Strategi pemberdayaan masyarakat melalui Program Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (PPMK) di kel.Semper Barat Jakarta Utara

(1)

STRATEGI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI

PROGRAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

KELURAHAN (PPMK) DI KELURAHAN SEMPER BARAT

JAKARTA UTARA

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)

Oleh ERNIYATI NIM: 104054002083

JURUSAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1431 H/2010 M


(2)

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata Satu di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau

merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 17 Maret 2010

Erniyati


(3)

STRATEGI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI

PROGRAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

KELURAHAN (PPMK) DI KELURAHAN SEMPER BARAT

JAKARTA UTARA

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)

Oleh Erniyati NIM: 104054002083

Di Bawah Bimbingan

Wati Nilamsari, S.Sos, M.Si NIP: 19710520 199903 2002

JURUSAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1431 H/2010 M


(4)

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi yang berjudul ”STRATEGI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

MELALUI PROGRAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT KELURAHAN (PPMK) DI KELURAHAN SEMPER BARAT JAKARTA UTARA” telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta pada hari Kamis, tanggal 11 Maret 2010. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh Gelar Sarjana Program Strata 1 Komunikasi Islam (S.Kom.I) pada Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam.

Jakarta, 17 Maret 2010

Sidang Munaqasyah

Ketua Merangkap Anggota, Sekretaris Merangkap Anggota,

Drs. Wahidin Saputra, MA Dr. Moh. Ali Wafa, S.Ag, M.Ag NIP.19700903 199603 1 001 NIP.150 321 584

Anggota

Penguji I Penguji II

Nurul Hidayati, S.Ag, M.Pd Dra. Mahmudah Fitriyah ZA, M.Pd NIP.19690322 199603 2 001 NIP.19640212 199703 2 001

Pembimbing

Wati Nilamsari, S.Sos, M.Si NIP.19710520 199903 2002


(5)

ABSTRAK

Erniyati

Strategi Pemberdayaan Masyarakat Melalui Program Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (PPMK) di Kelurahan Semper Barat Jakarta Utara

Program Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (PPMK) adalah salah satu program pemberdayaan masyarakat yang digulirkan oleh Pemerintah untuk memberdayakan masyarakat agar lebih berdaya, dengan memberikan dana bantuan langsung kepada masyarakat melalui pendekatan tribina yang meliputi bina fisik, bina sosial, dan bina ekonomi. Dengan adanya PPMK ini masyarakat diharapkan dapat lebih mandiri. Program kegiatan yang dilakukan PPMK adalah pelatihan komputer dan dana bergulir.

Permasalahan yang diangkat dalam skripsi adalah (1) Bagaimana strategi pemberdayaan masyarakat di Kelurahan Semper Barat Jakarta Utara yang dilakukan oleh PPMK melalui pelatihan komputer dan dana bergulir? (2) Bagaimana manfaat yang diperoleh setelah mengikuti pelatihan komputer dan dana bergulir melalui PPMK Semper Barat Jakarta Utara?. Penelitian ini bertujuan Untuk mengetahui strategi pemberdayaan masyarakat di Kelurahan Semper Barat Jakarta Utara yang dilakukan oleh PPMK melalui pelatihan komputer dan dana bergulir serta untuk mengetahui manfaat yang diperoleh setelah mengikuti pelatihan komputer dan dana Bergulir melalui PPMK Semper Barat Jakarta Utara. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif, dan jenis penelitiannya adalah deskriptif. Subyek dalam penelitian adalah pengurus PPMK yang terdiri dari instruktur pelatihan komputer, ketua dana bergulir, ketua dewan kelurahan, peserta pelatihan komputer dan anggota peminjam dana begulir. Adapun pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi, wawancara dan studi dokumentasi.

Temuan di lapangan menunjukkkan bahwa strategi pemberdayaan masyarakat yang dilakukan oleh PPMK adalah strategi yang berbasis aras mezzo. Staretgi aras mezzo adalah salah satu strategi pemberdayaan yang dilakukan oleh sekelompok klien. Strategi tersebut dilakukan melalui pelatihan komputer dan dana begulir. Untuk pelatihan komputer, teknik pengajaran yang diberikan berupa bimbingan yaitu teori dan praktek. Teorinya adalah memberikan pengetahuan tentang teknik dan tata cara komputer. Praktek diberikan secara langsung melalui pelatihan di ruang komputer dan para peserta diuji satu persatu dengan baik. Sedangkan dana bergulir terkait dengan memberikan pinjaman modal kepada masyarakat untuk menambah modal usaha atau mengembangkan usahanya. Adapun manfaat yang diperoleh setelah mengikuti pelatihan komputer yaitu mereka bisa punya keahlian dibidang komputer dan dapat mengembagkan keahlian tersebut dengan membuka usaha sendiri. Sedangkan untuk dana bergulir adalah mereka dapat mengembangkan dan meningkatkan usahanya dengan maju, adanya penambahan modal dan dapat memenuhi kebutuhan hidupnya.


(6)

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmaanirrahim

Al-Hamdulillah, atas puji dan syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT, dengan limpahan rahmat, hidayah serta inayahnya kepada umatnya, sehingga pada akhirnya peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini.

Shalawat dan salam semoga selalu dicurahkan Allah SWT kepada Nabi pilihan yang membawa petunjuk ke jalan yang lurus, penerang dalam kegelapan, keteladanan bagi ummat, yakni Nabi Muhammad SAW, kepada keluarga, sahabat dan kepada para pengikutnya yang setia sampai Akhir Zaman. Amin.

Sebagai tanda syukur atas selesainya penulisan skripsi yang berjudul ”Strategi Pemberdayaan Masyarakat Melalui Program Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (PPMK) Di Keluarahan Semper Barat Jakarta Utara”, maka pada kesempatan yang baik ini peneliti menyampaikan ucapan terima kasih kepada: 1. Prof. Dr. Komarudin Hidayat, selaku Rektor Universitas Islam Negeri (UIN)

Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Dr. Arief Subhan, MA, Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Dra. Mahmudah Fitriah ZA, M.Pd, Ketua Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam.

4. Wati Nilamsari, S.Sos, M.Si Sekretaris Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam sekaligus Dosen Pembimbing skripsi yang telah sabar dan meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan dan mengarahkan peneliti dalam pemyelesaian skripsi ini sampai selesai.


(7)

5. Seluruh Tenaga Pengajar Jurusan PMI yang telah memberikan pengalaman ilmu pengetahuan kepada peneliti.

6. Pimpinan dan Stap Perpustakaan Utama UIN Jakarta dan Pimpinan Staf Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah menyediakan literatur-literatur yang peneliti butuhkan.

7. Bapak Kelik Whysendharmo selaku Dewan Kelurahan, Lurah, pengurus PPMK, pengurus Kelurahan dan anggota masyarakat Kelurahan Semper Barat yang telah membantu peneliti dalam penyelesaian skripsi ini.

8. H. Muhammad Yusuf dan Hj. Mas’ah, Kedua orang tua peneliti yang telah mendidik, mendo’akan dan membantu membiayai selama perkuliahan, sehingga dapat menyelesaikan pada jenjang Strata Satu (S1) ini.

9. Kakakku tersayang, Maryam, Safuroh, H. Rohmatulloh, Sarkowi, dan Adikku Achmad Firdaus atas bantuan pemikiran, tenaga dan dananya serta saudaraku yang selalu memberikan semangat dan mengajarkan banyak hal kepada peneliti.

10. Teman-teman PMI 2004, Zil, Serly, terima kasih atas dukungan dan motivasinya.

Semoga Allah memberikan balasan yang terbaik atas jasa-jasa mereka di dunia dan akhirat. Selain itu peneliti juga berdo’a semoga skripsi ini bermanfaat bagi peneliti khususnya dan pembaca pada umumnya. Amin Ya Robbal Aalamin.

Jakarta, 17 Maret 2010


(8)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ... 7

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 8

D. Metodologi Penelitian ... 8

E. Tinjauan Pustaka ... 17

F. Sistematika Penulisan ... 19

BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Pengertian Strategi ... 21

B. Strategi Pemberdayaan Masyarakat ... 23

C. Pemberdayaan Masyarakat ... 24

1. Pengertian Pemberdayaan Masyarakat ... 24

2. Pendekatan Pemberdayaan Masyarakat ... 28

D. Program Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (PPMK ... 30


(9)

BAB III GAMBARAN UMUM TENTANG OBJEK PENELITIAN

A. Gambaran Umum Program Pemberdayaan Masyarakat

Kelurahan (PPMK) di Kelurahan Semper Barat Jakarta Utara

1. Latar Belakang Berdirinya PPMK ... 31

2. Visi dan Misi PPMK ... 32

3. Asas dan Prinsip PPMK ... 33

4. Tujuan dan Sasaran PPMK ... 35

5. Struktur Organisasi PPMK ... 37

B. Gambaran Umum Kelurahan Semper Barat 1. Profil Kelurahan Semper Barat ... 39

2. Visi dan Misi Kelurahan Semper Barat ... 41

3. Demografi Kelurahan Semper Barat ... 42

BAB IV ANALISIS DAN TEMUAN LAPANGAN A. Analisis tentang Strategi Pemberdayaan Masyarakat di Kelurahan Semper Barat Jakarta Utara yang dilakukan oleh PPMK melalui Pelatihan Komputer dan Dana Bergulir ... 48

B. Analisis tentang Manfaat yang diperoleh setelah mengikuti Pelatihan Komputer dan Dana Bergulir melalui PPMK Semper Barat ... 62

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 66


(10)

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(11)

DAFTAR TABEL

1. Tabel 1 Jumlah Penduduk Tiap RW ... 42

2. Tabel 2 Jumlah Penduduk Menurut Usia dan Jenis Kelamin ... 43

3. Tabel 3 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Pendidikan ... 44

4. Tabel 4 Jumlah Sarana Pendidikan ... 44

5. Tabel 5 Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian ... 45

6. Tabel 6 Jumlah Penduduk Menurut Agama ... 45

7. Tabel 7 Jumlah Sarana Agama dan Budaya ... 45

8. Tabel 8 Jumlah Sarana Ekonomi ... 46

9. Tabel 9 Jumlah Sarana Kesehatan ... 46

10.Tabel 10 Jumlah Sarana Sosial ... 47

11.Tabel 11 Daftar Nama Peserta Pelatihan Komputer ... 52

12.Tabel 12 Jadwal Pelatihan Komputer ... 54 13. Tabel 13 Daftar Nama Peminjam Dana Bergulir PPMK (Bina Ekonomi) . 61


(12)

DAFTAR GAMBAR


(13)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Masalah kemiskinan di Indonesia merupakan masalah sosial yang senantiasa hadir di tengah masyarakat, khususnya di Negara-negara berkembang. Kemiskinan memang telah lama ada sejak dahulu kala dan masih hadir hingga saat ini, bahkan semakin meningkat sejalan dengan krisis multidimensional yang masih dihadapi oleh bangsa Indonesia. Karena kemiskinan adalah multidimensi, masyarakat miskin membutuhkan kemampuan pada tingkat individu (seperti kesehatan, pendidikan dan perumahan) dan pada tingkat kolektif (seperti bertindak bersama untuk mengatasi masalah). Memberdayakan masyarakat miskin dan terbelakang menuntut upaya menghilangkan penyebab ketidakmampuan mereka meningkatkan kualitas hidupnya.1

Kemiskinan biasanya terjadi karena individu tidak mampu memberdayakan potensi dirinya secara maksimal untuk mencapai kesejahteraan dalam kehidupannya secara mandiri. Kemiskinan yang diderita oleh masyarakat Indonesia tidak hanya masalah kecerdasan, tetapi masalah keahlian hidup, karena keahlian dapat membuat masyarakat menjadi survive dalam menjalani hidup dan mencapai apa yang mereka inginkannya. Tanpa keahlian hidup mereka tidak akan

1

Sumber: Ragnar Nurkse,1953 (pembangunan Daerah dan Pemberdayaan Masyarakat) Memahami Kemiskinan. Artikel diakses pada 22 Oktober 2008 dari http://www.pu.go.id/publik/P2KP/Des/memahami99.htm


