Sistem Inferensi fuzzy Analisis Sistem

Berikut ini adalah uraian dari perancngan sistem fuzzy untuk memutuskan status dan jurusan yang sesuai dengan siswa di SMK Teratai Putih Global 1 Bekasi.

3.1.5.1 Sistem Inferensi fuzzy

Sistem inferensi fuzzy yang digunakan dalam perancangan sistem untuk mengambil keputusan status diterima atau ditolak, dan penentuan jurusan adalah model mamdani, yaitu terdiri dari 4 tahapan, yaitu pembentukan himpunan fuzzy, aplikasi fungsi fuzzy aturan, komposisi aturan dan penegasan defuzzy. 1. Pembentukan Himpunan fuzzy Dalam sistem fuzzy diperlukan suatu variabel dan himpunan untuk kebutuhan input pada proses fuzifikasi. Fuzifikasi adalah proses mengubah masukan eksak menjadi masukan fuzzy berupa derajat keanggotaan. Variabel himpunan fuzzy beserta nilai domainnya dapat dilihat pada tabel 3.1: Tabel 3.1 Variabel himpunan fuzzy beserta nilai domain Komponen Nilai Rendah R Sedang S Tinggi T Psikotest 0-70 65-90 85-100 Wawancara 0-70 65-90 85-100 Sit up 0-70 65-90 85-100 Push Up 0-70 65-90 85-100 Lari 0-70 65-90 85-100 Rata-rata TKR 0-70 65-90 85-100 Rata-rata TMO 0-70 65-90 85-100 Rata-rata TAV 0-70 65-90 85-100 Rata-rata TKJ 0-70 65-90 85-100 2. Aplikasi fungsi implikasi aturan Tiap-tiap aturan proposisi pada basis pengetahuan fuzzy akan berhubungan dengan suatu relasi fuzzy. Variabel yang digunakan dalam sistem ini terdiri dari 6 crisp input psikotest, wawancara, sit up, push up, lari dan pengecekan fisik dan 1 crisp output keputusan status diterima atau ditolak, 6 crisp input nilai rata-rata TKR, nilai rata-rata TMO, nilai rata-rata TAV, nilai rata-rata TKJ, psikotest, dan wawancara dan 1 crisp output jurusan siswa untuk penentuan penjurusan siswa. Masing-masing variabel terdiri dari 3 himpunan fuzzy yaitu rendah, sedang dan tinggi. a. Penentuan Status Pada proses penentuan status diterima dengan menggunakan 6 crisp input- an psikotest, wawancara, sit up, push up, lari dan pengecekan fisik dan 1 crisp output. Siswa tersebut diterima apabila lulus dalam semua standar nilai yang telah ditentukan oleh pihak sekolah dan tidak memiliki salah satu yang terdapat pada pengecekan fisik, sebaliknya ditolak apabila seorang siswa mempunyai nilai kurang dari standar nilai yang telah ditentukan oleh pihak sekolah atau memiliki cacat pada pengecekan fisik. b. Penentuan Jurusan Pada penentuan jurusan proses yang dilakukan berdasarkan 7 crisp input- an rata-rata TKR, rata-rata TAV, rata-rata TMO, rata-rata TKJ, psikotest, dan wawancara dan 1 crisp output. Penentuan jurusan berdasarkan 2 program keahlian yang telah dipilih sebelumnya, maka penentuan jurusannya adalah apabila rata-rata program keahlian yang pertama memenuhi standar nilai maka pilihan pertama yang akan diambil, sedangkan bila rata-rata jurusan yang diambil pertama tidak mencukupi tetapi memenuhi standar nilai pada pilihan jurusan yang kedua, maka jurusan yang kedua yang diambil. 3. Komposisi aturan Pada sistem ini terdiri dari beberapa aturan seperti yang telah diuraikan di atas, maka inferensi diperoleh dari kumpulan dan korelasi antar aturan-aturan tersebut. Metode yang digunakan untuk komposisi aturan tersebut adalah Metode Max Maximum. Pada Metode ini, solusi himpunan fuzzy diperoleh dengan cara mengambil nilai maksimum aturan, kemudian menggunakannya untuk memodifikasi daerah fuzzy dan mengaplikasikannya ke output. 4. Penegasan defuzzy Defuzzifikasi merupakan proses pengubahan besaran fuzzy yang disajikan dalam bentuk himpunan-himpunan fuzzy keluaran dengan fungsi keanggotaan. Keluaran yang dihasulkan merupakan suatu bilangan pada domain himpunan fuzzy.

3.1.5.2 Fungsi Keanggotaan