Peran Kredit Usaha Rakyat (KUR) Terhadap Pendapatan Petani Padi di Kecamatan Gebang Kabupaten Langkat

(1)

SKRIPSI

PERAN KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) TERHADAP PENDAPATAN PETANI PADI DI KECAMATAN GEBANG KABUPATEN LANGKAT

OLEH

Denny Fadillah Daulay 120523027

PROGRAM STUDI STRATA-1 EKONOMI PEMBANGUNAN EKSTENSI DEPARTEMEN EKONOMI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2015


(2)

LEMBAR PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul ”Peran Kredit Usaha Rakyat (KUR) Terhadap Pendapatan Petani Padi di Kecamatan Gebang Kabupaten Langkat” adalah benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga, dan/atau saya kutip dari hasil karya orang lain telah mendapat izin, dan/atau dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan etika penulisan ilmiah.

Apabila kemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Medan, Januari 2015 Penulis

Denny Fadillah Daulay NIM. 120523027


(3)

ABSTRAK

Tujuan dari Penelitian ini adalah untuk menganalisis peranan Kredit Usaha Rakyat (KUR) terhadapat peningkatan pendapatan petani padi di Kecamatan Gebang Kabupaten Langkat. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif dan deduktif dengan menggunakan metode primer. Cara pengumpulan data dengan menggunakan wawancara dan kuesioner.

Metode yang digunakan dalam analisis terhadap peranan Kredit Usaha Rakyat (KUR) terhadap peningkatan pendatapan petani padi di Kecamatan Gebang Kabupaten Langkat adalah metode Ordinary Least Square (OLS) dengan menggunakan alat analisis untuk mengolah data yaitu dengan menggunakan SPSS 17.0 for windows.

Berdasarkan hasil dari penelitian menunjukan bahwa Kredit Usaha Rakyat (KUR) berpengaruh positif terhadap peningkatan pendapatan petani padi, ini terlihat dari beberapa indicator seperti adanya peningkatan pendapatan petani padi di Kecamatan Gebang Kabupaten Langkat.

Kata Kunci : Kredit Usaha Rakyat (KUR), Pendapatan Petani Padi,


(4)

ABSTRACT

The object of this research is to analyze the role of Kredit Usaha Rakyat (KUR) to increase the income of rice farmers in Kecamatan Gebang Kabupaten Langkat. The method used is descriptive method and deductive with used primer. The way of getting data used is interviews and questionare.

The method used in the analysis of the role of Kredit Usaha Rakyat (KUR) to increase the income of rice farmers in Kecamatan Gebang Kabupaten Langkat is the method of Ordinary Least Square (OLS) using analysis tools to process data by using SPSS 17.0 for Windows.

Based on the results of this research, Kredit Usaha Rakyat (KUR) positive effect of increasing the income of rice farmers, is visible from several indicators such as an increase in the income of rice farmers in Kecamatan Gebang Kabupaten Langkat.


(5)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas petunjuk dan ridho-Nya sehingga penulisan skripsi ini dapat diselesaikan. Adapun judul skripsi ini adalah “Peran Kredit Usaha Rakyat (KUR) Terhadap Pendapatan Petani Padi di Kecamatan Gebang Kabupaten Langkat”.

Adapun skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara Medan. Skripsi ini teristimewa dipersembahkan kepada kedua orang tua terkasih, Nalom Iriansyah Daulay dan Ibunda Elmi Idawati Harahap, untuk kasih sayang melimpah yang diberikan bagi penulis.

Proses penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bimbingan, bantuan serta dukungan dari berbagai pihak, baik berupa dorongan semangat maupun sumbangan pemikiran. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan bimbingan, yaitu kepada :

1. Bapak Prof. DR. Azhar Maksum selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Wahyu Ario Pratomo,SE,M.Ec selaku Ketua Departemen Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. 3. Bapak Irsyad Lubis, SE, M.Soc.Sc, P.Hd selaku Ketua Program Studi S1

Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Drs. Syahrir Hakim Nasution, M.Si selaku Sekretaris Departemen Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

5. Bapak Paidi Hidayat, SE, M.Si selaku Sekretaris Program Studi S1 Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. 6. Bapak Dr. Rujiman, MA selaku Dosen Pembimbing yang selama ini bersedia

meluangkan waktu dan telah banyak membantu dalam penyelesaian penulisan skripsi ini dari awal hingga selesainya skripsi ini.

7. Ibu Ilyda Sudardjat, S.Si, M.Si selaku Dosen Penguji I yang telah memberikan masukan untuk perbaikan skripsi ini.

8. Bapak Drs. Rahmat Sumanjaya HSB, M.Si selaku Dosen Penguji II yang telah memberikan masukan untuk perbaikan skripsi ini.

9. Seluruh Dosen Pengajar di Departemen Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

10.Seluruh Staf Administrasi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara, khususnya Departemen Ekonomi Pembangunan.

11.Masyarakat Kecamatan Gebang Kabupaten Langkat yang telah membantu memberi informasi dan masukan kepada penulis.


(6)

12.Saudara-saudaraku yang terkasih, Devy Susanti Daulay, Dedy Irwansyah Daulay, dan Donny Azhari Daulay untuk doa dan dukungan yang diberikan kepada penulis.

13.Rekan saya Mahasiswa EP 2012, yang memberikan dukungan, semangat dan kebersamaan selama di bangku kuliah sampai menyelesaikan perkuliahan. 14.Sahabat saya, Nursanni Siregar, Fauzan Akbar Sinaga, Hardian, Fadli Azhari

Lubis, M.ihsanuddin NST, Respati Nugraha, Andriy Jasman Daulay dan M. Affandi Susanto yang telah memerikan semangat dan dukungan dalam penyelesaian skripsi ini.

15.Semua pihak yang turut membantu penyelesaian skripsi ini, namun tidak

dituliskan pada lembaran ini, penulis mohon maaf dan tidak mengurangi rasa terima kasih penulis.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, baik dari segi bahasa maupun isinya, oleh karena itu penulis dengan senang hati akan menerima kritikan sehat, saran dan masukan dari semua pihak. Semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi pihak yang memerlukannya.

Medan, Januari 2015 Penulis,


(7)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK... i

ABSTRACT... ii

KATA PENGANTAR... iii

DAFTAR ISI... vi

DAFTAR TABEL... viii

DAFTAR GAMBAR...ix

DAFTAR LAMPIRAN... x

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... 1

1.2 Perumusan Masalah... 3

1.3 Tujuan Penelitian... 4

1.4 Manfaat Penelitian... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kredit Usaha Rakyat (KUR)... 6

2.1.1 Pengertian Kredit Usaha Rakyat (KUR)... 6

2.1.2 Ketentuan Kredit Usaha Rakyat (KUR )... 7

2.1.3 Tujuan dan Fungsi Kredit Usaha Rakyat... 8

2.1.4 Tingkat Bunga Kredit Usaha Rakyat... 9

2.1.4 Perkembangan KUR di Indonesia…... 9

2.2 Bank...13

2.2.1 Pengertian Bank... 13

2.2.2 Bank Umum dan Jenis Kegiatan Usahanya... 22

2.3 Pertanian... 24

2.3.1 Definisi Pertanian...24

2.3.2 Usaha Tani... 25

2.3.3 Usaha Tani sebagai salah satu sektor UMK... 26

2.3.4 Usaha Mikro dan Kecil (UMK )... 27

2.4 Pendapatan Petani Padi... 29

2.4.1 Tanaman Padi...29

2.4.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Usaha Tani Padi... 30

2.5 Pendapatan ... 33

2.5.1 Pengertian Pendapatan... 33

2.5.2 Sumber–sumber Pendapatan... 34

2.6 Kerangka Konseptual... 35

2.7 Penelitian Terdahulu...37

2.8 Hipotesis... 38

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian... 39


(8)

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian... 39

3.2.1 Tempat Penelitian... 39

3.2.2 Waktu Penelitian... 40

3.3 Batasan Operasional... 40

3.4 Definisi Operasional... 41

3.5 Populasidan Sampel Penelitian... 41

3.6 Jenis Data... 43

3.7 Metode Pengumpulan Data... 44

3.8 Pengolahan Data... 44

3.9 Teknik Analisis Data...45

3.9.1 Uji Beda Sample Data Berpasangan (Paired Sample Test) ... 45

3.9.2 Uji Asumsi Klasik... 47

3.9.3 Uji Regresi Linier Berganda... 48

3.9.4 Uji Hipotesis... 49

BAB IV TINJAUAN PUSTAKA 4.1 Gambaran Daerah Penelitian... 52

4.1.1 Letak Geografis………... 52

4.1.2 Iklim………... 52

4.1.3 Demografis…………... 53

4.1.4 Keadaan Mata Pencaharian dan Potensi Wilayah... 53

4.2 Hasil Analisis Deskriptif... 54

4.2.1 Karakteristik Responden... 54

4.2.2 Deskripsi Responden………... 54

4.3 Uji Beda Sample Data Berpasangan (Paired Sample Test).. 59

4.4 Uji Asumsi Klasik... 64

4.5 Analisis Regresi Linier Berganda... 70

4.6 Uji Hipotesis... 72

4.7 Pembahasan... 77

4.7.1 Pengaruh Modal Sendiri Terhadap Pendapatan Petani Padi... 78

4.7.2 Pengaruh KUR yang diterima Terhadap Pendapatan Petani Padi... 78

BAB V PENDAHULUAN 5.1 Kesimpulan... 79

5.2 Saran………... 81

DAFTAR PUSTAKA... 82


(9)

