16
Ditaatinya perintah dan larangan oleh setiap orang itu pada gilirannya
nanti akan mendatangkan kemaslahatan bagi semua orang. Bagaimana tidak, jika
setiap orang menaati hukum, maka kehidupan masyarakat akan aman,
tertib, dan damai. Hidup akan harmonis, jika hukum ditaati bersama.
Semua orang menjunjung hukum dan tidak seorang pun yang kebal
hukum. Seperti diamanatkan dalam Pasal 27 Ayat 1 UUD 1945 bahwa
Segala warga negara bersamaan
kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada
kecualinya.
Sifat-sifat hukum
Hukum itu mengatur agar kehidupan masyarakat berjalan tertib. Agar tertib hidup bermasyarakat terpelihara, maka hukum
harus ditaati. Tetapi tidak semua orang mau menaati hukum. Maka agar hukum itu ditaati, maka harus dilengkapi unsur memaksa.
Dengan demikian, hukum itu mempunyai sifat mengatur dan memaksa. Ia merupakan peraturan hidup bermasyarakat
yang dapat memaksa orang supaya menaatinya. Terhadap siapa saja yang tidak mau menaatinya akan dikenakan sanksi
berupa hukuman.
Hukuman itu bermacam-macam jenisnya. Dalam Pasal 10 KUHP disebutkan mengenai jenis-jenis hukuman, sebagai berikut.
a. Hukuman Pokok
1 Hukuman mati 2 Hukuman penjara
a seumur hidup b sementara setinggi-tingginya 20 tahun dan
sekurang-kurangnya satu tahun 3 Hukuman kurungan setinggi-tingginya satu tahun dan
sekurang-kurangnya satu hari 4 Hukuman denda sebagai pengganti hukuman kurungan.
Hukum mempunyai sifat mengatur dan
memaksa
Gambar 1.11 Kebut-kebutan membahayakan jiwa dan
dilarang dalam hukum lalu lintas.
17
b. Hukuman tambahan
1 Pencabutan hak-hak tertentu 2 Perampasan penyitaan barang-barang tertentu
3 Pengumuman keputusan hakim
Tujuan hukum
Hidup tanpa hukum akan sangat berbahaya. Mengapa berbahaya? Mari kita ambil perumpamaan yang sederhana.
Hukum itu ibarat pagar pembatas. Mengapa orang-orang berani pergi ke kebun binatang bersama anak-anak mereka
menyaksikan kehidupan satwa? Karena antara para pengunjung dengan binatang-binatang itu ada pagar pembatas. Jika tidak,
siapa yang akan berani berjalan-jalan di tengah-tengah binatang yang liar dan buas?
Demikianlah hukum itu ibarat pagar pembatas. Tanpa hukum orang akan seenaknya melanggar hak orang lain.
Karena ada hukum, para pedagang merasa aman menggelar semua barang dagangannya secara terbuka di pasar. Karena
orang-orang tidak akan berani mengambilnya tanpa membayar. Karena ada hukum, para petani bisa tidur dengan nyenyak
sekalipun meninggalkan tanaman padinya yang siap panen di sawahnya. Karena orang lain tidak berani memanen padi yang
bukan miliknya.
Dengan demikian, hukum itu dibuat dengan tujuan-tujuan tertentu. Setidak-tidaknya ada tiga tujuan hukum yang patut kita
pahami, yaitu sebagai berikut.
a. Menjamin adanya kepastian hukum dan keadilan dalam masyarakat
Dengan adanya hukum orang akan memperoleh jaminan bahwa haknya akan terpenuhi. Misalnya seorang buruh
pabrik mendapatkan hak akan upah dari majikannya. Upah tersebut dibayarkan oleh pengusaha sesuai ketentuan yang
berlaku. Jika kedapatan bahwa pengusaha tidak membayar upah karyawannya sesuai aturan, maka ia dapat dituntut
karena telah melakukan pelanggaran hukum. Adanya kepastian bahwa hak seseorang terlindungi dan kewajiban
seseorang dapat dilaksanakan merupakan tujuan dari hukum, yakni adanya kepastian hukum.
Bertuah hukum karena adilnya
bertuah alim karena benarnya
bertuah raja karena marwahnya
bertuah penghulu karena sifatnya
bertuah rakyat karena taatnya
elok hukum karena adil
elok adat karena syarak
elok undang karena benar
elok lidah karena lurus
elok budi karena niat