21
C. Analisis Riset Akuntansi
Perkembangan riset akuntansi tercermin di dalam hasil studi sebelumnya. Berbagai peneliti telah melakukan riset dalam mengetahui
bagaimana perkembangan riset akuntansi. Oler et al. 2010 melakukan penelitian akuntansi dengan memeriksa paper yang dipublikasikan pada
jurnal akuntansi dari tahun 1960 sampai 2007. Studi Oler et al. 2010, menunjukan bahwa jumlah paper yang dipublikasikan di jurnal akuntansi
terbaik meningkat signifikan pada tahun tersebut. Perkembangan riset akuntansi tersebut juga diikuti oleh peningkatan jumlah jurnal akuntansi sejak
tahun 1980-an yang didokumentasikan di dalam studi Zeff 1996 dalam Martani dan Al Irsyad, 2013.
Oler et al. 2010 juga mendokumentasikan peralihan dari riset normatif ke riset positif pada pertengahan 1970-an. Sedangkan Prather dan
Rueschhoff 1996 mendokumentasikan peralihan metode riset yang digunakan dari surveydeskriptif dan riviewhistoris pada awal 1980-an
menjadi riset pengembangan teori dan field studies dalam Martani dan Al Irsyad, 2013. Hasil riset tersebut mengindikasikan bahwa riset yang
berhubungan dengan penetapan kebijakan dan standar akuntansi internasional meningkat pada waktu itu prather dan Rueschhoff, 1996 dalam Martani dan
Al Irsyad, 2013. Shelvin 1999 mendokumentasikan metodologi yang dapat ditemukan
pada penelitian
pajak tersebut
adalah experimental
markets, behavioraljudgement and decision making, analitycal, dan archival
22
empirical. Coyne et al. 2009 mengkategorikan setiap artikel berdasarkan ketegori metodologi: analytical, archivalempirical, experimental dan
lainnya. Coyne et al. 2009 mendefinisikan ketegori berdasarkan metodologi tersebut, antara lain:
1. Analitycal research: studi analisis yang kesimpulannya didasarkan pada
tindakan resmi teori permodelan atau substanti ide-ide dalam istilah matematika. Studi ini menggunakan perangkat analisis untuk
memprediksi, menjelaskan, atau memberikan teori substansi. 2.
Archivalempirical: studi analisis yang kesimpulannya berdasarkan data obyektif yang dikumpulkan dari repository. Juga termasuk studi dimana
para peneliti, atau pihak ketiga lain mengumpulakan data penelitian dan data tersebut memiliki jumlah obyektif seperti laba bersih, penjualan,
biaya, dll dengan tujuan menciptakan repository data. 3.
Experimental: studi analisis yang kesimpulannya berdasarkan pada data peneliti yang dikumpulkan, atau mengenai hubungan sebab akibat antara
dua variable atau lebih dimana peneliti melakukan manipulasi terhadap data tersebut, biasanya penelitian ini menggunakan tugas acak.
4. Lainnya: studi yang tidak cocok dengan salah satu ketegori metodologi
lainnya. Metodologi dalam studi ini bervariasi secara signifikan dan mencakup hal-hal seperti survey, studi kasus, studi lapangan, simulasi,
argument persuasive, dll. Sifat interdisciplinary dari riset akuntansi bahkan telah menjangkau
disiplin ilmu pengetahuan alam, seperti yang dikemukakan oleh Moser
23
2012, bahwa di samping berkembangnya penggunaan konsep ekonomi perilaku behavioral economics dan psikologi pada riset akuntansi, riset di
bidang neuroaccounting sudah semakin sering ditemukan di dalam jurnal akuntansi Dickhaut et al. 2010; Bimberg dan Ganguly, 2012 dalam Moser,
2012 yang di kutip oleh Martani dan Al Irsyad 2013. Di samping evolusi dari riset akuntansi, Moser 2012 juga mencatat
indikasi stagnasi pada riset akuntansi dalam Martani dan Al Irsyad, 2013, antara lain:
1. Terbatasnya kelompok isu yang diangkat hanya seputar earnings
management, ramalan analisis atau manajemen, kompensasi, regulasi, tata kelola, atau penganggaranbudgeting.
2. Penggunaan metodologi yang homogen sebagian besar riset akuntansi
menggunakan metodologi archival. 3.
Sebagian besar riset hanya merupakan perluasan minor dari hasil riset sebelumnya, kecilnya penekanan pada hipotesis menguji sesuatu yang
sudah hampir pasti benar, dan memiliki implikasi yang terbatas riset dilakukan tanpa memperdulikan siapa yang menarik pada hasil riset
tersebut. Karakteristik lain dari perkembangan riset akuntansi juga ditunjukan
dari hasil studi Lukka dan Kasanen 1996, bahwa bahkan yang dianggap sebagai segmen paling internasional dari publikasi riset akuntansi memiliki
sifat dasar yang sangat lokal. Sifat lokal dari riset akuntansi dapat dilihat dari kecenderungan pnggunaan data domestik di kalangan peneliti Lukka dan
Kasanen, 1996 dalam Martani dan Al Irsyad, 2013.
24
D. Teknik Analisis Riset Akuntansi
Teknik analisis riset akuntansi yang digunakan untuk menilai produktivitas riset staf pengajarprogram akademik dan untuk merangking
jurnal terdiri dari teknik penghitungan counting, analisis rujukan citation analysis, dan survey Hasselback et al., 2003; Reinstein dan Calderon, 2006.
Teknik penghitungan memerlukan beberapa keputusan subjektif, termasuk identifikasi jurnal representatif dan relevan yang potensial, menjustifikasi
penyertaan jurnal-jurnal tersebut, dan justifikasi pengecualian jurnal lainnya Hasselback et al., 2003; Reinstein dan Calderon, 2006.
Teknik penghitungan sering digunakan untuk membantu mengevaluasi produktifitas ilmiah atau memastikan standar untuk promosi dan masa jabatan
Reinstein dan Hasselback, 1997. Karena teknik penghitungan sering menggunakan jurnal bergengsi saja sebagai tolak ukur penilaian, di samping
mengurangi manfaat dari temuan mereka Hasselback et al., 2003, hal tersebut juga menimbulkan permasalahan lebih jauh, yaitu:
1. Semakin jelasnya hierarki jurnal yang dianggap tingkat teratas sehingga
memunculkan tekanan untuk mempublikasikan di jurnal-jurnal tersebut dan berdampak pada sifat penelitian yang dilakukan.
2. Mendorong peneliti untuk fokus pada penelitian yang lebih mungkin
diterima oleh jurnal dengan peringkat teratas. 3.
Resiko instrumentalisme karir. Analisis rujukan mengukur tingkat keseringan suatu artikel, penulis,
atau jurnal dirujuk di dalam artikel lainnya, dengan mengadopsi asumsi
25
pokok bahwa artikel dengan kualitas tinggi akan lebih sering dirujuk dari pada artikel dengan kualitas lebih rendah Hasselback dan Reinstein, 1995;
Hasselback et al., 2003; Reinstein dan Calderon, 2006. Teknik ini menghitung seberapa sering artikel lain menyebutkan atau merujuk artikel
yang sedang dipelajari Hasselback dan Reinstein, 1995; Hasselback et al., 2003; Reinstein dan Calderon, 2006.
Beberapa studi telah menggunkan survey untuk menilai kualitas jurnal akuntansi dan jurnal terkait lainnya Hasselback dan Reinstein, 1995;
Reinstein dan Hasselback, 1997; Hasselback et al., 2003; Reinstein dan Calderon, 2006. Survey dilakukan dengan meminta staf pengajar atau
administrator untuk merangking jurnal relatif terhadap jurnal “anchor”,
seperti yang dilakukan oleh Howard dan Nikolai 1983, dan Smith 1994 dalam Reinstein dan Calderon, 2006.
E. Penggunaan Jurnal Akuntansi Terbaik
Sudah banyak peneliti yang menganalisis jurnal-jurnal elit dengan beragam penggunaan metodologi. Oler et al. 2010 berargumen bahwa
dengan menggunakan jurnal akuntansi terbaik, hal tersebut dapat merefleksikan representasi sampel dari riset akuntansi. Banyaknya studi yang
memilih untuk menginvestigasi peran jurnal-jurnal akademik di dalam penyebaran ilmu akuntansi dikarenakan hal tersebut telah terbukti menjadi
cara utama untuk difusi pengetahuan riset di dalam ilmu pegetahuan sosial Campenhout dan Caneghem, 2010 dalam Martani dan Al Irsyad, 2013.
26
Hasil studi Glover et al. 2006 menunjukan bahwa staf pengajar yang telah dipromosikan menjadi professor di sekolah riset terbaik lebih
memusatkan usahanya di dalam mempublikasikan hasil studinya ke dalam jurnal yang memiliki kualitas tinggi, daripada mempublikasikan artikel
dengan jumlah banyak di jurnal akademik professional atau jurnal dengan kualitas lebih rendah. Hasil studi Glover et al. 2006 sejalan dengan Oler et
al. 2010 yang menganjurkan bahwa pendekatan sederhana untuk mendeskripsikan dan mengkonseptualisasikan riset akuntansi adalah dengan
melihat paper yang dipublikasikan di jurnal akuntansi terbaik. Oler et al. 2010 mengasumsikan bahwa paper yang dipublikasikan di jurnal akuntansi
terbaik merupakan representasi yang terpercaya bagi literatur akuntansi Martani dan Al Irsyad, 2013.
Hasil studi Martani dan Al Irsyad 2013 menunjukan bahwa penulis yang berasal dari U.S. mendominasi kontribusi paper pajak selama 5 tahun
trakhir, terutama yang bergelar full professor, associate professor, dan assistant professor. Sedikitnya kontribusi penulis non-U.S. ikut menjelaskan
sifat kelokalan paper pajak belakangan ini. Penulis paper pajak yang berkontribusi di jurnal TAR, JAE, dan JAR sebagian besar berasal dari
universitas yang menawarkan program doctoral Ph.D. granting institutions. Hal tersebut menunjukan bahwa mempublikasikan riset di jurnal dengan
kualitas tinggi merupakan hal yang sangat penting bagi para staf pengajar dari universitas doctoral.
27
Sebagian akademisi akuntansi mengakui jurnal The Accounting Review TAR, Journal of Accounting and Economics JAE, dan Journal of
Accounting Research JAR sebagai jurnal elit dalam domain akuntansi Schwartz et al., 2005 dalam Reinstein dan Calderon, 2006. Studi Reinstein
dan Calderon 2006 menunjukan bahwa jurnal TAR, JAE, dan JAR menempati posisi teratas sebagai jurnal terbaik, dan menempatkan posisi
jurnal tersebut sebagai jurnal elit dalam jurnal akuntasi. Studi Bonner et al. 2006 menunjukan bahwa jurnal TAR, JAE, dan
JAR secara konsisten menempati posisi lima jurnal terbaik selama kurang lebih dua dekade terakhir dari tahun 1984-2003. Studi Chan et al. 2009
menunjukan bahwa jurnal TAR, JAE, dan JAR menempati posisi lima jurnal terbaik dalam kutipan disertasi selama tahun 1999-2003 yang di himpun oleh
ProQuest. Mereka juga memberikan bukti bahwa peringkat jurnal terbaik bervariasi berdasarkan wilayah khusus serta dengan metode penelitian. Oler
et al. 2010 juga menunjukan hasil yang sama bahwa jurnal TAR, JAE, dan JAR menempati posisi lima teratas jurnal terbaik pada tahun 1960-2007
. Berdasarkan hasil perbandingan antara analisis yang dilakukan oleh
Bonner et al. 2006, Chan et al. 2009, dan Oler et al. 2006, dapat disimpulkan bahwa sejak tahun 1980-an jurnal TAR, JAE, dan JAR relatif
lebih konsisten di dalam menempati posisi lima jurnal terbaik dibandingkan jurnal lainnya. Studi Martani dan Al Irsyad 2013 menunjukan bahwa jumlah
paper akuntansi yang dipublikasikan di jurnal TAR, JAE, dan JAR selama 5 tahun terakhir dari tahun 2008-2012 secara konsisten mengalami peningkatan.
28
Campenhout dan Caneghem 2010, Pickerd et al. 2011, dan Reinstein dan Calderon 2006 dalam Martani dan Al Irsyad, 2013
menunjukan bahwa evaluasi dengan tolak ukur jurnal terbaik juga memiliki kekuragan, yaitu:
1. Tidak semua artikel di jurnal elit merupakan “artikel terbaik”, dan tidak
semua artikel terbaik muncul di jurnal elit Smith, 2004 dalam Campenhout dan Caneghem, 2010.
2. Jurnal akuntansi terbaik tidak mempublikasikan semua tipe riset akuntansi
secara proporsional Pickerd et al., 2011. 3.
Sifat “elit” dari jurnal terbaik menyebabkan staf pengajar “elit” biasanya menghindari untuk melakukan publikasi di jurnal “non-elit” atau bekerja
sama dengan staf pengajar “non-elit” Reinstein dan Calderon, 2006 4.
