1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sebuah  komunikasi  adalah  kebutuhan  dalam  kehidupan  yang  isinya terdapat  unsur  bahasa,  gerak  tubuh,  dan  ekspresi  dalam  menyampaikan
pemikiran  yang  disebut  sebagai  pesan.  Dengan  mengutarakan  sebuah  pesan maka terjadi suatu aktifitas percakapan  antara komunikator yakni diri sendiri
dengan  komunikan  yaitu  orang  lain  yang  disebut  dengan  aktifitas  makhluk sosial  yang  sifatnya  dasariah,  sehingga  pada  akhirnya  komunikasi  menjadi
sebuah  kebutuhan  permanen  manusia  yang  membentuk  keberlangsungan kehidupan makhluk sosial.
1
Sebuah  strategi  diperlukan  dalam  komunikasi,  hal  ini  didasarkan  karena untuk  mencapai  tujuan  dibutuhkan  langkah-langkah  yang  sistematis  dan
terarah agar tujuan yang telah direncanakan dapat diterima dan dipahami oleh masyarakat,  sehingga  akan  berdampak  baik  pada  lembaga  sebagai  pemberi
jasa  dan  masyarakat  sebagai  penerima  jasa.  Strategi  yang  spesifik  menjadi kesatuan  dalam  komunikasi  organisasi  terutama  pada  lembaga  yang  ingin
mencapai  tujuan  dengan  cara  cepat.  Salah  satu  aspek  utama  pendukungnya yakni  penguasaan  terhadap  informasi  yang  disampaikan  dengan  baik  akan
1
Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset, 2007, cet ke- 21, hal. 9.
2
membuat  hubungan  komunikasi  organisasi  dengan  masyarakat  memberikan hasil yang sama-sama menguntungkan.
Oleh  karena  itu  keterampilan  berkomunikasi  dan  penguasaan  terhadap informasi  harus  diutamakan,    karena    isinya  mencakup  gambaran  besar
mengenai program yang direncanakan seperti pengetahuan, visi dan misi, serta isi dari tujuan yang ingin dicapai. Hal ini dikemukakan oleh Evert M. Rogers
dalam  bukunya  komunikasi  organisasi,  yang  menyampaikan  sebuah  lembaga yang terorganisasi  dengan baik  serta  cepat  dalam  mencapai  tujuannya  adalah
lembaga  yang  anggotanya  memiliki  pengetahuan  tentang    informasi    dan penguasaan baik terhadap tehnik penyampaian.
2
Pemberdayaan  masyarakat  merupakan  salah  satu  upaya  sosial  dalam memperbaiki  keadaan  kondisi  kurang  baik  menjadi  lebih  baik,    hal  ini
disebabkan  karena  beberapa  faktor  yang  melatarbelakangi  kehidupan masyarakat  yang  umumnya  berada  pada  situasi  miskin  dan  kurang  mampu,
oleh  karena  itu  pemberdayaan  masyarakat  memiliki  tujuan  utama,  yaitu mensejahterakan  kehidupan  masyarakat  agar  memilki  kehidupan  yang  lebih
baik  dengan  membuat  sebuah  program  yang  didasarkan  dari  berbagai  aspek, karena  sudah  menjadi  kodrat  manusia  sebagai  makhluk  hidup  untuk
mendapatkan kehidupan yang lebih baik. Tujuan  dari  sebuah  pemberdayaan  adalah  untuk  meningkatkan
kesejahteraan  masyarakat  dengan  tujuan  memberikan  arti  kepada  arah  yang hendak  dicapai,  artinya  jika  tujuan  itu  telah  dicapai  maka  terhentilah  proses
2
Popy  Oktarini, “Strategi  Komunikasi  dalam  Mensosialisasikan  Program  Majelis
Ta’lim”, 10805100082, skripsi, Jurusan KPI, Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Jakarta Syarif Hidayatullah, hal. 1.
3
tujuan  tersebut  dan  akan  dimulai  kembali  dengan  tujuan  lain  yang  berbeda, karena  sasaran  atau  tujuan  dalam  pemberdayaan  bersifat  abstrak,  dan  dibuat
demikian agar tetap dapat digunakan sepanjang masa, selama masyarakat atau sebuah  negara  masih  ada.  Walau  bagaimanapun  abstraknya  suatu  tujuan
pemberdayaan  harus tetap diakui bahwa ia mengandung arah, nilai-nilai,  dan moral pemberdayaan itu sendiri.