(14)

mendapatkan peluang untuk memenangkan perlombaan hidup yang semakin keras.2

Dalam sebuah seminar “Peta Penduduk Miskin di Indonesia” di Jakarta 23 Desember 2004, Ketua Tim pemetaan kemiskinan Badan Pusat Statistik (BPS) Dr. Dedi Walujadi mengatakan, 42,8 juta jiwa penduduk miskin atau 20% dari total penduduk Indonesia pada tahun 2004 yang sebanyak 214 juta jiwa, jumlahnya akan terancam kian membengkak menjadi 37%. Padahal, tahun 2003 penduduk miskin di Indonesia berjumlah 37,3 juta jiwa. Prediksi membengkaknya jumlah penduduk miskin tahun 2005 mudah dipahami karena ketidakpastian ekonomi, seperti kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) membuat masyarakat yang berada dalam kelompok tersebut terpuruk dalam kategori miskin absolut, yakni kelompok masyarakat yang berada dibawah garis kemiskinan. Indikator yang dipergunakan dalam kriteria miskin tersebut adalah konsumsi makanan, yakni kurang dari 2100 kalori perhari dan non makanan.3

Kemiskinan dapat dibedakan menjadi tiga pengertian: kemiskinan absolut, kemiskinan relatif dan kemiskinan kultural. Seseorang termasuk golongan miskin absolut apabila hasil pendapatannya berada di bawah garis kemiskinan, tidak cukup untak memenuhi kebutuhan hidup minimum: pangan, sandang, kesehatan, papan, pendidikan. Seseorang yang tergolong miskin relatif sebenarnya telah hidup di atas garis kemiskinan namun masih berada di bawah kemampuan masyarakat sekitarnya. Sedang miskin kultural berkaitan erat dengan sikap seseorang atau sekelompok masyarakat yang tidak mau berusaha memperbaiki tingkat kehidupannya sekalipun ada usaha dari pihak lain yang membantunya.4 Maka untuk mengembangkan potensi masyarakat miskin diperlukan suatu strategi dalam penanggulangan kemiskinan, yaitu:

2

Nanih Machendrawaty dan Agus Ahmad Syafe’I M, Ag, Pengembangan Masyarakat Islam, (Bandung: Rosda Karya, 2001), cet ke-1, h. 66

3

Martaja, Menyimak Peta Kemiskinan Tahun 2000. Artikel diakses pada tanggal 3 Desember 2008 dari http://www.sinarharapan.co.id/berita/0502/03/opi01.html

4

Sumber: Ragnar Nurkse,1953 (pembangunan Daerah dan Pemberdayaan Masyarakat)

Memahami Kemiskinan. Artikel diakses pada 22 Oktober 2008 dari


(15)

Pertama, penciptaan kesempatan berkaitan dengan sasaran pemulihan ekonomi makro, perwujudan pemerintahan yang baik, dan peningkatan pelayanan umum. Kedua, Pemberdayaan Masyarakat berkaitan dengan penyediaan akses masyarakat miskin ke sumber daya ekonomi dan keterlibatan mereka dalam pengambilan keputusan. Ketiga, Peningkatan kemampuan berkaitan dengan sasaran peningkatan pelayanan pendidikan, kesehatan pangan, perumahan agar masyarakat memiliki produktivitas. Keempat, Perlindungan sosial berkaitan dengan sasaran pemberian jaminan kehidupan bagi masyarakat yang mengalami cacat fisik, fakir miskin, dan kehilangan pekerjaan sehingga berpotensi menjadi miskin.5

Krisis ekonomi yang terjadi telah menyadarkan semua pihak bahwa pendekatan dan cara yang dipilih dalam penanggulangan kemiskinan selama ini perlu diperbaiki, yaitu ke arah pengokohan kelembagaan masyarakat. Keberdayaan kelembagaan masyarakat ini dibutuhkan dalam rangka membangun organisasi masyarakat warga yang benar-benar mampu menjadi wadah perjuangan kaum miskin, yang mandiri dan berkelanjutan dalam menyuarakan aspirasi serta kebutuhan mereka dan mampu mempengaruhi proses pengambilan keputusan yang berkaitan dengan kebijakan publik di tingkat lokal, baik aspek sosial, ekonomi maupun lingkungan, termasuk perumahan dan permukiman.6

Karena itu, agar bangsa Indonesia mampu keluar dari krisis, hal penting yang perlu diperhatikan baik oleh masyarakat sendiri maupun oleh pemerintah

5

MM-Masyarakat Mandiri Dompet Dhuafa Republika kerja sama Fak.Dakwah & Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah, Pelatihan Calon Pendamping Pengembangan Masyakat, h. 4

6 Sumber: Ragnar Nurkse,1953 (pembangunan Daerah dan Pemberdayaan Masyarakat) Memahami Kemiskinan, artikel diakses pada 22 Oktober 2008 dari http://www.pu.go.id/publik/P2KP/Des/memahami99.htm.


(16)

yang berkuasa, adalah ekonomi kerakyatan ini harus kembali digalakkan dan dikembangkan. Bangsa Indonesia harus menyadari kekeliruannya selama ini kembali ke jalan yang benar. Krisis panjang yang menimpa kita saat ini hendaknya menjadi pelajaran bagi bangsa Indonesia bahwa krisis ini adalah kelalaian (kalau bukan penghianatan) kita terhadap cita-cita para pendiri bangsa. Sudah saatnya kita meninggalkan pola pembangunan yang hanya mengutamakan pertumbuhan, karena terbukti malah menyengsarakan rakyat dan menimbulkan akses ketidakadilan. Sekarang kita berahlih pada strategi pembangunan yang dapat dinikmati seluruh rakyat secara adil dan merata. Strategi ini dikenal dengan

redistribution with growth (pendistribusian kembali atau pemerataan yang diikuti pertumbuhan). Dalam strategi pembangunan yang mengutamakan pemerataan ini, ada tiga hal penting yang mesti dilakukan oleh pemerintah.7

Pertama, harus ada keberpihakan kepada rakyat. Pembangunan harus ditujukan langsung kepada yang memerlukan. Dengan kata lain, program yang dirancang harus menyetuh masyarakat dan mengatasi masalah mereka sesuai dengan kebutuhan mereka. Kedua, program-program tersebut harus megikutsertakan dan dilaksanakan sendiri oleh rakyat. Tujuannya agar bantuan yang diberikan kepada rakyat benar-benar efektif dan menyentuh kebutuhan mereka, karena sesuai dengan kehendak dan kemampuan mereka serta membantu mereka untuk memperkuat dan mempertanggungjawabkan upaya peningkatan ekonomi mereka yang merasa membutuhkannya.

Ketiga, pembangunan dengan strategi ini harus lebih mengutamakan pendekatan kelompok, karena dari segi penggunaan sumber daya bisa efisien.

7

Dr. H.M. Azwir Dainy Tara, Mba, Strategi Membangun Ekonomi Rakyat, (Jakarta: Nuansa Madani, 2001), cet. ke-1, h. 94


(17)

Pendekatan ketiga ini pada giliranya akan memperkuat kemitraan dan kebersamaan, baik kebersamaan dalam hal kesetiakawanan, maupun dalam menghadapi era keterbukaan ekonomi. Hal ini perlu ditegaskan, karena kemenangan dalam pergulatan perdagangan pasar bebas tidak akan tecapai tanpa adanya rasa kebersamaan dan kesatuan.

Salah satu program Pemberdayaan yang digulirkan oleh pemerintah adalah Program Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (PPMK), yang merupakan dana bantuan langsung kepada masyarakat dengan menggunakan pendekatan Tribina sebagai model pendekatan dalam pemberdayaan dan pembangunan masyarakat RW di Kelurahan, yaitu meliputi Bina Fisik Lingkungan, Bina Sosial dan Bina Ekonomi.8

Pelatihan keterampilan komputer merupakan bagian dari kegiatan masyarakat yang diberikan untuk menumbuhkan rasa percaya diri dan dapat menggali kemampuan yang ada dalam diri mereka. Apalagi pada zaman sekarang ini pekerjaan banyak membutuhkan lulusan yang menguasai komputer. Diharapkan ketika mereka lulus dari sekolah atau perguruan tinggi mereka dapat bekerja dibidang komputer atau sesuai dengan pekerjaan yang diinginkan. Pelatihan keterampilan ini diberikan waktu selama tiga bulan dilatih sampai bisa melakukan keterampilan komputer. Materi yang diberikan yaitu teori, praktek dan ujian.

Sedangkan dana bergulir merupakan dana bantuan pinjaman yang bersumber dari Bank Dunia yang disalurkan oleh APBD ke kelurahan-kelurahan, yang penggunaannya dan penyalurannya harus dipertanggungjawabkan kepada

8


(18)

Negara. Pinjaman yang diberikan untuk dana bergulir sebesar Rp500.000 sampai dengan Rp1.000.000. Pada waktu pengembalian dana pinjaman tersebut masyarakat Kelurahan Semper Barat dikenakan persentase jasa 1,00% perbulan dari total pinjaman dana bergulir selama kurun waktu 10 bulan atau 12 bulan. Jumlah jasa yang dibayarkan oleh pemanfaat dana pinjaman bergulir sebesar 1,00% perbulan dari total pinjaman dipergunakan untuk pemberian “honor” pengurus PPMK sebagai unsur kegiatan pelaksana PPMK (dana bergulir) Kelurahan Semper Barat. Hal ini dikarenakan tidak adanya gaji pokok bagi mereka dalam menjalankan kegiatan ini.

Program Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (PPMK) ini pertama kali digulirkan pada tahun 2001 di 25 Kelurahan se DKI Jakarta sebagai Pilot Projeck/Proyek Percontohan. Sehubungan dengan banjir besar di Jakarta, Premprov. DKI mengeluarkan PPMK pasca banjir tahun 2002 kemudian dilanjutkan dengan PPMK 2003 sampai sekarang, yang telah berjalan dengan baik. Tujannya adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Kelurahan melalui pendekatan Tribina yang meliputi Bina Fisik Lingkungan, Bina Sosial dan Bina Ekonomi.9

Jadi dengan dibentuknya PPMK di Kelurahan, maka keberadaan pemberdayaan masyarakat sangat perlu untuk membantu pemerintah dalam memberdayakan masyarakat miskin, oleh karena itu di sini peneliti akan melakukan penelitian terhadap Strategi Pemberdayaan Masyarakat melalui Program Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (PPMK) sebagai institusi lokal yang serba mengandalkan sumber-sumber setempat pula dalam pemberdayaan

9


(19)

masyarakat, dengan judul “Strategi Pemberdayaan Masyarakat melalui Program Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (PPMK) di Kelurahan Semper Barat Jakarta Utara”.

Alasan peneliti mengangkat permasalahan dan judul tersebut di atas karena untuk mengetahui pemberdayaan yang dilakukan oleh Program Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (PPMK) melalui Program Pelatihan Komputer dan Dana Bergulir.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah

Peneliti membatasi pembahasan dan penelitian ini pada Strategi Pemberdayaan Masyarakat di Kelurahan Semper Barat Jakarta Utara yang dilakukan oleh Program Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (PPMK) melalui Pelatihan Komputer dan Dana Bergulir.

2. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah diatas, maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut:

a. Bagaimana Strategi Pemberdayaan Masyarakat di Kelurahan Semper Barat Jakarta Utara yang dilakukan oleh Program Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (PPMK) melalui Pelatihan Komputer dan Dana Bergulir? b. Bagaimana Manfaat yang diperoleh setelah mengikuti Pelatihan Komputer


(20)

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah adalah sebagai berikut:

a. Untuk mengetahui strategi pemberdayaan masyarakat di Kelurahan Semper Barat Jakarta Utara yang dilakukan oleh PPMK melalui pelatihan komputer dan dana bergulir.

b. Untuk mengetahui manfaat yang diperoleh setelah mengikuti pelatihan komputer dan dana bergulir melalui PPMK Semper Barat Jakarta Utara.

2. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian yang dapat diambil dari penulisan skripsi ini adalah:

a. Manfaat Praktis, hasil penelitian diharapkan dapat menjadi bahan masukan dan evaluasi, sehingga dapat meningkatkan kualitas dalam pemberdayaan masyarakat setempat.

b. Manfaat Akademik, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi dokumen perguruan tinggi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang berguna untuk menjadi bahan rujukan bagi mahasiswa dalam dimensi pemberdayaan masyarakat.

D. Metodologi Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Penelitian pada skripsi ini dilakukan di Program Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (PPMK) yang beralamat di Jalan Komplek Pemadam Kebakaran Kelurahan Semper Barat Kecamatan Cilincing Jakarta Utara. Alasan peneliti memilih lokasi tersebut adalah karena lokasi penelitian ini


(21)

masih sewilayah dengan tempat tinggal peneliti maka data dan informasi yang dibutuhkan mudah, cepat dan akurat.

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian ini dimulai sejak bulan September 2008 sampai bulan Januari 2009. Namun karena peneliti masih satu matakuliah yang harus diselesaikan maka penelitian ini pun baru dapat di ajukan untuk sidang skripsi pada bulan Maret 2010. Meskipun demikian peneliti tetap melakukan bimbingan skripsi dan pembaharuan data.

3. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui dan memahami strategi pemberdayaan masyarakat di Kelurahan Semper Barat. Peneliti berusaha memahami dan menggambarkan langkah-langkah dan bagaimana strategi pemberdayaan masyarakat dalam proses kemiskinan. Oleh karena itu peneliti menggunakan pendekatan kualitatif. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Bogdad dan Taylor yang dikutip oleh Lexyi J. Moleong, bahwa pendekatan kualitatif adalah ”Prosedur” sebuah penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.10

Penggunaan pendekatan penelitian kualitatif ini, mempunyai beberapa alasan yakni salah satunya adalah bersifat luwes atau fleksibel, menyajikan secara langsung hakikat hubungan antara penulis dengan subyek penelitian,

10

Lexyi J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung : PT. Remaja Rosda Karya, 2001), cet. ke-15 h. 3


(22)

serta memberi kemungkinan bagi perubahan-perubahan manakala ditemukan fakta yang lebih mendasar, menarik dan unik bermakna dilapangan.11

Selain itu, melalui pendekatan kualitatif ini peneliti berharap dapat menggambarkan dan menganalisis strategi pemberdayaan masyarakat melalui Program Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (PPMK) di Kelurahan Semper Barat Jakarta Utara.

4. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah deskriptif. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Mardalis, bahwa penelitian deskriptif adalah penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan, memaparkan, mencatat, menganalisa, dan menginterprestasikan kondisi sekarang ini terjadi atau ada.12

Data-data tersebut berasal dari hasil observasi, wawancara dengan informan, catatan lapangan, catatan atau memo, dan dokumen resmi lainnya.13 Dalam penelitian ini, peneliti berusaha menggambarkan dan menganalisis secara menyeluruh strategi pemberdayaan masyarakat melalui Program Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (PPMK) di Kelurahan Semper Barat Jakarta Utara.

5. Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini ada dua macam, yaitu data primer dan data sekunder.

a. Data Primer terbagi menjadi dua sumber data, yaitu:

11

Burhan Bungin, Analisis Data Penelitian Kualitatif, (Jakarta : PT. Grafindo Persada, 2003), cet. ke-2 h.39

12

Mardalis, Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal, (Jakarta : Bumi Aksara, 2002)

13


(23)

1. Utama, yaitu data yang diperoleh secara langsung dari subyek penelitian, yaitu diperoleh dari pengurus PPMK yang terdiri dari instruktur pelatihan komputer, ketua dana bergulir, dan ketua dewan kelurahan (perwakilan dari ketua PPMK).

2. Pendukung, yaitu data yang diperoleh dari peserta pelatihan komputer dan anggota peminjam dana bergulir.

b. Data Sekunder

Data Sekunder, yaitu daya yang diperoleh dari catatan-catatan,, dokumen, foto maupun benda-benda tertulis lainnya yang berhubungan dengan penelitian seperti buku pedoman PPMK, laporan bulanan Kelurahan Semper Barat dan laporan tahunan Kelurahan Semper Barat.

6. Teknik Pemilihan Subyek Penelitian

Sesuai dengan karakteristik penelitian kualitatif, teknik pemilihan responden yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sample.14

Dimana pada teknik purposive sample tersebut di maksudkan untuk memberikan keleluasan kepada peneliti dalam menyeleksi responden yang sesuai dengan tujuan penelitian. Terpenting disini bukanlah jumlah responden khususnya, melainkan potensi dari tiap kasus untuk memberikan pemahaman teoritis yang lebih baik mengenai aspek yang dipelajari.

Berdasarkan pada konteks tersebut, maka peneliti memilih responden sebagai berikut:

a. Data Primer Utama, peneliti mewawancarai tiga orang pengurus PPMK yang terdiri dari Bapak Bahruddin (Instruktur Pelatihan Komputer), Bapak

14

Lexy J. Moeleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006), h. 224


(24)

Supardi (Ketua Bina Ekonomi Dana Bergulir), dan Bapak Kelik Whysendharmo (Ketua Dewan Kelurahan Semper Barat). Alasan pengambilan subyek penelitian ini karena peneliti menganggap ketiga orang yang telah peneliti sebutkan tersebut dipandang sebagai orang yang paling bertanggung jawab dalam pelaksanaan PPMK, penguasaan program dan keaktifannya dalam anggota dewan kelurahan.

b. Data Primer Pendukung, terdiri dari peserta pelatihan komputer dan dana bergulir. Data peserta yang mengikuti pelatihan komputer sebanyak 28 orang yang diikuti oleh beberapa anak perempuan dan laki-laki, tetapi peneliti hanya mewawancarai tiga peserta yaitu Soleha, Hikmah, dan Ardhi Tauvan. Alasannya karena peneliti menganggap ketiga peserta ini adalah orang yang benar-benar memahami dan mengerti saat mengikuti pelatihan komputer. Sedangkan untuk anggota masyarakat Semper Barat yang mengikuti dana bergulir secara keseluruhan dari 17 RW berjumlah 331 orang, tetapi peneliti hanya mewawancarai 8 anggota dimbil dari RW 05 yang terdiri dari Bapak Sofyan dari RT 004 sebagai usaha warung nasi, Ibu Asiah dari RT 012 sebagai pedagang sayur, Bapak Madsani dari RT 012 sebagai pedagang beras keliling, Ibu Udayati dari RT005 sebagai usaha foto copy, Bapak Suwardi dari RT 006 sebagai warung nasi, Ibu Tati Suryati dari RT 014 usaha warung kelontong, Bapak Parmono dari RT 007 usaha service bengkel sepeda, dan Ibu Nurhayati dari RT 003 usaha warung kelontong. Alasannya karena lokasi yang peneliti ambil dekat dengan sekitar rumah yaitu masih RW 05.


(25)

7. Teknik Pencatatan Data

Untuk mendapatkan data yang objektif maka dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode pengumpulan data yang bersifat kualitatif, dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Observasi

Observasi adalah usaha untuk memperoleh dan mengumpulkan data dengan melakukan pengamatan langsung di lapangan terhadap suatu kegiatan secara akurat, serta mencatat fenomena yang muncul dan mempertimbangkan hubungan antar aspek dalam fenomena tersebut.15

Penelitian melakukan pengamatan dilapangan dengan cara mengumpulkan data-data lapangan serta data-data yang ada. Observasi dilakukan untuk dapat mengamati secara langsung aktivitas masyarakat mengenai pelatihan komputer dan dana bergulir dari PPMK, untuk mengumpulkan data-data lapangan serta data-data yang ada di PPMK Semper Barat Jakarta Utara.

Untuk kegiatan pelatihan komputer, peneliti melihat secara langsung mengenai teknik pengajaran yang diberikan oleh instruktur pelatihan komputer adalah berupa bimbingan yaitu teori dan praktek. Sedangkan dana bergulir, peneliti mencatat dan mewawancarai langsung bahwa proses dana bergulir yang dilaksanakan PPMK terdapat beberapa tahapan-tahapan dalam meminjam dana bergulir yang diberikan kepada masyarakat kelurahan Semper Barat untuk mengembangkan dan menambah modal usaha mereka.

15

E. Kristi Poerwandari, Pendekatan Kualitatif Dalam Penelitian Psikologi, (Jakarta: LPSP3-UI, 1998), cet. ke-1 h. 62


(26)

b. Wawancara

Wawancara yaitu metode pengumpulan data dengan mengadakan komunikasi langsung dengan Bapak Kelik Whysendharmo yang telah mewakili Bapak Agus Gersia untuk di wawancara, karena beliau sedang ada tugas diluar daerah. Bapak Bahruddin selaku Instruktur Pelatihan Komputer, Bapak Supardi selaku Ketua Bidang Bina Ekonomi Dana Bergulir, dan anggota masyarakat Kelurahan Semper Barat yang ikut pinjaman dana bergulir dan peserta pelatihan komputer.

Wawancara ini dilakukan di rumah ketika wawancara dengan Bapak Kelik Whysendharmo, sedangkan dengan Bapak Supardi dan Bapak Bahruddin dilakukan di kantor PPMK Kelurahan Semper Barat, dan kemudian wawancara dilanjutkan dengan peserta pelatihan komputer yang dilakukan di ruang komputer dan anggota masyarakat Kelurahan Semper Barat yang ikut dalam pinjaman dana bergulir dilakukan di rumah masing-masing warga. Di tempat tersebut, peneliti berbincang-bincang santai dan wawancara dilakukan dengan catatan tulisan tangan.

c. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi yaitu peneliti mengumpulkan, membaca dan mempelajari berbagai macam bentuk data tertulis baik yang berupa laporan PPMK, buku panduan pelaksanaan PPMK, laporan bulanan Kelurahan Semper Barat, dan laporan tahunan Kelurahan Semper Barat serta data-data lain di perpustakaan yang dapat dijadikan bahan analisa untuk hasil dalam penelitian ini. Teknik ini digunakan untuk memperoleh data yang telah didokumentasikan dalam buku.


(27)

8. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses penyusunan data agar bisa ditafsirkan, dan memberikan makna pada analisis. Penafsiran hasil analisis data harus melebihi atau mentransenden deskripsi. Model analisis yang dipakai dalam penelitian ini adalah teknik analisis deskriptif. Hal ini di dasarkan atas pertimbangan bahwa sasaran penelitian ini adalah kegiatan analisis data meliputi kegiatan reduksi data, reduksi yaitu menganalisa sesuatu secara keseluruhan kepada bagian-bagianya atau mejelaskan tahap akhir dari proses perkembangan sebelumnya yang lebih sederhana.16 Display data, mengambil kesimpulan dan ferivikasi. Kegiatan ini dilakukan sejak memasuki pelaksanaan penelitian dilapangan hingga akhir secara terus menerus.

Kesimpulan sementara tersebut didiskusikan dengan pengurus PPMK Semper Barat dan pembimbing skripsi. Kepada mereka di minta untuk memberikan tanggapan terhadap kesimpulan sementara, jika menunjukkan kesesuaian maka kesimpulan tersebut akan menjadi kesimpulan tetap peneliti. Namun jika menunjukkan ketidaksesuaian maka peneliti akan melakukan analisis dan merumuskan kesimpulan kembali.

9. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data

Untuk memeriksa keabsahan data ada empat kriteria yang digunakan, yaitu: Kriterium keterlatihan. Kriterium kebergantungan, Kriterium kredibilitas (kepercayaan), dan Kriterium kepastian.

16

Pius A. Partanto dan M. Dahlan Al-barry, Kamus Ilmiah Populer, (Surabaya: Arkola, 1994), cet. ke-1, h. 658


(28)

Dalam hal ini peneliti menggunakan langkah-langkah kriteria keabsahan data sebagai berikut:17

a. Kriterium Kredibilitas (kepercayaan)

Fungsi kriterium kredibilitas ini adalah untuk melaksanakan inkuiri sedemikian rupa sehingga tingkat kepercayaan penemuannya dapat dicapai, kemudian mempertunjukkan derajat kepercayaan hasil-hasil penemuan dengan jalan pembuktian oleh peneliti, pada kenyataan ganda yang sedang diteliti. Kriterium kredibilitas ini mengunakan dua teknik pemeriksaan: Pertama,

ketekunan pengamatan, dimaksudkan untuk menemukan ciri-ciri dan unsur-unsur dalam situasi yang releven dengan persoalan atau isu dalam penelitian ini dan kemudian memusatkan diri pada hal-hal tersebut secara rinci (triangulasi). Kedua, triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang dimanfaatkan sesuatu yang lain, hal itu dapat dicapai dengan jalan: (1) membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara misalnya untuk mengetahui strategi pemberdayaan masyarakat yang dilakukan oleh PPMK melalui pelatihan komputer dan dana bergulir. (2) membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan orang lain, misalnya dalam hal ini peneliti membandingkan jawaban yang diberikan oleh Bapak Kelik Whysendharmo dengan anggota masyarakat Semper Barat. (3) Membandingkan hasil wawancara dengan hasil dokumen yang berkaitan dengan masalah yang diajukan. Peneliti memanfaatkan dokumen atau data sebagai bahan perbandingan.

17

Lexy J. Moeleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006), h. 324-326


(29)

10. Teknik Penulisan Skripsi

Teknik penulisan skripsi ini berdasarkan pada Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, dan Disertasi) yang di terbitkan oleh CeQDA (Center for Quality Development and Assurance) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2007.

E. Tinjauan Pustaka

Dalam penyusunan skripsi ini sebelum peneliti mengadakan penelitian lebih lanjut kemudian menyusunnya menjadi suatu karya ilmiah, maka langkah awal yang peneliti lakukan adalah mengkaji terlebih dahulu terhadap skripsi-skripsi terdahulu dan melihat buku-buku yang akan dijadikan referensi oleh peneliti.

Setelah peneliti melakukan suatu kajian kepustakaan, peneliti akhirnya menemukan beberapa skripsi yang membahas tentang pemberdayaan masyarakat. Salah satunya adalah sebagai berikut:

1. Skripsi Sunardi, dengan judul ”Strategi Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Kelompok Swadaya Masyarakat (Kasus Implementasi di Lembaga Pengelola Zakat, Infak, Dan Sadakah (LP-ZIS) Ash-Shiniyyah PT. Bukaka Teknik Utama Tbk)”. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa di Lembaga Pengelola Zakat, Infak, dan Sadakah (LP-ZIS) berupaya melakukan pemberdayaan masyarakat berbasis kelompok swadaya masyarakat yang meliputi pengembangan bidang keagamaan, bantuan sosial, pendidikan, dan penguatan usaha mikro (modal usaha). Kedekatan skripsi ini dengan hasil penelitian Sunardi adalah pada Program Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan


(30)

(PPMK), namun dalam penelitian Sunardi lebih menitikberatkan pada lembaga LP-ZIS sebagai pelaksana penanggung jawab program.

2. Skripsi Faizin Jufri, dengan judul Strategi Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) Kukusan dalam Pemberdayaan Masyarakat. Kedekatan skripsi ini dengan hasil penelitian Faizin Jufri adalah pada Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM), namun dalam penelitian Faizin Jufri lebih menitikberatkan pada Program Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (PPMK) sebagai penanggung jawab pelaksana program. Hasil penelitian tersebut yang telah didapat adalah minimnya pendidikan, kelangkaan lahan untuk mengembangkan perekonomiandana bergulir yang tidak dijamin oleh koperasi setempat, tidak adanya puskesmas rawannya keamanan, sempitnya jalan penghubung antara UI dan Kukusan serta kesadaran akan pendidikan dan kesehatan berdampak pada laju pertumbuhan keberdayaan masyarakat Kukusan sampai saat ini. Sementara LPM juga kelelaan dalam memanfaatkan dana operasionalnya yang begitu minim.

3. Skripsi Muchtar, dengan judul ”Strategi Pemberdayaan Berbasis Kelembagaan Lokal dalam Penanganan Kemiskinan Perkotaan (Kasus Implementasi P2KP di Desa Sukadanau)”. Kedekatan skripsi ini dengan hasil penelitian Muchtar adalah pada kelompok swadaya masyarakat, namun dalam penelitian Muchtar lebih menitik beratkan pada lembaga lokal terutama Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) sebagai penanggung jawab pelaksana.

Namun demikian, peneliti tidak menafikan diri bahwa hasil dari karya ilmiah di atas mengilhami peneliti untuk mengangkat tema Strategi


(31)

Pemberdayaan Masyarakat melalui Program Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (PPMK) Di Kelurahan Semper Barat Jakarta Utara.

F. Sistematika Penulisan

Skripsi ini dalam penulisannya akan dibagi menjadi 5 (lima) bab, dan masing-masing bab akan dibagi lagi menjadi sub-sub bab, yaitu sebagai berikut:

BAB I Memuat tentang Pendahuluan, terdiri dari Latar Belakang Masalah, Pembatasan dan Perumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Metodologi Penelitian: mencakup Lokasi Penelitian, Waktu Penelitian, Pendekatan penelitian, Jenis Penelitian, Sumber Data, Teknik Pemilihan Subyek Penelitian, Teknik Pencatatan Data, Teknik Analisis Data, dan Teknik Keabsahan Data, Tinjauan Pustaka serta diakhiri dengan Sistematika Penulisan.

BAB II Tinjauan Teoretis, meliputi Pengertian Strategi, Strategi Pemberdayaan Masyarakat, Pemberdayaan Masyarakat (Pengertian Pemberdayaan Masyarakat dan Pendekatan Pemberdayaan Masyarakat), serta Pengertian Program Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (PPMK).

BAB III Gambaran Umum Program Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (PPMK) Di Kelurahan Semper Barat, meliputi Latar Belakang Berdirinya PPMK, Visi dan Misi PPMK, Asas dan Prinsip PPMK, Tujuan dan Sasaran PPMK, serta Struktur Organisasi PPMK. Gambaran Umum Kelurahan Semper Barat, yang terdiri dari Profil


(32)

Kelurahan Semper Barat, Visi dan Misi Kelurahan Semper Barat dan Demografi Kelurahan Semper Barat.

BAB IV Analisis dan Temuan Lapangan, meliputi: Analisis tentang Strategi Pemberdayaan Masyarakat di Kelurahan Semper Barat Jakarta Utara yang dilakukan oleh Program Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (PPMK) melalui Pelatihan Komputer dan Dana Bergulir dan Analisis tentang Manfaat yang diperoleh setelah mengikuti Pelatihan Komputer dan Dana Bergulir melalui PPMK Semper Barat Jakarta Utara.


(33)

BAB II

TINJAUAN TEORETIS

A. Pengertian Strategi

Di tinjau secara segi etimologi, kata strategi berasal dari Yunani yaitu

Strategos yang diambil dari kata strator yang berarti militer dan ag yang berarti memimpin. Pada konteks awalnya, strategis diartikan sebagai generalship atau sesat yang dilakukan oleh para jenderal dalam membuat rencana untuk menaklukan musuh dan memenangkan perang.18

Sedangkan arti lain dari kata strategi yang masih sama Negara asal katanya yaitu Yunani, bahwa strategi yaitu strategos yang berarti jenderal.19 Strategi pada mulanya berasal dari peristiwa peperangan, yaitu sebagai suatu siasat untuk mengalahkan musuh. Namun pada akhirnya startegi berkembang untuk semua kegiatan organisasi termasuk keperluan ekonomi, sosial, budaya dan agama.20

Dalam kamus bahasa Indonesia disebutkan bahwa istilah strategi adalah suatu ilmu yang menggunakan sumber daya untuk melaksanakan kebijakan tertentu.21

Sedangkan definisi yang berbeda mengenai strategi diberikan oleh para ahli, adalah sebagai berikut:

18

Setiawan Hari Purnomo dan Zulkiflimansyah, Manajemen Strategi: Sebuah Konsep Pengantar, (Jakarta: LPEE UI,1999), h. 8

19

George Steiner dan John Minner, Manajemen Strategi, (Jakarta: Erlangga), h. 20

20

Rafi’udin dan Maman Abdul Djalil, Prinsip dan Strategi Dakwah, (Bandung: Pustaka Setia), h. 76

21


(34)

1. Menurut Onong Uchjana, Strategi pada hakikatnya adalah perencanaan

dan manajemen untuk mencapai suatu tujuan.22 2. Menurut Chandler yang dikutip oleh Supriyono, Strategi adalah penentuan

dasar goals jangka panjang dan tujuan pemberdayaan masyarakat serta pemakaian cara-cara bertindak dan alokasi sumber-sumber yang diperlukan untuk mencapai tujuan.23

3. Menurut Sondang Siagan, Strategi adalah cara yang terbaik untuk mempergunakan dana, daya dan tenaga yang tersedia, sesuai dengan tuntutan perubahan lingkungan.24

Dari pengertian diatas, maka dapat ditarik kesimpulan tentang strategi yaitu:

a. Strategi merupakan suatu kesatuan rencana yang terpadu, yang diperlukan untuk mencapai tujuan organisasi.

b. Dalam menyusun strategi perlu dihubungkan dengan lingkungan organisasi, sehingga dapat disusun kekuatan strategi organisasi.

c. Dalam pencapaian tujuan organisasi, perlu alternatif strategi yang dipertimbangkan dan harus dipilih.

22

Onong Uchjana Affendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1999), h. 32

23

Supriyono, Manajemen Strategi dan Kebijaksanaan Bisnis, (Yogyakarta: BPFC, 1985), h. 9

24

Sondang Siagan, Analysis Serta Perumusan Kebijaksanaan dan Strategi Organisasi, (Jakarta: PT. Gunung Agung, 1986), cet. ke-1, h. 17


(35)

B. Strategi Pemberdayaan Masyarakat

Parsons et. al, menyatakan bahwa proses pemberdayaan umumnya dilakukan secara kolektif. Menurutnya, tidak ada literatur yang menyatakan bahwa proses pemberdayaan terjadi dalam relasi satu lawan satu antara pekerja sosial dan klien dalam setting pertolongan perseorangan. Meskipun pemberdayaan seperti ini dapat meningkatkan rasa percaya diri dan kemampuan diri klien, hal ini bukanlah strategi utama pemberdayaan.

Namun demikian, tidak semua intervensi pekerjan sosial dapat dilakukan melalui kolektivitas. Dalam beberapa situasi, strategi pemberdayaan dapat saja dilakukan secara individual, meskipun pada gilirannya strategi ini pun tetap berkaitan dengan kolektivitas, dalam arti mengkaitkan klien dengan sumber atau sistem lain diluar dirinya.25 Dalam konteks pekerjaan sosial, pemberdayaan dapat dilakukan melalui tiga aras atau matra pemberdayaan (empowerment setting): mikro, mezzo, dan makro.

1. Aras Mikro. Pemberdayaan dilakukan terhadap klien secara individu melalui bimbingan, konseling, stress management, crisis intervention. Tujuan utamanya adalah membimbing atau melatih klien dalam menjalankan tugas-tugas kehidupannya. Model ini sering disebut sebagai pendekatan yang Berpusat pada Tugas (task centered approach).

2. Aras Mezzo. Pemberdayaan dilakukan terhadap sekelompok klien. Pemberdayaan dilakukan dengan menggunakan kelompok sebagai media intervensi. Pendidikan dan pelatihan, dinamika kelompok, biasanya digunakan sebagai strategi dalam meningkatkan kesadaran. Pengetahuan, keterampilan

25

Edi Suharto Ph. D, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat, (Bandung: PT. Refika Aditama, 2005), cet ke-1, h. 66


(36)

dan sikap-sikap klien agar memiliki kemampuan memecahkan permasalahan yang dihadapinya.

