E. Sistematika Penulisan
Agar mempermudah memahami terhadap isi skripsi ini secara keseluruhan, maka
diperlukan penjelasan mengenai sistematika penulisan yang bertujuan untuk mendapat suatu gambaran jelas tentang pembahasan skripsi yang dapat dilihat dari
hubungan antara satu bagian dengan satu bagian lainnya secara keseluruhan. Sistematikanya sebagai berikut :
I. PENDAHULUAN
Pada bagian ini memuat latar belakang, permasalahan dan ruang lingkup, tujuan dan kegunaan penelitian, kerangka teoritis dan konseptual, serta sistematika
penulisan.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Pada bagian ini berisikan tentang pengertian-pengertian dari istilah sebagai latar belakang pembuktian masalah dan dasar hukum dalam membahas hasil penelitian
yang terdiri antara lain perbandingan hukum pidana, tindak pidana pemerkosaaan terhadap anak, pemidanaan, perlindungan hukum terhadap korban anak,
III. METODE PENELITIAN
Pada bagian ini menjelaskan langkah-langkah yang digunakan dalam pendekatan masalah, sumber dan jenis data, cara pengumpulan data dan serta analisis data.
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bagian ini berisi tentang pembahasan berdasarkan hasil penelitian terhadap permasalahan yang ada dalam penulisan skripsi ini dengan studi kepustakaan dan
studi lapangan.
V. PENUTUP
Pada bagian ini berisikan kesimpulan yang merupakan hasil akhir dari penelitian dan pembahasan serta berisikan saran-saran penulis yang diberikan berdasarkan
penelitian dan pembahasan yang berkaitan dengan permasalahan dalam penelitian skripsi ini.
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Sinkronisasi Hukum
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, sinkron berarti pada waktu yang sama, serentak,
sejalan, sejajar,
sesuai, selaras.
Sinkronisasi yaitu
perihal menyinkronkan, penyerentakan. Dan sama juga dengan kata harmonisasi yaitu
upaya mencari keselarasan. Sinkronisasi peraturan perundang-undangan adalah penyelarasan dan penyerasian
berbagai peraturan perundang-undangan yang terkait dengan peraturan perundang-undangan yang telah ada dan yang sedang disusun yang mengatur
suatu bidang tertentu. Maksud dari kegiatan sinkronisasi adalah agar substansi yang diatur dalam produk perundang-undangan tidak tumpang tindih, saling
melengkapi suplementer, saling terkait, dan semakin rendah jenis pengaturannya maka semakin detail dan operasional materi muatannya. Adapun tujuan dari
kegiatan sinkronisasi adalah untuk mewujudkan landasan pengaturan suatu bidang tertentu yang dapat memberikan kepastian hukum yang memadai bagi
penyelenggaraan bidang tersebut secara efisien dan efektif. Sinkronisasi peraturan perundang-undangan dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu :