang Riyanto, investasi yang terjadi pada piutang disebabkan oleh beberapa

faktor, seperti halnya volume penjualan kredit, syarat pembayaran penjualan kredit, ketentuan tentang pembatasan kredit, kebijaksanaan dalam mengumpulkan piutang, dan kebiasaan pembayaran dari para pelanggan.

a. Volume Penjualan Kredit

Faktor ini dapat mempengaruhi investasi yang dilakukan pada piutang. Apabila volume penjualan kredit yang dilakukan dalam skala yang besar maka secara otomatis investasi pada piutang juga besar. Hal ini juga terjadi pada CV. Asnas Jaya P. Susu. Volume penjualan yang dilakukan secara kredit dalam penjualan bangunan tempat tinggal yang sederhana, sehingga mengakibatkan investasi yang dilakukan oleh CV. Asnas Jaya P. Susu pada piutangnya juga sangat besar. Hal ini menyebabkan waktu yang dibutuhkan perusahaan dalm mengembalikan modal yang dikeluarkan dalam usahanya untuk dapat kembali pada perusahaan membutuhkan waktu yang cukup lama.

b. Syarat Penjualan Kredit

Syarat pembayaran pada penjualan kredit juga menentukan investasi pada piutang. Apabila syarat yang diterapkan pada perusahaan tidak terlalu ketat dan tidak terlalu membebani pelanggan, maka pelanggan senantiasa merasa luas dan leluasa melakukan pembelian secara kredit penjualan dari perusahaanakan meningkat. Peningkatan penjualan secara kredit inilah


(46)

Muhammad Riski : Analisis Manajemen Piutang Pada CV. Asnas Jaya, 2008. USU Repository © 2009

yang dapat meningkatkan investasi perusahaan pada piutang. Syarat pembayaran

penjualan kredit yang diberikan oleh CV. Asnas Jaya P. Susu tidak terlalu membebani pelanggan, syarat yang diberikan hamper sama dengan perusahaan lain. Dalam syarat penjualannya CV. Asnas Jaya P. Susu juga memberikan beberapa keistimewaan. Seperti halnya apabila pelanggan yang melakukan pembelian secara kredit dapat membayar setengah dari harga pokok maka perusahaan akan memberi sejumlah potongan pada pembayaran angsuran berikutnya.

c. Ketentuan Tentang Pembatasan Kredit

Pembatasan kredit sangat perlu dalam menjaga besarnya investasi pada piutang. Pembatasan kredit yang dilakukan perusahaan dapat mengendalikan investasi baik dalam penentuan batas kreditnya. Ini terlihat dari jarak antara jumlah piutang dengan penjualannya yang cukup besar.

d. Kebijaksanaan Dalam Mengumpulkan Piutang

Kebijaksanaan dalam pengumpulan piutang yang dilakukan CV. Asnas Jaya P. Susu cenderung pada pengumpulan piutang secara pasif dimana perusahaan menunggu pelanggan membayar langsung utangnya kepada perusahaan, karena pada umumnya pelanggan yang dimiliki oleh CV. Asnas Jaya P. Susu selalu membayar angsuran utangnya tepat pada waktunya. Tetapi ada kalanya


(47)

Muhammad Riski : Analisis Manajemen Piutang Pada CV. Asnas Jaya, 2008. USU Repository © 2009

perusahaan melakukan pengumpulan piutang secara aktif guna menghindari resiko tidak terkumpulnya piutang yang dianggap penting.

e. Kebiasaan Membayar Dari Para Pelanggan

Kebiasaan pelanggan dalam membayar utangnya juga cukup mempengaruhi jumlah investasi pada piutang. Ada kalanya pelanggan membayar secara cepat guna mendapat suatu potongan karena masih dalam masa cash discount. Kebiasaan pelanggan yang membayar utangnya dengan cepat dan tepat pada waktunya akan mengurangi investasi yang dilakukan perusahaan pada piutang secara cepat pula. Di lain pihak ada juga kebiasaan dari pelanggan yang membayar utangnya selalu terlambat dari batas waktu yang ditetapkan, dan bahkan sengaja diundur-undur dengan berbagai alasan tertentu.

