BAB 2 LANDASAN TEORI
2.1 Kriptografi
Kriptografi pada sebuah sistem bertujuan untuk menjaga kerahasiaan informasi yang terkandung didalam data. Sehingga data tidak dapat diketahui, dimanipulasi dan
diduplikasi oleh pihak yang tidak sah. Kriptografi mentransformasikan plaintext kedalam bentuk chipertext.
Chiphertext ini kemudian dikirim oleh sender kepada receiver. Chiphertext lalu ditransformasikan kembali kedalam bentuk plaintext agar dapat dikenali oleh receiver.
Proses transformasi dari plaintext menjadi chipertext disebut sebagai proses Enkripsi. Sedangkan proses transformasi kembali dari chipertext menjadi plaintext disebut
proses dekripsi. Berdasarkan kunci yang digunakan, algoritma kriptografi dapat dibedakan atas
dua golongan, yaitu: a.
Symmetric Algorithms Algoritma kriptografi simetris atau disebut juga algoritma kriptografi
konvensional adalah algoritma yang menggunakan kunci untuk proses enkripsi sama dengan kunci proses dekripsi. Contoh Symetric Alghorithms adalah
Algoritma AES. b.
Asymmetric Algorithms Algoritma kriptografi Asimetris adalah algoritma yang menggunakan kunci
yang berbeda untuk proses enkripsi dan dekripsinya. Salah satu contoh Asymetric Algorithms adalah Algoritma RSA.
Universitas Sumatera Utara
Pada proses enkripsi dan dekripsi oleh algoritma AES, terdapat tiga proses yang akan dilalui oleh algoritma AES yaitu Add Round key, Standart Round dan Final
Round.
2.2 Algoritma AES
Algoritma AES berfungsi untuk mengenkripsi kode id perangkat keamanan sepeda motor yang diinput oleh admin. Proses ini bertujuan untuk mengubah kode id
plaintext menjadi kode sandi chipertext. Proses ini dilakukan pada tahapan registrasi pengguna perangkat keamanan sepeda motor secara otomatis lalu disimpan
kedalam database pengguna perangkat keamanan sepeda motor. Selain itu, Algoritma AES juga berfungsi untuk mendekripsikan kode sandi
chipertext menjadi kode id plaintext kembali. Dekripsi kembali kode sandi chipertext menjadi kode id plaintext bertujuan untuk mensinkronkan kode id pada
aplikasi dengan kode id didalam sistem arduino. Proses ini dilakukan sistem pada saat konektifitas antara perangkat keamanan sepeda motor dengan sistem.
Algoritma AES merupakan algoritma simetris yaitu mengunakan kunci yang sama untuk proses enkripsi dan dekripsi. Algoritma AES memiliki tiga pilihan kunci
yaitu tipe: AES-128, AES-192 dan AES-256. Masing-masing tipe menggunakan kunci internal yang berbeda untuk setiap proses putaran Round Key. Pada AES-128 proses
putaran sebanyak 10 kali a=10, pada AES-192 proses putaran sebanyak 12 kali a=12, sedangkan AES-256 proses putaran dikerjakan sebanyak 14 kali a=14.
Berdasarkan ukuran block yang tetap, AES bekerja pada matriks berukuran 4x4 dimana tiap-tiap sel matriks terdiri atas 1 byte 8 bit.
Proses enkripsi AES-128 dikerjakan sebanyak 10 kali a=10, yaitu sebagai berikut : 1.
AddRoundKey Pada proses enkripsi dan dekripsi, sebuah round key ditambahkan pada state
dengan operasi XOR. 2.
Proses yang dilakukan pada putaran sebanyak a-1 kali adalah: I. SubBytes
Universitas Sumatera Utara
SubBytes merupakan transformasi byte dimana setiap elemen pada state akan dipetakan dengan menggunakan sebuah tabel subtitusi S-Box.
II. ShiftRows Transformasi ShiftRows adalah pergeseran bit dimana bit disebelah kiri akan
dipindahkan menjadi bit disebelah kanan atau disebut sebagai rotasi bit. III. MixColumns
MixColumns mengoperasikan setiap elemen dalam satu kolom pada state. 3.
Final round, adalah proses untuk putaran terakhir yang meliputi SubBytes, ShiftRows, dan AddRoundKey.
Sedangkan pada proses dekripsi AES-128, proses putaran juga dikerjakan sebanyak 10 kali a=10, yaitu sebagai berikut:
1. AddRoundKey 2. Putaran sebanyak a-1 kali, dilakukan proses: InverseShiftRows, InverseSubBytes,
AddRoundKey, dan InverseMixColumns. 3. Final round, adalah proses untuk putaran terakhir yang
meliputi InverseShiftRows, InverseSubBytes, dan AddRoundKey.
2.3 Teori Umum