DAFTAR TABEL

No.Tabel Judul Halaman

2.1 Realisasi dan NPL Penyaluran KUR Bank Nasional……….10

2.2 Realisasi KUR Menurut Sektor Ekonomi………..11

2.3 Realisasi KUR Menurut Propinsi………...12

3.1 Jadwal Rencana Penelitian……….40

3.2 Populasi Petani dan Petani Padi di Kecamatan Gebang Berdasarkan Kelurahan………...43

4.1 Peningkatan Pendapatan Petani Padi Setelah Menerima KUR…..55

4.2 Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Tingkat Pendapatan Setelah Menerima KUR……….56

4.3 Hubungan Umur dengan Tingkat Pendapatan Setelah Menerima KUR………...57

4.4 Hubungan Jumlah Tanggungan dengan Tingkat Pendapatan Setelah Menerima KUR……….58

4.5 Pengunaan KUR oleh Petani Padi dalam Pengembangan Usahanya………59

4.6 Pendapatan Petani Padi Setelah Menerima KUR dan Sebelum Menerima KUR………..…60

4.7 Paired Sample Test………...…..63

4.8 Kolmogrov-Smirnov Test………..67

4.9 Uji Glejser………..69

4.10 Uji Multikolinieritas………...70

4.11 Variable Entered/Removed………71

4.12 Analisis Linier Berganda………71

4.13 Uji Signifikan Parsial……….73

4.14 Uji Signifikan Simultan (Uji-F)………...75


(10)

DAFTAR GAMBAR

No.Gambar Judul Halaman

2.1 Kerangka Konseptual Penelitian………36

4.1 Pengujian Normalitas Histogram………...65

4.2 Pengujian Normalitas P-P Plot………...66


(11)

DAFTAR LAMPIRAN

No.Lampiran Judul Halaman

1 Kuesioner Penelitian...84 2 Tabel Pendapatan Petani Padi Sebelum dan Sesudah Menerima

KUR, Modal Sendiri dan KUR yang diterima………...86 3 Tabel Data Uji Beda Sampel Data Berpasangan (Paired Sample

Test)………88 4 Tabel Data Analisis Regresi Linier Berganda………90 5 Output SPSS 17………..92


(12)

ABSTRAK

Tujuan dari Penelitian ini adalah untuk menganalisis peranan Kredit Usaha Rakyat (KUR) terhadapat peningkatan pendapatan petani padi di Kecamatan Gebang Kabupaten Langkat. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif dan deduktif dengan menggunakan metode primer. Cara pengumpulan data dengan menggunakan wawancara dan kuesioner.

Metode yang digunakan dalam analisis terhadap peranan Kredit Usaha Rakyat (KUR) terhadap peningkatan pendatapan petani padi di Kecamatan Gebang Kabupaten Langkat adalah metode Ordinary Least Square (OLS) dengan menggunakan alat analisis untuk mengolah data yaitu dengan menggunakan SPSS 17.0 for windows.

Berdasarkan hasil dari penelitian menunjukan bahwa Kredit Usaha Rakyat (KUR) berpengaruh positif terhadap peningkatan pendapatan petani padi, ini terlihat dari beberapa indicator seperti adanya peningkatan pendapatan petani padi di Kecamatan Gebang Kabupaten Langkat.

Kata Kunci : Kredit Usaha Rakyat (KUR), Pendapatan Petani Padi,


(13)

ABSTRACT

The object of this research is to analyze the role of Kredit Usaha Rakyat (KUR) to increase the income of rice farmers in Kecamatan Gebang Kabupaten Langkat. The method used is descriptive method and deductive with used primer. The way of getting data used is interviews and questionare.

The method used in the analysis of the role of Kredit Usaha Rakyat (KUR) to increase the income of rice farmers in Kecamatan Gebang Kabupaten Langkat is the method of Ordinary Least Square (OLS) using analysis tools to process data by using SPSS 17.0 for Windows.

Based on the results of this research, Kredit Usaha Rakyat (KUR) positive effect of increasing the income of rice farmers, is visible from several indicators such as an increase in the income of rice farmers in Kecamatan Gebang Kabupaten Langkat.


(14)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada dasarnya perkembangan kegiatan ekonomi pada suatu bangsa merupakan suatu proses kegiatan yang dilakukan oleh suatu bangsa tersebut secara terus menerus dalam jangka waktu yang panjang dalam upaya mencapai suatu tujuan yaitu meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakatnya. Tak lepas dari hal tersebut, perkembangan perekonomian pada dewasa ini semakin bergerak cepat dan terdapat banyak tantangan yang semakin kompleks didalamnya. Hal demikian yang mengakibatkan kita dituntut untuk mengikuti arah dan mengadaptasikan diri dalam perekonomian yang semakin kompleks, khususnya pada perkembangan ekonomi nasional yang sangat cenderung kearah yang semakin menyatu dengan ekonomi regional dan internasional yang akan menunjang dalam perkembangan ekonomi kita sekaligus juga membawa dampak yang kurang menguntungkan bagi kita.

Dilihat dari tingkat kesejahteraan penduduk di Indonesia, kesejahteraan penduduk Indonesia dapat dikatakan masih tergolong rendah. Ini dikarenakan keadaan ekonomi Indonesia yang masih berada dalam tahap pertumbuhan yang menjadikan kesejahteraan penduduk Indonesia sangat perlu untuk ditingkatakan. Masyarakat pada umumnya ingin mendapatkan kehidupan yang layak setiap saat, sehingga masyarakat selalu berusaha mengerjakan pekerjaan yang dapat memenuhi dan mencukupi kehidupan mereka. Lapangan kerja yang menjadi


(15)

wadah bagi penduduk untuk meningkatkan kesejahteraan belum mampu untuk menampung seluruh angkatan kerja yang ada. Pendapatan yang layak sangat diharapkan oleh seluruh masyarakat, sebab dengan pendapatan yang baik maka setiap kebutuhan keluarga dapat dipenuhi. Banyak usaha mikro dan kecil yang dapat dilakukan untuk meningkatkan pendapatan seperti; bertani, berdagang, berternak, dan lain- lain. Dalam melakukan usaha-usaha tersebut, tidak semua masyarakat memiliki modal yang cukup dalam mengerjakannya. Namun masyarakat sangat membutuhkan sumber modal untuk dapat mengerjakan usaha-usaha atau pekerjaan tersebut. Lembaga kredit jelas sangat dibutuhkan oleh masyarakat yang membutuhkan modal dalam melakukan usaha-usaha tersebut. Banyak jenis-jenis kredit yang menawarkan bantuan modal bagi masyarakat mulai dari bank, lembaga non bank maupun dari lembaga-lembaga lainnya.

Pada dasarnya fungsi pokok dari kredit adalah untuk pemenuhan jasa pelayanan terhadap kebutuhan masyarakat dalam rangka mendorong dan melancarkan perdagangan, produksi dan jasa-jasa yang kesemuanya ditujukan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat. Namun tidak sedikit pula pemberian kredit kepada masyarakat tersebut mengalami kendala dikarenakan bank tidak memberikan pinjaman tanpa jaminan serta neraca untung rugi sementara usaha-usaha kecil maupun koperasi tidak memiliki itu semua.

Oleh karena itu Bank Rakyat Indonesia meluncurkan kredit bagi pelaku usaha mikro dan kecil (UMK), dan koperasi berupa Kredit Usaha Rakyat (KUR) di Kantor Pusat BRI, Jakarta Pusat. Peluncuran dihadiri Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, sejumlah menteri kabinet Indonesia Bersatu, kalangan


(16)

perbankan, serta nasabah UMK dan koperasi. Program ini diluncurkan untuk mendukung program pemerintah dalam upaya pengentasan kemiskinan dan mengurangi pengangguran. Kredit bagi usaha mikro dan kecil dan koperasi dengan pola penjaminan ini disalurkan untuk sektor ekonomi produktif, dengan suku bunga kredit masksimum 16 persen, dan jumlah plafon kredit maksimum Rp. 500 juta/ debitur. Kredit Usaha Rakyat (KUR) adalah program yang dicanangkan oleh pemerintah namun sumber dananya berasal sepenuhnya dari dana bank. Pemerintah memberikan penjaminan terhadap resiko KUR sebesar 70% sementara sisanya sebesar 30% ditanggung oleh bank pelaksana. Penjaminan KUR diberikan untuk meningkatkan akses UMK pada sumber pembiayaan dalam rangka mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.

Dengan adanya Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang diluncurkan pemerintah 5 November 2007 ini, para pengelola Usaha Mikro dan Kecil (UMK) dapat meminjam modal hanya dengan jaminan kelayakan usaha dan diharapkan kepada pengelola Usaha Mikro dan Kecil (UMK) tersebut dapat mengembangkan usahanya.

Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas maka penulis bermaksud untuk melakukan penelitian dengan judul “Peran Kredit Usaha Rakyat (KUR) Terhadap Pendapatan Petani Padi di Kecamatan Gebang Kabupaten Langkat”.

1.2 Perumusan Masalah


(17)

permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimanakah perbedaan pendapatan petani padi di Kecamatan Gebang Kabupaten Langkat sebelum dan sesudah mendapatkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) ?

2. Bagaimana pengaruh modal awal (modal sendiri) dan Kredit Usaha Rakyat (KUR) terhadap peningkatan pendapatan petani padi di Kecamatan Gebang Kabupaten Langkat ?

1.3 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui bagaimanakah perbedaan pendapatan petani padi di Kecamatan Gebang Kabupaten Langakt sebelum dan sesudah diberikannya Kredit Usaha Rakyat (KUR).

2. Untuk mengetahui bagaimanakah peran Kredit Usaha Rakyat (KUR) dalam peningkatan pendapatan petani padi yang ada di Kecamatan Gebang Kabupaten Langkat.

3. Untuk Mengetahui apakah pendapatan petani padi di Kecamatan Gebang Kabupaten Langkat jauh lebih baik atau meningkat setelah diberikan Kredit Usaha Rakyat (KUR) dibandingkan dengan sebelum diberikannya Kredit Usaha Rakyat (KUR) atau masih menggunakan modal awal ( modal sendiri).

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk :


(18)

Kredit Usaha Rakyat terhadap pendapatan petani padi di kecamatan Gebang kabupaten Langkat.

2. Sebagai pelengkap atau pembanding penelitian sebelumnya, dan sebagai bahan acuan bagi penelitian-penelitian selanjutnya.


(19)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kredit Usaha Rakyat (KUR)

2.1.1 Pengertian Kredit Usaha Rakyat (KUR)

Peran Usaha Mikro dan Kecil selama ini diakui berbagai pihak cukup besar dalam perekonomian nasional. Beberapa peran strategis Usaha Mikro dan Kecil menurut Bank Indonesia antara lain : jumlahnya yang besar dan terdapat dalam setiap sektor ekonomi, menyerap banyak tenaga kerja dan setiap investasi menciptakan lebih banyak kesempatan kerja, memiliki kemampuan untuk memanfaatkan bahan baku lokal dan menghasilkan barang dan jasa yang dibutuhkan masyarakat luas dengan harga terjangkau (wordpress.com). Dalam posisi strategis tersebut, pada sisi lain Usaha Mikro dan Kecil masih menghadapi banyak masalah dan hambatan dalam melaksanakan dan mengembangkan aktivitas usahanya. Sebenarnya masalah dan kendala yang dihadapi masih bersifat klasik yang selama ini telah sering diungkapkan, antara lain : manajemen, permodalan, Teknologi, bahan baku, informasi dan pemasaran, infrastruktur, birokrasi dan pungutan, serta kemitraan.

Kredit Usaha Rakyat, yang selanjutnya disingkat KUR, adalah kredit/ pembiayaan kepada Usaha Mikro Kecil Menengah Koperasi (UMKM-K) dalam bentuk pemberian modal kerja dan investasi yang didukung fasilitas penjaminan untuk usaha produktif. KUR adalah program yang dicanangkan oleh pemerintah namun sumber dananya berasal sepenuhnya dari dana bank. Pemerintah


(20)

memberikan penjaminan terhadap resiko KUR sebesar 70% sementara sisanya sebesar 30% ditanggung oleh bank pelaksana. Penjaminan KUR diberikan dalam rangka meningkatkan akses UMKM-K pada sumber pembiayaan dalam rangka mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. KUR disalurkan oleh 7 bank pelaksana yaitu Mandiri, BRI, BNI, Bukopin, BTN, BRI Syariah dan Bank Syariah Mandiri (BSM).

2.1.2 Ketentuan Kredit Usaha Rakyat (KUR)

Penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) diatur oleh pemerintah melalui Peraturan Menteri Keuangan No. 135/PMK.05/2008 tentang Fasilitas Penjaminan Kredit Usaha Rakyat yang telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan No.10/PMK.05/2009. Beberapa ketentuan yang dipersyaratkan oleh pemerintah dalam penyaluran KUR adalah sebagai berikut :

a. UMKM-K yang dapat menerima fasilitas penjaminan adalah usaha produktif yang feasible namun belum bankable dengan ketentuan :

1. Merupakan debitur baru yang belum pernah mendapat kredit/ pembiayaan dari perbankan yang dibuktikan dengan melalui Sistem Informasi Debitur (SID) pada saat Permohonan Kredit/Pembiayaan diajukan dan/ atau belum pernah memperoleh fasilitas Kredit Program dari Pemerintah

2. Khusus untuk penutupan pembiayaan KUR antara tanggal Nota Kesepakatan Bersama (MoU) Penjaminan KUR dan sebelum addendum I (tanggal 9 Oktober 2007 s.d. 14 Mei 2008), maka fasilitas penjaminan dapat diberikan kepada debitubelum pernah mendapatkan pembiayaan kredit program


(21)

lainnya

3. KUR yang diperjanjikan antara Bank Pelaksana dengan UMKM-K yang bersangkutan.

b. KUR disalurkan kepada UMKM-K untuk modal kerja investasi dengan ketentuan :

1. Untuk kredit sampai dengan Rp. 5 juta, tingkat bunga kredit atau margin pembiayaan yang dikenakan maksimal sebesar atau setara 24% efektif pertahun.

2. Untuk kredit di atas Rp. 5 juta rupiah sampai dengan Rp. 500 juta, tingkat bunga kredit atau margin pembiayaan yang dikenakan maksimal sebesar atau setara 16% efektif pertahun.

c. Bank pelaksana memutuskan pemberian Kredit Usaha Rakyat (KUR) berdasarkan penilaian terhadap kelayakan usaha sesuai dengan asas-asas perkreditan yang sehat, serta dengan memperhatikan ketentuan yang berlaku.

2.1.3 Tujuan dan Fungsi Kredit Usaha Rakyat

Tujuan Program KUR adalah untuk mempercepat pengembangan sektor- sektor primer dan pemberdayaan usaha skala kecil, untuk meningkatkan aksesibilitas terhadap kredit dan lembaga-lembaga keuangan, mengurangi tingkat kemiskinan, dan memperluas kesempatan kerja. Pada dasarnya, KUR merupakan modal kerja dan kredit investasi yang disediakan secara khusus untuk unit usaha produktif melalui program penjaminan kredit. Perseorangan, kelompok atau koperasi dapat mengakses program ini dengan kredit maksimum Rp 500


(22)

juta. Sumber dana adalah bank yang ditunjuk dengan tingkat bunga maksimum 16 persen per tahun. Persentase kredit yang dijamin adalah 70 persen dari alokasi total kredit yang disedikan oleh bank tersebut. Masa pinjam kredit untuk modal kerja maksimum 3 tahun dan 5 tahun untuk investasi. Untuk agribisnis, bidang usaha yang layak adalah input produksi hingga penyediaan alat dan mesin pertanian, aktivitas on-farm, dan pengolahan dan pemasaran hasil-hasil pertanian.

2.1.4 Tingkat Bunga Kredit Usaha Rakyat

Pada saat ini suku bunga kredit untuk Kredit Usaha Rakyat (KUR) adalah sebesar 16%. Kredit Usaha Rakyat adalah kredit program yang disalurkan menggunakan pola penjaminan dan kredit ini diperuntukkan bagi pengusaha mikro dan kecil yang tidak memiliki agunan tetapi memiliki usaha yang layak dibiayai bank. Pemerintah mensubsidi Kredir Usaha Rakyat (KUR) dengan tujuan memberdayakan Usaha Mikro dan Kecil (UMK) yang ada di Indonesia.

2.1.5 Perkembangan Kredit Usaha rakyat di Indonesia

Hingga bulan September 2014 ini, bank nasional yang menyalurkan KUR sebanyak 7 (tujuh) bank yaitu Bank Nasional Indonesia (BNI), Bank Rakyat Indonesia (BRI), Bank Mandiri, Bank Tabungan Negara (BTN), Bank Bukopin, Bank Syariah Mandiri (BSM) dan Bank Negara Indonesia Syariah (BNI Syariah). Bank BRI adalah penyalur KUR terbesar dengan total plafond mencapai Rp. 110,06 triliun. Selain sektor ritel BRI juga menyalurkan KUR di sektor mikro yang masing-masing plafondnya sebesar Rp. 20,09 triliun dan Rp. 89,97 triliun,


(23)

debiturnya 114.591 UMK dan 10.901.101 UMK, rata-rata kredit Rp. 175,4 juta/debitur dan Rp. 8,3 juta/debitur, serta NPL penyaluran masing-masing 3,4% dan 2,0%. Menduduki peringkat kedua yaitu Bank Mandiri dengan total plafond sebesar Rp. 16,85 triliun, debiturnya sebanyak 382.124 UMK, dengan rata-rata kredit Rp. 44,1 juta/debitur serta nilai NPL sebesar 3,9%. Di urutan ketiga adalah BNI dengan total plafond sebesar Rp. 15,23 triliun, debiturnya sebanyak 215.178 UMK, dengan rata-rata kredit Rp. 70,8 juta/debitur serta nilai NPL sebesar 3,8%. Selanjutnya berturut-turut yaitu BTN dengan plafond Rp. 4,56 triliun, BSM dengan plafond Rp. 3,87 triliun, Bank Bukopin dengan plafond 1,81 triliun dan BNI Syariah dengan plafond Rp. 306.019 miliar. Secara keseluruhan, nilai Non

Performing Loan (NPL) penyaluran KUR oleh bank pelaksana ini masih dibawah

5% yaitu sebesar 3,6%. Diharapkan pada periode-periode berikutnya nilai NPL pada bank yang masih di atas 5% bisa turun sehingga penyalurannya lebih tepat sasaran.

Tabel 2.1 Realisasi dan NPL Penyaluran KUR Bank Nasional (30 September 2014)

NO BANK

REALISASI PENYALURAN KUR

NPL (%) Plafond

(Rp juta)

Outstanding

(Rp juta) Debitur

Rata-rata Kredit (Rp juta)

1 BNI 15,238,602 3,478,169 215,178 70.8 3.8

2 BRI (KUR Ritel) 20,094,974 7,616,531 114,591 175.4 3.4 3 BRI (KUR Mikro) 89,971,641 23,226,308 10,901,101 8.3 2.0 4 BANK MANDIRI 16,857,192 6,654,876 382,124 44.1 3.9

5 BTN 4,567,269 1,715,613 25,104 181.9 11.9


(24)

7 BSM 3,871,659 1,278,982 59,164 65.4 20.0 8 BNI SYARIAH 306,019 140,676 1,376 222.4 2.9

TOTAL 152,718,020 44,639,870 11,710,752 13.0 3.6 Sumber : Komite Kredit Usaha Rakyat (KUR) Nasional, 2014

Dilihat dari sisi sektor ekonomi hingga Bulan September 2014, penyaluran KUR oleh Bank Pelaksana masih didominasi oleh sektor perdagangan. Penyaluran disektor ini mencapai Rp. 95,1 triliun dengan jumlah debitur UMKMK sebesar 7,81 juta debitur. Sektor pertanian menjadi sektor kedua yang terbesar menyerap KUR dari bank pelaksana yaitu sebesar Rp. 29,41 triliun dengan jumlah debitur mencapai 1,92 juta debitur, dan diikuti oleh sektor-sektor lainnya seperti yang ditunjukan pada tabel dibawah ini :

Tabel 2.2 Realisasi KUR Menurut Sektor Ekonomi (30 September 2014)

NO SEKTOR EKONOMI

TOTAL Plafon

(Rp juta)

Outstanding

(Rp juta) Debitur

1 Pertanian 29,419,457 10,728,385 1,927,170

2 Perikanan 921,816 193,257 16,511

3 Pertambangan 140,452 57,451 4,879

4 Industri pengolahan 4,708,579 1,706,453 259,850

5 Listrik, gas dan air 88,899 35,227 3,148

6 Konstruksi 2,170,757 513,534 13,042

7 Perdagangan 95,194,082 29,380,391 7,814,392

8 Penyediaan akomodasi 1,225,043 339,625 48,973

9 Transportasi 2,239,404 925,295 62,467

10 Perantara keuangan 1,140,894 282,723 7,620 11 usaha persewaan 8,245,066 3,149,407 443,321


(25)

12 Adm. Pemerintahan 59,386 36,321 3,440

13 Jasa pendidikan 95,706 22,732 747

14 Jasa kesehatan 413,915 97,663 3,406

15 Jasa kemasyarakatan 4,644,406 1,044,513 116,355

16 Jasa perorangan 163,339 44,676 1,303

17 Badan internasional 75 - 1

18 Lainnya 17,445,724 1,789,336 1,180,218

Total 168,317,001 50,346,989 11,906,844 Sumber : Komite Kredit Usaha Rakyat (KUR) Nasional, 2014

Dari sebaran wilayahnya, penyerapan KUR masih terkonsentrasi di Pulau Jawa. Provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur dengan plafond masing-masing Rp. 27,01 triliun dan Rp. 25,6 triliun. Jawa Tengah masih merupakan provinsi terbesar yang menyerap KUR dari Bank Pelaksana. Diharapkan dengan adanya BPD dapat meningkatkan penyaluran KUR di luar pulau Jawa.

Tabel 2.3 Realisasi KUR Menurut Propinsi (30 September 2014)

NO PROVINSI

TOTAL TOTAL

(Rp juta)

Outstanding

(Rp juta) Debitur

1 NANGGROE ACEH

DARUSSALAM 2,615,992 690,957 184,427

2 SUMATERA UTARA 8,269,326 2,763,994 482,065

3 SUMATERA BARAT 5,400,996 1,740,472 283,926

4 RIAU 4,624,015 1,575,708 194,101

5 JAMBI 2,675,048 786,409 156,502

6 SUMATERA SELATAN 6,002,537 2,182,423 217,814

7 BENGKULU 1,232,813 373,736 90,000


(26)

9 KEPULAUAN RIAU 1,175,382 409,845 41,769

10 BANGKA BELITUNG 600,415 202,535 37,287

11 DKI JAKARTA 7,712,991 2,191,743 281,466

12 JAWA BARAT 21,792,116 6,214,639 1,713,681

13 JAWA TENGAH 27,011,330 7,269,075 2,762,851

14 D.I. YOGYAKARTA 3,406,766 1,038,859 306,905

15 JAWA TIMUR 25,613,923 7,045,469 2,092,546

16 BANTEN 3,487,919 977,848 196,275

17 BALI 3,756,490 1,182,243 273,409

18 NTB 2,180,198 645,899 185,582

19 NTT 1,798,312 537,284 120,964

20 KALIMANTAN BARAT 3,732,015 1,733,428 133,952

21 KALIMANTAN TENGAH 2,541,859 890,251 115,454

22 KALIMANTAN SELATAN 4,100,988 1,493,819 223,104 23 KALIMANTAN TIMUR 4,224,612 1,419,158 194,620

24 SULAWESI UTARA 1,676,586 526,775 113,839

25 SULAWESI TENGAH 2,050,404 667,082 149,986

26 SULAWESI SELATAN 9,094,056 2,423,100 628,608

27 SULAWESI TENGGARA 1,410,518 371,997 105,874

28 GORONTALO 849,320 238,763 73,417

29 SULAWESI BARAT 841,696 227,538 58,819

30 MALUKU 1,135,695 264,243 60,796

31 MALUKU UTARA 698,544 181,945 29,998

32 PAPUA BARAT 866,263 286,034 31,720

33 PAPUA 2,001,046 738,247 80,923

TOTAL 168,317,001 50,346,989 11,906,844 Sumber : Komite Kredit Usaha Rakyat (KUR) Nasional, 2014

2.2 Bank

2.2.1 Pengertian Bank


(27)

tempat penukaran uang. Secara umum pengertian Bank adalah sebuah lembaga intermediasi keuangan yang umumnya didirikan dengan kewenangan untuk menerima simpanan uang, meminjamkan uang, dan menerbitkan promes atau yang dikenal sebagai banknote.

Bank sebagai lembaga yang menjalankan usaha dibidang jasa keuangan bukanlah sembarang usaha melainkan yang secara hukum memiliki status yang kuat dengan kekayaan sendiri yang mampu melayani kebutuhan masyarakat. Bank merupakan salah satu badan usaha lembaga keuangan yang bertujuan memberikan kredit, baik dengan alat pembayaran sendiri, dengan uang yang diperolehnya dari orang lain, dengan jalan mengedarkan alat-alat pembayaran baru berupa giral.

Bank termasuk dalam salah satu perusahaan industri jasa, karena produknya banyak memberikan pelayanan jasa kepada masyarakat. Pokok-pokok kegiatan Bank meliputi tiga hal

1. Menyediakan mekanisme dan alat pembayaran yang lebih efisien dalam kegiatan ekonomi

2. Menciptakan uang

3. Menghimpun dana dari masyarakat 4. Menawarkan jasa-jasa keuangan lainnya

Definisi dari bank (Kuncoro,2002 : 68) adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya adalah menghimpun dana dan menyalurkan kembali dana tersebut ke masyarakat dalam bentuk kredit serta memberikan jasa-jasa dalam lalu lintas pembayaran dan peredaran uang. Oleh karena itu, dalam


(28)

melakukan kegiatan usahanya sehari-hari ban harus mempunyai dana agar dapat memberikan kredit kepada masyarakat. Dana tersebut dapat diperoleh dari pemilik bank (pemegang saham), pemerintah, bank Indonesia, pihak-pihak di luar negeri, maupun masyarakat dalam negeri. Dana dari pemilik bank berupa setoran modal yang dilakukan pada saat pendirian bank.

Dana dari pemerintah diperoleh apabila bank yang bersangkutan ditunjuk oleh pemerintah untuk menyalurkan dana-dana bantuan yang berkaitan dengan pembiayaan proyek-proyek pemerintah, misalnya Proyek Inpres Desa Tertinggal. Sebelum dana diteruskan kepada penerima, bank dapat menggunakan dana tersebut untuk mendapatkan keuntungan, misalnya dipinjamkan dalam bentuk pinjaman antar bank (interbank call money) berjangka 1 hari hingga 1 minggu. Keuntungan bank diperoleh dari selisih antara harga jual dan harga beli dana tersebut setelah dikurangi dengan biaya operasional. Dana-dana masyarakat ini dihimpun oleh bank dengan menggunakan instrumen produk simpanan yang terdiri dari Giro, Deposito dan Tabungan.

Menurut Undang‐Undang No. 10 Tahun 1998, bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau dalam bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan tarah hidup orang banyak.

Berdasarkan definisi-definisi tentang bank, dalam praktiknya bank dibagi dalam beberapa jenis. Jika ditinjau dari segi fungsinya bank dikelompokkan menjadi 3 jenis (ryadguru.blogspot.com), yaitu :


(29)

Fungsi Bank Indonesia disamping sebagai bank sentral adalah sebagai bank sirkulasi, bank to bank dan lender of the resort. Fungsi sebagai bank sirkulasi

adalah mengatur peredaran keuangan suatu Negara. Sedangkan fungsi sebagai bank to bank adalah mengatur perbankan di suatu Negara. Kemudian fungsi

sebagai lender of the last resort adalah sebagai tempat peminjaman yang

terakhir. Pelayanan yang diberikan oleh Bank Indonesia lebih banyak kepada pihak pemerintah dan dunia perbankan. Dengan kata lain nasabah Bank Indonesia dalam hal ini lebih banyak kepada lembaga Perbankan. Tujuan utama Bank Indonesia sebagai Bank Sentral adalah mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah. Untuk mencapai tujuan tersebut Bank Sentral mempunyai tugas menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter, mengatur dan menjaga kelancaran sistem divisa serta mengatur dan mengawasi bank.

2. Bank Umum

Bank umum merupakan bank yang bertugas melayani seluruh jasa-jasa perbankan dan melayani segenap lapisan masyarakat, baik masyarakat perorangan maupun lembaga-lembaga lainnya. Bank umum juga dikenal dengan nama bank komersil dan dikelompokkan kedalam 2 jenis yaitu : bank umum devisa dan bank umum non devisa.

3. Bank Perkreditan Rakyat (BPR)

Bank Perkreditan Rakyat (BPR) adalah Bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.


(30)

Berdasarkan pasal 5 Undang – Undang No. 10 Tahun 1998 tentang Perubahan Undang-Undang No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, terdapat dua jenis bank berdasarkan undang-undang, yaitu :

1. Dilihat dari Segi Fungsinya : a. Bank umum

Bank umum adalah Bank yang dalam pengumpulan dananya terutama menerima simpanan dalam bentuk giro dan deposito dalam usahanya terutama dalam memberikan kredit jangka pendek. Termasuk dalam kategori Bank umum ialah bank yang melakukan kegiatan secara konvensional dan bank yang menjalankan prinsip syari’ah yang

melaksanakan kegiatan usaha memberikan jasa dalam lalu-lintas pembayaran. Sifat jasa yang diberikan adalah umum, dalam arti dapat memberikan seluruh jasa perbankan yang ada. Begitu pula dengan wilayah operasinya dapat dilakukan diseluruh wilayah. Bank umum mempunyai banyak kegiatan. Adapun kegiatan-kegiatan bank umum yang utama antara lain (Howard D. Crosse, George H. Hempel, 1980) :

1. Penciptaan kredit 2. Fungsi giral

3. Penanaman dan penagihan

4. Akumulasi tabungan dan investasi 5. Jasa-jasa trust

6. Jasa-jasa lain


(31)

b. Bank Perkreditan Rakyat

Bank Perkreditan Rakyat adalah Bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Artinya kegiatan Bank Perkreditan Rakyat jauh lebih sempit jika dibandingkan dengan kegiatan bank umum.

Adapun bentuk dari kegiatan Bank Perkreditan Rakyat adalah menghimpun dana dalam bentuk simpanan tabungan dan simpanan deposito, memberikan pinjaman kepada masyarakat, menyediakan pembiayaan dan penempatan dana berdasarkan prinsip syari’ah.

2. Dilihat dari Segi Kepemilikannya a. Bank Milik Pemerintah

Bank milik pemerintah adalah bank di mana baik akta pendirian maupun modalnya dimiliki oleh pemerintah, sehingga seluruh keuntungan bank dimiliki oleh pemerintah pula. Contohnya Bank Rakyat Indonesia (BRI), Bank Mandiri. Selain itu ada juga bank milik pemerintah daerah yang terdapat di daerah tingkat I dan tingkat II masing-masing provinsi. Contoh Bank DKI, Bank Jateng, dan sebagainya.

b. Bank Milik Swasta Nasional

Bank swasta nasional adalah bank yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh swasta nasional serta akta pendiriannya pun didirikan oleh swasta, begitu pula pembagian keuntungannya juga dipertunjukkan untuk swasta pula. Contoh Bank Swasta adalah : Bank


(32)

Mega, Bank Niaga, Bank Central Asia, Bank Danamon, Bank Lippo dan lain sebagainya.

c. Bank Asing

Bank jenis ini merupakan cabang dari bank yang ada di luar negeri, baik milik swasta asing atau pemerintah asing. Kepemilikannya 100% dimiliki oleh pihak asing (luar negeri). Contoh bank-bank asing adalah : Standard Chartered Bank, Bank of Tokyo, City Bank, Bank of America, Hongkong Bank dan lain sebagainya.

d. Bank Milik Koperasi

Kepemilikan saham bank ini dimiliki oleh perusahaan yang berbadan hukum koperasi. Contohnya adalah Bank Umum Koperasi Indonesia (Bank Bukopin).

e. Bank Campuran

Saham Bank Campuran ini dimiliki oleh dua belah pihak,yaitu pihak asing dan pihak swasta nasional. Kepemilikan sahamnya mayoritas dipegang oleh warga Negara Indonesia. Sebagai contoh bank campuran antara lain : Bank Finconesia, Bank Merincorp, Bank Sakura Swardana dan lain sebagainya.

3. Dilihat dari Segi Status

Bank umum dapat diklasifikasikan ke dalam dua macam dilihat dari segi kemampuannya dalam melayani masyarakat. Pengklasifikasian ini berdasarkan kedudukan atau status bank tersebut. Kedudukan atau status ini menunjukkan ukuran kemampuan bank dalam melayani masyarakat baik dari


(33)

jumlah produk, modal, maupun kualitas pelayanannya. Oleh karena itu, untuk memperoleh status tersebut diperlukan penilaian-penilaian dengan kriteris tertentu. Status yang dimaksud adalah :

a. Bank Devisa

Bank devisa adalah bank yang memperoleh surat penunjukan dari Bank Indonesia untuk dapat melakukan kegiatan usaha perbankan dalam valuta asing. Bank devisa dapat menawarkan jasa-jasa bank yang berkaitan dengan mata uang asing tersebut seperti transfer keluar negeri, jual beli valuta asing, transaksi eksport import, dan jasa-jasa valuta asing lainnya. b. Bank non Devisa

Bank non Devisa adalah bank-bank yang melakukan kegiatan perbankan kecuali kegiatan yang dilakukan oleh bank devisa. Bank umum yang masih berstatus non devisa hanya dapat melayani transaki-transaksi di dalam negeri (domestik). Bank umum non devisa dapat meningkatkan statusnya menjadi bank devisa setelah memenuhi ketentuan-ketentuan antara lain: volume usaha minimal mencapai jumlah tertentu, tingkat kesehatan, dan kemampuannya dalam memobilisasi dana, serta memiliki tenaga kerja yang berpengalaman dalam valuta asing.

4. Dilihat dari Segi Cara Menentukan Harga

Jenis bank jika dilihat dari segi atau caranya dalam menentukan harga baik harga jual maupun harga beli dapat dibagi ke dalam dua kelompok (Kasmir,2008 : 40-41), yaitu :


(34)

Mayoritas bank yang berkembang di Indonesia adalah bank yang berorientasi pada prinsip-prinsip konvensional. Hal ini tidak terlepas dari sejarah bangsa Indonesia dimana asal mula bank di Indonesia dibawa oleh kolonial Belanda. Bank Konvensional adalah bank yang menerapkan sistem insentif berupa tingkat bunga kepada nasabahnya.

b. Bank Berdasarkan prinsip Syari’ah

Bank berdasarkan prinsip syariah belum lama berkembang di Indonesia. Namun, di luar negeri terutama di Negara-negara timur tengah bank yang berdasarkan prinsip syariah sudah berkembang pesat sejak lama. Perbankan syariah atau perbankan Islam adalah suatu sistem perbankan yang pelaksanaannya berdasarkan hukum Islam (syariah). Pembentukan sistem ini berdasarkan adanya larangan dalam agama Islam untuk meminjamkan atau memungut pinjaman dengan mengenakan bunga pinjaman (riba), serta larangan untuk berinvestasi pada usaha-usaha berkategori terlarang (haram). Sistem perbankan konvensional tidak dapat menjamin absennya hal-hal tersebut dalam investasinya, misalnya dalam usaha yang berkaitan dengan produksi makanan atau minuman haram, usaha media atau hiburan yang tidak Islami, dan lain-lain. Meskipun prinsip-prinsip tersebut mungkin saja telah diterapkan dalam sejarah perekonomian Islam, namun baru pada akhir abad ke-20 mulai berdiri bank-bank Islam yang menerapkannya bagi lembaga-lembaga komersial swasta atau semi-swasta dalam komunitas muslim di dunia.


(35)

2.2.2 Bank Umum dan Jenis Kegiatan Usahanya

Kegiatan bank umum lebih luas dari bank perkreditan rakyat. Artinya produk yang ditawarkan oleh bank umum lebih beragam, hal ini disebabkan bank umum mempunyai kebebasan untuk menentukan produk dan jasanya. Sedangkan Bank Perkreditan Rakyat mempunyai keterbatasan tertentu, sehingga kegiatannya lebih sempit. Pada Undang-undang No. 7 pasal 5 ayat (2) tahun 1992 menjelaskan bahwa Bank Umum dapat mengkhususkan diri untuk melaksanakan suatu kegiatan atau memberikan perhatian yang lebih besar kepada kegiatan tertentu sehingga Bank Umum dapat saja berspesialisasi pada bidang maupun jenis kegiatan tertentu tanpa harus menjadi suatu kelompok tertentu. Dengan adanya penyederhanaan ini, diharapkan dapat memudahkan bank dalam memilih kegiatan-kegiatan perbankan sesuai dengan karakter masing-masing bank tanpa harus merepotkan dengan perizinan tambahan.

Menurut Undang-undang No. 16 tahun 1998 Bank Umum adalah sebagai bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan berdasarkan prinsip syari’ah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu-lintas pembayaran. Kegiatan bank umum secara lengkap meliputi kegiatan sebagai berikut :

1. Menghimpun Dana (Funding)

Kegiatan menghimpun dana merupakan kegiatan membeli dana dari masyarakat. Kegiatan ini dikenal juga dengan kegiatan funding. Kegiatan membeli dana dapat dilakukan dengan cara menawarkan berbagai jenis simpanan. Simpanan sering disebut dengan nama rekening atau account.


(36)

2. Menyalurkan Dana (Lending)

Menyalurkan dana merupakan kegiatan menjual dana yang berhasil dihimpun dari masyarakat. Kegiatan ini dikenal dengan nama kegiatan Lending. Penyaluran dana yang dilakukan oleh bank dilakukan melalui pemberian pinjaman yang dalam masyarakat lebih dikenal dengan nama kredit. Kredit yang diberikan oleh bank terdiri dari beragam jenis, tergantung dari kemampuan bank yang menyalurkannya. Demikian pula dengan jumlah serta tingkat suku bunga yang ditawarkan. Sebelum kredit dikucurkan bank terlebih dulu menilai kelayakan kredit yang diajukan oleh nasabah. Kelayakan ini meliputi berbagai aspek penilaian. Penerima kredit akan dikenakan bunga kredit yang besarnya tergantung dari bank yang menyalurkannya. Besar kecilnya bunga kredit sangat mempengaruhi keuntungan bank, mengingat keuntungan utama bank adalah dari selisih bunga kredit dengan bunga simpanan.

3. Memberikan jasa- jasa Bank Lainnya (Services)

Jasa-jasa bank lainnya merupakan kegiatan penunjang untuk mendukung kelancaran kegiatan menghimpun dan menyalurkan dana. Sekalipun sebagai kegiatan penunjang, kegiatan ini sangat banyak memberikan keuntungan bagi bank dan nasabah, bahkan dewasa ini kegiatan ini memberikan kontribusi keuntungan yang tidak sedikit bagi keuntungan bank, apalagi keuntungan dari spread based semakin mengecil, bahkan cenderung negatif spread (bunga simpanan lebih besar dari bunga kredit). Semakin lengkap jasa-jasa bank yang dapat dilayani oleh suatu bank maka akan semakin baik. Kelengkapan ini


(37)

ditentukan dari permodalan bank serta kesiapan bank dalam menyediakan SDM yang handal.

2.3 Pertanian

2.3.1 Definisi Pertanian

Menurut AT. Mosher (1966), Definisi Pertanian adalah Suatu bentuk proses produksi yang sudah khas yang didasarkan pada proses pertumbuhan daripada hewan dan tumbuhan.

Menurut Sri Setyati Harjadi (1975), Pertanian adalah usaha untuk mencapai hasil yang maksimum dengan mengelola faktor tanaman dan lingkungan.

Menurut Anwas (1992) Petani adalah orang yang melakukan cocok tanam dari lahan pertaniannya atau memelihara ternak dengan tujuan untuk memperoleh kehidupan dari kegiatan itu, sedangkan Pengertian Pertanian adalah kegiatan manusia mengusahakan terus dengan maksud memperoleh hasil-hasil tanaman ataupun hasil hewan, tanpa mengakibatkan kerusakan alam.

Petani menurut Slamet (2000), disebut petani asli apabila memiliki tanah sendiri, bukan sekedar penggarap maupun penyewa. Berdasarkan hal tersebut, secara konsep, tanah merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan seorang petani.

Poin penting dari konsep di atas bukan hanya terletak pada soal, bahwa tanah adalah alat produksi utama petani, melainkan bahwa alat produksi tersebut mutlak dimiliki seorang petani. Implikasinya, petani yang tidak memiliki tanah sendiri tidak dianggap sebagai petani sejati atau asli. Implikasi politisnya, petani mutlak dan mempertahankan dan menjaga hak kepemilikannya atas tanah.


(38)

Dengan demikian, kita bisa mengatakan bahwa konsep petani asli memiliki kaitan sosial-budaya-politik.

Pengertian Pertanian dalam pengertian yang luas mencakup semua kegiatan yang melibatkan pemanfaatan makhluk hidup termasuk tanaman, hewan dan mikroba untuk kepentingan manusia, sedangkan dalam arti sempit, pertanian diartikan sebagai suatu kegiatan usaha tani yang dilakukan dengan segala jenis budidaya tanaman.

Usaha pertanian lain diberi nama khusus untuk subjek usaha tani tertentu, seperti :

1. Kehutanan

Kehutanan adalah usaha tani dengan subjek tumbuhan (biasanya pohon) dan diusahakan pada lahan yang setengah liar atau liar (hutan).

2. Peternakan

Peternakan adalah usaha tani menggunakan subjek hewan darat kering khususnya semua hewan bertulang belakang/vertebrata kecuali ikan dan amfibia atau serangga (misalnya lebah).

3. Perikanan

Perikananan adalah usaha tani yang menggunakan subjek hewan perairan (termasuk amfibia dan semua non-vertebrata air).

2.3.2 Usaha Tani

Ilmu usaha tani adalah ilmu yang mempelajari cara-cara menentukan, mengorganisasikan dan mengkoordinasikan penggunaan faktor-faktor produksi


(39)

seefektif dan seefisien mungkin sehingga produksi pertanian menghasilkan pendapatan petani yang lebih besar.

Ilmu usaha tani juga didefinisikan sebagai ilmu mengenai cara petani mendapatkan kesejahteraan (keuntungan), menurut pengertian yang dimilikinya tentang kesejahteraan.Jadi ilmu usahatani mempelajari cara-cara petani menyelenggarakan pertanian (Tohir, 1991).

Usahatani adalah kegiatan mengorganisasikan atau mengelola aset dan cara dalam pertanian. Usahatani juga dapat diartikan sebagai suatu kegiatan yang mengorganisasi sarana produksi pertanian dan teknologi dalam suatu usaha yang menyangkut bidang pertanian (Moehar, 2001).

Dari beberapa definisi dtersebut dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan usaha tani adalah usaha yang dilakukan patani dalam memperoleh pendapatan dengan jalan memanfaatkan sumber daya alam, tenaga kerja dan modal yang mana sebagian dari pendapatan yang diterima digunakan untuk membiayai pengeluaran yang berhubungan dengan usaha tani.

2.3.4 Usaha Tani sebagai salah satu sektor UMK

Sektor-sektor Usaha Mikro dan Kecil (UMK) meliputi berbagai sektor bisnis, seperti sektor pertanian, sektor pertambangan dan penggalian, sektor industri manufaktur, sektor listrik, gas dan air bersih, sektor perdagangan, hotel dan restoran, sektor transportasi dan telekomunikasi, sektor keuangan, penyewaan dan jasa, dan jasa-jasa lainnya. Sektor industri terbagi lagi menjadi beberapa bagian, yakni makanan, minuman, tembakau, tekstil, pakaian


(40)

jadi, kayu dan produk-produk kayu, kertas percetakan dan publikasi, serta kimia termasuk pupuk. Adapula produk dari karet, semen dan produk-produk mineral non logam, produk-produk-produk-produk dari besi dan baja, alat-alat transportasi, mesin dan peralatannya, serta olahan-olahan lainnya.