3. Pengawasan Piutang

Pengawasan terhadap piutang penting dilakukan oleh perusahaan yang melakukan penjualan secara kredit, hal ini guna memperkecil resiko yang dapat terjadi. Pengawasan terhadap pemberian kredit, pengawasan penagihan, dan pengawasan interen.


(48)

Muhammad Riski : Analisis Manajemen Piutang Pada CV. Asnas Jaya, 2008. USU Repository © 2009

a. Pengawasan terhadap pemberian kredit

CV. Asnas Jaya P. Susu melakukan pengawasan terhadap pemberian kredit dengan menerima langsung pelanggan yang ingin melakukan pembelian, yang kemudian meneliti dan memperhatikan kriteria dari pelanggan tersebut dengan menggunakan analisis 5C yaitu character, capacity, capital, collateral, condition.

Perusahaan mencoba melihat kesanggupan atau kemampuan dari pelanggan apakah pantas untuk diberi izin melakukan pembelian secara kredit. Bila perlu perusahaan akan melakukan pantauan langsung ke tempat kerja atau rumah dari calon pembeli tersebut. Selain itu perusahaan menilai kemampuan pembeli dalam hal capital, kolateral, dan melihat rekening Koran calon pembeli selama tiga bulan terakhir. Dengan melihat rekening Koran calon pembeli, CV. Asnas Jaya P. Susu dapat melihat seberapa besar perputaran modal calon pembeli dan dapat melihat kondisi usahanya. Setelah semua data diperoleh dan perusahaan benar-benar yakin kepada pembeli tersebut baru diberi izin untuk melakukan pembelian secara kredit.

b. Pengawasan Penagihan

Buku piutang yang berisikan informasi mengenai nama pelanggan, tanggal penjualan, syarat pembayaran, tanggal dan jumlah pelunasan piutang


(49)

Muhammad Riski : Analisis Manajemen Piutang Pada CV. Asnas Jaya, 2008. USU Repository © 2009

merupakan salah satu sumber informasi yang perlu diperhatikan dalam melakukan pengawasan

piutang. Dari buku piutang ini segala informasi mengenai piutang yang dimiliki oleh perusahaan dapat dilihat.

Pengawasan yang dilakukan oleh CV. Asnas Jaya P. Susu dalam penagihan piutang dilakukan dengan memperhatikan kartu piutang, perincian penjualan, dan saldo piutang yang belum tertagih.

Berdasarkan pengamatan dari penulis atas pengawasan penagihan yang terjadi di CV. Asnas Jaya P. Susu, piutang yang terjadi selama periode 2005 adalah sebesar Rp. 8.600.000 dari seluruh penjualan yang telah dilakukan selama tahun 2005. Dan tahun 2006 piutangnya sebesar Rp. 9.200.000, sedangkan pada tahun 2007 sebesar Rp. 10.000.000.

Perputaran piutang yang dilakukan CV. Asnas Jaya P. Susu dikumpulkan dengan jangka waktu maksimal dua bulan. Apabila terdapat piutang yang telah jatuh tempo, maka bagian pembukuan akan memberikan informasi mengenai pelanggan yang hutangnya sudah jatuh tempo kepada pimpinan, sehingga pimpinan dapat menentukan keputusan dan mengambil tindakan seperlunya untuk menanggulangi permasalahan tersebut.

Dalam teknik pengumpulan piutang yang belum tertagih CV. Asnas Jaya P.Susu menggunakan cara dengan mengirimkan teguran kepada pelanggan yang belum yang belum membayar hutangnya yang telah jatuh tempo. Apabila surat teguran belum ditanggapi dalam dua minggu maka CV. Asnas


(50)

Muhammad Riski : Analisis Manajemen Piutang Pada CV. Asnas Jaya, 2008. USU Repository © 2009

Jaya P.Susu akan menghubungi langsung dengan menelpon pelanggan tersebut. Setelah menghubungi

langsung pelanggan melalui telepon tetapi belum mendapatkan hasilnya, maka CV. Asnas Jaya P.Susu akan mengadakan kunjungan pada pelanggan guna mencari keterangan dalam menentukan keputusan dan tindakan yang perlu diambil selanjutnya.

Berdasarkan analisis rasio yang digunakan CV. Asnas Jaya P.Susu dalam teknik pengumpulan piutang menunjukkan sudah cukup baik dalam sistem pengumpulan piutangnya. Hal ini menunjukkan karena waktu pembayaran piutang pelanggan mempunyai waktu yang cukup lama.

c. Pengawasan Interen

pengawasan interen terdiri dari pengawasan organisasi, sistem otorisasi, prosedur pencatatan, dan praktek yang sehat. Adanya pemisahan dalam fungsi akuntansi, fungsi penyimpanan, dan fungsi operasi dilakukan agar semua transaksi yang dilakukan dari awal sampai akhir tidak ditangani oleh hanya satu orang saja.

Pengawasan interen dalam sistem otorisasi dan prosedur pencatatan yang terdapat pada CV. Asnas Jaya P. Susu adalah sebagai berikut :

1) Calon pembeli mengajukan permohonan kreditnya, kemudian pimpinan langsung melakukan penyeleksian terhadap calon pembeli yang mengajukan permohonan kredit apakah diizinkan melakukan pembelian secara kredit.


(51)

Muhammad Riski : Analisis Manajemen Piutang Pada CV. Asnas Jaya, 2008. USU Repository © 2009

2) Kemudian calon pelanggan mengisi formulir permohonan pembelian secara kredit yang berisi nama, alamat rumah, nomor telepon rumah, pekerjaan, jenis usaha,

alamat kantor (tempat bekerja) dan lain-lain. Setelah itu pemohon menyerahkan syarat-syarat yang diminta oleh perusahaan seperti rekening Koran tiga bulan terakhir, giro, nomor pokok wajib pajak, KTP suami istri (bila telah berkeluarga), rekening listrik dan telepon. Dari data tersebut pimpinan akan melihat apakah calon pembeli tersebut layak untuk diberikan pembelian secara kredit.

3) Setelah pimpinan menyetujui permohonan kredit tersebut, pembeli akan menandatangani surat perjanjian sewa beli yang berisi keterangan barang (bangunan) yang akan diterima oleh pembeli.

4) Formulir dan data pembeli diserahkan kepada bagian keuangan untuk dihitung berapa jumlah angsuran dan uang muka yang akan dibayar sesuai dengan perjanjian. Kemudian dibuat faktur atas transaksi penjualan kredit dan diserahkan kepada bagian pembukuan untuk di bukukan.

Berdasarkan analisa yang dilakukan, pengawasan interen pada CV. Asnas Jaya P. Susu sudah cukup baik. Hal ini dikarenakan adanya pemisahan yang dilakukan antara bagian pencatatan atau pembukuan dengan bagian keuangan seperti yang terlihat pada struktur organisasi perusahaan CV. Asnas Jaya P. Susu. Terciptanya sistem pengawasan interen yang baik maka akan menciptakan praktek yang sehat.


(52)

Muhammad Riski : Analisis Manajemen Piutang Pada CV. Asnas Jaya, 2008. USU Repository © 2009

4. Resiko yang mungkin terjadi dalam piutang

Penjualan secara kredit adalah salah satu cara yang dilakukan CV. Asnas Jaya P. Susu dalam usahanya. Hal ini dilakukan guna memperlancar penjualan produk yang telah dihasilkannya dan meningkatkan tingkat dari penjualan. Tetapi selain meningkatkan penjualan, cara ini juga dapat menimbulkan resiko. Segala resiko mungkin saja terjadi. Resiko yang sering dihadapi oleh CV. Asnas Jaya P. Susu dalam kegiatan usahanya secara kredit adalah :

a. Keterlambatan dalam pelunasan

Hal ini terjadi dapat diakibatkan karena pelanggan mengalami kesulitan dalam pembayaran, pelanggan mengalami kesulitan keuangan yang tidak diduga sebelumnya. Umumnya pelanggan yang mengalami hal demikian akan memberikan penjelasan dan alasan yang dapat diterima kepada perusahaan kemudian meminta toleransi penundaan beberapa waktu kepada perusahaan. Apabila alasannya dapat diterima maka perusahaan akan memberikan waktu kepada pelanggan tesebut. Bila ada pelanggan yang terlambat melakukan pembayaran dan tidak memberikan pemberitahuan, maka perusahaan akan menghubungi pelanggan tersebut.


(53)

Muhammad Riski : Analisis Manajemen Piutang Pada CV. Asnas Jaya, 2008. USU Repository © 2009

Resiko ini jarang terjadi pada CV. Asnas Jaya P. Susu. Hal ini terjadi apabila pelanggan yang sebelumnya membeli dengan kredit mengalami kebangkrutan dalam usahanya sehingga benar-benar tidak sanggup melakukan pembayaran atau

pelanggan tersebut meninggal dunia. Bila hal ini terjadi maka perusahaan akan mengambil kebijakan untuk mengatasi hal ini.

Bila semua resiko tersebut terjadi maka perusahaan akan segera mengambil keputusan dengan melakukan perundingan menentukan tindakan yang tepat untuk dilakukan.

Salah satu yang dilakukan oleh perusahaan CV. Asnas Jaya P. Susu adalah dengan memberikan sangsi bagi pelanggan yang tidak membayar sisa angsurannya pada saat jatuh tempo berupa pembebanan angsuran yang tidak dibayar pada periode berikutnya beserta sejumlah biaya administrasi yang dibebankan kepada pelanggan sebagai ganti rugi atas keterlambatan pembayaran.

CV. Asnas Jaya P. Susu akan melakukan penyitaan terhadap pelanggan yang tidak dapat membayar lagi sisa utangnya baik itu karena tidak sanggup atau hal lainnya. Apabila penyitaan telah dilakukan maka seluruh pembayaran angsuran yang telah dilunasi tidak akan dikembalikan lagi kepada pembeli.


(54)

Muhammad Riski : Analisis Manajemen Piutang Pada CV. Asnas Jaya, 2008. USU Repository © 2009

TABEL I

CV. ASNAS JAYA P. SUSU NERACA

TAHUN 2005-2007 Dalam Rupiah

Keterangan 2005 2006 2007

Aktiva

Aktiva Lancar

Kas 32.000.000 35.000.000 36.700.000

Persedian Barang

Piutang Dagang 8.600.000 9.200.000 10.000.000 Total Aktiva Lancar 40.600.000 44.200.000 46.700.000 Aktiva Tetap

Inventaris kantor 21.500.000 22.100.000 24.500.000

kendaraan 65.000.000 65.800.000 70.000.000

Akumulasi Penyusutan 8.500.000 9.000.000 9.500.000 Total Aktiva Tetap 95.000.000 96.900.000 104.000.000 Total Aktiva 135.600.000 141.100.000 150.700.000 Passiva

Kewajiban Lancar 61.500.000 64.100.000 66.300.000

Modal Sendiri 74.100.000 77.000.000 84.400.000

Total Passiva 135.600.000 141.100.000 150.700.000

Sumber : Laporan Keuangan CV. Asnas Jaya P. Susu


(55)

TABEL II

CV. ASNAS JAYA P. SUSU LAPORAN LABA RUGI

PERIODE BERJALAN 31 Desember 2005-31 Desember 2007 dalam rupiah

Keterangan 2005 2006 2007

Pendapatan/penjualan

Pendapatan jasa 74.500.000 75.300.000 76.000.000

Pendapatan lain-lain 97.000.000 98.000.000 100.000.000 Jumlah pendapatan 171.500.000 173.300.000 176.000.000 Harga Pokok Penjualan 37.000.000 38.300.000 40.000.000

Laba Kotor 134.500.000 135.000.000 136.000.000

Beban

Biaya Penyusutan 16.000.000 16.500.000 15.000.000

Biaya Gaji dan Tunjangan 17.000.000 16.000.000 17.000.000

Biaya Administrasi 5.200.000 4.700.000 5.000.000

Biaya Transportasi 1.000.000 1.000.000 1.000.000

Biaya listrik dan telepon 2.000.000 1.800.000 2.000.000

Biaya Lain-lain 2.800.000 3.000.000 3.000.000

Jumlah Beban 44.000.000 43.000.000 43.000.000

Laba Sebelum Pajak 90.500.000 92.000.000 93.000.000

Tax (10%) 9.050.000 9.200.000 9.300.000

Laba Bersih 81.450.000 82.800.000 83.700.000


(56)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan yang telah dilakukan mengenai manajemen piutang pada CV. Asnas Jaya P. Susu, maka dapat diambil kesimpulan bahwa kebijakan yang dilakukan CV. Asnas Jaya P. Susu dalam manajemen piutangnya dan usahanya dalam menanggulangi resiko adalah :

1. Perusahaan menggunakan tehnik analisis 5C (character, capacity, capital, collateral, condition) dalam menentukan kelayakan calon pelanggannya.

2. Perusahaan mengumpulkan data pribadi pelanggan sebagai perbandingan dan acuan untuk menerima permohonan kredit pelanggannya.

3. Perusahaan melakukan hubungan kepada pelanggan melalui surat, telepon dan kunjungan langsung apabila pelanggan tidak membayar angsuran yang telah jatuh tempo.

4. Sangsi dan denda akan diberikan kepada pelanggan yang terlambat melakukan pembayaran angsuran.

5. Perusahaan akan melakukan penyitaan kepada pelanggan yang tidak membayar lagi utangnya.


(57)

6. Toleransi atau perpanjangan batas waktu masih dapat diberikan perusahaan kepada pelanggan yang tidak membayar angsuran pada saat piutang jatuh tempo atau kepada pelanggan yang tidak dapat membayar utangnya bukan karena tidak mau membayar sampai pada batas waktu yang ditentukan.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan dan analisa yang dilakukan, penulis mencoba memberikan saran-saran diantaranya adalah :

1. CV. Asnas Jaya P. Susu hendaknya lebih memperketat penyeleksian calon pembeli baru, agar segala resiko yang sudah terjadi dapat lebih diminimalkan atau dikurangi.

2. Tindakan yang diambil dalam mengatasi resiko yang terjadi sudah cukup bagus dan harus dipertahankan, bila perlu mencari solusi atau kebijakan baru yang lebih baik dalam mengatasi resiko tersebut.

3. CV. Asnas Jaya P. Susu sudah objektif dalam mengatur anggotanya untuk melaksanakan tugasnya sesuai dengan keahliannya masing-masing (the rightman on the right pleace).


(58)

DAFTAR PUSTAKA

Husein, Umar, 2002. Metode Penelitian Untuk Skripsi Dan Tesis Bisnis, Cetakan Ketiga, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Indriyo, Munawir, S, 2002. Analisa Laporan Keuangan, Edisi Revisi, Cetakan Pertama, Penerbit Liberty, Yogyakarta.

James, C, Van Horne, 2003. Prinsip-Prinsip Manajemen Keuangan, Buku Satu, Edisi Kesembilan, Salemba Empat, Jakarta.

Mulyadi, 2001. Penganggaran Perusahaan, Cetakan Ketiga, Salemba Empat, Jakarta. Riyanto, Bambang, 2001. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan, Edisi Empat,

Cetakan Pertama, BPFE-YOGYAKARTA, Yogyakarta.

