Kepolisian PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA TERHADAP DELIK PENCABULAN YANG DILAKUKAN OLEH OKNUM ANGGOTA POLISI (Studi Kasus Nomor.114/Pid./2012/PT.TK)

l. Memberikan bantuan pengamanan dalam sidang dan pelaksanaan putusan pengadilan, kegiatan instansi lain, serta kegiatan masyarakat. Menerima dan menyimpan barang temuan untuk sementara waktu. Larangan-larangan bagi anggota Polri Beberapa larangan yang harus tidak dilakukan oleh setiap anggota Polri menurut Peraturan Disiplin Anggota Polri dirumuskan sebagai berikut: a. Membocorkan rahasia operasi kepolisian b. Meninggalkan wilayah tugas tanpa ijin pimpinan c. Menghindarkan tanggungjawab dinas d. Menggunakan fasilitas Negara untuk kepentingan pribadi e. Menguasai barang milik dinas yang bukan diperuntukan baginya f. Mengontrakkanmenyewakan rumah dinas g. Menguasai rumah dinas lebih dari 1 satu unit h. Mengalihkan rumah dinas kepada yang tidak berhak i. Berpihak dalam perkara pidana yang sedang ditangani j. Memanipulasi perkara k. Menggunakan barang bukti untuk kepentingan pribadi l. Melakukan pungutan tidak sah dalam bentuk apapun untuk kepentingan pribadi, golongan, atau pihak lain m. Melakukan tindakan yang dapata mengakibatkan, menghalangi, atau mempersulit salah satu pihak yang dilayaninya sehingga mengakibatkan kerugian bagi pihak yang dilayani. Sanksi Pelanggaran Disiplin Polri Terhadap suatu pelanggaran disiplin sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah No. 2 Tahun 2003 tentang Peraturan Disiplin Anggota Polri, memiliki dua jenis sanksi, yakni “sanksi tindakan disiplin” danatau “sanksi hukuman disiplin”. Sanksi hukuman disiplin menurut Pasal 9 Peraturan Pemerintah No. 2 Tahun 2003 tentang Peraturan Disiplin Anggota Polri, berupa: a. Teguran tertulis b. Penundaan mengikuti pendidikan paling lama 1 satu tahun c. Penundaan kenaikan gaji berkala d. Penundaan kenaikan pangkat untuk paling lama 1 satu tahun e. Mutasi yang bersifat demosi f. Pembebesan dari jabatan g. Penempatan dalam tempat khusus paling lama 21 dua puluh satu hari. Dari tujuh sanksi hukuman disiplin di atas dapat dijatuhkan secara alternatif dan komulatif. Dijatuhkan secara alternatif, artinya memilih salah satu sanksi hukuman yang sesuai berdasarkan keadilan , dan komulatif artinya dapat dijatuhkan lebih dari satu sanksi hukuman berdasarkan keadilan dan setara dengan pelanggaran disiplin yang dilakukan. Tujuannya penjatuhan hukuman ini dilakukan untuk terwujudnya keadilan dan mampu menimbulkan efek jera bagi anggota Polri yang melakukan pelanggaran atau tindak pidana.

III.METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Masalah

Pendekatan masalah yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan dua pendekatan,yaitu:

1. Pendekatan secara yuridis normatif

Pendekatan yuridis normatif digunakan untuk melakukan penelaahan terhadap teori-teori, konsep-konsep, pandangan-pandangan, peraturan-peraturan serta perumusan-perumusan yang berkaitan dengan tindakan turut serta melakukan tindak pidana pencabulan yang dilakukan oleh oknum polri.Secara operasional, pendekatan ini dilakukan dengan penelitian kepustakaan library research, studi komparatif dan interprestasi terhadap berbagai literatur.Dengan mengadakan pendekatan tersebut dimaksudkan untuk memperoleh gambaran dan pemahaman yang jelas terhadap permasalahan yang akan dibahas dalam penulisan skripsi ini mengenai pencabulan yang dilakukan oleh oknum anggota polisi. 2. Pendekatan Yuridis Empiris Pendekatan yuridis empiris dilakukan dengan menelaah hukum dengan mengadakan penelitian di Pengadilan Tinggi Tanjung Karang untuk melihat fakta- fakta yang berkaitan dengan tindak pidana pencabulan yang dilakukan oleh oknum polri.

B. Sumber Data dan Jenis Data

Jenis data dilihat dari sumbernya, dapat dibedakan antara data yang diperoleh langsung dari masyarakat dan data yang diperoleh dari bahan pustaka. 1 1. Data primer, adalah data yang diperoleh dari hasil penelitian pada objek penelitian yakni dengan melakukan wawancara kepada pihak-pihak yang berhubungan dengan tindak pidana pencabulan yang dilakukan oleh oknum polri. Data primer ini diambil dari praktisi hukum, yaitu Jaksa Penuntut Umum pada Kejaksaan Tinggi Negeri Lampung, dan Hakim pada Pengadilan Tinggi Tanjung Karang. 2. Data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari studi kepustakaan yang bersumber dari literatur-literatur yang mencakup dokumen-dokumen resmi.Data sekunder terdiri dari : a. Bahan hukum primer, yaitu bahan hukum yang mempunyai kekuatan hukum mengikat berupa perundang undangan yang terdiri dari : 1.Undang-undang UU 1946 No.1 11964 Jo. Undang-undang No 73 Tahun 1958 Tentang berlakunya Undang-undang No.1 Tahun 1946 2.Undang-undang No.8 Tahun 1981 Tentang Hukum Acara Pidana 3.Undang-undang RI Nomor 2 Tahun 2002 Tentang Kepolisian 4.Undang-undang RI Nomor 4 Tahun 2004 Tentang Kekuasaan Kehakiman maupun yang terkandung dalam hukum-hukum yang lain yang berhubungan dengan penulisan ini. b. Bahan hukum sekunder yaitu sebagai bahan yang menjelaskan bahan hukum primer, terdiri dari bahan-bahan hukum yang memberikan penjelasan mengenai 1 Soerjono, soekanto. Pengantar Penelitian Hukum, UI press, Jakarta, 1999, hlm.11. bahan hukum primer seperti yurisprudensi, keputusan-keputusan peradilan lainnya, aturan-aturan pelaksanaan perundang-undangan, dan sebagainya. c. Bahan hukum tersier, yaitu bahan hukum yang fungsinya melengkapi dari bahan hukum primer dan skunder agar dapat menjadi lebih jelas, seperti kamus, bibliografi, literatur-literatur yang menunjang dalam skripsi ini, media masa dan sebagainya.

C. Penentuan Populasi dan Sampel

Populasi adalah jumlah keseluruhan dari unit analisis yang ciri-cirinya akan diduga. Mengingat objek penelitian ini mengenai pertanggungjawaban pidana terhadap anggota polri yang melakukan tindak pidanapencabulan sebagai sumber data yang memiliki karakteristik tertentu di dalam suatu penelitian.Dalam menentukan sampel yang akan diteliti penulis menggunakan metode “purposive sampling” yaitu dengan cara penunjukan, artinya penentuan dan pengambilan anggota sampel berdasarkan atas pertimbangan dan tujuan penulis dalam rangka memenuhi data yang diinginkan penulis dan dianggap telah mewakili populasi. Adapun responden yang dianggap dapat mewakili sampel dalam mencapai penelitian adalah sebagai berikut : 1. Hakim Pengadilan TinggiTanjung Karang Bandar Lampung: 1 Orang 2. Jaksa di Kejaksaan Tinggi Lampung: 1 Orang Jumlah : 2 Orang

D. Prosedur Pengumpulan dan Pengolahan Data

1. Prosedur Pengumpulan Data Prosedur pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara:

Dokumen yang terkait

PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA ATAS PEMBUNUHAN YANG DILAKUKAN OLEH ANAK (Studi Kasus terhadap Putusan Nomor 1003/PID/(A)/2010/PN.TK)

0 11 59

ANALISIS PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA TERHADAP TINDAK PIDANA PENGANIAYAAN YANG DILAKUKAN OLEH SATUAN POLISI PAMONG PRAJA BANDAR LAMPUNG (Studi Perkara Nomor 339/Pid.B/2010/PN.TK)

1 17 47

PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA ANGGOTA KEPOLISIAN YANG MELAKUKAN TINDAK PIDANA PENCABULAN TERHADAP ANAK (Studi Pada Putusan Nomor 116/Pid.B/2012/PN.TK)

0 11 52

PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA TERHADAP PEMBUNUHAN YANG DILAKUKAN OLEH ANAK DIBAWAH UMUR (Studi Kasus No: 791/Pid.A/2012/PN.TK)

0 17 52

PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA TERHADAP PELAKU TINDAK PIDANA KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA YANG DILAKUKAN OLEH ANGGOTA POLRI (Nomor Putusan: 355/PID.B/2011/PN.GS.,86/PID/2012/PT.TK)

0 9 48

PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA TERHADAP DELIK PENCABULAN YANG DILAKUKAN OLEH OKNUM ANGGOTA POLISI (Studi Kasus Nomor.114/Pid./2012/PT.TK)

0 5 48

PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA PELAKU PENGANCAMAN TERHADAP ANGGOTA POLRI YANG DILAKUKAN OLEH ANAK (Studi Putusan PN Nomor: 701/Pid.B/2014/PN.Tjk)

0 10 59

PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA TERHADAP DELIK PENCABULAN YANG DILAKUKAN OLEH OKNUM ANGGOTA POLISI (Studi Kasus Nomor.114Pid.2012PT.TK) Oleh: FERRY ADTIA HUTAJULU ABSTRAK - PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA TERHADAP DELIK PENCABULAN YANG DILAKUKAN OLEH OKNUM ANGGOTA PO

0 0 14

PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA PELAKU TINDAK PIDANA PENCABULAN YANG DILAKUKAN OLEH ANGGOTA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA (Studi putusan PN Nomor 500/Pid.B/2016/Pn.Tjk)

0 0 15

ANALISIS PUTUSAN HAKIM TERHADAP TINDAK PIDANA PEMERASAN YANG DILAKUKAN OLEH OKNUM LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT (LSM) (Studi Kasus Putusan Nomor : 50/Pid./2015/PT.TJK)

0 0 11