3. Aras Makro. Pendekatan ini disebut juga sebagai Strategi Sistem Besar ( large-system-strategy), karena sasaran perubahan diarahkan pada sistem lingkungan yang lebih luas. Perumusan kebijakan, perencanaan sosial, kampanye, aksi sosial, lobbying, Pengorganisasian masyarakat, manajemen konflik, adalah beberapa strategi dalam pendekatan ini. Strategi Sistem Besar memandang klien sebagai orang yang memiliki kompetensi untuk memahami situasi-situasi mereka sendiri, dan untuk memilih serta menentukan strategi yang tepat untuk bertindak.26

C. Pemberdayaan Masyarakat

1. Pengertian Pemberdayaan Masyarakat

Pemberdayaan adalah mengembangkan diri dari keadaan tidak atau kurang berdaya menjadi berdaya, guna mencapai kehidupan yang lebih baik. Pemberdayaan pada intinya membahas bagaimana individu, kelompok, ataupun komunitas berusaha mengontrol kehidupan mereka sendiri dengan keinginan mereka. Pemberdayaan juga dapat diartikan sebagai suatu proses yang relatif terus berjalan untuk meningkatkan kepada perubahan.27

Pemberdayaan bisa diartikan sebagai perubahan kepada arah yang lebih baik, dari tidak berdaya menjadi berdaya. Pemberdayaan terkait dengan upaya meningkatkan hidup ke tingkat yang lebih baik. Pemberdayaan adalah meningkatkan kemampuan dan rasa percaya diri untuk menggunakan daya

26

Edi Suharto Ph. D, Ibid., h. 67

27

Isbandi Rukminto Adi, Pemberdayaan Pengembangan Masyarakat dan Intervensi Komunitas, (Jakarta: Fakultas Ekonomi UI, 2000), cet. ke-1, h. 32-33


(37)

yang dimiliki, tentunya dalam menentukan tindakan kearah yang lebih baik lagi.28

Secara teknis istilah pemberdayaan dapat disamakan dengan istilah pengembangan. Menurut Imang Mansur Burhan sebagaimana dikutip oleh Nanih Machendrawaty dan Agus Achmad Syafei mendefinisikan pemberdayaan umat atau masyarakat sebagai upaya untuk membangkitkan potensi umat islam ke arah yang lebih baik, baik dalam kehidupan sosial, politik, maupun ekonomi.29

Amrullah Ahmad mengatakan bahwa ”Pengembangan Masyarakat Islam adalah sistem tindakan nyata yang menawarkan alternatif model pemecahan masalah umat dalam bidang sosial, ekonomi dan lingkungan dalam perspektif Islam”.30

Pemberdayaan adalah upaya untuk membangun daya yang dimiliki dengan mendorong, memberikan motivasi dan meningkatkan kesadaran akan potensi yang dimiliki serta berupaya mengembangkannya.31

Istilah pemberdayaan yang dipakai oleh T. Hani Handoko adalah ”Pengembangan”, yaitu suatu usaha jangka panjang untuk memperbaiki pemecahan masalah dan melakukan pembaharuan.32

Dalam Ensiklopedia Indonesia, Daya adalah kemampuan melakukan sesuatu atau kemampuan untuk bertindak.33

28

Diana, Perencanaan Sosial Negara Berkembang, (Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 1997), h.15

29

Nanih Machendrawaty dan Agus Achmad Syafei, Pengembangan Masyarakat Islam, (Bandung: Rosda Karya, 2001), cet. ke-1, hal 42

30

M. Amrullah Ahmad, Strategi Dakwah di Tengah Era Reformasi Menuju Indonesia Baru Dalam Memasuki Abad 21, (Bandung: 1999), h. 9

31

Gunawan Sumodiningrat, Pengembangan Daerah dan Pemberdayaan Masyarakat, (Jakarta: Bina Rena Pariwara, 1997), cet. ke-1, Edisi II h. 165

32


(38)

Adapun pemberdayaan menurut Mc. Ardle, mengatakan bahwa pemberdayaan sebagai proses pengambilan keputsan oleh orang-orang yang secara konsekuen melakanakan keputusan tersebut. Orang-orang yang telah mencapai tujuan kolektif diberdayakan melalui kemandiriannya, bahkan merupakan ”keharusan” untuk lebih diberdayakan melalui usaha mereka sendiri dan akumulasi pengetahuan, keterampilan serta sumber daya lainnya dalam rangka mencapai tujuan mereka tanpa bergantng pada pertolongan dari hubungan eksternal. Namun demikian, Mc. Ardle mengimplikasikan makna tersebut bukan untuk mencapai tujuan, melainkan makna pentingnya proses dalam pengambilan keputusan.34

Payne, mengemukakan bahwa suatu pemberdayaan (empowerment) pada intinya, ditujukan guna membantu kllien memperoleh daya untuk mengambil keputusan dan menentukan tindakan yang akan ia lakukan yang terkait dengan diri mereka, termasuk mengurangi efek hambatan pribadi dan sosial dalam melakukan tindakan. Hal ini dilakukan melalui peningkatan kemampuan dan rasa percaya diri untuk menggunakan daya yang ia miliki, antara lain transfer daya dari lingkungannya.35

Shardlow, melihat bahwa berbagai pengertian yang ada mengenai pemberdayaan pada intinya membahas bagaimana individu, kelompok ataupun komunitas berusaha membentuk masa depan sesuai dengan keinginan mereka. Prinsip ini pada intinya mendorong klien untuk menentukan sendiri apa yang harus ia lakukan dalam kaitan dengan upaya mengatasi

33

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1997), cet. ke-1 h. 667

34

Isbandi Rukminto Adi, Pemikiran-pemikiran Dalam Pembangunan Kesejahteraan Sosial, (Fakltas Ekonomi UI, 2002), h. 162

35


(39)

permasalahan yang ia hadapi sehingga klien mempunyai kesadaran dan kekuasaan penuh dalam membentuk hari depannya.36

Pemberdayaan adalah sebuah proses dan tujuan. Sebagai proses, pemberdayaan adalah serangkaian kegiatan untuk memperkuat kekuasaan atau keberdayaan kelompok lemah dalam masyarakat, termasuk individu-individu yang mengalami masalah kemiskinan. Sebagai tujuan, maka pemberdayaan menunjuk pada keadaan atau hasil yang ingin dicapai oleh sebuah perubahan sosial, yaitu masyarakat miskin yang berdaya, memiliki kekuasaan atau mempunyai pengetahuan dan kemampuan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya baik yang bersifat fisik, ekonomi, mapun sosial seperti memiliki kepercayaan diri, mampu menyampaikan aspirasi, mempunyai mata pencaharian, berpartisipasi dalam kegiatan sosial, dan mandiri dalam melaksanakan tugas-tugas kehidupannya.37

Dari pengertian diatas, maka disimpulkan bahwa yang dimaksud pemberdayaan adalah sebuah gerakan penguatan sosial agar masyarakat tadinya lemah, baik dalam bidang sosial, ekonomi serta politik, diberdayakan sehingga membangkitkan kesadaran masyarakat tersebut dan meningkatkan potensi yang mereka miliki dan guna membangun serta menentukan tindakan berdasarkan keinginan mereka secara mandiri melalui strategi dan pendekatan tertentu yang dapat menjamin keberhasilan hakiki dalam bentuk kemandirian.

36

Isbandi Rukminto Adi, Ibid h. 164

37

Edi Suharto, PhD “Pendekatan Pekerjaan Sosial Dalam Pemberdayaan Masyarakat Miskin : Konsep, Indikator dan Strategi”. Artikel diakses pada 24 Oktober 2008 dari http://www.policy.hu/suharto/modul_a/makindo_30.htm


(40)

2. Pendekatan Pemberdayaan Masyarakat

Pelaksanaan proses dan pencapaian tujuan pemberdayaan diatas dicapai melalui penerapan pendekatan pemberdayaan yang dapat disingkat menjadi 5 P, yaitu:

a. Pemungkinan: menciptakan suasana atau iklim yang memungkinkan potensi masyarakat berkembang secara optimal. Pemberdayaan harus mampu membebaskan masyarakat dari sekar-sekar kultural dan struktural yang menghambat.

b. Penguatan: memperkuat pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki masyarakat dalam memecahkan masalah dan memenuhi kebutuhan-kebutuhannya. Pemberdayaan harus mampu menumbuh kembangkan segenap kemampuan dan kepercayaan diri masyarakat yang menunjang kemandirian mereka.

c. Perlindungan: melindungi masyarakat terutama kelompok-kelompok lemah agar tidak tertindas oleh kelompok kuat, menghindari terjadinya persaingan yang tidak seimbang (apalagi tidak sehat) antara yang kuat dan lemah, dan mencegah terjadinya eksploitasi kelompok kuat terhadap kelompok lemah. Pemberdayaan harus diarahkan pada penghapusan segala jenis diskriminasi dan dominasi yang tidak menguntungkan rakyat kecil. d. Penyokongan: memberikan bimbingan dan dukungan agar masyarakat

mampu menjalankan peranan dan tugas-tugas kehidupannya. Pemberdayaan harus mampu menyokong masyarakat agar tidak terjatuh ke dalam keadaan dan posisi yang semakin lemah dan terpinggirkan.

e. Pemeliharaan: memelihara kondisi yang kondusif agar tetap terjadi keseimbangan distribusi kekuasaan antara berbagai kelompok dalam masyarakat. Pemberdayaan harus mampu menjamin keselarasan dan


(41)

keseimbangan yang memungkinkan setiap orang memperoleh kesempatan berusaha.38

Dubois dan Miley memberi beberapa cara atau teknik yang lebih spesifik yang dapat dilakukan dalam pemberdayaan masyarakat:

a. Membangun relasi pertolongan yang merefleksikan respon empati, menghargai pilihan dan hak klien menentukan nasibnya sendiri ( self-determination), menghargai perbedaan dan keunikan individu, menekankan kerja sama klien (client partnerships).

b. Membangun komunikasi yang menghormati martabat dan harga diri klien, mempertimbangkan keragaman individu, berfokus pada klien, dan menjaga kerahasiaan klien.

c. Terlibat dalam pemecahan masalah yang memperkuat partisipasi klien dalam semua aspek proses pemecahan masalah, menghargai hak-hak klien, merangkai tantangan-tantangan sebagai kesempatan belajar dan melibatkan klien dalam pembuatan keputusan dan evaluasi.

d. Merefleksikan sikap dan nilai profesi pekerjaan sosial melalui ketaatan terhadap kode etik profesi, keterlibatan dalam pengembangan profesional, riset, dan perumusan kebijakan, penerjemahan kesulitan-kesulitan pribadi ke dalam isu-isu publik, penghapusan segala bentuk diskriminasi dan ketidaksetaraan kesempatan.39

38

Edi Suharto, Ph.D, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat, (Bandung: PT.Refika Aditama, 2005), cet ke-1, h.67

39


(42)

D. Program Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (PPMK)

1. Pengertian PPMK

PPMK adalah merupakan Program pemberdayaan masyarakat melalui penyediaan bantuan yang diberikan secara langsung kepada masyarakat dan penyalurannya memanfaatkan institusi kemasyarakatan yang ada ditingkat Kelurahan.40

PPMK dirancang untuk mempercepat upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui pemberdayaan masyarakat dan berbau komunitas seperti Dewan kelurahan, RW dan lembaga kemasyarakatannya.

Hakekat PPMK adalah memberikan peranan jauh lebih besar kepada masyarakat untuk merencanakan, melaksanakan dan mengawasi serta diharapkan dapat meningkatkan partisipasi masyarakat baik dalam bentuk pemikiran tenaga maupun finansial.