Sebagian besar jurnal elit memiliki cakupan isu yang sempit, fokus di dalam memeriksa pasar modal, teori positif, dan peramalan forecasting
dengan dampak minimal di praktek akuntansi, dan sering mengabaikan sumber jurnal non-elit, sehingga menimbulkan sistem tertutup yang dapat
merusak inovasi dan pertumbuhan di domain akuntansi Reinstein dan Calderon, 2006.
Reinstein dan Calderon 2006 juga mendokumentasikan bahwa sebagian besar departemen menilai kualitas sebuah artikel yang diterbitkan
dalam berbagai cara selain daftar yang diformalkan dari peringkat jurnal. contoh, departemen akuntansi: 1 bergantung pada proses pemeriksaan
tertutup yang digunakan oleh jurnal wasit; 2 mengandalkan informasi
29
persepsi mereka tentang kualitas jurnal; 3 mengandalkan kajian fakultas informal dan penilaian pada kualitas individu pada artikel yang diterbitkan; 4
bergantung pada proes review formal atau menggunakan review exteranal. Reinstein dan Calderon 2006 juga melihat peringkat jurnal akuntansi
sebagai sumber konflik yang dapat mengurangi inovasi dan menempatkan program akuntansi profesional di posisi yang kurang menguntungkan relatif
terhadap disiplin bisnis lainnya.
F. Analisis Riset Perpajakan
Analisis riset perpajakan pada studi sebelumnya berupa review deskriptif sehingga sulit untuk menyimpulkan bagaimana perkembangan riset
perpajakan contoh: Shelvin, 1999; Shackelford dan Shelvin, 2001; Hanlon dan Heitzman, 2010; dan Graham et al., 2012. Selain analisis pada jurnal
mainstream, studi
yang dapat
memberikan informasi
mengenai perkembangan riset perpajakan adalah studi yang dilakukan oleh Goode
1997 dalam Martani dan Al Irsyad, 2013. Berdasarkan hasil review NTJ oleh Goode 1997 dalam Martani dan
Al Irsyad 2013, jumlah halaman yang dikhususkan untuk paper dan catatan telah meningkat dua kali dari 1,035 menjadi 2,107 di antara periode 1948-
1950 dan 1994-1996. Jumlah paper juga meningkat dari 99 menjadi 135, dan panjang rata-rata paper juga meningkat hampir 20 persen. Sementara total
halaman yang dikhususkan untuk review buku dan catatan buku book notes meningkat dari 53 menjadi 72 halaman.
30
Perubahan lain yang terjadi di antara periode 1948-1950 dan 1994- 1996 adalah: 1 peningkatan kontribusi oleh penulis dengan afiliasi institusi
akademik dan munculnya penulis yang berasal dari institusi riset independen; 2 meningkatkan frekuensi co-author paper dan notes; dan 3 di periode
pertama, paper dipublikasikan mengenai perpajakan di Jerman, Jepang, Australia, Meksiko, dan Cuba, serta paper yang membandingkan antara
depreciation allowance dengan perubahan pada pajak penghasilan individu pasca perang di berbagai negara yang menggunakan bahasa Inggris,
sedangkan di periode kedua pusat perhatian utama paper terletak pada iteraksi sistem pajak U.S dan asing dan dampaknya terhadap arus investasi dari lokal
produksi. Di samping studi empirical inventory costing, riset pajak oleh akuntan
sebelum pertengahan 1980-an menurut Shackelford dan Shelvin 2001 dapat dikotomikan menjadi dua bentuk, yaitu:
1. Legal Research, yaitu riset yang mengevaluasi efek pajak pada transaksi
exogenous, dan biasanya dipublikasikan pada jurnal hukum. 2.
Policy Studies, yaitu riset yang mengevaluasi distribusi atau efisiensi efek pajak, biasanya dipublikasikan di jurnal akuntansi publik.
Kemudian pada pertengahan 1980-an, paradigma Scholes-Wolfson yang mengadopsi pendekatan positif dan menyatukan ilmu mikroekonomi
dan hukum perpajakan untuk menjelaskan peran pajak di dalam organisasi menjadi pusat paradigma untuk riset pajak empiris terkini di dalam akuntansi
Shackelford dan Shelvin, 2001 dalam Martani dan Al Irsyad, 2013.
31
Hasil riset Bonner et al. 2006 menunjukan bahwa artikel di kategori perpajakan dan sistem memilki frekuensi yang lebih sedikit dibandingkan
artikel di kategori audit, keuangan, manajemen, dan lainnya di 5 jurnal akuntansi selama tahun 1984-2004. Di samping itu, Chan et al. 2009 juga
menunjukan bahwa artikel perpajakan dan sistem juga paling sedikit digunakan sebagai kutipan di dalam disertasi akuntansi yang dihimpun oleh
ProQuest selama tahun 1999-2003. Studi Oler et al. 2010 juga menunjukan bahwa proporsi paper perpajakan menurun di tahun 2000-an relatif terhadap
dekade sebelumnya. Selain itu, rujukan dari paper perpajakan juga semakin sedikit Oler et al., 2010.
Studi Martani dan Al Irsyad 2013 juga menunjukan hasil yang sama, bahwa proporsi paper perpajakan tidak mengalami perubahan, yaitu selalu
lebih kecil dibandingkan paper akuntansi keuangan, akuntansi manajerial, dan audit. Selain itu, pertumbuhan paper pajak juga berfluktuasi selama periode
2008-2012. Namun hal yang berbeda diungkapkan Shackelford dan Shelvin 2001, yang menunjukan bahwa di kalangan komunitas peneliti, pajak
menyaingi akuntansi manajemen dan audit di urutan kedua setelah akuntansi keuangan.
G. Riset Perpajakan
Studi yang me-review riset khusus topik perpajakan telah dilakukan oleh Shelvin 1999, Shackelford dan Shelvin 2001, Hanlon dan Heitzman
2010.
32
1. Menurut Shelvin 1999, sebagian besar penelitian pajak dapat
diklasifikasikan ke dalam satu dari tiga bidang, yaitu: a.
Riset kebijakan pajak, yaitu paper yang menilai efek atau efektivitas dari perubahan aturan pajak. Bagimana pajak meningkatkan aktivitas
ekonomi, mendistribusikan kekayan dan bagaimana meningkatkan pajak.
b. Riset perencanaan pajak, yaitu paper yang memeriksa bagaimana
perusahaan atau individu merespon peraturan pajak. c.
Riset kepatuhan pajak, yaitu paper yang menganalisis faktor yang menentukan kepatuhan terhadap undang-undang pajak.
2. Menurut Shackelford dan Shelvin 2001, terdapat tiga area utama
penyelidikan di dalam riset perpajakan, yaitu: a.
Tradeoff pajak dan non pajak, yaitu paper yang memeriksa koordinasi pajak dengan faktor lain di dalam keputusan bisnis, dengan penekanan
pada pajak yang tidak dapat diminimalisasi tanpa mempengaruhi tujuan organisasi lainnya.
b. Pajak dan harga aset, yaitu paper yang memeriksa seberapa jauh harga
mempertimbangkan faktor pajak. c.
Multijurisdictional, yaitu paper yang memeriksa peraturan perpajakan yang kompleks terkait perdagangan multijurisdictional perusahaan
mulitnasional dan perusahaan multistate. 3.
Sedangkan menurut Hanlon dan Heitzman 2010, area perpajakan dapat dklasifikasikan ke dalam 4 area utama riset, yaitu:
33
a. Peran informasi beban pajak penghasilan untuk akuntansi keuangan,
menjelaskan mengenai isu seputar perbedaan antara pendapatan buku dengan pendapatan kena pajak terkait dengan implikasi terhadap
pelaporan keuangan. Serta perbedaan antara laba akuntansi dengan penghasilan kena pajak terkait implikasi terhadap pelaporan keuangan.
b. Tax avoidance terkait dengan penghindaran pajak yang dilakukan oleh
perusahaan. c.
Efek pajak terhadap pengambilan keputusan perusahaan termasuk investasi, struktur modal, dan bentuk organisasi, serta kebijakan pajak
mana yang efektif dilihat dari implikasi nyatanya terhadap keputusan perusahaan. Area utama kelompok literatur ini adaah investasi, struktur
modal, dan bentuk organisasi. d.
Pajak investor investor level taxes dan penilaian aset asset pricing, terkait riset mengenai dampak dari dividen untuk investor dan pajak
atas capital gains terhadap nilai saham. Peneliti yang menggunakan metode berdasarkan klasifikasi Shelvin
1999, Shackelford dan Shelvin 2001, dan Hanlon dan Hetzman 2010 dilakukan oleh Martani dan Al Irsyad 2013. Berdasarkan metode klasifikasi
Shelvin 1999, hasil studi tersebut menunjukan bahwa sebagian besar penulis paper pajak lebih tertarik di dalam meneliti respon dan perilaku manajer
perusahaan di dalam menanggapi aturan pajak riset perencanaan pajak daripada meneliti efektivitas pemberlakuan aturan pajak tersebut riset
kebijakan pajak dan faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan pajak riset kepatuhan pajak.
34
Hasil studi Martani dan Al Irsyad 2013 berdasarkan metode klasifikasi Shackelford dan Shelvin 2001, menunjukan bahwa paper
perpajakan sebagian besar membahas mengenai trade-off antara faktor pajak dan faktor non pajak. Paper perpajakan yang termasuk ke dalam area riset ini
tersebar ke dalam klasifikasi area riset “peran informasi beban pajak penghasilan untuk akuntansi keuangan, penghindaran pajak, dan pengambilan
keputusan perusahaan berdasarkan metode klasifikasi Hanlon dan Heitzman 2010.
Sedangkan hasil studi Martani dan Al Irsyad 2013 berdasarkan metode klasifikasi Hanlon dan Heitzman 2010, menunjukan bahwa area
riset penghindaran pajak mengalami peningkatan jumlah dan proporsi paper selama 5 tahun terakhir dari tahun 2008-2012. Secara keseluruhan, area riset
penghindaran pajak juga memiliki proporsi terbesar dibandingkan area riset lainnya. Area riset penghindaran pajak relatif lebih banyak mengangkat isu
khusus topik perpajakan dibandingkan area riset lainnya.
H. Penelitian Terdahulu
Sebagian besar studi-studi analisis riset akuntansi terdahulu menggunakan pengklasifikasian topik akuntansi yang serupa meliputi kategori
topik akuntansi keuangan financial, manajemen, audit, perpajakan, sistem informasi dan kategori lainnya yang belum termasuk ke dalam keempat
kategori tersebut.
35
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
Penelitian Tahun
Judul Penelitian Metode
Penelitian Hasil Penelitian
kesimpulan
Bonner et al. 2006 The Most Influential Journals in
Academic Accounting. ArchivalEmpirical 1.
Hasil penelitian menunjukan bahwa jumlah paper yang dipublikasikan di jurnal TAR, JAE, dan JAR selama 20 tahun
tidak mengalami peningkatan yang signifikan. 2.
Hasil penelitian tersebut juga menunjukan bahwa artikel perpajakan dan sistem memiliki frekuensi yang lebih sedikit
dibandingkan artikel di kategori audit, keuangan, dan manajemen di 5 jurnal akuntansi selama tahun 1984-2003.
Chan et al. 2009 Ranking Accounting Journals
Using Dissertasion
Citation Analisis.
ArchivalEmpirical 1. Hasil penelitian menunujukan bahwa jurnal TAR, JAE, dan
JAR konsisten di dalam menempati posisi lima jurnal terbaik dibandingkan jurnal lainnya.
2. Penelitian tersebut juga menunjukan bahwa artikel perpajakan
dan sistem paling sedikit digunakan sebagai kutipan di dalam disertasi akuntansi yang dihimpun oleh ProQuest selama tahun
1999-2003.
Coyne et al. 2010 Accounting Pogram Research
Rankings by Topical Area and Methodology
ArchivalEmpirical 1. Hasil penelitian menunjukan bahwa artikel perpajakan
memiliki proporsi yang lebih sedikit dibandingkan akuntansi keuangan, akuntansi manajerial, dan audit.
36
Oler et al. 2010 Characterizing
Accounting Research.
ArchivalEmpirical 1. Hasil penelitian menunjukan bahwa artikel perpajakan
memiliki proporsi lebih sedikit dibandingkan artikel di kategori akuntansi keuangan, akuntansi manajerial, dan audit.
Martani dan Al Irsyad 2013
Analisis Publikasi Artikel Pajak Pada Jurnal The Accounting
Review, Journal of Accounting and Economics, dan Journal of
Accounting Research Tahun 2008-2012
ArchivalEmpirical 1. Hasil penelitian menunjukan bahwa jumlah paper akuntansi
yang dipublikasikan di jurnal TAR, JAR, dan JAE selama 5 tahun terakhir secara konsisten mengalami peningkatan.
2. Hasil penelitian tersebut juga menunjukan bahwa proporsi
paper perpajakan tidak mengalami perubahan, yaitu selalu lebih kecil dibandingkan paper akuntansi keuangan, akuntansi
manajerial, dan audit. Serta pertumbuhan jumlah paper pajak juga berfluktuasi selama periode 2008-2012.
37
I. Kerangka Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah dan tujuan penelitian, maka secara skematis dapat dibuat kerangka pemikiran sebagai berikut:
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Penelitian
Jurnal Internasional Akuntansi
Analisis Area Riset Perpajakan
Analisis Metode Riset Perpajakan
Klasifikasi Hanlon dan Heitzman 2010
Klasifikasi Shackelford dan Shelvin 2001
Klasifikasi Shelvin 1999
Analisis Topik Akuntansi 1.
Keuangan 2.
Manajemen 3.
Audit 4.
Pajak 5.
IS 6.
Lainnya
Analitycal Experimental
Archival Survey
Review TAR
JAR JAE
AH
Analisis Atribut Penulis
Analisis dan Pembahasan U.S.
Non-U.S. MIX
Co Non-U.S. Co U.S.
38
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian arsip archival research, merupakan penelitian terhadap fakta tertulis dokumen atau berupa arsip data
Indrianto dan Supomo, 2002. Dokumen atau arsip yang diteliti berdasarkan sumbernya dapat berasal dari data internal, yaitu: dokumen, arsip dan catatan
orisinil yang diperolehnya dari suatu organisasi, atau berasal dari data eksternal, yaitu: publikasi data berupa dokumen atau arsip dapat dikerjakan
sendiri oleh peneliti atau berupa publikasi data yang proses pengumpulannya dikerjakan oleh orang lain Indrianto dan Supomo, 2002.
Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan jenis data sekunder berupa naskah utama dan paper diskusi yang dipublikasikan di jurnal
TAR, JAE, JAR, dan AH selama lima tahun terakhir, yaitu pada periode 2010- 2014. Data sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh
peneliti secara tidak langsung melalui media perantara diperoleh dan dicatat oleh pihak lain Indrianto dan Supomo, 2002. Data sekunder umumnya
berupa bukti, catatan, atau laporan historis yang telah tersusun dalam arsip data dokumenter yang dipublikasikan dan yang tidak dipublikasikan. Data
sekunder umumnya digunakan dalam penelitian arsip archival research yang memuat kejadian masa lalu historis Indrianto dan Supomo, 2002.
39
B. Metode Penentuan Sampel
Jurnal internasional di bidang akuntansi yang di bahas dalam penelitian ini adalah jurnal yang termasuk dalam indeks Scopus, Scimago, dan Thomson
Reuters. Dalam penelitian ini metode penentuan sampel yang digunakan adalah purposive sampling yaitu teknik penentuan sampel untuk tujuan
tertentu saja Indrianto dan Supomo, 2002. Adapun jurnal internasional yang dipilih adalah The Accounting Review TAR, Journal of Accounting and
Economics JAE, Journal of Accounting Research JAR, dan Accounting Horizons AH. Alasan pemilihan sampel adalah karena ke empat jurnal
tersebut termasuk dalam indeks Scopus, Scimago, dan Thomson Reuters.
C. Metode Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini merupakan jenis data sekunder yang berupa naskah utama dan paper diskusi yang dipublikasikan di
jurnal The Accounting Review TAR, Journal of Accounting and Economics JAE, Journal of Accounting Research JAR, dan Accounting Horizons AH
selama lima tahun terakhir, yaitu periode 2010-2014. Data diperoleh melalui akses jurnal online yang disediakan oleh PNRI Perpustakaan Nasional
Republik Indonesia. Layanan online tersebut adalah ProQuest dan EBSCOHost. Kemudian peneliti membandingkan artikel tersebut dengan
artikel yang dipublikasikan oleh American Accounting Association AAA untuk lebih menjaga keakuratan data tersebut.
40
D. Metode Analisis Data
Analisis pertama dilakukan dengan pengklasifikasian seluruh artikel
riset di dalam jurnal The Accounting Review TAR, Journal of Accounting and Economics JAE, Journal of Acconting Research JAR, dan Accounting
Horizons AH berdasarkan topik riset akuntansi yang terdiri dari: 1 akuntansi keuangan financial; 2 akuntansi manajerial; 3 audit; 4
perpajakan; 5 sistem informasi; 6 nirlaba dan pemerintahan; 7 tata kelola
perusahaan corporate governance; dan 8 kategori lainnya.
Klasifikasi dilakukan dengan mengidentifikasikan isu utama yang dibahas di dalam paper dilihat dari judul, abstrak, dan kata kunci. Isu utama
yang teridentfikasi kemudian dirujuk ke masing-masing definisi kategori topik menurut paper sebelumnya. Satu paper dapat diklasifikasikan ke dalam lebih
dari satu kategori topik non-exclusive. Sedangkan jika isu utama yang diangkat tidak dapat dimasukan ke dalam satupun definisi topik, maka
klasifikasi dilakukan berdasarkan penilaian subjektif. Dari analisis tersebut, proporsi dan perkembangan antara paper perpajakan dibandingkan dengan
proporsi dan perkembangan paper di area topik lainnya.
Analisis kedua adalah pengklasifikasian paper yang termasuk di
dalam area topik perpajakan ke dalam kategori berdasarkan area riset pajak menurut Shelvin 1999, Shackelford dan Shelvin 2001, Hanlon dan
Heitzman 2010, seperti yang di contohkan oleh Martani dan Al Irsyad 2013. Analisis ini dilakukan untuk mengetahui area riset pajak yang paling
41
diminati oleh peneliti akuntansi di jurnal akuntansi terbaik. Pengklasifikasian dilakukan berdasarkan kemiripan isu yang diungkapkan di dalam contoh
analisis paper masing-masing kategori area riset pajak, disamping mempertimbangkan penjelasan definisi masing-masing kategori. Satu paper
pajak hanya dapat masuk ke dalam satu kategori untuk masing-masing model klasifikasi. Meskipun masing-masing kategori belum tentu eksklusif satu sama
lain, namun penulis dari ketiga model tersebut telah menyebutkan bahwa penekanan isu yang diangkat masing-masing kategori adalah berbeda satu
sama lain.
Analisis ketiga adalah pengklasifikasian paper yang termasuk di
dalam area topik perpajakan berdasarkan metodologi yang digunakan di dalam riset. Kategori metodologi yang digunakan terdiri dari: 1 eksperimen; 2
analitik; 3 archivalempirical; 4 survey; dan 5 riview. Hasil analisis metodologi paper pajak kemudian dibandingkan dengan hasil analisis
metodologi riset akuntansi pada paper sebeumnya. Analisis ini dilakukan untuk mengetahui metodologi yang paling sering digunakan oleh peneliti
akuntansi di dalam paper pajak dan masing-masing area riset perpajakan.
