Sumber dan Jenis Data

1. Hakim pada Pengadilan Tinggi Tanjung Karang : 1 Orang 2. Pengurus Lembaga Swadaya Masyarakat Advokasi Anak Lampung : 2 Orang 3. Dosen Bagian Hukum Pidana Fakultas Hukum Universitas Lampung : 2 Orang + Total Jumlah Responden : 5 Orang

D. Metode Pengumpulan dan Pengolahan Data 1. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penulisan skripsi ini dilakukan dengan: a. Studi Kepustakaan library research Untuk memperoleh sumber-sumber data sekunder digunakanlah studi kepustakaan, yang dilakukan dengan cara membaca, mempelajari, mencatat atau mengutip dari literatur-literatur, peraturan perundang-undangan, dan dokumen- dokumen yang berkaitan dengan putusan tersebut. b. Studi Lapangan field research Untuk memperoleh data primer, studi lapangan dilakukan dengan cara wawancara untuk mengumpulkandan mendapatkan gambaran yang jelas tentang permasalahan yang penulis kaji.Wawancara ditunjukan kepada Hakim Pengadilan Tinggi Tanjung Karang, Lembaga Swadaya Masyarakat dan Dosen Hukum Pidana Universitas Lampung. 2. Metode Pengolahan Data Berdasarkan data yang telah terkumpul baik dari studi kepustakaan maupun dari lapangan, maka data diproses pengolahan data dengan langkah-langkah sebagai berikut: a. Seleksi Data Seleksi data dilakukan agar mengetahui apakah data yang diperlukan telah mencakup atau belum dan adat tersebut berhubungan atau tidak berhubungan dengan pokok permaslaahan yang dibahas. b. Klasifikasi Data Mengelompokan data yang telah diseleksi dengan mempertimbangkan jenis dan hubungannya agar mengetahui tempat masing-masing data. c. Sistematisasi Data Menyusun dan menempatkan data pada pokok bahasan atau permasalahan dengan susunan kalimat yang sistematis sesuai dengan tujuan penelitian.

E. Analisis Data

Data yang diperoleh kemudian dianalisis secara kualitatif, yaitu menguraikan data dalam bentuk kalimat yang disusun secara sistematik kemudian diinterpretasikan dengan melandaskan pada peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan permasalahan yang diteliti sehingga akan mendapatkan gambaran yang jelas dan terang dalam pokok bahasan. Sehingga akhirnya akan menuju pada suatu kesimpulan. Kesimpulan akan ditarik dengan menggunakan metode induktif yaitu suatu cara penarikan kesimpulan dari hal yang khusus ke hal yang umum.

V. PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai Sinkronisasi Pemidanaan Terhadap Tindak Pidana Pemerkosaan Anak Berdasarkan Undang-Undang Perlindungan Anakmaka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Penyebab terjadinya perubahan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 yang diubah menjadi undang-Undang Nomor 35 tahun 2014 Tentang Perindungan Anak disebabkan olehpemberlakuan undang-undang yang lama belum memberikan efek jera terhadap pelaku tindak pidanapenjatuhan sanksi pidana oleh hakim selama ini dengan menggunakan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 efek jera, rasa takut kepada masyarakat dimana ancaman pidana minimal yang diberikan hanya 3 tahun kurungan penjara, dirasa kurang cukup, hal ini dibuktikan melalui hasil data yang diperoleh mengenai Pasal 81 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak dimana sejak tahun 2012 hingga tahun 2014 setiap tahunya semakin bertambah kasus pemerkosaan terhadap anak.Sehingga, berdasarkan paradigma tersebut maka Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak yang saat ini sudah berlaku kurang lebih 12 duabelas tahun akhirnya diubah denganPasal 81 Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak.

Dokumen yang terkait

Penerapan Konsep Diversi Terhadap Anak Pelaku Tindak Pidana Dalam Sistem Peradilan Pidana Anak

1 56 13

ANALISIS IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG PERLINDUNGAN ANAK NOMOR 23 TAHUN 2002 PASAL 64 AYAT 2 HURUF G TENTANG PUBLIKASI MEDIA MASSA TERHADAP ANAK PELAKU TINDAK PIDANA

1 23 57

ANALISIS YURIDIS TERHADAP PEMBERITAAN ANAK SEBAGAI PELAKU TINDAK PIDANA DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG PENGADILAN ANAK

4 35 56

ANALISIS PERBANDINGAN PERLINDUNGAN HUKUM PIDANA TERHADAP ANAK SEBAGAI PELAKU TINDAK PIDANA BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 3 TAHUN 1997 TENTANG PENGADILAN ANAK DAN UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERADILAN PIDANA ANAK

0 8 49

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP ANAK KORBAN TINDAK PIDANA PENCABULAN BERDASARKAN UNDANG-UNDANG PERLINDUNGAN ANAK

1 20 55

Analisis Perlindungan Hukum Bagi Anak Korban Tindak Pidana Perkosaan Berdasarkan Undang-Undang Perlindungan Anak (Studi Kasus Wilayah Hukum Lampung Utara)

1 17 51

Analisis Penerapan Sanksi Pidana Terhadap Tindak Pidana Pencabulan Anak Berdasarkan Undang-Undang Perlindungan Anak

1 15 58

ANALISIS SINKRONISASI PEMIDANAAN TERHADAP TINDAK PIDANA PEMERKOSAAN ANAK BERDASARKAN PASAL 81 UNDANG UNDANG PERLINDUNGAN ANAK

0 8 48

DISPARITAS PEMIDANAAN DALAM PASAL 81 UNDANG UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2002 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK (STUDI DI PENGADILAN NEGERI SUKOHARJO DAN PENGADILAN NEGERI BOYOLALI).

0 1 10

BAB I PENDAHULUAN - Disparitas Pemidanaan Terhadap Anak Sebagai Pelaku Perbuatan Cabul Berdasarkan Pasal 76E Juncto Pasal 82 Undang-Undang Perlindungan Anak Nomor 35 Tahun 2014 - Ubharajaya Repository

0 0 15