Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keputusan Petani Mengambil

Estimasi model logit dilakukan uji serentak yaitu dengan menggunakan Likelihood Ratio LR. Likelihood Ratio LR setara dengan F-stat yang berfungsi untuk menguji apakah semua slope koefisien regresi variabel independen secara bersama-sama mempengaruhi variabel dependen Widarjono, 2010. Hipotesis dalam pengujian Likelihood Ratio adalah: H = semua variabel independen secara bersama-sama tidak mempengaruhi variabel dependen H 1 = semua variabel independen secara serentak mempengaruhi variabel dependen H ditolak jika Probability Likelihood Ratio α, dan H diterima jika Probability Likelihood Ratio α. Selanjutnya, dilakukan uji parsial Zstat yaitu dengan menggunakan Wald Test. Hipotesis dalam pengujian Wald Test adalah : H = variabel independen yang diuji secara individu tidak berpengaruh nyata terhadap variabel dependen H 1 = variabel independen yang diuji secara individu berpengaruh nyata terhadap variabel dependen H ditolak jika Probability Wald α, dan H diterima jika Probability Wald α. Untuk melihat seberapa baik model dapat menjelaskan hubungan antara variabel dependen dengan independennya dilakukan uji Goodness Of Fit Widarjono, 2010. Pada regresi logistik, koefisien determinasi R 2 yang digunakan adalah McFadden Rsquare, yaitu R- square tiruan Winarno, 2007. 2. Analisis Deskriptif Analisis deskriptif adalah cara analisis dengan mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi. Analisis deskriptif pada penelitian ini adalah untuk mengetahui kredit seperti apa yang sesuai dengan keinginan dan kemampuan petani responden di Kecamatan Adiluwih Kabupaten Pringsewu.

IV. GAMBARAN UMUM

A. Gambaran Umum Daerah Penelitian

1. Kecamatan Adiluwih

Penelitian ini dilakukan di Pekon Adiluwih dan Pekon Srikaton Kecamatan Adiluwih. Kecamatan Adiluwih merupakan pemekaran dari kecamatan Sukoharjo tahun 1990 dengan nama Kecamatan Adiluwih. Pada tahun 2000 berdasarkan SK Bupati Tanggamus No.9 tahun 2000, Kecamatan Adiluwih merupakan Kecamatan Definitif Monogragfi Kecamatan Adiluwih, 2012. Secara administratif Kecamatan Adiluwih memiliki batas wilayah: 1 sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Kalirejo Kabupaten Lampung Tengah. 2 sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Sukoharjo 3 sebelah Barat beratasan dengan Kecamatan Banyumas 4 sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Negeri Katon Kecamatan Pesawaran Luas wilayah Kecamatan Adiluwih adalah 74.82 km 2 , dengan jumlah penduduk 37.507 jiwa yang terdiri dari 11.993 laki-laki dan 10.964 perempuan. Kecamatan Adiluwih terdiri dari 8 delapan desa di antaranya: Desa Adiluwih, Bandung Baru, Srikaton, Purwodadi, Sinar Waya, Sukoharum, Tritunggal Mulya, dan Waringin Sari Timur. Kantor Kecamatan Adiluwih terletak di Pekon Adiluwih Monografi Kecamatan Adiluwih, 2013. Kecamatan Adiluwih memiliki daerah seluas ± 6.540 ha. Lahan tersebut digunakan untuk pemukiman penduduk, fasilitas umum dan tanah pertanian yaitu sawah, pekarangan, perladangan dan perkebunan. Ibukota Kecamatan Adiluwih adalah Pekon Adiluwih. Penduduk Kecamatan Adiluwih terdiri dari penduduk asli Lampung dengan persentase sebesar 20 dan penduduk pendatang dari pulau jawa yaitu suku jawa sebesar 75 dan suku sunda sebesar 5 . Sebagian suku Sumatera Selatan yang tersebar di lima desa Monografi Kecamatan Adiluwih, 2013. Kecamatan Adiluwih di huni dari penduduk asli Lampung dan penduduk pendatang tapi dapat hidup secara rukun, tentram, dan bersatu dalam kegiatan gotong royong antara lain. Pada gilirannya, guna mempersingkat rentang kendali, efisiensi waktu dan sentralisasi kepemerintahan tingkat kecamatan maka pada Desember 2006, 3 pekon yang tergabung di Kecamatan Adiluwih, yaitu Pekon Waya Krui, Nusa Wungu, dan Sri Rahayu di mekarkan ke kecamatan baru yaitu Kecamatan Banyumas. Pada kesempatan yang baik pula pada tanggal 28 Februari 2007, Pekon Purwodadi menjadi Pekon Definitif, dari Pemekaran Pekon Waringin Sari Timur Monografi Kecamatan Adiluwih, 2013. Terhitung sejak tanggal 28 Februari 2007 Kecamatan Adiluwih membawahi 8 pekon. Pada tanggal 13 Desember 2011 Pekon Adiluwih dimekarkan menjadi 3 pekon yaitu Pekon Adiluwih, Pekon Srikaton dan Pekon Tunggul Pawenang sedangkan Pekon Bandung Baru dimekarkan menjadi 4 pekon yaitu Pekon Bandung Baru, Pekon Kutawaringin, Pekon Totokarto, dan Pekon Bandung Baru Barat. Jumlah penduduk laki-laki sebanyak 17.821 jiwa dan penduduk perempuan sebanyak 16.928 jiwa Monografi Kecamatan Adiluwih, 2013. Tabel 9. Jumlah penduduk di Kecamatan Adiluwih tahun 2013 Pekon Kepadatan Penduduk M² Jumlah Penduduk Jiwa Luas Km 1. Adiluwih 186 3.814 712.000 2. Bandung Baru 111 5.316 594.000 3. Enggal Rejo 198 1.310 260.000 4. Sinar Waya 215 926 200.000 5. Sukoharum 290 1.948 565.000 6. Waringin Sari Timur 143 4.909 702.000 7. Tri Tunggal Mulyo 254 1.964 500.000 8. Purwodadi 142 28.622 408.000 9. Srikaton 159 2.922 465.000 10. Tunggul Pawenang 183 1.522 280.000 11. Kutawaringin 141 2.906 412.000 12. Totokarto 131 2.462 324.000 13. Bandung Baru Barat 115 1.888 218.000 Jumlah 34.749 5.640.000 Sumber : BPS Pringsewu, 2013 Tanaman pangan yang dibudidayakan di Kecamatan Adiluwih antara lain padi sawah, jagung, kacang tanah, kacang hijau, dan ubi kayu. Hasil produksi dari masing-masing tanaman tersebut yaitu padi sawah sebanyak 27.88 tontahun, jaung sebanyak 27.017 tontahun, kacang tanah sebanyak 24 tontahun, kacang hijau sebanyak 4 tontahun dan ubi kayu sebanyak 160 tontahun. Tanaman rempah-rempah yang dibudidayakan di Kecamatan Adiluwih yaitu Jahe, kencur, kunyit, dan lengkuas. Hasil produksi dari