Kontruksi Motor Induksi Tiga Fasa

dimana � adalah tegangan induksi saat rotor berputar, karena pada saat bagian rotor menghasilkan tegangan induksi dan rotor tersebut merupakan rangakaian tertutup, sehingga pada bagian rotor timbul arus I. Adanya arus I didalam medan magnet, akan menimbulkan gaya F pada rotor. Bila kopel mula yang dihasilkan oleh gaya F pada rotor cukup besar untuk memikul kopel beban, maka rotor akan berputar searah dengan medan putar stator. Agar tegangan terinduksi dibutuhkan adanya perbedaan antara kecepatan medan putar stator dengan kecepatan berputarnya rotor . Perbedaan kecepatan antara dan disebut slip s dinyatakan dengan persamaan berikut: 100    s r s n n n s 2-3 Apabila s r n n  , maka tidak adanya timbul tegangan yang terinduksi dan arus tidak mengalir pada kumparan jangkar rotor, dengan demikian tidak dihasilkan kopel. Kopel motor akan ditimbulkan apabila lebih kecil dari . Setiap perubahan kecepatan motor induksi mengakibatkan perubahanya harga slip dari 100 pada saat start sampai 0 sedangkan pada saat diam s r n n  . Hubungan dari frekuensi dengan slip dapat dilihat pada persamaan 2-1. Pada rotor berlaku hubungan :   120 2 r s n n p f   2-4 dimana adalah frekuensi arus rotor.   s r s s n n n n p f     120 2 2-5 Sedangkan untuk frekuensi arus rotor adalah: 120 1 s n p f   2-6 Maka: s f f   1 2 2-7 pada saat start slip bernilai 100 1 2 f f  . [4 ] Gambar 2. 4. Prinsip Kerja Motor Induksi 3 fasa - Saat sudut . Arus I bernilai positip dan arus I dan arus I bernilai negatif dalam hal ini belitan V , U dan W bertanda silang arus meninggalkan pembaca, sedangkan belitan V , U dan W bertanda titik arus listrik menuju pembaca. terbentuk fluk magnet pada garis horizontal sudut . - Saat sudut 12 . Arus I bernilai positip sedangkan arus I dan arus I bernilai negatip, dalam hal ini belitan W , V dan U bertanda silang arus meninggalkan pembaca, sedangkan kawat W , V dan U bertanda titik arus menuju pembaca. Garis fluk magnit kutub S dan N bergeser 12 dari posisi awal. - Saat sudut 24 Arus I bernilai positip dan I dan I bernilai negatip, belitan U , W dan V bertanda silang arus meninggalkan pembaca, dan kawat U , W dan V bertanda titik arus menuju pembaca. Garis fluk magnit kutub S dan N bergeser sebesar 12 dari posisi kedua. - Saat sudut 36 . posisi ini sama dengan saat sudut . dimana kutub S dan N kembali keposisi awal. -

3. Rangkaian Ekivalen Motor Induksi

[3 ] Motor induksi dapat dianalogikan sebagai transformator dengan sisi sekunder yang bergerak. Rangkaian ekivalen per fasa dari motor induksi ditunjukkan pada gambar 2.5 di bawah ini. Gambar 2. 5. Rangkaian ekivalen motor induksi