3
Hal yang paling utama pada proses pemberdayaan adalah merencanakan dan mengarahkan untuk mencapai tujuan tertentu yang disebut dengan tujuan
tahapan,  setelah  tujuan  tahapan  ini  berhasil  dicapai  maka  akan  dilakukan proses  tahapan  selanjutnya.  Dalam  setiap  menentukan  tujuan  tahapan,  maka
didalamnya  terletak  prioritas  yang  akan  dicapai  dan  merupakan  target pemberdayaan  yang  dapat  dihitung  atau  diukur  keberhasilan  maupun
kegagalannya melalui jalan evaluasi. Wujud  dari pemberdayaan terhadap masyarakat  banyak macamnya,  ada
yang  berwujud  bantuan  secara  langsung  dalam  jangka  pendek  dan  tidak berkesinambungan, ada pula bantuan langsung dalam jangka panjang, bantuan
langsung dalam jangka panjang adalah dengan diadakan sebuah program yang telah  direncanakan  dan  sifatnya  berkesinambungan  dengan  program  yang
telah  dirintis  diwaktu  dulu  seperti  program  Senyum  lestari  yang  dulunya berasal  dari  program  Merangkai  Senyum  Indonesia,  program  ini  memiliki
proses yang cukup panjang mulai dari pengamatan, peralatan yang menunjang serta mengamati berlangsungnya kegiatan dan evaluasi.
3
H.  Khailuddin,  Membangun  Masyarakat  Tinjauan  Sosiologi,  Ekonomi  dan Perencanaan, Yogyakarta: Liberti, 2000, cet ke- 2, hal. 28.
4
Salah  satu  anjuran  yang  selalu  dikemukakan  dalam  ajaran  Islam  yaitu tentang  mensejahterakan  kaum  lemah  yang  selalu  berada  dalam  kesulitan,
Islam  selalu  mengutamakan  ajaran  kebaikan  yang  menyangkut  kehidupan masyarakat  dalam  melaksanakan  ibadah  sosial  yang  disebut  pula  dengan
ibadah Ijtima’iah, dengan  tujuan utamanya sebagai bentuk pengabdian kepada Allah  SWT  dalam  keikhlasan  mencari  keridhaan-Nya.  Hal  ini  ditafsirkan
dalam Al-quran surat Az Zukhruf Ayat 32.
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
“Apakah  mereka  yang  membagi-bagi  rahmat  Tuhanmu?  Kami  telah menentukan antara mereka penghidupan mereka dalam kehidupan dunia, dan
Kami  telah  meninggikan  sebahagian  mereka  atas  sebagian  yang  lain beberapa  derajat,  agar  sebagian  mereka  dapat  mempergunakan  sebagian
yang  lain.  dan  rahmat  Tuhanmu  lebih  baik  dari  apa  yang  mereka kumpulkan.
” surat Az Zukhruf: ayat 32.
4
Kemiskinan menurut persepsi Islam diakibatkan karena kegagalan kaum muslim itu sendiri dalam menerapkan ekonomi syariah, karena menggunakan
4
Mushaf dan Terjemah Sirah Maryam Pustaka AlFatih, Surat Az Zukhruf: Ayat 32.
5
keuntungan  ekstra  yang  berkaitan  dengan  pembagian  sumber  penghasilan.
5
Kemiskinan  akibat  utama  dari  rendahnya  indeks  pembangunan  manusia  di Indonesia,  karena  secara  kualitas  sumber  daya  manusia  di  Indonesia  masih
sangat  rendah  secara  menyeluruh,  secara  singkat  kemiskinan  memiliki  sifat yang kompleks dan kronis, oleh karena itu diperlukan penanganan yang tepat
dan  berkelanjutan.  Kebanyakan  akibat  yang  ditimbulkan  dari  kemiskinan adalah  sifat  lemah  manusia  dari  ketamakan,  ekploitasi  tanpa  penyelamatan,
kurangnya  pengetahuan,  ketidakadilan,  kesenjangan  sosial,  korupsi, penyalahgunaan  distribusi  yang  di  latar  belakangi  oleh  masalah  politik,
ekonomi, dan sosial. Salah satu  usaha konkret  yang dilakukan dalam mengurangi  kemiskinan
di  kota  -  kota  besar  khususnya  di  Bintaro  adalah  sebuah  lembaga  sosial Rumah  Zakat  Indonesia  cabang  Bintaro,  yang  mengelola  harta  dari  para
donator  aktif  untuk  hal-hal  yang  bersifat  produktif  dalam  menghasilkan keuntungan,  maka  keuntungan  inilah  yang  akan  memberikan  manfaat  dan
kemaslahatan  masyarakat  dalam  memberdayakannya  dengan  tetap  mengacu pada  nilai-nilai  pokok  syariah  islam,  dan  menjadikannya  sebagai  bagian  dari
gaya hidup yang bermakna dan islami. Salah  satu  program  yang  telah  dilakukan  oleh  lembaga  Rumah  Zakat
Indonesia  di  Bintaro  adalah  Berbagi  Itu  Gaya  Senyum  Lestari,  Program  ini merupakan program lanjutan dari program Merangkai Senyum Indonesia pada
tahun 2010 -2011. Dengan turut berkontribusi dalam melestarikan lingkungan
5
Amer  al-Roubaei, “Dimensi Global Kemiskinan di Dunia Muslim Sebuah Penilaian
Kualitatif ”  terj,  Elisabeth  Diana  Dewi  dalam  Majalah  Pemikiran  dan  Peradaban  Islam,
Jakarta: Jurnal, INSISTS bekerja sama dengan Khoirul Bayan, 2005, hal. 79.
6
hidup sebagai salah satu warisan untuk masa depan. Serta meringankan beban sesama umat manusia yang berada dalam kesukaran, isi dari program Senyum
Lestari  ini  diantaranya  Water  Well,  Kampung  Berseri  Bersih,  Sehat,  dan Asri,  M-Net  Masjid  Internet,  Urban  Farming,  Mesjidku  Merdu,  KPRS
Kavling Perumahan Masjid di Surga. Program-program sanitasi ini berjalan dengan  memberikan  santunan,  pembuatan  sarana  dan  prasarana,  serta
penyuluhan sebagai pelatihan pengetahuan.
6
Berbagi  Itu  Gaya  Senyum  Lestari  memiliki  komitmen  menurunkan hingga  separuhnya  proporsi  penduduk  di  wilayah  kecil  tanpa  akses  terhadap
sumber air minum yang berkelanjutan serta membangun fasilitas sanitasi desa, dengan  target  pada  tahun  2015  proporsi  rumah  tangga  dengan  akses
berkelanjutan  terhadap  air  minum  layak  di  perkotaan  maupun  pedesaan, dengan  pembangunan  sarana  penyediaan  air  bersih  yang  bersifat
berkelanjutan,  penerima dapat merasakan manfaat adanya kemudahan dalam mengakses air bersih.
Periode  tahapan  penerapan  program  Senyum  Lestari  ini  berjalan maksimal  selama  tiga  tahun  dan  untuk  periode  eveluasi  selama  enam  bulan,
adapun  dalam  pelaksanaannya  RZI  memiliki  Member  Relationship  Officer MRO  yaitu  pendamping  warga  binaan  yang  berfungsi  sebagai  pendamping,
pemberdaya,  pengukur  wilayah,  penggerak  lingkungan  dan  advokat masyarakat,  keberadaan  pendamping  warga  binaan  ini  dirasakan  sangat
penting dan menempati posisi sentral dalam menyukseskan program ini.
6
Profil  Rumah  Zakat  Indonesia,  www.rumahzakat.org,  diakses  tanggal  03  Desember 2014.
7
Rumah  Zakat  Indonesia  RZI  sebagai  lembaga  sosial  filantropi  yang salah  satunya  didirikan  dengan  tujuan  akan  kebutuhan  masyarakat  terhadap
kehidupan  yang  lebih  baik  dan  sejahtera,  norma-norma  didalamnya  telah dibuat sebagai pedoman yang didasarkan pada nilai-nilai sosial dalam syariah
Islam.  Rumah  Zakat  Indonesia  berusaha  untuk  memenuhi  kebutuhan masyarakat  dengan  tujuan  meningkatkan  kesejahteraan  masyarakat  secara
profesional,  transparan  dan  terpercaya,  dengan  komitmen  berani  melakukan inovasi  dan  edukasi  untuk  memperoleh  manfaat  yang  lebih  dengan
menfasilitasi  segala  bentuk  kebutuhan  masyarakat  dengan  ketulusan  kepada seluruh umat manusia. Dengan vi
si sebagai “Lembaga filantrofi internasional berbasis  pemberdayaan  yang  profe
sional”,  dan  misi  “Berperan  aktif  dalam membangun j
aringan filantropi internasional”.
7
Dipilihnya Rumah Zakat Indonesia RZI sebagai objek penelitian ini, dikarenakan  Rumah  Zakat  Indonesia  merupakan  lembaga  sosial  yang
berkomitmen  pada  program –program  pemberdayaan  masyarakat,  dalam  hal
ini RZI mengalokasikan dananya untuk kesehatan, pendidikan, ekonomi, dan lingkungan.  Dengan  menyalurkan  donasi  dalam  bentuk  produktif  seperti
santunan, pembangunan akses fasilitas, beasiswa, menanggulangi kemiskinan dan  kelaparan,  pelayanan  kesehatan  gratis,  menggerakkan  lingkungan,
penyuluhan  dan  lain  sebagainya.  Dalam  setiap  gerakan  yang  dilangsungkan RZI  menganut  status  kausal  yang  artinya  gerakan  sosial  dapat  menjadi
7
Profil Rumah Zakat Indonesia, www.rumahzakat.org, diakses tanggal 03 Desember 2014.
8
penyebab  hakiki  dari  perubahan  sosial  agar  dapat  mengubah  masyarakat secara lebih efektif melalui mobilisasi dan organisasi.
8
Menurut  Carl  I.  Hovland  suatu  komunikasi  merupakan  proses komunikator dalam menyampaikan pemikiran kedalam bentuk kata-kata yang
disebut dengan informasi yang bertujuan untuk merubah sikap, pendapat, dan tingkah  laku.  Setiap  organisasi  harus  memiliki  suatu  penyataan  tujuan  dan
sasaran  sebagai  pedoman  utama  bagi  manajemen  dan  para  staf.  Dalam konteks  fungsi  organisasi  secara  spesifik  yaitu,  memberikan  pedoman  pada
anggota  masyarakat  dalam  hal  bersikap  dan  bertingkah  laku  dalam menghadapi  masalah,  menjaga  keutuhan  masyarakat  yang  bersangkutan,
memberikan  pegangan  kepada  masyarakat  untuk  mengadakan  sistem pengendalian  sosial  yang  artinya  sistem  pengawasan  terhadap  tingkah  laku
para anggotanya. Perkembangan  teknologi  mempengaruhi  komunikasi  untuk  menjadi
kesatuan  yang  saling  mengisi,  dan  mendorong  berkembangnya  ilmu komunikasi  kedalam  ilmu  interaksi  sosial.  Perkembangan  konsep  tersebut
sekaligus  menjadikan  peran  komunikasi  dalam  aktivitas  pemberdayaan masyarakat menjadi strategis. Strategi dalam pemberdayaan masyarakat dapat
membantu  mempublikasikan  program  sosial  sebagai  usaha  dalam membangun  masyarakat  dan  dapat  memperkuat  pesan  citra  RZI  sebagai
lembaga sosial yang profesional.
8
Yusron Razak,  Sosiologi Sebuah Pengantar Tinjauan Pemikiran Sosiologi Perspektif Islam, Tangerang: Laboratorium Sosiologi Agama, 2008, cet ke- 1, hal. 222.
9
Strategi dalam sebuah lembaga dibutuhkan agar langkah-langkah yang dilakukan  untuk  kepentingan  lembaga  bisa  terarah  dan  mencapai  tujuan
dengan  baik  dan  cepat.  Onong  Uchjana  Effendi  dalam  bukunya  “Dimensi- dimensi Komunikasi” menyimpulkan bahwa:
Strategi komunikasi merupakan suatu langkah yang telah direncanakan untuk  mencapai  tujuan  dengan  menggunakan  program  kegiatan,  pesan,  dan
media  tertentu.  Suatu  strategi  komunikasi  adalah  perpaduan  dalam perencanaan  komunikasi  dan  manajemen  untuk  mencapai  suatu  tujuan,  oleh
karena  itu  diperlukan  strategi  komunikasi  untuk  menunjukkan  arah bagaimana  suatu  operasional  dapat  bekerja  dengan  baik  dengan  melakukan
pendekatan  pada situasi dan kondisi”.
9
Dalam  strategi  komunikasi  diperlukan  informasi  dalam  pengendalian lingkungan.  Pertama,  informasi  dapat  menambah  pengetahuan  kemampuan
seseorang  dalam  mengendalikan  lingkungan.  Kedua,  tersedianya  informasi memberikan kekuatan dan kemampuan tertentu, biasanya apabila kekurangan
informasi  yang  relevan  maka  usaha  untuk  mengendalikan  lingkungan  hanya sebagian saja yang tercapai, akibatnya manfaat  yang akan dirasakan menjadi
tidak maksimal. Kesuksesan dan kegagalan dalam mengendalikan lingkungan mempengaruhi perkembangan lembaga yang bersangkutan.
10
Dukungan  media  akan  membantu  memberikan  peluang  keberhasilan pada  penyampaian  informasi,  dukungan  media  digunakan  sebagai  alat  yang
9
Onong Uchjana Effendy, Dimensi-Dimensi Komunikasi, Bandung: Percetakan Offset Alumni, 1981, hal. 84.
