Pemeriksaan Penunjang Penatalaksanaan Luka Bakar

Mupirosin tidak menunjukkan adanya resistensi silang dengan antibiotik lainnya. Mupirosin adalah antibiotik topikal yang aktif terhadap Staphylococcus aureus termasuk strain yang resisten terhadap methicillin, S. epidermidis, dan beta-haemolytic Streptococcus.

2. Indikasi

Indikasi Mupirosin krim adalah untuk pengobatan topikal lesi traumatik luka yang terjadi infeksi sekunder seperti laserasi kecil, abrasi, atau kulit yang dijahit.

3. Kontraindikasi

Mupirosin krim jangan diberikan kepada penderita yang hipersensitif atau alergi terhadap komponen krim.

4. Efek Samping

Efek samping yang sering timbul adalah reaksi hipersensitivitas pada kulit.

III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik yang menggunakan metode rancangan acak terkontrol dengan pola post test only controlled group design. Sebanyak 9 ekor tikus putih Rattus norvegicus betina dewasa galur Sprague Dawley berumur 3-4 bulan yang dipilih secara random yang dibagi menjadi 3 kelompok, Adapun kelompok perlakuannya yaitu : 1. Kelompok kontrol yaitu tikus yang diberi luka bakar derajat II dengan diameter 2 cm yang akan dibiarkan sembuh secara normal tanpa pemberian zat aktif. 2. Kelompok tikus yang diberi luka bakar derajat II dengan diameter 2 cm, selama proses kesembuhan akan dilakukan dressing menggunakan madu 100 Subrahmanyam, 2001 dengan nama dagang madu apriari. 3. Kelompok tikus yang diberi luka bakar derajat II dengan diameter 2 cm dan dilakukan dressing dengan zat aktif mupirosin selama proses kesembuhan berlangsung. Tabel 3 . Jenis perlakuan penelitian dan dosis yang diberikan pada setiap perlakuan . No. Hewan Percobaan Jenis Perlakuan Dosis 1 Tikus dengan Luka bakar - - 2 Tikus dengan Luka Bakar Madu SNI 100 3 Tikus dengan Luka Bakar Mupirosin -

B. Waktu dan Tempat Penelitian

Perlakuan hewan coba dilakukan di dua tempat yaitu Laboratorium Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Lampung, sedangkan pembuatan preparat dan pengamatannya dilakukan di Laboratorium Patologi Anatomi dan Histologi Fakultas Kedokteran Universitas Lampung. Penelitian ini dilakukan selama 3 bulan April-Juni 2012

C. Alat dan Bahan

Alat yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah pisau cukur dan gagangnya, sarung tangan steril, bengkok, kom steril, perlak, besi solder yang dimodifikasi ujungnya dengan plat, besi aluminium dengan diameter 2 cm, jas lab, gunting plester, pinset anatomis, aquades, spuit dan jarum, kassa steril, alkohol, dan arloji. Pada penelitian ini dubutuhkan bahan berupa madu SNI, mupirosin salep, obat anastesi, dan tikus putih.

D. Subyek Penelitian 1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan obyek penelitian atau obyek yang diteliti. Dalam penelitian ini populasi yang akan digunakan dalam penelitian ini

Dokumen yang terkait

PERBANDINGAN TINGKAT KESEMBUHAN LUKA BAKAR ANTARA PEMBERIAN MADU DAN KLINDAMISIN SECARA TOPIKAL PADA TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus)

2 16 60

PERBANDINGAN TINGKAT KESEMBUHAN LUKA BAKAR DERAJAT II ANTARA PEMBERIAN MADU BUNGA AKASIA TOPIKAL, OXOFERIN, DAN OKSITETRASIKLIN PADA TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) JANTAN DEWASA GALUR Sprague Dawley

1 13 78

PERBANDINGAN TINGKAT KESEMBUHAN LUKA SAYAT TERBUKA ANTARA PEMBERIAN ETAKRIDIN LAKTAT DAN PEMBERIAN PROPOLIS SECARA TOPIKAL PADA TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus)

4 42 59

PERBANDINGAN TINGKAT KESEMBUHAN LUKA BAKAR DERAJAT II ANTARA PEMBERIAN MADU TOPIKAL NEKTAR KOPI DENGAN SILVER SULFADIAZINE PADA TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) JANTAN GALUR Sprague dawley

0 7 82

PERBANDINGAN TINGKAT KESEMBUHAN LUKA BAKAR DENGAN PEMBERIAN MADU DAN PEMBERIAN GENTAMISIN TOPIKAL PADA TIKUS PUTIH (Rattus Norvegicus)

1 17 71

PERBANDINGAN TINGKAT KESEMBUHAN LUKA BAKAR DERAJAT II ANTARA PEMBERIAN MADU TOPIKAL NEKTAR KOPI DENGAN HIDROGEL PADA TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) GALUR Sprague Dawley

1 14 71

PERBANDINGANTINGKATKESEMBUHAN LUKA BAKAR DERAJAT II ANTARA PEMBERIAN MADU DENGAN TUMBUKAN DAUN BINAHONG PADA TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) GALUR Sprague dawley

3 27 79

EFEK PEMBERIAN GERUSAN DAUN TAPAK DARA (Chatarantus roseus) TERHADAP KECEPATAN PROSES KESEMBUHAN LUKA BAKAR DERAJAT II PADA TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus).

0 0 14

EFEK PEMBERIAN GERUSAN DAUN PEGAGAN ( Centella asiatica (L) Urban ) TERHADAP KECEPATAN KESEMBUHAN LUKA BAKAR DERAJAT II PADA TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus).

0 0 14

PERBANDINGAN TINGKAT KESEMBUHAN LUKA SAYAT TERBUKA ANTARA PEMBERIAN ETAKRIDIN LAKTAT DAN PEMBERIAN PROPOLIS SECARA TOPIKAL PADA TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus)

0 0 7