1. Perhatian itu merupakan proses yang harus aktifa dan dinamis, bukan pasif dan refleksif.
2. Kita cenderung memerhatikan hal-hal tertentu yang penting, menonjol, atau melibatkan diri kita.
3. Kita menaruh perhatian pada hal-hal tertentu 4. Kebiasaan sangat penting dalam menentukan apa yang menarik
perhatian, tetapi juga apa yang secara potensial akan menarik perhatian kita.
5. Dalam situasi tertentu, kita secara sengaja menstrukturkan perilaku kita untuk menghindari terpaan timuli tertentu yang ingin ita abaikan.
6. Kadang-kadang konsentrasi yang sangat kuat mendistorsi persepsi kita. 7. Perhatian tergantung kepada kesiapan mental kita.
8. Tenaga-tenaga motivasional sangat penting dalam menentukan perhatian
dan persepsi. 9. Intensitas perhatian tidak konstan.
10. Dalam hal stimuli yang menerima perhatian, perhatian juga tidak konstan.
11. Usaha untuk mencurahkan perhatian sering tidak menguntungkan karena usaha itu sering menuntut perhatian. Pada akhirnya, perhatian terhadap
stimuli mungkin akan berhenti. 12. Kita mampu menaru perhatian pada berbagai stimuli secara serentak.
13. Perubahan atau variasi sangat penting dalam menarik dan mempertahankan perhatian.
2.3.3. Faktor-Faktor Fungsional yang Menentukan Persepsi
Yang menentukan persepsi bukan jenis atau bentuk stimulus, tetapi karakteristik orang yang memberikan respons pada stimulus. Nilai sosial satu
objek bergantung pada kelompok sosial orang yang menilai. Disini, Krench dan Crutchfield merumuskan dalil persepsi yang pertama: Persepsi bersifat
selektif secara fungsional. Dalil ini berarti bahwa objek-objek yang mendapat tekanan dalam persepsi kita biasanya objek-objek yang memengaruhi tujuan
individu yang melakukan persepsi. Kerangka Rujukan Frame of Reference
8
Dalam eksperimen psikofisik, Wever dan Zener menunjukkan bahwa
penilaian terhadap objek dalam hal beratnya bergatung pada rangkaian objek yang dinilainya.
Dalam kegiatan komunikasi, kerangka rujukan memengaruhi bagaimana
orang member makna pada pesan yang diterimanya.
Menurut McDavid dan Harari 1968:140, para psikolog menganggap konsep kerangka rujukan ini amat berguna untuk menganalisis interpretasi
perseptual dari peristiwa yang dialami.
2.3.4. Faktor-Faktor Struktural yang Menentukan Persepsi
Menurut teori Gestalt, bila kita memersepsi sesuatu, kita memersepsinya sebagai suatu keseluruhan. Kita tidak melihat bagian-bagiannya, lalu
menghimpunnya. Menurut Kohler, “… de afzonderlijke veldgebieden van het waarnemingsveld in dynamische samenhang d.w.z. in wissel-
werking staan endat dientegevolge de eigen dynamisch dinnen deze samenhang de veerdeling van het gegeuren en van zijn plaatselijke
hoedaningheid mede bepaalt” Menicke, 1957:79. Maksudnya, jika kita ingin memehami suatu peristiwa, kita tidak dapat meneliti fakta-fakta yang
terpisah; kita harus memandangnya dalam hubungan keseluruhan. Untuk memahami sesorang, kita harus melihatnya dalam konteksnya, dalam
lingkungannya, dalam masalah yang dihadapinya. Dari prinsip ini, Krech dan Crutchfield melahirkan dalil persepsi yang kedua: Medan perceptual dan
kognitif selalu diorganisasikan dan diberi arti. Gestalt memiliki prinsip yang disebut principles of similarity. Kebudayaan
juga berperan dalam melihat kesamaan. Dalam komunikasi, dlil kesamaan dan kedekata sering dipakai oleh komunikator untuk meningkatkan
kredibilitasnya. Ia menghubungkan dirinya atau mengakrabkan dirinya dengan orang-orang yang mempunyai prestise tinggi, maka terjadilah
sebutan gilt by association cemerlang kerena hubungan atau guilt by association bersalah karena hubungan.
Jadi kedekatan dalam ruang dan waktu menyebabkan stimulus ditanggap sebagai bagian ari struktur yang sama. Menurut Krech dan Crutchfield,
9
kecenderungan untuk mengelompokkan stimulus berdasarkan kesamaan dan kedekatan adalah hal yang universal.
10
BAB III PENUTUP
3.1 Saran 3.2 Kesimpulan