Samosir, Anton, 2000. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan, Edisi Pertama, Cetakan Pertama, UMM PRESS, Malang

Syahyunan, 2004. Manajemen Keuangan I, Cetakan I, Edisi Pertama USU PRESS, Medan.

Winarsi, Endang, 2000. Pengantar Akuntansi, Buku Satu, Edisi Duapuluh Satu, Salemba Empat, Jakarta.


(1)

Muhammad Riski : Analisis Manajemen Piutang Pada CV. Asnas Jaya, 2008. USU Repository © 2009

Resiko ini jarang terjadi pada CV. Asnas Jaya P. Susu. Hal ini terjadi apabila pelanggan yang sebelumnya membeli dengan kredit mengalami kebangkrutan dalam usahanya sehingga benar-benar tidak sanggup melakukan pembayaran atau

pelanggan tersebut meninggal dunia. Bila hal ini terjadi maka perusahaan akan mengambil kebijakan untuk mengatasi hal ini.

Bila semua resiko tersebut terjadi maka perusahaan akan segera mengambil keputusan dengan melakukan perundingan menentukan tindakan yang tepat untuk dilakukan.

Salah satu yang dilakukan oleh perusahaan CV. Asnas Jaya P. Susu adalah dengan memberikan sangsi bagi pelanggan yang tidak membayar sisa angsurannya pada saat jatuh tempo berupa pembebanan angsuran yang tidak dibayar pada periode berikutnya beserta sejumlah biaya administrasi yang dibebankan kepada pelanggan sebagai ganti rugi atas keterlambatan pembayaran.

CV. Asnas Jaya P. Susu akan melakukan penyitaan terhadap pelanggan yang tidak dapat membayar lagi sisa utangnya baik itu karena tidak sanggup atau hal lainnya. Apabila penyitaan telah dilakukan maka seluruh pembayaran angsuran yang telah dilunasi tidak akan dikembalikan lagi kepada pembeli.


(2)

Muhammad Riski : Analisis Manajemen Piutang Pada CV. Asnas Jaya, 2008. USU Repository © 2009

TABEL I

CV. ASNAS JAYA P. SUSU NERACA

TAHUN 2005-2007 Dalam Rupiah

Keterangan 2005 2006 2007

Aktiva

Aktiva Lancar

Kas 32.000.000 35.000.000 36.700.000

Persedian Barang

Piutang Dagang 8.600.000 9.200.000 10.000.000

Total Aktiva Lancar 40.600.000 44.200.000 46.700.000

Aktiva Tetap

Inventaris kantor 21.500.000 22.100.000 24.500.000

kendaraan 65.000.000 65.800.000 70.000.000

Akumulasi Penyusutan 8.500.000 9.000.000 9.500.000

Total Aktiva Tetap 95.000.000 96.900.000 104.000.000

Total Aktiva 135.600.000 141.100.000 150.700.000

Passiva

Kewajiban Lancar 61.500.000 64.100.000 66.300.000

Modal Sendiri 74.100.000 77.000.000 84.400.000

Total Passiva 135.600.000 141.100.000 150.700.000

Sumber : Laporan Keuangan CV. Asnas Jaya P. Susu


(3)

TABEL II

CV. ASNAS JAYA P. SUSU LAPORAN LABA RUGI

PERIODE BERJALAN 31 Desember 2005-31 Desember 2007 dalam rupiah

Keterangan 2005 2006 2007

Pendapatan/penjualan

Pendapatan jasa 74.500.000 75.300.000 76.000.000

Pendapatan lain-lain 97.000.000 98.000.000 100.000.000 Jumlah pendapatan 171.500.000 173.300.000 176.000.000 Harga Pokok Penjualan 37.000.000 38.300.000 40.000.000

Laba Kotor 134.500.000 135.000.000 136.000.000

Beban

Biaya Penyusutan 16.000.000 16.500.000 15.000.000

Biaya Gaji dan Tunjangan 17.000.000 16.000.000 17.000.000

Biaya Administrasi 5.200.000 4.700.000 5.000.000

Biaya Transportasi 1.000.000 1.000.000 1.000.000

Biaya listrik dan telepon 2.000.000 1.800.000 2.000.000

Biaya Lain-lain 2.800.000 3.000.000 3.000.000

Jumlah Beban 44.000.000 43.000.000 43.000.000

Laba Sebelum Pajak 90.500.000 92.000.000 93.000.000

Tax (10%) 9.050.000 9.200.000 9.300.000

Laba Bersih 81.450.000 82.800.000 83.700.000


(4)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan yang telah dilakukan mengenai manajemen piutang pada CV. Asnas Jaya P. Susu, maka dapat diambil kesimpulan bahwa kebijakan yang dilakukan CV. Asnas Jaya P. Susu dalam manajemen piutangnya dan usahanya dalam menanggulangi resiko adalah :

1. Perusahaan menggunakan tehnik analisis 5C (character, capacity, capital, collateral, condition) dalam menentukan kelayakan calon pelanggannya.

2. Perusahaan mengumpulkan data pribadi pelanggan sebagai perbandingan dan acuan untuk menerima permohonan kredit pelanggannya.

3. Perusahaan melakukan hubungan kepada pelanggan melalui surat, telepon dan kunjungan langsung apabila pelanggan tidak membayar angsuran yang telah jatuh tempo.

4. Sangsi dan denda akan diberikan kepada pelanggan yang terlambat melakukan pembayaran angsuran.

5. Perusahaan akan melakukan penyitaan kepada pelanggan yang tidak membayar lagi utangnya.


(5)

6. Toleransi atau perpanjangan batas waktu masih dapat diberikan perusahaan kepada pelanggan yang tidak membayar angsuran pada saat piutang jatuh tempo atau kepada pelanggan yang tidak dapat membayar utangnya bukan karena tidak mau membayar sampai pada batas waktu yang ditentukan.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan dan analisa yang dilakukan, penulis mencoba memberikan saran-saran diantaranya adalah :

1. CV. Asnas Jaya P. Susu hendaknya lebih memperketat penyeleksian calon pembeli baru, agar segala resiko yang sudah terjadi dapat lebih diminimalkan atau dikurangi.

2. Tindakan yang diambil dalam mengatasi resiko yang terjadi sudah cukup bagus dan harus dipertahankan, bila perlu mencari solusi atau kebijakan baru yang lebih baik dalam mengatasi resiko tersebut.

3. CV. Asnas Jaya P. Susu sudah objektif dalam mengatur anggotanya untuk melaksanakan tugasnya sesuai dengan keahliannya masing-masing (the rightman on the right pleace).


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Husein, Umar, 2002. Metode Penelitian Untuk Skripsi Dan Tesis Bisnis, Cetakan Ketiga, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Indriyo, Munawir, S, 2002. Analisa Laporan Keuangan, Edisi Revisi, Cetakan Pertama, Penerbit Liberty, Yogyakarta.

James, C, Van Horne, 2003. Prinsip-Prinsip Manajemen Keuangan, Buku Satu, Edisi Kesembilan, Salemba Empat, Jakarta.

Mulyadi, 2001. Penganggaran Perusahaan, Cetakan Ketiga, Salemba Empat, Jakarta. Riyanto, Bambang, 2001. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan, Edisi Empat,

Cetakan Pertama, BPFE-YOGYAKARTA, Yogyakarta.

Samosir, Anton, 2000. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan, Edisi Pertama, Cetakan Pertama, UMM PRESS, Malang

Syahyunan, 2004. Manajemen Keuangan I, Cetakan I, Edisi Pertama USU PRESS, Medan.

Winarsi, Endang, 2000. Pengantar Akuntansi, Buku Satu, Edisi Duapuluh Satu, Salemba Empat, Jakarta.