Sasaran PPMK adalah warga masyarakat yang berdomisili di Jakarta dan memiliki Kartu Tanda Penduduk (KTP) Propinsi DKI Jakarta, mempunyai usaha kecil, kelompok maupun individu yang memerlukan bantuan modal dan perbaikan fisik lingkungan serta penanggulangan masalah sosial.41

40

Petunjuk Pelaksanaan PPMK Provinsi DKI Jakarta

41


(43)

BAB III

GAMBARAN UMUM TENTANG OBYEK PENELITIAN

A. Gambaran Umum Program Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (PPMK) di Kelurahan Semper Barat Jakarta Utara

1. Latar Belakang Berdirinya PPMK

Krisis ekonomi yang berkepanjangan pasca tahun 1998 berdampak sangat serius pada tataran kehidupan masyarakat luas, antara lain bertambahnya jumlah penduduk miskin, meningkatnya angka pengangguran dan menurunnya daya beli masyarakat. Dilain pihak pemerintah melalui berbagai program dan sektor saat ini menurunkan dana lewat bantuan luar negeri, APBN dan APBD untuk mengatasi dampak krisis dan sekaligus dalam rangka percepatan pembangunan.42

PPMK pertama kali digulirkan pada tahun 2001 di 25 Kelurahan se DKI Jakarta sebagai Pilot Projeck/Proyek Percontohan. Sehubungan dengan banjir besar di Jakarta, Premprov. DKI mengeluarkan PPMK pasca banjir tahun 2002 kemudian dilanjutkan dengan PPMK 2003 sampai sekarang, yang telah berjalan dengan baik. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Kelurahan melalui pendekatan Tribina yang meliputi Bina Fisik Lingkungan, Bina Sosial dan Bina Ekonomi.43

Sejalan Undang-undang nomor 34 tahun 1999 tentang Pemerintahan Propinsi Daerah Khusus Ibukota Negara Republik Indonesia Jakarta dan Perda nomor 5 tahun 2001 tentang Dewan Kelurahan, Dan Instruksi Gubernur No.

42

Petunjuk Teknis Pelaksanaan PPMK Provinsi DKI Jakarta

43


(44)

42 tentang PPMK Pasca Banjir, maka Program Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan merupakan program yang diharapkan dapat memfasilitasi dan mendorong perwujudan misi pemberdayaan masyarakat pada tingkat kelurahan, khususnya warga yang terkena dampak banjir baik langsung atau tidak langsung.

Program ini diharapkan dapat mengatasi permasalahan menurunnya kondisi kehidupan masyarakat pasca banjir secara rescu dan cepat dengan memberikan peran yang lebih besar kepada masyarakat untuk merencanakan, melaksanakan dan mengawasi kegiatan yang pada akhirnya akan dapat meningkatkan kesejahteraan semua komponen masyarakat yang ada. Dengan demikian diharapkan akan merangsang keterlibatan anggota masyarakat dari semua strata baik dalam bentuk pemikiran, tenaga maupun finalis, sehingga masyarakat dari semua strata baik dalam bentuk pemikiran, tenaga maupun finansial, sehingga masyarakat tidak hanya sebagai penerima dan pengguna (user) tetapi lebih sebagai pelaku pembangunan.44

2. Visi dan Misi

Adapun visi dan misi Program Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (PPMK) Semper Barat adalah sebagai berikut:

a. Mengembangkan partisipasi masyarakat dalam proses pembangunan menuju masyarakat Indonesia yang sejahtera.

b. Meningkatkan kesejahteraan rakyat melalui upaya perbaikan prasarana dan sarana dasar lingkungan, pengembangan ekonomi produktif dan pembukaan lapangan kerja baru serta program sosial lainnya.

44


(45)

c. Membangun/melaksanakan kegiatan yang mampu memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia dalam berbagai aspek kehidupan. d. Memperjuangkan aspirasi masyarakat kepada pemerintah, sehingga

tercipta keserasian, keselarasan dan keseimbangan kemampuan antara potensi kebutuhan masyarakat dengan arah dan kebijakan pemerintah dalam pembangunan dan pemberdayaan masyarakat.45

3. Asas dan Prinsip a. Asas

Pelaksanaan Program Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (PPMK) berasaskan:

1. Keadilan yang berarti PPMK bermanfaat secara proporsional kepada seluruh masyarakat di Kelurahan.

2. Kejujuran yang berarti PPMK dilaksanakan dengan hati nurani yang tulus dan ikhlas serta terbuka oleh semua unsur yang terkait.

3. Kemitraan yang berarti terciptanya kerjasama antara unsur yang terkait dengan kegiatan PPMK.

4. Kesederhanaan artinya seluruh proses kegiatan yang diselenggarakan melalui prosedur yang sederhana, mudah, cepat, dan tepat serta tertib administrasi.

5. Kesetaraan berpartisipasinya artinya memberikan kesempatan yang sama dalam pelaksanaan PPMK kepada masyarakat tanpa membedakan ras, agama, suku, jenis kelamin, golongan dan kelompok.

45


(46)

b. Prinsip

Pelaksanaan Program Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (PPMK) mempunyai prinsip sebagai berikut:

1. Demokrasi artinya pengambilan keputusan pengelolaan PPMK melalui musyawarah untuk mufakat.

2. Partisipasi yang berarti seluruh unsur pengelola dan masyarakat ikut aktif dalam pelaksanaan kegiatan PPMK.

3. Transparan artinya pemberian dan penyebarluasan informasi pengelolaan PPMK kepada masyarakat dan unsur yang terkait.

4. Akuntabel yang berarti seluruh kegiatan PPMK harus dapat dipertanggungjawabkan.

5. Desentralisasi artinya memberikan kepercayaan kepada masyarakat dalam pengelolaan pembangunan wilayak Kelurahan melalui lembaga masyarakat.

6. Kesinambungan artinya hasil kegiatan PPMK dapat dilestarikan dan ditumbuh kembangkan oleh masyarakat sendiri melalui lembaga masyarakat.

7. Efisiensi yang berarti pencapaian tujuan sesuai dengan anggaran yang tersedia.

8. Efektif yang berarti hasil program sesuai dengan target yang telah ditetapkan.46

46


(47)

4. Tujuan dan Sasaran a. Tujuan

Tujuan Program Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (PPMK) dibagi menjadi dua tujuan yaitu umum dan khusus, adalah sebagai berikut: 1. Tujuan umum pelaksanaan PPMK adalah untuk meningkatkan

kesejahteraan masyarakat Kelurahan melalui pendekatan Tribina yang meliputi Bina Fisik Lingkungan, Bina Sosial, dan Bina Ekonomi. 2. Tujuan khusus pelaksanaan PPMK adalah:

a. Bina Fisik Lingkungan

1. Terwujudnya sarana dan prasarana lingkungan berskala mikro yang memadai.

2. Terwujudnya kemandirian dan kepedulian masyarakat untuk memperbaiki dan menata lingkungannya.

3. Terwujudnya swadaya dan gotong royong masyarakat dalam penataan dan perbaikan lingkungan.

b. Bina Sosial

1. Meningkatnya kemampuan daya saing anggota masyarakat. 2. Meningkatnya peran serta lembaga kemasyarakatan dalam

menghimpun dan mengembangkan kemampuan masyarakat. 3. Meningkatnya kesetiakawanan sosial, kepedulian sosial dan

kerjasama antar unsur masyarakat. c. Bina ekonomi

1. Meningkatnya pendapatan masyarakat berpenghasilan rendah. 2. Tumbuh dan berkembangnya usaha mikro.


(48)

3. Terbangun dan berkembangnya potensi ekonomi masyarakat. b. Sasaran

Sasaran PPMK dibagi menjadi dua sasaran yaitu umum dan khusus, adalah sebagai berukut:

1. Sasaran umum pelaksanaan PPMK adalah masyarkat RW, masyarakat Kelurahan dan lingkungannya.

2. Sasaran khusus pelaksanaan PPMK adalah: a. Bina Fisik Lingkungan:

1. Prasarana dan sarana mikro yang tidak layak atau rusak.

2. Prasarana dan sarana yang belum ada dan sangat dibutuhkan masyarakat.

b. Bina Sosial

1. Anggota masyarakat yang kurang terampil. 2. Lembaga masyarakat yang kurang berdaya.

3. Anggota masyarakat yang terkena musibah bencana. c. Bina Ekonomi

1. Anggota masyarakat yang berpenghasilan rendah. 2. Usaha mikro.47

47


(49)

5. Struktur Organisasi PPMK

Dekel

Lurah

Sekretaris Bendahara

Ketua

Pengurus PPMK:

Lurah : Fredy Setiawan. S. STP

Dekel : Kelik Whysendharmo. SS

Ketua : Drs. Agus Gersia

Sekretaris : Kartono

Bendahara : Budi Sulistiorini

Anggota : 1. Haryadi Harun

2. H. Subur 3. Sahrawardi, SH

Koordinator Bina Sosial : Ishak

Instruktur Pelatihan Komputer : Bahruddin

Koordinator Bina Ekonomi ((dana bergulir) : Drs. Supardi. HP

Ketua TPKK : H. Oman. S


(50)

TPK RW 01 sampai dengan RW 017: 1. H. Agus Saudi

2. Sumarno 3. Saeful Bahri

4. H. Mughni Djunaedi 5. Sukaedi

6. Aan Sulyanah 7. Asmunawati 8. Yoseph Laloan 9. Suratmin 10.Mahbub

11.Agung Wibowo 12.Sri Purwanti 13.Bambang Sugiarto 14.Abdullah Kaelani 15.Drs. Sumarya 16.Supangat 17.D. Sutisna


(51)

B. Gambaran Umum Kelurahan Semper Barat 1. Profil Kelurahan Semper Barat

a. Geografi Kelurahan Semper Barat 1. Wilayah

Kelurahan : Semper Barat

Kecamatan : Cilincing

Kotamadya : DKI Jakarta Utara

Kelurahan Semper Barat merupakan bagian dari wilayah Kecamatan Cilincing, Kotamadya Jakarta Utara, terbentuk berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Khusus Ibukota jakarta Nomor 1251 tahun 1986 tanggal 19 Oktober 1986 tentang Pemecahan, Penyatuan, Penetapan batas, Perubahan Kelurahan yang Kembar atau sama dan penetapan luas wilayah Daerah Khusus Ibukota Jakarta, dimana Kelurahan Semper dimekarkan menjadi dua Kelurahan yaitu Kelurahan Semper Timur dan Kelurahan Semper Barat.

Kondisi masyarakat Kelurahan semper barat sangat heterogen yang berarti hampir seluruh suku bangsa yang berada diseluruh Negara Republik Indonesia dengan beraneka ragam pemeluk agama, budaya dan adat istiadatnya berdomisili di kelurahan Semper Barat, untuk itu diperlukan pola-pola tertentu dalam rangka pembinaan kepada masyarakat secara berkesinambungan agar terciptanya peningkatan kehidupan masyarakat, berbangsa dan bernegara guna terwujudnya kesatuan dan persatuan bangsa, selama ini telah kami upayakan khususnya bagi


(52)

masyarakat Kelurahan Semper Barat, Kecamatan Cilincing, Kotamadya Jakarta Utara.

Kelurahan Semper Barat mempunyai luas wilayah 159,07 ha, yang dibagi menjadi 17 Rukun Warga (RW) dan sebanyak 245 Rukun Tetangga (RT), dengan batas-batas wilayah sebagai berikut :

Sebelah Utara : berbatasan dengan Jl. Raya Cilincing Sebelah Timur : berbatasan dengan Jl. Raya Cakung Sebelah Selatan : berbatasan dengan Kali Gubuk Genteng

Sebelah Barat : berbatasan dengan Jl. Raya Kramat Jaya, Tugu Utara, Kali cakung Lama

2. Status Tanah

Luas Tanah : 159,07 ha

Tanah Milik Adat : 53,83 ha Tanah Sertifikat : 69,34 ha Tanah Milik Negara : 35,90 ha 3. Peruntukan Tanah

Tanah Pertanian : -

Tanah Perumahan : 114,07 ha

Tanah Industri : 38,30 ha

Tanah Fasilitas Umum : 5,60 ha

Tanah Pemakaman : 1,10 ha

4. Iklim

Wilayah Kelurahan Semper Barat adalah merupakan bagian dari wilayah Kecamatan Cilincing, Kotamadya Jakarta Utara beriklim


(53)

sama dengan wilayah-wilayah Kelurahan di Jakarta Utara yang menurut Badan Mmeterologi dan Gofisika rata-rata 28 sampai dengan 33 C dengan keadaan tanah antara 50 Cm sampai dengan 100 Cm diatas permukaan laut.

5. Situasi Wilayah

Situasi wilayah Kelurahan Semper Barat dapat dikatakan mendekati padat penduduk dengan luas wilayah 159,07 Ha yang dihuni oleh 61,929 jiwa sedangkan kondisi wilayah lebih dominan digunakan untuk bangunan perumahan mencapai 70%.48

2. Visi dan Misi

a. Visi

Terwujudnya Jakarta sebagai Ibu Kota Negara Republik Indonesia yang manusiawi, efisien dan berdaya saing global, dihuni oleh masyarakat yang partisipatif, berakhlaq, sejahtera dan berbudaya dalam lingkungan kehidupan yang aman dan berkelanjutan.

b. Misi

1. Meningkatkan pembangunan secara sarana dan prasarana kota yang efisien, efektif, kompetitif dan terjangkau.

2. Mewujudkan pembangunan yang adil, ramah, lingkungan dan berbasis partisipasi masyarakat.

3. Meningkatkan kualitas kehidupan dan kerukunan warga kota. 4. Meningkatkan keamanan, ketentraman dan ketertiban kota. 5. Melaksanakan pengelolaan kota pemerintahan yang baik.49

48

Laporan Data Penduduk Tahunan, Tahun 2008 8 Ibid


(54)

3. Demografi Kelurahan Semper Barat

a. Jumlah Penduduk : 61.533 jiwa

Laki-laki : 29.971 jiwa

Perempuan : 31.562 jiwa

b. Jumlah Kepala Keluarga (KK) : 13.310 KK Kepala Keluarga Laki-laki : 11.709 KK Kepala Keluarga Perempuan : 1.601 KK

Sebagian besar penduduk wilayah Kelurahan Semper Barat adalah Warga Negara Indonesia (WNI) dan ada juga penduduk di wilayah Kelurahan Semper Barat yang tercatat sebagai WNA. Untuk lebih jelasnya dapat lihat pada tabel 1 di bawah ini:

Tabel 1

Jumlah Penduduk Tiap RW

WNI WNA RW Laki Perempuan Laki Perempuan Jumlah

01 2.450 2.493 - - 4.943

02 1.281 1.492 - - 2.773

03 1.775 1.353 - - 3.128

04 2.776 2.847 - - 5.623

05 1.832 1.064 - - 3.896

06 1.739 1.739 - - 3.478

07 1.827 2.063 - 1 3.891

08 2.614 2.591 - - 5.206

09 1.822 1.795 - - 3.617

010 1.530 1.552 - - 3.082

011 1.575 1.648 - - 3.223

012 2.030 2.100 - - 4.131

013 1.231 1.299 1 - 2.532

014 1.050 1.238 - - 2.288

015 1.318 1.338 - - 2.656

016 2.027 2.096 - - 4.123

017 1.104 1.979 - - 3.083

Jml 29.970 31.561 1 1 61.533


(55)

Seluruh jumlah penduduk di wilayah Kelurahan Semper Barat adalah 61.533 orang. Untuk lebih jelasnya lihat tabel 2 jumlah penduduk menurut usia dan jenis kelamin di bawah ini:

Tabel 2

Jumlah Penduduk Menurut Usia dan Jenis Kelamin

No. Usia Laki-laki Perempuan Jumlah

1. 0 - 4 1.083 1.122 2.205 orang

2. 5 - 9 2.115 2.094 4.209 orang

3. 10 - 14 2.138 2.358 4.496 orang

4. 15 - 19 2.566 2.983 5.549 orang

5. 20 - 24 3.187 3.263 6.450 orang

6. 25 - 29 3.079 3.215 6.294 orang

7. 30 - 34 2.981 3.106 6.087 orang

8. 35 - 39 1.985 2.026 4.011 orang

9. 40 - 44 2.394 2.666 5.060 orang

10. 45 - 49 1.985 2.026 4.011 orang

11. 50 - 54 1.496 1.573 3.069 orang

12. 55 - 59 1.184 1.260 2.444 orang

13. 60 - 64 942 915 1.859 orang

14. 65 - 69 856 887 1.743 orang

15. 70 - 74 731 655 1.386 orang

16. 75 ke atas 384 415 799 orang

Jumlah 29.970 31.561 61.533 orang

Sumber: Data Monografi Kelurahan Semper Barat

Dari segi pendidikan, jumlah tamatan Perguruan Tinggi (PT) sebanyak 6.294 orang, tamatan SLTA sebanyak 6.450 orang, tamatan SLTP sebanyak 5.549, tamatan SD sebanyak 4.496 orang, tidak tamat SD sebanyak 4.209 orang, dan tidak sekolah sebanyak 2.205 orang. Dilihat dari jumlah tersebut dapat diketahui bahwa mayoritas penduduk Kelurahan Semper Barat adalah tamatan SLTA.


(56)

Tabel 3

Jumlah Penduduk Menurut Jenis Pendidikan

No Pendidikan Jumlah

1. Tidak sekolah 2.205 orang

2. Tidak tamat SD 4.209 orang

3. Tamat SD 4.496 orang

4. Tamat SLTP 5.549 orang

5. Tamat SLTA 6.450 orang

6. Tamat P.Tinggi 6.294 orang

Sumber: Data Monografi Kelurahan Semper Barat Tabel 4

Jumlah Sarana Pendidikan

No Jenis Sarana

Pendidikan Negeri Swasta Madrasah Jumlah

1. TK - 13 - 13 buah

2. SD 16 2 1 19 buah

3. SLTP 1 2 3 6 buah

4. SMA 3 5 - 8 buah

5. Akademi/P.Tinggi - 2 - 2 buah

Sumber: Data Monografi Kelurahan Semper Barat

Sebagian besar penduduk menurut mata pencaharian, dengan jumlah 105 orang bekerja sebagai Tani, 3.045 orang bekerja sebagai Karyawan Swasta, 10.512 orang bekerja sebagai Pedagang, 36 orang bekerja sebagai Nelayan, 711 orang sudah Pensiun, 1.543 orang bekerja sebagai Pertukangan, 2.185 orang sebagai Pengangguran dan 2.747 orang Fakir Miskin. Dilihat dari jumlah tersebut dapat diketahui bahwa mayoritas penduduk Kelurahan Semper Barat adalah bekerja sebagai Pedagang.


(57)

Tabel 5

Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian

No Mata Pencaharian Jumlah

1. Tani 105 orang

2. Karyawan Swasta/Pem/TNI 3.045 orang

3. Pedagang 10.512 orang

4. Nelayan 36 orang

5. Buruh tani -

6. Pensiunan 711 orang

7. Pertukangan 1.543 orang

8. Pengangguran 2.185 orang

9. Fakir miskin 2.747 orang

Sumber: Data Monografi Kelurahan Semper Barat

Dilihat dari jumlah penduduk menurut agama, mayoritas penduduk Kelurahan Semper Barat adalah Agama Islam, yang berjumlah 41.628 orang. Sedangkan Agama Kristen Protestan sebanyak 14.747 orang, Katholik sebanyak 4.182 orang, Hindu sebanyak 119 orang, dan Budha sebanyak 855 orang.

Tabel 6

Jumlah Penduduk Menurut Agama

No Agama Jumlah

1. Islam 41.628 orang

2. Kristen Protestan 14.747 orang

3. Katholik 4.182 orang

4. Hindu 119 orang

5. Budha 855 orang

Sumber: Data Monografi Kelurahan Semper Barat Tabel 7

Jumlah Sarana Agama & Budaya

No Jenis Sarana Agama & Budaya Jumlah

1. Masjid 25 buah

2. Musholah 46 buah

3. Majlis Ta’lim 58 buah

4. Gereja 8 buah

5. Pure 1 buah

6. Wihara 1 buah


(58)

Dari segi perekonomian, terdapat 3 buah Pasar, 2 buah Pabrik, 31 buah Angkutan Darat, 70 buah Industri, 265 buah Toko, 382 buah Warung, 5 buah Supermarket, dan 4 buah Koperasi. Keberadaan lembaga-lembaga tersebut dianggap cukup membantu masalah perekonomian pada masyarakat setempat.

Tabel 8

Jumlah Sarana Ekonomi

No Jenis Sarana Ekonomi Jumlah

1. Pasar 3 buah

2. Pabrik 2 buah

3. Angkutan Darat 31 buah

4. Industri 70 buah

5. Toko 265 buah

6. Warung 382 buah

7. Supermarket 5 buah

8. Koperasi 4 buah

Sumber: Data Monografi Kelurahan Semper Barat

Dari segi kesehatan, terdapat 3 buah Puskesmas, 1 buah Apotik, 3 buah Dokter Praktik, 5 buah Poliklinik, 2 buah Bidan, 4 buah Toko Obat, dan 41 buah Posyandu. Keberadaan lembaga-lembaga tersebut sangat membantu masalah kesehatan pada masyarakat setempat.

Tabel 9

Jumlah Sarana Kesehatan

No Jenis sarana Kesehatan Jumlah

1. Puskesmas 3 buah

2. Apotik 1 buah

3. Dokter Praktik 3 buah

4. Poliklinik 5 buah

5. Bidan 2 buah

6. Toko Obat 4 buah

7. Posyandu 41 buah


(59)

Dari segi sosial, terdapat 1 buah PKK, 17 buah Dekel, 8 buah Panti Asuhan, 1 buah Karang Taruna, 58 buah Majlis Ta’lim, 1 buah lembaga PPMK, 245 buah RT, dan 17 buah RW. Keberadaan lembaga-lembaga tersebut sangat membantu masyarakat setempat, terutama masalah kemiskinan.

Tabel 10 Jumlah Sarana Sosial

No Jenis Sarana Sosial Jumlah

1. PKK 1 buah

2. Dekel 17 buah

3. Panti Asuhan 8 buah

4. Karang Taruna 1 buah

5. Majlis Ta’lim 58 buah

6. Lembaga PPMK 1 buah

7. RT 245 buah

8. RW 17 buah


(60)

BAB IV

ANALISIS DAN TEMUAN LAPANGAN

A. Analisis Strategi Pemberdayaan Masyarakat yang dilakukan oleh Program Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (PPMK) melalui Pelatihan Komputer dan Dana Bergulir

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti, maka peneliti menemukan bahwasanya strategi pemberdayaan masyarakat yang dilaksanakan oleh Program Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (PPMK) sejalan dengan pendapat yang dikemukakan oleh Edi Suharto yaitu Strategi Aras Mezzo. Strategi aras mezzo adalah pemberdayaan dilakukan terhadap sekelompok klien. Pemberdayaan dilakukan dengan menggunakan kelompok sebagai media intervensi. Pendidikan dan pelatihan, dinamika kelompok, biasanya digunakan sebagai strategi dalam meningkatkan kesadaran, pengetahuan, keterampilan dan sikap-sikap klien agar memiliki kemampuan memecahkan permasalahan yang dihadapinya. Strategi pada pemberdayaan masyarakat yang dilakukan oleh PPMK ini meliputi antara lain program pelatihan komputer dan dana bergulir.

Apabila dilihat dari aras mzzo dan tujuan pelatihan komputer ini untuk membekali masyarakat dengan keahlian agar mampu hidup mandiri dan tidak bergantung dengan orang lain karena pada pelatihan komputer ini yang menjadi intervensi medianya adalah Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) yang mengikuti pelatihan komputer, agar mereka dapat mengembangkan keahliannya tersebut dengan ilmu yang ia pelajari. Begitu juga dengan dana bergulir, apabila dilihat dari aras mezzo dan tujuan dana bergulir ini sangat berkaitan karena pada


(61)

pinjaman dana bergulir yang menjadi intervensi medianya adalah Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) dan dengan meminjamkan dana bergulir pun masyarakat dapat mengembangkan dan peningkatan usaha sehingga memperoleh keuntungan yang lebih besar (pertambahan pendapatan) yang akhirnya berpengaruh kepada peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Strategi ini meliputi 2 (dua) program pemberdayaan masyarakat yang meliputi antara lain program pelatihan komputer dan dana bergulir..