Analisis keempat adalah pengklasifikasian paper yang termasuk di
dalam area topik perpajakan berdasarkan atribut penulis yang terdiri dari: 1 asal penulis; 2 status penulis; dan 3 status institusi penulis. Data penulis
paper di dalam penelitian ini berdasarkan database “A Directory of
Accounting Faculty ” edisi ke-34 yang dikompilasi oleh James R. Hasselback.
42
Untuk menjamin keakuratan data, semua data penulis tersebut diverifikasi ulang menurut database yang disediakan masing-masing universitas afiliasi
penulis atau sumber lain dari internet. Analisis ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik penulis yang berkontribusi di dalam paper perpajakan pada jurnal
The Accounting Review TAR, Journal of Accounting and Economics JAE, Journal of Accounting Research JAR, dan Accounting Horizons selama 5
tahun terakhir periode 2010-2014.
43
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
Di dalam menganalisis paper pajak pada jurnal akuntansi terbaik, penelitian ini menggunakan alat analisis statistik seperti yang dicontohkan
oleh beberapa penelitian sebelumnya. Beberapa penyesuaian metodologi dilakukan di dalam melakukan pengklasifikasian, yaitu paper yang dianalisis
lebih mendalam pada penelitian ini hanya paper yang termasuk ke dalam kategori area riset perpajakan seperti yang dicontohkan oleh Martani dan Al
Irsyad 2013. Hal tersebut dilakukan untuk menjaga relevansi analisis dengan tujuan penelitian.
Analisis paper ini dibatasi hanya pada jurnal The Accounting Review TAR, Journal of Accounting and Economics JAE, Journal of Accounting
Research JAR, dan Accounting Horizons AH yang merupakan salah satu jurnal akuntansi terbaik terindeks Scopus berdasarkan hasil penilaian
Thomson Reuters. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini merupakan jenis data
sekunder yang berupa 846 artikel berupa naskah utama dan paper diskusi yang dipublikasikan di jurnal TAR, JAE, JAR, dan AH selama 5 tahun terakhir,
yaitu pada periode 2010-2014. Data diperoleh melalui akses jurnal online yang disediakan oleh PNRI Perpustakaan Nasional Republik Indonesia.
Layanan online tersebut adalah ProQuest dan EBSCOHost. Kemudian peneliti membandingkan artikel tersebut dengan artikel yang dipublikasikan oleh
44
American Accounting Association AAA untuk lebih menjaga keakuratan data tersebut.
Tabel 4.1 Distribusi Paper Akuntansi
Tahun TAR
JAE JAR
AH Jumlah
2010 72
35 30
19 156
2011 72
34 39
33 178
2012 73
44 39
27 183
2013 72
42 24
24 162
2014 73
31 36
27 167
Jumlah 362
186 168
130 846
Rata-rata 72.4
37.2 33.6
26 169.2
Persentasetahun 42.80
22.00 19.86
15.37 Sumber: data pimer yang diolah, 2010-2014
B.
Hasil dan Pembahasan 1.
Analisis Topik Akuntansi
Teknik analisis topik akuntansi dilakukan untuk memberikan gambaran mengenai perkembangan riset akuntansi serta untuk mengetahui
proporsi paper perpajakan dengan mengklasifikasikan paper yang dipublikasikan pada jurnal akuntansi TAR The Accounting Review, JAE
Journal of Accounting and Economics, JAR Journal of Accounting Research, dan AH Accounting Horizons dari tahun 2010-2014
berdasarkan topik riset akuntansi yang terdiri dari: Akuntansi Keuangan, Akuntansi Manajerial, Audit, Perpajakan, Sistem Informasi, dan kategori
lainnya, seperti yang disajikan oleh tabel 4.2.
45
Tabel 4.2 Definisi Topik Akuntansi
Topik Definisi meliputi
OOS: isu pelaporan keuangan eksternal termasuk analisis dan ramalan analisis, serta efek informasi akunansi terhadap keputusan
invstasi pengguna eksternal di pasar modal.
Keuangan CSWW: akuntansi keuangan, pasar keuangan, dan decision making
berdasarkan informasi akuntansi keuangan. F: isu pelaporan eksternal, isi dari informasi yang tersedia untuk
public, pilihan akuntansi, permasalahan informasi asimetris dan adverse selection dalam konteks shareholder bondholder kontrak
manajemen dan pembagian resiko, dsb.
OOS: paper yang berhubungan dengan pelaporan dan evaluasi internal, penganggaran internal, dan transfer pricing, serta hubungan
antara informasi akuntansi dengan pengguna eksternal.
Manajerial CSWW: isu terkait penganggaran, kompensasi, decision making di
dalam enterprise, insentif, dan alokasi sumber daya di dalam enterprise.
F: isu pelaporan internal, evaluasi kinerja, skema kompensasi dan isu keagenan dalam konteks managerial contracting perusahaan.
OOS: paper yang berhubungan dengan audit dn auditor termasuk pengendalian internal atas pelaporan, serta fungsi audit, yang terletak
di antara informasi akuntansi yang dihasilkan oleh perusahaan dengan pasar modal.
Audit CSWW: studi mengenai lingkungan audit eksternal dan internal,
decision making auditor, independensi auditor, efek audit di dalam proses pelaporan laporan keuangan, biaya audit.
F: fungsi audit, pertimbangan professional, standar audit, liabilitas professional, resiko audit, hubungan auditor dank lien, dsb.
OOS: isu pajak penghasilan Negara bagian, perencanaan pajak, perhitungan pajak, strategi pajak, dan dampak pajak terhadap pasar
modal, serta hubungan antara informasi akuntansi dengan otoritas perpajakan, dan juga pasar modal.
Perpajakan CSWW: isu terkait decision making pembayar pajak, alokasi pajak,
perhitungan pajak, struktur transaksi akuntansi untuk mencapai tax goal, insentif pajak, dan reaksi pasar terhadap pengungkapan pajak.
F: isu pajak pendapatan dan pajak lainnya, serta isu akuntansi terkait dengan insentif pajak.
Sistem Informasi
CSWW: isu terkait sistem dan pengguna sistem yang mangoleksi, menyimpan, dan menghasilkan informasi akuntansi. Riset mencakup
ilmu perancangan, informasi ontological, expert system, penjaminan proses, keamanan, pengendalian, system usability, dan kinerja sistem.
F: manajemen data, sistem pelaporan internal, artificial intelligence, expert system, dan office automation.
46
Nirlaba dan pemerintahan
F: isu akuntansi dan audit yang berhubungan dengan organisasi nirlaba dan semua tingkatan organisasi pemerintahan.
Tatakelola perusahaan
OOS: keseluruhan tatakelola perusahaan dan pengendalian contoh: struktur dewanboard, hak pemegang saham.
Keterangan: OOS = Oler et al., 2010; CSWW = Coyne et al., 2010; F = Falk, 1989.
Klasifikasi dilakukan dengan mengidentifikasikan isu utama yang dibahas di dalam paper dilihat dari judul, abstrak, dan kata kunci. Isu utama
yang teridentifikasi kemudian dirujuk ke masing-masing definisi kategori topik menurut paper sebelumnya. Satu paper dapat diklasifikasikan ke
dalam lebih dari satu kategori topik non-exclusive. Kemudian membandingkan proporsi dan perkembangan antara paper perpajakan
dibandingkan dengan proporsi dan perkembangan paper di area topik lainnya.
Analisis pada Tabel 4.3, menunjukan bahwa jumlah paper akuntansi yang dipublikasikan di jurnal TAR, JAE, JAR, dan AH selama 5 tahun
terakhir tidak menunjukan adanya peningkatan yang konsisten. Sejalan dengan hasil penelitian bonner et al. 2006 dan Oler et al. 2010 yang
menggunakan cakupan lebih panjang, juga tidak menunjukan adanya peningkatan yang konsisten mengenai jumlah paper yang dipublikasikan di
jurnal TAR, JAE, dan JAR. Meskipun demikian paper akuntansi yang dipublikasikan justru cenderung mengalami peningkatan di periode awal,
seperti yang disajikan oleh grafik 4.1.
47
Tabel 4.3 Distribusi Paper Berdasarkan Topik Akuntansi
Topik
2010 2011
2012 2013
2014 Total
Rata-rata Jumlah
Jumlah Jumlah
Jumlah Jumlah
J. Paper Jumlah
Keuangan
110 70.52 131 73.61
123 67.21 84 51.85
88 52.70 536
107.2 63.36
Manajerial
32 20.52 21 11.78
32 17.48 56 34.57
55 32.93 196
39.2 23.17
Audit
33 21.16 29 16.29
30 16.39 29 17.91
35 20.95 156
31.2 18.44
Perpajakan
12 7.69
6 3.37
17 9.29
15 9.26
12 7.18
62 12.4
7.33
IS
1 0.64
5 2.81
2 1.11
7 4.32
8 4.79
23 4.6
2.72
NirPem
0.00 5
2.81 4
2.19 3
1.85 3
1.79 15
3.0 1.77
CG
15 9.61
13 7.31
16 8.74
11 6.79
9 5.38
64 12.8
7.56
Lainnya
3 1.92
3 1.69
3 1.64
1 0.61
1 0.59
11 2.2
1.30
Jml Paper
156 178
183 162
167 1063
169.2
48
Grafik 4.1 Distribusi Paper Akuntansi
Tabel 4.3 juga menunjukan bahwa proporsi paper perpajakan tidak
mengalami perubahan dari hasil studi yang dilakukan oleh Bonner et al. 2006, Coyne et al. 2010, Oler et al. 2010, dan Martani dan Al Irsyad,
2013, yaitu selalu lebih kecil dibandingkan paper akuntansi keuangan, akuntansi manajerial, dan audit. Jumlah rata-rata paper perpajakan hanya
12.4 atau sekitar 7.33 pertahunnya. Hal tersebut menunjukan bahwa, riset akuntansi relatif terpusat pada topik akuntansi keuangan dengan
kontribusi sebanyak 107.2 atau sekitar 63.36 pertahunnya, di mana setiap tahunnya isu yang dibahas di dalam beberapa paper selain akuntansi
keuangan juga mengangkat isu mengenai topik akuntansi keuangan.
20 40
60 80
100 120
140 160
180 200
2010 2011
2012 2013
2014 TOTAL
TAR JAE
JAR AH
TOTAL
49
Pertumbuhan jumlah paper pajak juga berfluktuasi selama periode 2010- 2014, seperti yang disajikan oleh grafik 4.2.
Grafik 4.2 Distribusi Paper Perpajakan
Sejalan dengan penelitian Martani dan Al Irsyad, 2013, hasil studi
ini tidak menemukan adanya indikasi bahwa riset akuntansi semakin menjauhi topik audit dan perpajakan seperti yang dijelaskan dalam studi
Oler et al. 2010 yang menunjukan bahwa riset akuntansi semakin menjauhi topik audit dan perpajakan. Analisis data dilakukan dengan cara
membandingkan data pada Tabel 4.3 dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Oler et al. 2010 dan Martani dan Al Irsyad, 2013.
Proporsi paper perpajakan di jurnal TAR, JAE, JAR, dan AH justru
2 4
6 8
10 12
14 16
18
2010 2011
2012 2013
2014 TOTAL
TAR JAE
JAR AH
TOTAL
50
cenderung mengalami peningkatan dibandingkan dari hasil penelitian Martani dan Al Irsyad 2013 meskipun konsisten berada di bawah 12
dari jumlah paper Oler et al., 2010.
2. Analisis Area Riset Perpajakan
Analisis area riset perpajakan dilakukan untuk mengetahui ketertarikan para penulis dalam meneliti paper pajak, dengan membagi
penelitian pajak tersebut menurut beberapa metode klsifikasi: 1 Shelvin 1999; 2 Shackelford dan Shelvin 2001; dan Hanlon dan Heitzman
2010. Berdasarkan data pada Tabel 4.4, dapat disimpulkan bahwa
sebagian besar penulis paper pajak lebih tertarik di dalam meneliti respon dan perilaku manajer perusahaan di dalam menanggapi aturan pajak yang
berlaku riset
perencanaan pajak
daripada meneliti
efektivitas pemberlakuan aturan pajak tersebut riset kebijakan pajak dan fakor-faktor
yang mempengaruhi kepatuhan pajak riset kepatuhan pajak. Jumlah kontribusi paper di area riset perencanaan pajak sebanyak 43 paper atau
sekitar 71.67, riset kebijakan pajak sebanyak 14 paper atau sekitar 23.33, dan riset kepatuhan pajak sebanyak 3 paper atau sekitar 5. Hasil
yang sama juga ditunjukan oleh Martani dan Al Irsyad bahwa sebagian besar penulis paper pajak lebih tertarik di dalam meneliti respon dan
perilaku manajer di dalam menanggapi aturan pajak yang berlaku riset perencanaan pajak dibandingkan area lainnya dengan jumlah kontribusi
sebanyak 36 paper atau sekitar 76.60.
51
Tabel 4.4 Klasifikasi Berdasarkan Area Riset
Tahun 2010
2011 2012
2013 2014
Jumlah J.
Paper J.
Paper J.
Paper J.
Paper J.
Paper J. Paper
Shelving 1999
Riset kebijakan pajak 3
5.00 0.00
4 6.67
4 6.67
3 5.00
14 23.33
Riset perencanaan pajak 7
11.67 6
10.00 11
18.33 10
16.67 9
15.00 43
71.67 Riset kepatuhan pajak
1 1.67
0.00 1
1.67 1
1.67 0.00
3 5.00
Shackelford dan Shelvin 2001
Trade off pajak dan non pajak 9
15.00 2
3.33 11
18.33 11
18.33 11
18.33 44
73.33 Pajak dan harga asset
2 3.33
3 5.00
1 1.67
3 5.00
1 1.67
10 16.67
Multijurisdictional 0.00
1 1.67
4 6.67
1 1.67
0.00 6
10.00
Hanlon dan Heitzman 2010
Peran informasi beban pajak penghasilan untuk akuntansi
keuangan 2
3.33 1
1.67 2
3.33 3
5.00 1
1.67 9
15.00
Tax avoidance 4
6.67 1
1.67 9
15.00 6
10.00 5
8.33 25
41.67 Pengambilan
keputusan perusahaan
3 5.00
2 3.33
4 6.67
3 5.00
5 8.33
17 28.33
Pajak dan asset pricing 2
3.33 2
3.33 1
1.67 3
5.00 1
1.67 9
15.00 Jumlah. paper pajak
12 6
17 15
12
Keterangan: 1 paper pajak yang bersifat review, yaitu Hanlon dan Heitzman 2010 yang berjudul “A Review of Tax
Research” dan paper Graham et al. 2012 yang berjudul “Research in Accounting for Income Tax” dikeluarkan dari pengklasifikasian sehingga jumlah paper masing-masing metode tahun 2010, dan 2012 tidak sama dengan jumlah paper pajak tahun
yang bersangkutan; 2 persentase berdasarkan jumlah seluruh paper pajak selama 5 tahun.
52
Jika dilihat dari sudut pandang metode klasifikasi Shackelford dan Shelvin 2001, paper perpajakan sebagian besar membahas mengenai
trade-off antara faktor pajak dan faktor non-pajak dengan jumlah kontribusi sebanyak 44 paper atau sekitar 73.33. Artinya area riset tersebut
merupakan area yang paling diminati oleh kalangan peneliti pajak dibandingkan area riset lainnya. Studi Martani dan Al Irsyad 2013 juga
menunjukan hasil yang sama, bahwa sebagian besar peneliti pajak membahas mengenai trade-off pajak dan non-pajak dengan jumlah
kontribusi sebanyak 32 paper atau sekitar 68.09. Paper perpajakan yang termasuk ke dalam area riset ini tersebar ke dalam klasifikasi area riset
“peran informasi beban pajak penghasilan untuk akuntansi keuangan”, “penghindaran pajak”, dan “pengambilan keputusan perusahaan”
berdasarkan metode klasifikasi Hanlon dan Heitzman 2010. Berdasarkan metode klasifikasi Hanlon dan Heitzman 2010, area
riset penghindaran pajak tax avoidance juga merupakan area riset yang paling banyak diminati oleh kalangan peneliti pajak. Secara keseluruhan,
area riset penghindaran pajak juga memiliki proporsi terbesar dibandingkan area riset lainnya yakni sebanyak 25 paper atau sekitar 41.67. Hasil studi
Martani dan Al Irsyad 2013, juga menunjukan bahwa area riset penghindaran pajak memiliki proporsi tersebesar yakni sebanyak 17 paper
atau sekitar 36.17 dibanding area riset lainnya. Ar ea riset “penghindaran
pajak” relatif lebih banyak mengangkat isu khusus topik perpajakan dibandingkan area riset lainnya.
53
3. Analisis Metode Riset Perpajakan
Analisis metode riset perpajakan dilakukan untuk mengetahui perkembangan metodologi yang paling sering digunakan atau paling
banyak diminati oleh para kalangan peneliti pajak. Analisis tersebut dilakukan dengan cara mengklasifikasikan paper yang termasuk di dalam
area topik perpajakan berdasarkan metodologi yang digunakan di dalam riset. Kategori metodologi yang digunakan terdiri dari: 1 eksperimen; 2
analitik; 3 archivalempirical; 4 survey; dan 5 review. Berdasarkan data pada Tabel 4.5, dapat disimpulkan bahwa
sebagian besar peneliti pajak menggunakan metodologi archivalempirical dibandingkan metodologi lainnya. Area riset yang diteliti pada paper
perpajakan cenderung homogen menggunakan metode archivalempirical digunakan di dalam sebagian riset pajak. Moser 2012 mencatat indikasi
stagnasi pada riset akuntasi salah satuya adalah penggunaan metodologi yang homogen sebagian besar riset akuntansi menggunakan metodologi
archivalempirical. Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Martani dan Al
Irsyad 2013, bahwa metodologi yang paling sering digunakan di dalam riset pajak adalah archivalempirical yang merupakan salah satu
karakteristik dari riset positif. Dominasi penggunaan metodologi archivalempirical juga didokuementasikan oleh Oler et al. 2010. Hasil
studi Oler et al. 2010 menunjukan adanya pergeseran penggunaan metodologi di jurnal TAR, JAE, dan JAR dari normatif ke archival sejak
54
era 1970-an, sedangkan tidak ada indikasi pergeseran pada metodologi analitik, survey, dan review.
Data pada Tabel 4.5, menunjukan bahwa urutan proporsi metodologi pada paper khusus topik perpajakan adalah: 1 archival
64.51; 2 analitik 19.36; 3 survey 9.68; 4 eksperimen 3.23; dan review 3.23.
Tabel 4.5 Klasifikasi Paper Pajak Berdasarkan Metodologi
Tahun Jurnal Eksperimen Analitik Arcemp Survey
Review Total
TAR 2
5 1
8 2010
JAE 2
1 3
JAR AH
1 1
TAR 4
4 2011
JAE JAR
1 1
2 AH
TAR 1
4 6
11 2012
JAE 1
1 2
JAR 2
2 AH
1 1
2 TAR
1 2
5 1
9 2013
JAE 3
3 JAR
1 1
2 AH
1 1
TAR 1
3 1
5 2014
JAE 3
3 JAR
1 1
AH 1
1 1
3 Total
2 12
40 6
2 62
3.23 19.36
64.51 9.68
3.23 Sumber: data primer yang diolah, 2010-2014