Asas-Asas Otonomi Daerah Konsep Otonomi Daerah .1 Pengertian Otonomi Daerah

3. Asas Tugas Perbantuan Apabila semua urusan pemerintahan di daerah dilaksanakan sendiri oleh pemerintah pusat, maka ditinjau dari segi days dan hasil guna kurang dapat dipertanggung jawabkan karena memerlukan tenaga dan biaya yang sangat besar. Asas tugas perbantuan yaitu penugasan dari pemerintah pusat kepada Pemerintah Daerah danatau desa, dari pemerintah provinsi pada pemerintah kabupatenkota danatau desa serta dari pemerintah kabupatenkota kepada desa untuk melaksanakan tugas tertentu. Dalam hal penyelenggaraan asas tugas perbantuan tidak beralih menjadi urusan rumah tangga daerah yang dimintakan bantuannya. Selanjutnya tugas perbantuan bukanlah sebagai asas pengganti dari asas desentralisasi dari urusan pemerintah pusat yang ditugaskan pada Pemerintah Daerah. Daerah yang mendapatkan tugas pembantuan wajib melaporkan dan mempertanggung jawabkan pada pemerintah pusat sesudah tugas dilaksanakan Sesuai dengan Pasal 1 Angka 9 Undang- Undang Nomor 12 Tahun 2008 Tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah.

2.3.3 Prinsip-Prinsip Otonomi Daerah

Pemberlakuan otonomi daerah bukan hanya bertujuan untuk pendewasaan politik rakyat melainkan juga sekaligus bermakna mensejahterakan rakyat demi terwujudnya peran serta dalam pemberdayaan masyarakat yang menjadi harapan dari rakyat Indonesia. Oleh karena itu, pemberian otonomi kepada daerah yang seluas mungkin dan meletakkan fokus ekonomi daerah pada tingkat wilayah yang paling dekat dengan rakyat merupakan hal yang sangat diperlukan Di samping itu dalam menjalankan otonomi daerah tersebut juga perlu dibarengi dengan suatu kekuatan hukum untuk dijadikan landasan berpijak. Beberapa prinsip dasar yang harus dipegang oleh semua pihak dalam persiapan dan pelaksanaan otonomi daerah adalah: a. Otonomi daerah harus dilaksanakan dalam konteks Negara kesatuan, b. Pelaksanaan otonomi daerah menggunakan tats cars desentralistis dan dengan demikian peran daerah sangat menentukan, c. Pelaksanaan otonomi daerah harus dimulai dari mendefinisikan kewenangan, organisasi, personal, kemudian diikuti dengan keuangan, bukan sebaliknya, d. Adanya perimbangan keuangan baik perimbangan horizontalantar-daerah antar provinsi dan antar kabupatenkota dalam satu provinsi maupun vertikal antar pusat dan daerah, e. Fungsi pemerintah pusat masih sangat vital, baik dalam kewenangan strategic politik luar negeri, hankam, peradilan, moneter, fiskal, dan agama serta kewenangan bidang lain maupun untuk mengatasi ketimpangan antar daerah. Daerah otonom memiliki kebebasan untuk mengatur dan mengurus rumah tangganya kepentingan sendiri yang diperbolehkan oleh undang-undang tanpa campur tangan langsung dari pemerintah pusat, pemerintah pusat hanya mengerahkan, mengawasi, dan mengendalikan agar penyelenggaraan otonominya tetap dalam koridor peraturan yang telah ditetapkan. Pasal 1 Ayat 6 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 jo Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 Tentang Pemerintahan Daerah menyebutkan bahwa daerah otonom adalah kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai batas-batas wilayah yang berwenang mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat menurut prakarsa, sendiri berdasar aspirasi masyarakat dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dengan kata lain daerah otonom memiliki kewenangan untuk menyelenggarakan pemerintahan dan pelayanan publik yang disesuaikan dengan kebutuhan dan karakteristik masyarakat pada masing-masing daerah otonom tersebut dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat. BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Pendekatan Masalah

Pendekatan masalah yang digunakan dalam penelitian ini adalah yuridis normatif dan pendekatan yuridis empiris. a. Pendekatan yuridis normatif adalah pendekatan melalui studi kepustakaan library research dengan cars membaca, mengutip dan menganalisis teori teori hukum dan peraturan perundang-undangan yang berhubungan dengan permasalahan dalam penelitian. b. Pendekatan empiris adalah upaya untuk memperoleh kejelasan dan pemahaman dari permasalahan berdasarkan realitas yang ada.

3.2 Jenis dan Sumber Data

Data merupakan sekumpulan informasi yang dibutuhkan dalam pelaksanaan suatu penelitian yang berasal dari berbagai sumber. Berdasarkan sumbernya, data terdiri dari data lapangan dan kepustakaan. Jenis data meliputi data primer dan sekunder Data yang digunakan dalam penelitian sebagai berikut:

Dokumen yang terkait

Pengaruh Sistem Pemungutan Pajak Kendaraan Bermotor Terhadap Upaya Peningkatan Pendapatan Asli Daerah (Pad) Pada Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Utara

8 182 62

Pengaruh Pelayanan Pengurusan Pajak Kendaraan Bermotor Terhadap Kepuasan Masyarakat Di Kantor UPT SAMSAT Aek Kanopan Labuhan Batu Utara

7 144 95

ANALISIS KONTRIBUSI PAJAK KENDARAAN BERMOTOR DAN BEA BALIK NAMA KENDARAAN BERMOTOR TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH.

4 21 12

ANALISIS KONTRIBUSI, EFEKTIVITAS PEMUNGUTAN, DAN PERTUMBUHAN PAJAK KENDARAAN BERMOTOR DAN BEA BALIK NAMA KENDARAAN BERMOTOR TERHADAP PENINGKATAN PENDAPATAN ASLI DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT.

0 0 13

Pengaruh Sistem Pemungutan Pajak Kendaraan Bermotor Terhadap Upaya Peningkatan Pendapatan Asli Daerah (Pad) Pada Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Utara

0 0 8

Pengaruh Sistem Pemungutan Pajak Kendaraan Bermotor Terhadap Upaya Peningkatan Pendapatan Asli Daerah (Pad) Pada Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Utara

0 0 5

Pengaruh Sistem Pemungutan Pajak Kendaraan Bermotor Terhadap Upaya Peningkatan Pendapatan Asli Daerah (Pad) Pada Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Utara

0 1 17

Pengaruh Sistem Pemungutan Pajak Kendaraan Bermotor Terhadap Upaya Peningkatan Pendapatan Asli Daerah (Pad) Pada Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Utara

0 0 1

ANALISIS PEMUNGUTAN PAJAK KENDARAAN BERMOTOR DALAM UPAYA PENINGKATAN PENERIMAAN PENDAPATAN ASLI DAERAH PADA UPTD SURABAYA TIMUR - Perbanas Institutional Repository

0 0 14

ANALISIS KONTRIBUSI PAJAK KENDARAAN BERMOTOR PAJAK BEA BALIK NAMA KENDARAAN BERMOTOR DAN PAJAK BAHAN BAKAR KENDARAAN BERMOTOR TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN

0 1 12