BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dengan semakin pesatnya perkembangan media komunikasi dan informasi. Media komunikasi melalui tulisan seperti buku , novel, surat kabar,
atau majalah masih memiliki pembaca setia. Ditengah maraknya media komunikasi dan informasi elektronik seperti televisi, internet, bahkan e-book
electronic book, ternyata buku atau novel yang diterbitkan masih tetap eksis di
pasaran. Pada dekade sebelum abad ke-20, alat-alat mekanik ynag menyertai
lahirnya publisistik atau komunikasi massa adalah alat-alat percetakan yang menghasilkan surat kabar, buku-buku, majalah,brosur dan materi cetak lain
1
. Sebenarnya sejak zaman Rasulullah SAW karya sastra dalam bentuk
tulisan telah diterapkan walaupun masih sangat sederhana, terbukti saat Rasulullah SAW memerintahkan para sahabat untuk menulis wahyu yang turun
dari Allah SWT berupa ayat-ayat Al-Quran dengan pelepah kurma agar tidak tercecer atau hilang. Pada abad selanjutnya banyak pujangga Islam yang
menuangkan karya mereka tentang pemikiran mereka mengenai Islam melalui tulisan yang berbentuk kitab. Setelah revolusi industri, kemudian menghasilkan
alat-alat percetakan yang memudahkan karya tulis dibuat ke dalam bentuk buku yang bisa dicetak dalam jumlah banyak.
1
Wiryanto, Teori Komunikasi Massa Jakarta: Grasindo, 2000 hlm.1
Walaupun saat ini sudah banyak masyarakat yang ingin membaca buku atau novel hanya dengan mengakses internet. Bagi masyarakat sibuk di perkotaan
yang memiliki mobilitas tinggi mungkin ini adalah salah satu alternatif baik untuk tetap bisa memperoleh pengetahuan melalui buku, dan tidak perlu repot-repot ke
toko buku. Banyak orang berpendapat buku adalah jendela dunia, melalui buku kita
bisa memperoleh pengetahuan dari berbagai disiplin ilmu. Buku juga menjadi media hiburan, jika kita membaca buku atau novel ber’genre’ humor, seperti
komik. Buku juga merupakan media edukasi yang tepat dalam mentransfer ilmu pengetahuan.
Pembaca novel di Indonesia sudah cukup banyak, mereka tidak hanya dari kalangan dewasa, tapi saat ini anak-anak remaja beranjak dewasa juga menikmati
novel. Novel yang paling diminati pembaca khususnya bertemakan cinta, yang dibumbui unsur komedi.
Sesuatu yang bertemakan cinta pasti mendapat perhatian lebih,dan pasti digemari banyak orang. Cinta merupakan kata ampuh dalam menyampiakan pesan
komunikasi. Terbukti dengan banyaknya novel yang bertemakan cinta menjadi best seller,
film tentang percintaan menjadi box office, dan banyaknya program acara televisi yang mengatas namakan cinta memperoleh rating tinggi.
Sastra Islamfiksi Islami merupakan karya seni dan merupakan unsur penting peradaban Islam. Apa yang dimaksud dengan sastra Islam paling tidak
mengacu pada pengertian dan hakikat Islam sendiri yang tentu saja terbuka
diperdebatkan. Secara general Islam berarti “berserah diri” dihadapan yang Maha Mutlak. Dalam hal ini, tauhidlah landasannya.
2
Begitu pula dengan novel Islam yang banyak mengusung tema cinta, namun tetap memasukkan unsur-unsur dakwah dalam cerita. Karena esensi karya
sastra Islam, seperti novel Islam selalu mengandung unsur dakwah. Dakwah dapat diartikan dengan seruan, undangan atau ajakan yang
kesemuanya menunjukkan adanya komunikasi antara dua pihak, dimana pihak pertama da’i berusaha menyampaikan pesan, informasi, mengajak dan
mempengaruhi pihak kedua mad’u namun dalam proses berdakwah hendaknya pesan-pesan agama disampaikan dengan cara yang baik.
3
Saat ini media dakwah sudah mulai berkembang, seiring dengan perkembangan teknologi komunikasi, dakwah tidak hanya dapat dilakukan dari
masjid ke masjid, terbatas ruang dan waktu. Aktivis dakwah sudah banyak menggunakan media komunikasi seperti buku, televisi, radio, sampai internet
yang bisa diakses oleh siapapun diseluruh penjuru dunia. Begitu pula dengan Novel Islam yang saya baca yang berjudul “Pesantren
Ilalang” novel ini tidak seperti kebanyakan novel yang dipajang dirak-rak toko buku yang kebanyakan bertemakan cinta. Novel “Pesantren Ilalang” mengisahkan
tentang pengabdian seorang guru yang harus mengajar disebuah pesantren yang letaknya cukup jauh dari kota, bisa disebut pedalaman. Novel ini pengarang tulis
berdasarkan pengalaman pribadi sebagai pengajar di Pesantren Subulussalam Aceh, Singkil.
2
Helmi Setiawan, Sastra-Sastra Islami, Jakarta: Gema Insani, 2004 hlm.24
3
Toha Yahya, Ilmu Dakwah, Jakarta: Wijaya, 1992 hlm.1
Mungkin novel ini tidak jauh berbeda kisahnya dengan novel best seller seperti novel Laskar Pelangi yang bertemakan tentang pengabdian seorang guru
yang mencurahkan segenap hati dan jiwa demi kepentingan pendidikan, yang membedakan hanya setting tempat dan waktu.
Karena pengarang sebagai pelaku kejadian dan tokoh utama, maka deskripsi yang dituturkan pengarang sangat detail mengenai situasi tempat dan
setting waktu. Novel ini bercerita tentang tokoh utama yang bernama ustadz Kemal yang tidak memiliki banyak pilihan pekerjaan saat dirinya telah lulus dari
Universitas. Awalnya tawaran sebagai pengajar di pesantren yang letaknya jauh dari kota tidak sesuai dengan apa yang diharapkan. Sampai akhirnya dia sangat
menikmati sebagai pengajar dan sangat mencintai anak-anak didiknya. Walaupun dia hanya mendapat gaji dengan honor kecil.
Kehidupan pesantren tradisional yang sangat sederhana tidak membuat ustadz Kemal menyerah dan merasa bosan untuk mengajar. Berbagai konflik yang
terjadi selama ustadz Kemal mengajar menjadi perekat antara usatadz Kemal dengan seluruh penghuni pesantren. Hingga akhirnya ustadz Kemal diberi
kepercayaan menjadi Kepala Sekolah. Ustadz Kemal juga harus melibatkan diri secara pribadi dengan berbagai permasalahan yang dialami oleh para santri.
Penulis cukup mahir dalam menceritakan tiap konflik yang terjadi dengan sangat menarik dan cukup membuat pembaca penasaran. Karakter tokoh utama
yang sangat kalem dan sabar serta penggambaran aktivitas sehari-hari para santri di pesantren tradisional, merupakan daya tarik khusus bagi pembaca yang tidak
pernah merasakan kehidupan pesantren.
. Berdasarkan ketertarikan peneliti terhadap novel yang sarat dengan pesan-
pesan dakwah. Maka peneliti tertarik untuk meneliti sebuah novel, dengan mengangkat judul penelitian “Analisis Pesan Dakwah Dalam Novel Pesantren
Ilalang Karya Amar De Gapi”.
B. Batasan dan Rumusan Masalah