10
M.  Budyatna  dan  Nina  Mutmainah,  Komunikasi  Antarpribadi,  Jakarta:  Universitas Terbuka, 1994, hal. 70.
10
bersifat  alternative  untuk  memasarkan  program  dan  tujuan.  Media  memiliki cakupan  yang  sangat  luas  dan  tidak  dapat  diukur  serta  bukan  sebagai  media
tradisional. Yang lebih bermakna media sebagai wadah dalam memenuhi rasa keingintahuan  pelaku  atau  konsumen  sebagai  makhluk  sosial.  Menurut
Garnham  dan  Smythe,  Media  bekerja  dengan  tiga  konsep  salah  satunya menekankan informasi pada aspek makna, efek, dan ideologi.
11
Komunikasi kelompok yang disebut dengan macrogroup bersifat lebih formal,  kelebihannya  lebih  terorganisir  dan  lebih  terlembagakan  sehingga
memiliki  kesatuan  secara  psikologis,  interaksi  dan  sosiologis.  Memiliki tujuan  bersama  dalam  melakukan  interaksi  satu  sama  lain,  mengenal  satu
sama lainnya, dan memandang bagian kelompok lain sebagai bagian darinya. Komunikasi  kelompok  dengan  sendirinya  melibatkan  komunikasi  antar
pribadi  karena  pihak-pihak  yang  berkomunikasi  mengirim  dan  menerima pesan  secara  simultan  dan  spontan,  baik  secara  verbal  ataupun  nonverbal.
Pada  kenyataannya  dalam  komunikasi  kelompok,  para  anggota  sosial  harus lebih  memahami  kebutuhan  masyarakat,  karena  hal  tersebut  akan
mempengaruhi proses
interaksi sosial
dalam berkomunikasi
dan menyampaikan informasi.
12
Memberdayakan  masyarakat  berarti  memperkuat  posisi  rakyat kalangan  bawah  terhadap  kekuatan  tekanan  hidup  dalam  berbagai  sektor
kehidupan, pemberdayaan
masyarakat berarti
mengembangkan, memandirikan,  dan  menswadayakan.  Sehingga  dapat  memperkuat  kapasitas
11
Ludwig  Suparmo,  Aspek  Ilmu  Komunikasi  dalam  Public  Relations,  Jakarta:  PT Indeks, 2011, cet ke- 2, hal. 29.
12
Onong Uchjana Effendy, Dimensi-Dimensi Komunikasi, hal. 55-57.
11
dan  otonomi  mereka  dalam  mengelola  potensi  sumber  daya  manusia  dan lingkungan  secara  optimal  dan  berkesinambungan  sebagai  jalan  untuk
menjamin  kelangsungan  hidup  saat  ini  dan  nanti,  dengan  demikian  secara kualitas  akan  meningkat,  dinamika  sosial,  dan  lingkungan  akan  berkembang
sehingga potensi sumber daya alam terjamin kelestariannya.
13
Rumah  Zakat  Indonesia  membangun  masyarakat  dengan  melakukan upaya  pemberdayaan  kepada  masyarakat  kurang  mampu  yang  mengalami
permasalahan  sanitasi  berupa  sarana  dan  prasarana  serta  kebutuhan  pokok hidup. Strategi yang digunakan salah satunya dengan merencanakan program
Berbagi  Itu  Gaya  Senyum  Lestari.  Dana  yang  diperoleh  dari  para  donatur aktif  baik  secara  tunai  maupun  non-tunai  dialokasikan  untuk  program
produktif sosial yang sifatnya berkesinambungan. Pada  penelitian  ini  penulis  ingin  menitikberatkan  pada  aspek  strategi
komunikasi  yang  dilakukan  Rumah  Zakat  Indonesia  dalam  membangun  dan memberdayakan  masyarakat  lewat  kegiatan  sosial  yang  berkelanjutan.
Berdasarkan  alasan  yang  diuraikan  diatas,  peneliti  bermaksud  melakukan penelitian  tersebut  dengan  judul
“Strategi  Komunikasi  Rumah  Zakat Indonesia  Dalam  Pemberdayaan  Lingkungan  Masyarakat  Pada
Program Senyum Lestari di Kelurahan Bintaro”
13
Prijono,  Onny  S  dan  Pranarka  A.M.W,  Pemberdayaan:  Konsep,  Kebijakan  dan Implementasi, Jakarta: CSIS, 1996, hal. 97.
12
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah