Pengukuran Arus AC TINJAUAN PUSTAKA

I. Kesalahan Dalam Pengukuran Error

[11] Pengukuran yang sangat sulit yaitu untuk melihat hasil pengukuran yang benar, sebagai contoh yang sering dilakukan dalam pengukuran hanya berdasar nilai perkiraan. Maka dari itu untuk merancang sebuah alat ukur diperlukan nilai pembanding antara nilai pengukuran pada alat ukur yang ada dengan nilai perhitungan berdasarkan persamaan-persamaan yang berlaku. Nilai pengukurang yang didapat tersebut dibandingkan untuk megetahui besar kesalahan dalam pengukurang Error, sehingga dapat diketahui tingkat ketelitian alat ukur yang dibuat yang selanjutnya akan menentukan kualitas dari alat ukur tersebut. Klasifikasi alat ukur listrik menurut Standar IEC No. 13B-23 menspesifikasikan bahwa ketelitian alat ukur dibagi menjadi 8 kelas yaitu : 0,05; 0,1; 0,2; 0,5; 1,0; 1,5; 2,5; dan 5. Kelas-kelas tersebut artinya bahwa besarnya kesalahan alat ukur masing-masing adalah ±0,05, ±0,1, ±0,2, ±0,5, ±1,0, ±1,5, ±2,5, dan ±5. Dari 8 kelas alat ukur tersebut digolongkan menjadi 4 golongan sesuai dengan daerah pemakaiannya, yaitu : 1 Golongan dari kelas 0,05, 0,1 dan 0,2 termasuk alat ukur presisi yang tertinggi, biasa digunakan pada laboratorium yang standar. 2 Golongan dari kelas 0,5 memiliki ketelitian dan tingkat presisi berikutnya dari 0,2. Alat ukur ini biasa digunakan pada pengukuran-pengukuran presisi. Alat ukur ini biasanya portabel. 3 Golongan dari kelas 1,0 memiliki ketelitian dan tingkat presisi yang lebih rendah dari alat ukur kelas 0,5. Alat ini biasa digunakan pada alat-alat ukur portabel yang kecil atau alat ukur yang digunakan pada panel. 4 Golongan dari kelas 1,5, 2,5 dan 5. Alat ukur ini biasa digunakan pada panel-panel yang tidak begitu memperhatikan presisi dan ketelitian. Ada beberapa cara dalam menentukan kesalahan, namun yang umum digunakan adalah dengan menentukan persentasi kesalahan percent of error menggunakan persamaan berikut : persen error = |nilai pengukuran − nilai pembanding| nilai pembanding x − 4

J. Proteksi Motor Induksi 3 Fasa

[5] Proteksi atau pengaman merupakan suatu alat pendukung dalam sebuah sistem kelistrikan untuk menghindari perubahan yang dapat merugikan peralatan yang ada. Sebagai contoh generator, motor listrik, transformator, jaringan terlindungi adanya peralatan ini terhindar kondisi abnormal berupa hubung singkat, tegangan lebih, beban lebih, frekuensi rendah dan kesalahan dalam pengkopelan rangkaian tiga fasa yang mengakibatkan ketidak seimbangan sistem 3 fasa yang biasa disebut unbalance. Dapat kita simpulkan bahwa pengamanan suatu sistem kelistrikan sangat pengting untuk mengatasi permasalahan sebagai berikut: 1. Mencegah gangguan yang terjadi secara tiba-tiba ataupun bersifat lambat. 2. Pengaman diharapkan dapat melokalisir gangguan, maka ganguan tidak mengenai sistem dan peralatan lainnya. Persyaratan Sistem Proteksi [5] Persyaratan suatu sistem proteksi berlaku syarat-syarat dengan perencanaan yang bersifat efektit sebagai berikut: a. Selektivitas Selektivitas merupakan sistem proteksi dapat dilihat dari kinerja sisitem dan melokalisir bagian yang mengalami gangguan. b. Stabilitas Sifat yang tetap bila terjadi gangguan terjadi diluar lokasi yang dilindungi dan memiliki kemampuan yang konstan seiring dengan waktu. c. Kecepatan operasi Pengamanan harus memiliki tingkat kecepatan yang tinggi dalam menangani gangguan yang terjadi pada peralalatan yang dilindungi. d. Sensitivitas Pepngaman harus memiliki tingkat kepekaan terhadap ganguan yang terjadi sehingga dapat dengan cepat melokalisir gangguan. e. Ekonomis Pengaman harus dilihat dari segi ekonomis sesuai dengan pengguan alat proteksi pada sistem perlu dipertimbangkan untuk meminimalisir pengadaan biaya peralatan. Pegaman yang digunakan harus bernilai kecil dari peralatan yang diamankan. f. Handal Handal yang dimaksudkan pada alat proteksi ialah mampu bekerja dalam kondisi konstan sekalipun terjadi ganguan yang terjadi.

BAB III METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu

Penelitian dan perancangan tugas akhir ini dimulai sejak bulan agustus 2014 sampai febuari 2015, dilakukan laboratorium terpadu teknik elektro universitas lampung. B. Alat dan Bahan - Alat yang digunakan dalam penelitian ini diantaranya sebagai berikut: 1. Komputer PC 2. Voltmeter 3. Tang Ampere 4. Tang potong 5. Tang lancip 6. Obeng + 7. Obeng - 8. Solder 9. Bor Tangan