Dari hasil wawancara peneliti dengan Bapak Bahruddin menyatakan bahwa:

“Program kegiatan yang diadakan di PPMK Semper Barat adalah hanya pelatihan komputer dan dana bergulir saja dan tujuannya untuk membekali masyarakat dengan keahlian agar mampu hidup mandiri dan tidak bergantung dengan orang lain”.50

1. Strategi Pemberdayaan Masyarakat melalui Pelatihan Komputer

Salah satu program yang telah dilakukan oleh PPMK Kelurahan Semper Barat dalam rangka pemberdayaan masyarakat ini adalah dengan telah mengadakannya pelatihan komputer. Tujuan diberikan pelatihan komputer ini adalah untuk menumbuhkan rasa percaya diri dan dapat menggali kemampuan yang ada dalam diri mereka serta siap mandiri untuk memperoleh masa depan yang cerah dan berguna bagi dirinya, masyarakat dan bangsa, seperti wawancara peneliti kepada Bapak Bahruddin (Instruktur Pelatihan Komputer) mengatakan bahwa:

”Dengan adanya pelatihan komputer di Kelurahan Semper Barat, maka masyarakat akan memperoleh pendidikan dan pengajaran ya..., serta masyarakat akan mempunyai keterampilan yang bisa menjadikan masyarakat tersebut menjadi mandiri untuk memperoleh masa depan yang cerah. Apalagi pada zaman sekarang ini yah... pekerjaan banyak membutuhkan lulusan yang

50

Wawancara Pribadi dengan Bapak Kelik Whysendharmo (Ketua Dewan Kelurahan), di Rumah, tgl 26 Oktober 2008


(62)

menguasai komputer. Diharapkan ketika mereka lulus dari sekolah nanti atau perguruan tinggi mereka dapat bekerja dibidang komputer atau sesuai dengan pekerjaan yang diinginkan, begitu de....”.51

Begitu juga menurut penuturan Mba Soleha (Peserta Pelatihan Komputer) yang peneliti wawancarai mengatakan bahwa:

“Dengan adanya program pelatihan komputer di kelurahan, perasaan saya seneng banget mba dengan adanya komputer di Kelurahan dan saya bisa mengikutinya, mumpung gratis kan mba, kapan lagi saya bisa komputer!”52

Sedangkan menurut Ardhi Tauvan (Peserta Pelatihan Komputer) mengatakan bahwa:

”Dengan adanya pelatihan komputer perasaan saya yah .... seneng mba kan disamping saya menggali ilmu dari sekolah. Saya coba menerapkannya/memperdalam lagi ilmu komputer lewat kemampuan saya untuk mengikuti keterampilan komputer diKelurahan”.53

Dari hasil observasi peneliti dalam strategi pemberdayaan masyarakat. Teknik pengajaran yang diberikan oleh instruktur pelatihan komputer adalah berupa bimbingan yaitu teori dan praktek. Teori yang diberikan adalah pengetahuan tentang teknik dan tata cara komputer, sedangkan praktek di berikan secara langsung melalui pelatihan yang disampaikan diruang komputer dan para peserta di uji untuk mempraktekkan secara langsung satu persatu dengan baik.

Seperti penuturan Bapak Bahruddin (Instruktur Pelatihan Komputer) mengatakan bahwa:

”Jadi untuk bimbingan yang saya berikan untuk peserta pelatihan komputer adalah berupa teori dan praktek”54

51

Wawancara Pribadi dengan Bahruddin, di Ruang Pelatihan Komputer, tgl 1 November 2008

52

Wawancara Pribadi dengan Soleha, di Ruang Pelatihan Komputer, tgl 2 November 2008

53

Wawancara Pribadi dengan Ardhi Tauvan, di Ruang Pelatihan Komputer, tgl 2 November 2008

54

Wawancara Pribadi dengan Bahruddin, di Ruang Pelatihan Komputer, tgl 1 November 2008


(63)

Dengan dilaksanakanya keterampilan tersebut, maka instruktur mengamati para peserta dengan serius dan mempelajari minat, yaitu mengarahkan masyarakat dan pembinaan lebih pada keterampilan, dimana dilaksanakan oleh instruktur yang berpengalaman dibidang komputer. Pelatihan komputer yang dibimbing oleh instruktur, berawal dari pengenalan dasar teknik komputer dan peserta mencoba sendiri sampai mereka bisa menggunakan dan memanfaatkan pelatihan komputer ini sebagai landasan pengetahuan dibidang keterampilan. Untuk pengenalan dasar komputer, peserta yang mengikuti pelatihan komputer, sebagian diantara mereka sudah lancar dalam pelatihan komputer, maka dapat mengajarkan peserta lainnya yang belum lancar dalam pelatihan ini, sehinnga pelatihan ini dapat berjalan secara terus menerus dan dapat membantu terlaksananya program komputer dengan baik.

Setelah Teori dan praktek selesai disampaikan, maka para peserta dapat mengikuti test ujian. Dimana praktek ujian bertujuan untuk mensosialisasikan peserta ditengah-tengah masyarakat, agar masyarakat mau menerima mereka, sehingga dalam diri peserta tumbuh rasa percaya diri bahwa diri mereka punya kemampuan dan mandiri tidak bergantung sepenuhnya pada orang lain.

Menurut penuturan Bapak Bahruddin (Instruktur Pelatihan Komputer) menengatakan bahwa:

”Setelah diadakan test ujian dan praktek, para peserta akan mendapatkan serifikat kelulusan untuk melamar pekerjaan setelah peserta selesai dari program PPMK”.55

55


(1)

Identitas Interviewee

Nama : Tati Suryati (Peminjam Dana Bergulir) Hari/Tanggal : Minggu, 16 November 2008

Waktu : 10.30 -11.30 WIB Tempat : Rumah Ibu Tati Suryati Materi Wawancara

1. Pertanyaan: Usaha apakah yang Ibu geluti sekarang? Jawab: Saya usaha alat-alat rumah tangga.

2. Pertanyaan: Apakah Ibu mengetahui tentang dana bergulir dari PPMK? Jawab: Ya, saya tahu.

3. Pertanyaan: Apa yang Ibu ketahui tentang PPMK?

Jawab: Yang saya tahu PPMK itu adalah lembaga yang membantu pinjaman untuk usaha.

4. Pertanyaan: Berapa kali Ibu mengambil dana pinjaman tersebut? Jawab: Baru satu kali aja.

5. Pertanyaan: Berapa jumlah yang Ibu pinjam? Dan berapa bunga yang harus dibayar?

Jawab: Saya pinjam satu juta, dan bunganya satu persen perbulan dari pinjaman kita.

6. Pertanyaan: Bagaimana usaha Ibu sekarang?

Jawab: Alhamdulillah, usaha saya jadi lebih maju soalnya saya mendapatkan dana tersebut memang untuk mengembangkan usaha.

7. Pertanyaan: Berapa jumlah penghasilan Ibu sehari sebelum dan sesudah pinjaman dana bergulir?

Jawab: Sebelum saya mendapatkan pinjaman, penghasilan usaha saya cuma dapat dua plh lima ribu perharinya dan setelah saya mendapatkan pinjaman dari kelurahan alhamdulillah penghasilan saya sehari sekitar lima puluh ribu. 8. Pertanyaan: Apakah penghasilan tersebut cukup untuk memenuhi kebutuhan

sehari hari?

Jawab: Ya alhamdulillah, cukup walaupun pas-pasan.

9. Pertanyaan: Apa manfaat yang Ibu rasakan dengan adanya pinjaman dana bergulir?

Jawab: Banyak sekali, diantaranya usaha saya makin berkembang dan penghasilan saya makin bertambah dengan adanya pinjaman dana bergulir.


(2)

Jawab: Hasilnya saya bisa menambah modal dan kebutuhan sehari-hari

Intervieuwee Intervieuwer


(3)

Identitas Interviewee

Nama : Parmono (Peminjam Dana Bergulir) Hari/Tanggal : Senin,17 November 2008

Waktu : 16.00-17.00 WIB Tempat : Rumah Bapak Parmono Materi Wawancara

1. Pertanyaan: Usaha apakah yang Bapak geluti sekarang? Jawab: Saya usaha service bengkel sepeda.

2. Pertanyaan: Apakah Bapak mengetahui tentang dana bergulir dari PPMK? Jawab: Ya saya tahu, makanya saya ikut minjem juga.

3. Pertanyaan: Apa yang Bapak ketahui tentang PPMK?

Jawab: Yang saya tahu itu lembaga yang membantu pinjaman untuk usaha. 4. Pertanyaan: Berapa kali Bapak mengambil dana pinjaman tersebut?

Jawab: Baru satu kali aja.

5. Pertanyaan: Berapa jumlah yang Bapak pinjam? Dan berapa bunga yang harus dibayar?

Jawab: Saya pinjam satu juta, dan bunganya satu persen perbulan dari pinjaman.

6. Pertanyaan: Bagaimana usaha Bapak sekarang?

Jawab: Alhamdulillah, usaha saya jadi lebih maju soalnya saya mendapatkan dana tersebut memang untuk menambah modal usaha.

7. Pertanyaan: Berapa jumlah penghasilan Bapak sehari sebelum dan setelah mendapatkan pinjaman dana bergulir?

Jawab: Ya...sebelum saya mendapatkan pinjaman dana bergulir usaha saya masih tetap berjalan walaupun seharinya cuma tiga puluh ribu alhamdulillah saya bersyukur dan setelah saya mendapatkan pinjaman dana bergulir alhamdulillah usaha saya jadi rame dan penghasilan saya bertambah menjadi lima puluh ribu perharinya.

8. Pertanyaan: Apakah penghasilan tersebut cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari hari?

Jawab: Ya alhamdulillah dengan penghasilan yang saya dapat sangat cukup untuk kebutuhan sehari-hari saya.

9. Pertanyaan: Apa manfaat yang Bapak rasakan dengan adanya pinjaman dana bergulir?

Jawab: manfaatnya tempat bengkel saya jadi rame dan penghasilan sehari saya jadi bertambah.


(4)

Jawab: Hasilnya saya bisa mengembangkan usaha bengkel saya lagi.

Intervieuwee Intervieuwer


(5)

Identitas Interviewee

Nama : Nurhayati (Peminjam Dana Bergulir) Hari/Tanggal : Senin, 17 November 2008

Waktu : 17.00-18.00 WIB Tempat : Rumah Ibu Nurhayati Materi Wawancara

1. Pertanyaan: Usaha apakah yang Ibu geluti sekarang? Jawab: Saya usaha warung kelontong.

2. Pertanyaan: Apakah Ibu mengetahui tentang dana bergulir dari PPMK? Jawab: Ya, saya tahu.

3. Pertanyaan: Apa yang Ibu ketahui tentang PPMK?

Jawab: Yang saya tahu itu lembaga yang angasih saya pinjaman modal buat saya.

4. Pertanyaan: Berapa kali Ibu mengambil dana pinjaman tersebut? Jawab: Cuma sekali, pas lagi butuh.

5. Pertanyaan: Berapa jumlah yang Ibu pinjam? Dan berapa bunga yang harus dibayar?

Jawab: Saya pinjam lima ratus ribu, dan bunganya satu persen perbulan dari pinjaman kita.

6. Pertanyaan: Bagaimana usaha Ibu sekarang?

Jawab: Alhamdulillah, usaha saya jadi lebih maju dan berkembang, penghasilannya jadi lumayan bertambah.

7. Pertanyaan: Berapa jumlah penghasilan Ibu sehari sebelum dan setelah pinjaman dana bergulir?

Jawab: Penghasilan saya sehari tiga puluh ribu sebelum saya mendapatkan pinjaman dan setelah saya mendapatkan pinjaman dari orang kelurahan penghasilan saya menjadi lima puluh ribu perharinya.

8. Pertanyaan: Apakah penghasilan tersebut cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari hari?

Jawab: Sebenarnya tidak cukup, karena pekerjaan dari suami saya tidak nentu. Terkadang ada kerjaan, terkadang tidak, maka saya berusaha untuk menckupinya walaupun pas-pasan.

9. Pertanyaan: Apa manfaat yang Ibu rasakan dengan adanya pinjaman dana bergulir?

Jawab: Manfaatnya nambahin keuntungan buat saya, karena modalnya kan bertambah. .


(6)

Jawab: Hasilnya saya bisa menambah modal usaha dan menyekolahkan anak saya juga.

Intervieuwee Intervieuwer