I. Cara Pengumpulan Data
1. Klinis
Dalam penelitian ini digunakan teknik observasi eksperimen, dimana sampel dibagi menjadi 3 kelompok kemudian dilakukan dua hari sekali
untuk melihat penyembuhan secara makroskopis. Pengamatan ini dilakukan mulai awal dari mulai pemberian terapi sampai hari terakhir
penyembuhan untuk mengetahui perubahannya dengan batas waktu penelitian selama 14 hari. Diameter luka bakar rata-rata dihitung dengan
cara Suratman dkk., 1996.
Gambar 9 . Diameter Luka Bakar.
Diameter luka didapat dengan rumus: =
1 + 2 + 3 + 4 4
Dimana : = Diameter hari ke x
1 = Diameter 1
2 = Diameter 2
3 = Diameter 3
4 = Diameter 4
d4 d2
d1
d3
Lalu untuk mengukur persentase kesembuhan dilakukan dengan menggunakan rumus
= 1
1 × 100
Dimana : = Persentase hari ke
1 = diameter hari ke 1 = diameter hari ke
2. Histopatologi
Penyembuhan luka bakar diobservasi pada fase proliferasi. Sampel biopsi diambil satu kali dan serentak pada hari ke 14. Gambaran yang dinilai
adalah panjang repitelisasi dengan sistem skoring pada pembesaran 40x yaitu :
Skor 5 : Jika ada repitelisasi Skor -1 : Jika masih didapat sel radang dan kropeng
Skor -2 : Jika didapat pus Hasil diamati dalam 5 lapang pandang dan diambil reratanya.
J. Pengolahan dan Analisis Data
Hasil penelitian lalu akan dianalisis apakah memiliki distribusi normal p0,05 atau tidak secara statistik dengan uji normalitas Shapiro-Wilk
karena jumlah sampel ≤50. Kemudian dilakukan uji Levene untuk mengetahui apakah dua atau lebih kelompok data memiliki varians yang
sama p0,05 atau tidak. Jika varians data berdistribusi normal dan
homogen, akan dilanjutkan dengan metode uji parametrik one way ANOVA. Apabila tidak memenuhi syarat uji parametrik, akan dilakukan transformasi.
Jika pada uji ANOVA menghasilkan nilai p0,05 maka akan dilanjutkan dengan melakukan analisis post hoc LSD untuk melihat perbedaan antar
kelompok perlakuan. Apabila hasil transformasi tidak memenuhi syarat digunakan uji Kruskal-Wallis dan dilanjutkan dengan uji Mann-Whitney.
Pengolahan data menggunakan SPSS versi 20.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, T. 2002. Alasan yang mempengaruhi orang minum madu pada konsumen madu di Kota Depok dan sekitarnya Skripsi. Jakarta: Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Indonesia.
Ahmadsyah I, T.O.H. Prasetyono. 2005. Luka Dalam: Sjamsuhidajat R, de Jong W, editor. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi 2. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC; 73-5 hlm.
Aiman BAF. 2004. Pengobatan dan Penyembuhan Menurut Wahyu Nabi. Jakarta: Pustaka Assabil.
Bangroo AK, R. Khatri, S. Chauhan. 2005. Honey Dressing in Pediatric Burns. Department of paediatric surgery, vol 10, issue 3, 172-5 hlm.
Cooper RA, PC. Molan, and KG. Harding .1999. Antibacterial activity of honey against strain of Staphylococcus aureus from infected wounds. J R Soc
Med 92:283-5. Diakses dari: http:www.ncbi.nlm.nih.govpmcarticlesPMC1297205.
David S. Perdanakusuma. 2006. Penanganan Luka bakar. Surabaya: Airlangga University Press.
Dewan Standardisasi Nasional. 1994. SNI 01-3545-1994 : Madu, Departemen perindustrian, Jakarta.
Dixon, B. 2003. Bacteria Can’t Resist Honey. Jakarta : EGC, 2001 Djuanda, A. 2007. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. 5
th
ed. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, p, 342-52 hlm.
Hamad, S. 2007. Terapi Madu. Jakarta: Pustaka Iman. 30 hlm. Heimbach DM, JH. Holmes. 2007. Burns In: Brunicardi FC, Andersen DK, Billiar
TR, Dunn DL, Hunter JG, Pollock RE, editors. Schwartz’s principal surgery. 8th ed. USA: The McGraw Hill Companies.
Hendri W, EP. Sani dan L. Yani. 2008. Uji aktivitas antimikroba madu terhadap mikroba Staphylococcus aureus. diakses dari :
http:hendriapt.wordpress.com20081114uji-aktivitas-antibacteri-madu- terhadapbakteri-staphylococcus-aureus.
Hotnida CH. 2002. Pengaruh metode penurunan kadar air, suhu dan lama penyimpanan terhadap kualitas madu randu Thesis. Bogor: Institut
Pertanian Bogor.
Kartini. 1986. Komosisi madu Indonesia. Prosiding lokakarya pembudidayaan lebah madu untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat, 20 – 22 mei
1986, Suka Bumi.
Khan, FR, ZU Abadin, and N. Rauf. 2007. Honey: Nutritional and Medicinal Value. International Journal of Clinical Practice 61: 1705-1707.
Moenadjat Y. 2003. Luka Bakar. Edisi 2. Jakarta: Balai Penerbit FKUI. Molan PC. 1999. The Role of Honey in The Management of Wound. Journal of
wound care. 88. 423-26. Molan PC. 2001. Potential of Honey in The Treatment of Wounds and Burns.
American Journal of Clinical Dermatology, Volume 2, Number 1, 13-197 hlm.
. Moore, L. Keith . 2002. Anatomi Klinis Dasar. Hipokrates, 2002. 8 hlm.
Mycek, M.J., Harvey, R.A., Pamela, C.C., dan Fisher, B.D. 2001. Farmakologi Ulasan Bergambar Edisi 2. Jakarta : Widya Medica.
Sihombing, D.T.H.1997. Ilmu dan Ternak Lebah Madu. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Sjaifudin M. 2006. Penanganan Luka Bakar. Surabaya: Airlangga University Press.
Sjamsuhidajat R, Wim De Jong. 2007. Buku Ajar Ilmu Bedah Penerbit Buku Kedokteran. Jakarta : EGC.
Smeltzer, Suzzanne C. 2001. Buku ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8. Volume 1. Jakarta : EGC
Subrahmanyam M. 1998. a prospective randomized clinical and histological study of superficial burn wound healing with honey and silver sulfadiazine.