Prinsip Kerja Motor Induksi

pembaca, sedangkan kawat W , V dan U bertanda titik arus menuju pembaca. Garis fluk magnit kutub S dan N bergeser 12 dari posisi awal. - Saat sudut 24 Arus I bernilai positip dan I dan I bernilai negatip, belitan U , W dan V bertanda silang arus meninggalkan pembaca, dan kawat U , W dan V bertanda titik arus menuju pembaca. Garis fluk magnit kutub S dan N bergeser sebesar 12 dari posisi kedua. - Saat sudut 36 . posisi ini sama dengan saat sudut . dimana kutub S dan N kembali keposisi awal. -

3. Rangkaian Ekivalen Motor Induksi

[3 ] Motor induksi dapat dianalogikan sebagai transformator dengan sisi sekunder yang bergerak. Rangkaian ekivalen per fasa dari motor induksi ditunjukkan pada gambar 2.5 di bawah ini. Gambar 2. 5. Rangkaian ekivalen motor induksi dimana: 1 R dan 1 X = resistansi stator dan reaktansi stator s R 2 dan 2 X = resistansi rotor dan reaktansi rotor ditinjau dari stator 1 V = tegangan sumber c R = rugi-rugi inti m X = reaktansi magnetisasi 1 I dan 2 I = arus stator dan arus rotor ditinjau dari stator c I dan m I = arus pada inti dan arus magnetisasi dan s R a s R 2 2 2  2-8 2 2 2 X a X  2-9 2 2 2 a I I  2-10 dimana a adalah perbandingan belitan stator, 1 N dan rotor, 2 N , atau: r s N N a  2-11 Daya rata-rata per fasa yang melewati celah udara air gap adalah:         1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 R s s I R I s R I P g     2-12 dimana bagian pertama dari persamaan 2-8 merupakan rugi-rugi tembaga rugi- rugi ohm, rcu P , dan bagian kedua merupakan torsi yang dibangkitkan untuk memutar rotor, d P , dan masing dinyatakan dengan persamaan:   2 2 2 R I P rcu  2-13     1 2 2 2 R s s I P d   2-14 Gambar 2.6 di bawah ini menunjukkan rugi-rugi gesekan dan angin per fasa, 3 FW P dan daya keluaran pada poros shaft per fasa, 3 s P . Gambar 2. 6. Rangkaian ekivalen per fasa mengilustrasikan konversi daya Gambar 2. 7. Diagram aliran daya rata-rata motor induksi tiga fasa Torsi yang dibangkitkan dapat dirumuskan dengan persamaan:    s R I s P T m m d d 1 2 2 2      2-15 Karena, s r s s r s n n n s        2-16 dimana m r    adalah kecepatan sudut rotor, maka: m s s     1 1 2-17 Sehingga,   s d s R I T  2 2 2  2-18 Untuk mencari torsi yang lebih spesifik, rangkaian ekivalen Thevenin dari motor induksi dibuat seperti gambar 2.8. Gambar 2. 8. Rangkaian ekivalen Thevenin per fasa untuk motor induksi