2.3.5 Usaha Mikro dan Kecil ( UMK )

Definisi Usaha Mikro dan Kecil (UMK) memiliki beberapa pengertian yang berbeda berdasarkan sumbernya, yakni sebagai berikut :

1. Berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2008 tentang UMKM, dinyatakan bahwa Usaha Mikro adalah usaha produktif milik perseorangan dan atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagai mana diatur dalam Undang-undang tersebut. Usahan Kecil ialah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari Usaha Menengah atau Usaha Besar yang memenuhi criteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang tersebut. Usaha Menengah merupakan usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri yang dilakukan oleh perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari Usaha Mikro, Usaha Kecil atau Usaha Besar yang memenuhi kriteria Usaha Menengah sebagaimana yang dimaksud dalam Undang-undang


(41)

tersebut. Dalam Undang-undang tersebut, kriteria yang digunakan untuk mendefinisikan UMKM seperti yang tercantum dalam pasal 6 adalah nilai kekayaan bersih atau nilai asset tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, atau hasil penjualan tahunan, kriteria-kriteria yang di maksud adalah :

a. Usaha Mikro adalah unit usaha yang memiliki nilai asset paling banyak sebesar Rp. 50 juta atau dengan hasil penjualan paling besar sebesar Rp.300 juta.

b. Usaha Kecil dengan asset lebih dari Rp. 50 juta sampai dengan paling banyak Rp. 500 juta atau memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp.300 juta, hingga maksimum 2,5 miliyar.

c. Usaha Menengah adalah perusahaan dengan nilai kekayaan bersih lebih dari Rp. 500 juta hingga paling banyak Rp. 10 milyar atau memiliki hasil penjualan tahunan di atas Rp 2,5 milyar sampai paling tinggi Rp. 50 milyar.

2. Menurut Keputusan Presiden RI no. 99 tahun 1998 pengertian Usaha Kecil adalah Kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dengan bidang usaha yang secara mayoritas merupakan kegiatan usaha kecil dan perlu dilindungi untuk mencegah dari persaingan usaha yang tidak sehat.

3. Menurut Bank Indonesia, Usaha Kecil dan Menengah adalah perusahaan industri dengan karakteristik sebagai berikut :

a. Memiliki modal kurang dari Rp. 20 juta.


(42)

c. Suatu perusahaan atau perseorangan yang mempunyai total asset maksimal Rp.600 juta tidak termasuk rumah dan tanah yang ditempati. d. Omset tahunan lebih besar dari Rp. 1 milyar.

4. Menurut Departemen Perindustrian dan Perdagangan, UMKM adalah kelompok industri kecil modern, industri tradisional, dan industri kerajinan yang mempunyai investasi modal untuk mesin-mesin dan peralatan sebesar Rp. 70 juta ke bawah dan usahanya dimiliki oleh warga Negara Indonesia. 5. Menurut Badan Pusat Statistik, kriteria usaha adalah :

a. Usaha Mikro : Memiliki 1 – 4 orang tenaga kerja. b. Usaha Kecil : Memiliki 5 – 19 orang tenaga kerja.

c. Usaha Menengah : Memiliki 20 – 99 orang tenaga kerja. d. Usaha Besar : Memiliki di atas 99 orang tenaga kerja.

2.4 Pendapatan Petani Padi 2.4.1 Tanaman Padi

Tanaman padi merupakan tanaman semusim termasuk golongan rumput- rumputan. Padi selain merupakan tanaman termuda yaitu tanaman yang biasanya berumur pendek, kurang dari satu tahun dan hanya satu kali berproduksi, setelah berproduksi akan mati atau dimatikan. Tanaman padi dapat digolongkan menjadi beberapa golongan :

a. Menurut keadaan berasnya dibedakan: 1. Padi biasa


(43)

b. Menurut cara dan tempat bertanam dibedakan: 1. Padi sawah

Adalah tanaman padi yang di tanam di tanah sawah atau tanah basah. 2. Padi gogo

Adalah padi yang di tanam pada tanah tegalan. 3. Padi gogorancah

Adalah padi yang di tanam pada tanah sawah atau tanah tadah hujan. Semula tanaman padi ini di garap dengan cara padi gogo, tetapi setelah ada hujan dikerjakan seperti padi sawah.

4. Padi lebak

Adalah padi yang di tanam di daerah rawa yang rendah (lembah) dinamakan padi lebak

c. Menurut umur tanaman padi 1. Padi ganjah

2. Padi tengahan 3. Padi dalam

2.4.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Usaha Tani Padi

Dalam melakukan kegiatan usaha tani padi, beberapa faktor-faktor yang perlu diperhatikan dan dapat mempengaruhi pendapatan petani padi. Apabila beberapa faktor tersebut dapat dipenuhi secara maksimal maka secara otomatis pendapatan yang dihasilkan petani akan meningkat, begitu pula apabila faktor-faktor tersebut tidak dipenuhi secara maksimal, maka pendapatan petani yang


(44)

dihasilkan tidak akan maksimal. Adapun faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pendapatan petani adalah :

a. Luas Lahan

Luas lahan yang di tanami padi berpengaruh terhadap keuntungan usahatani. Secara teori semakin luas lahan garapan semakin tinggi keuntungan yang diterima.Tetapi keuntungan yang diterima petani padi juga dipengaruhi faktor yang lain seperti komoditi yang ditanam, penerapan teknologi, kesuburan tanah dan lain sebagainya.

b. Jumlah bibit

Bibit padi adalah gabah yang di hasilkan dengan cara dan tujuan khusus untuk disemaikan menjadi pertanaman. Kualitas benih itu sendiri akan ditentukan dalam proses perkembangan dan kemasakan benih. Berdasarkan mutu,benih padi dibagi :

1. Bibit bersertifikasi (yang dibeli)

Sistem perbenihan yang mendapatkan pemeriksaan lapangan dan pengujian laboratoris dari instansi yang berwenang memenuhi standar yang telah ditentukan..

2. Bibit tak bersertifikasi ( bibit yang dibuat sendiri)

Bibit yang dikelola petani yang biasanya petani menyisihkan hasil panen yang lalu untuk bibit tanaman berikutnya. Kalau tidak petani membeli gabah dari petani yang lain untuk bibit. Bibit yang dibuat petani kurang berkualitas dan kadang hasil produksinya kurang standar(jika dilihat dari luas lahan).


(45)

c. Jumlah pupuk

Unsur hara yang terkandung pada setiap bahan untuk melengkapi unsur hara yang ada pada tanah yang diperlukan tanaman, dinamakan pupuk. Tujuan penggunaan pupuk adalah untuk mencukupi kebutuhan makanan (hara). Pupuk yang biasanya digunakan oleh petani berupa :

1. Pupuk alam ( pupuk organik)

Pupuk alam meliputi pupuk yang berasal dari kotoran hewan dan sisa-sisa tanaman, baik yang berasal dari sisa tanaman padi seperti jerami maupun bahan yang berasal dari tanaman lain, misalnya pupuk hijau. 2. Pupuk buatan ( pupuk anorganik)

Pupuk buatan ini memang sengaja dibuat dari bahan-bahan kimia guna menambah atau menggantikan unsur hara yang hilang terserap oleh pertanaman sebelumnya, pupuk buatan juga dapat berfungsi menambah hara pada lahan miskin hara, terutama unsur hara pokok yang biasanya diserap tanaman dalam jumlah besar.

d. Jumlah tenaga kerja

Tenaga kerja merupakan faktor produksi kedua setelah tanah. Tenaga kerja yang digunakan di daerah penelitian menggunakan tenaga kerja manusia dan mekanik, dimana tenaga kerja manusia dapat diperoleh dari dalam keluarga dan dari luar keluarga. Tenaga kerja dalam keluarga adalah jumlah tenaga kerja potensial yang tersedia pada satu keluarga petani. Sedangkan tenaga kerja luar keluarga diperoleh dengan cara upahan.


(46)

Semua zat kimia dan bahan lain serta jasad renik dan virus yang dipergunakan untuk memberantas atau mencegah penyakit pada tanaman dan hasil pertanian.

2.5 Pendapatan

2.5.1 Pengertian Pendapatan

Pendapatan merupakan salah satu tujuan didirikannya sebuah usaha. Dengan adanya pendapatan itu berarti sebuah usaha masih berjalan dan layak untuk dipertahankan walaupun sebenarnya masih ada beberapa hal yang lain selain pendapatan yang bisa menjadi bahan pertimbangan untuk meneruskan sebuah usaha. Dengan memperhatikan jumlah pendapatan, akan diketahui apakah suatu usaha mendapatkan keuntungan atau malah merugi.

Menurut M. Munandar (1996 : 18) Pendapatan suatu pertambahan assets

yang mengakibatkan bertambahnya owners equity, tetapi bukan karena

pertambahan modal baru dari pemiliknya dan bukan pula merupakan pertambahan assets yang disebabkan karena bertambahnya liabilities. Definisi ini

menjelaskan bahwa suatu pertambahan assets dapat disebut revenue apabila

pertambahan assets tersebut berasal dari kontra prestasi yang diterima perusahaan

atas jasa-jasa yang diberikan kepada pihak lain. Selanjutnya, pertambahan atau peningkatan assets akan mengakibatkan bertambahnya owners equity.

Dalam analisis Mikro Ekonomi, menurut Sadono sukirno (2002 : 391) pendapatan pengusaha merupakan keuntungan. Dalam kegiatan perusahaan, keuntungan ditentukan dengan cara mengurangi berbagai biaya yang dikeluarkan


(47)

dari hasil penjualan yang diperoleh. Istilah pendapatan digunakan apabila berhubungan dengan aliran penghasilan pasa suatu periode tertentu yang berasal dari penyediaan faktor-faktor produksi (sumber daya alam, tenaga kerja dan modal) masing-masing dalam bentuk sewa, upah dan bunga, secara berurutan. Dalam analisis Ekonomi Makro menurut Mankiw (2007 : 17) pendapatan nasional dapat diukur dengan Produk Domestik Bruto (PDB). Produk Domestik Bruto (PDB) dianggap sebagai ukuran terbaik dalam kinerja perekonomian. Ada dua cara dalam melihat statistik Produk Domestik Bruto (PDB), yaitu dengan melihat Produk Domestik Bruto (PDB) sebagai pendapatan total dari setiap orang di dalam perekonomian dan sebagai pengeluaran total atas output barang dan jasa perekonomian. Produk Domestik Bruto (PDB) dipakai berhubungan dengan pendapatan agregat suatu negara dari sewa, upah, bunga dan pembayaran, namun tidak termasuk pembayaran transfer (tunjangan pengangguran, uang pensiun dan lain sebagainya).

2.5.2 Sumber–sumber Pendapatan

Menurut Boediono (2002 ; 170-174) income seseorang ditentukan oleh

jumlah faktor-faktor produksi yang ia miliki yang bersumber pada hasil-hasil tabungannya di tahun-tahun yang lalu dan warisan (pemberian), dan harga per unit dari masing-masing faktor produksi. Penawaran dan permintaan dari masing- masing produksi ditentukan oleh faktor-faktor yang berbeda, yaitu : a. Permintaan dan Penawaran Tanah


(48)

dianggap tidak akan bertambah lagi. b. Permintaan dan Penawaran Modal

Modal mempunyai penawaran yang lebih elastis karena dari waktu ke waktu warga masyarakat menyisihkan sebagian dari penghasilannya untuk ditabung (saving) dan kemudian sektor produksi akan menggunakan dana tabungan

tersebut untuk digunakan di pabrik-pabrik baru, seperti membeli mesin-mesin yaitu investasi.

c. Permintaan dan Penawaran Tenaga Kerja

Tenaga Kerja mempunyai penawaran yang cenderung terus menerus naik (pertumbuhan penduduk) sehingga ada kecendrungan bagi upah yang semakin menurun.

Kepengusahaan merupakan faktor produksi yang paling sukar untuk dianalisa, karena faktor-faktor yang menentukan penawaran dan permintaannya sangat beraneka ragam. Pada umumnya penawaran orang-orang yang berjiwa pengusaha masih sangat kecil pada Negara-negara yang berkembang. Inilah sebabnya penghasilan untuk pengusaha yang sukses cukup besar di Negara berkembang.

2.6 Kerangka Konseptual

Para petani yang juga merupakan bagian dari pengusaha mikro dan kecil pada saat ini tidak jarang banyak yang menghadapi masalah dan hambatan dalam melaksanakan dan mengembangkan aktivitas usahanya. Sebenarnya masalah dan kendala yang dihadapi masih bersifat klasik yang selama ini telah sering


(49)

diungkapkan, yaitu pada masalah modal. Untuk mengatasi permasalahan ini yang akhirnya terbentuk suatu program yang dianggap dapat mengatasi permasalahan modal para pengusaha mikro dan kecil termasuk para petani.

Program tersebut adalah program Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang merupakan kredit/ pembiayaan kepada Usaha Mikro Kecil Menengah Koperasi (UMKM-K) dalam bentuk pemberian modal kerja dan investasi yang didukung fasilitas penjaminan untuk usaha produktif. KUR adalah program yang dicanangkan oleh pemerintah namun sumber dananya berasal sepenuhnya dari dana bank. Program Kredit Usaha Rakyat (KUR) bertujuan untuk mempercepat pengembangan sektor- sektor primer dan pemberdayaan usaha skala kecil, untuk meningkatkan aksesibilitas terhadap kredit dan lembaga-lembaga keuangan, mengurangi tingkat kemiskinan, memperluas kesempatan kerja dan meningkatkan pendapatan. Pada dasarnya, KUR merupakan modal kerja dan kredit investasi yang disediakan secara khusus untuk unit usaha produktif melalui program penjaminan kredit.

Gambar 2.1

Kerangka Konseptual Penelitian 2.7 Penelitian Terdahulu

Modal Sendiri ( X1)

KUR yang diterima (X2)

Pendapatan Petani Padi ( Y )


(50)

Berkaitan dengan hal di atas, dalam penelitian terdahulu yang dilakukan oleh :

1. Ari Syofwan, mahasiswa Fakultas Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan Universitas Sumatera Utara Angkatan 2009 dengan judul skripsi “ Peranan Kredit Usaha Rakyat Terhadap Pengembangan UMK di Kecamatan Gebang Kabupaten Langkat (Studi Kasus Bank BRI Kecamatan Gebang)“, menyimpulkan bahwa terdapat perbedaan sebelum dan sesudah diberikan Kredit Usaha Rakyat di Kecamatan Gebang Kabupaten Langkat, dengan kenaikan pendapatan sebelum hingga sesudah diberikan Kredit Usaha Rakyat. 2. Rodiah, Mahasiswi Fakultas Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan

Universitas Sumatera Utara Angkatan 2001 dengan judul skripsi “ Analisis Tingkat Pertumbuhan Pembiayaan Proyek Kredit Mikro (PKM) Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS) Puduarta Insani Kabupaten Deli Serdang Terhadap Pendapatan Usaha Kecil Sebelum dan Sesudah Mendapatkan Kredit”, menyimpulkan bahwa terdapat perbedaan sebelum dan sesudah memperoleh kredit PKM. Hal ini terlihat dari indikasi adanya peningkatan omset yang diperoleh nasabah yang otomatis meningkatkan laba bersih bagi pihak nasabah dan memberikan keuntungan pula bagi pihak bank.

3. Gawi Wiguna Pradana, mahasiswa Fakultas Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan Universitas Sumatera Utara Angkatan 2006 dengan judul skripsi “Pengaruh Pembiayaan Syari’ah Oleh Bank Sumut Syari’ah Terhadap Pendapatan UKM di Kecamatan Medan Helvetia” menyimpulkan bahwa terdapat perbedaan sebelum dan sesudah diberikan pembiayaan mudharabah


(51)

dan musyarakah terhadap pendapatan usaha kecil di Kecamatan Medan Helvetia dengan kenaikan pendapatan sebelum hingga sesudah diberikan pembiayaan mudharabah.

2.8 Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara dari permasalahan yang menjadi objek penelitian dimana kebenarannya masih perlu untuk diuji. Berdasarkan perumusan masalah di atas, penulis mengemukakan hipotesis sebagai berikut :

1. Adanya perbedaan pendapatan petani padi sebelum dan sesudah diberikannya Kredit Usaha Rakyat (KUR) di Kecamatan Gebang Kabupaten Langkat.

2. Kredit Usaha Rakyat (KUR) berperan dalam peningkatan pendapatan para petani padi di Kecamatan Gebang Kabupaten Langkat.

3. Modal sendiri atau modal awal berperan dalam peningkatan pendapatan para petani padi di Kecamatan Gebang Kabupaten Langkat.


(52)

BAB III

METODE PENELITIAN

Metode penelitian adalah langkah dan prosedur yang akan dilakukan dalam pengumpulan data atau informasi empiris guna memecahkan permasalahan menuju hipotesis penelitian. Adapun metode penelitian yang dipergunakan penulis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif, Bungin (2011: 89) menyatakan bahwa penelitian deskriptif kuantitatif bertujuan untuk menjelaskan berbagai kondisi, berbagai situasi atau berbagai variabel yang timbul di masyarakat yang menjadi objek penelitian itu berdasarkan apa yang terjadi. Penelitian kuantitatif banyak digunakan untuk menguji suatu teori, untuk menyajikan suatu fakta atau mendeskripsikan statistik, untuk menunjukkan hubungan antar variabel, dan ada pula yang bersifat mengembangkan konsep, mengembangkan pemahaman atau mendeskripsikan banyak hal, baik itu dalam ilmu-ilmu alam maupun ilmu-ilmu sosial

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian 3.2.1 Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan di Kecamatan Gebang Kabupaten Langkat dengan memfokuskan pada Pendapatan Petani Padi .


(53)

3.2.2 Waktu Penelitian

Penelitian ini dimulai dari bulan September hingga bulan Desember tahun 2014. Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 3.1 yaitu jadwal rencana penelitian sebagai berikut :

Tabel 3.1 Jadwal Rencana Penelitian

Tahapan

Penelitian September Oktober November Desember Januari

Pengajuan Judul Penyusunan

Proposal Perbaikan

Proposal Seminar Outline

Pengumpulan Data Pengolahan dan

Analisis Data Penulisan Skripsi

Bimbingan Skripsi Penyelesaian

Skripsi Sidang Meja

Hijau

3.3 Batasan Operasional

Responden penelitian adalah para petani padi yang menerima Kredit Usaha Rakyat (KUR) di Kecamatan Gebang Kabupaten Langkat yang diambil


(54)

secara acak.

Batasan operasional variabel digunakan untuk menghindari kesimpangsiuran dalam membahas dan menganalisis permasalahan dalam penelitian ini. Oleh karena itu, dibuat suatu batasan operasional antara lain:

1. Variabel Bebas : (X1) Modal Sendiri

(X2) KUR yang diterima 2. Variabel Terikat : ( Y ) Pendapatan Petani Padi.

3.4 Definisi Operasional

1. Pendapatan Petani Padi (Y) adalah jumlah uang yang diterima Petani Padi dalam satu kali panen atau selama 3 (tiga) bulan dari usaha taninya.

2. Modal sendiri (modal awal) (X1) adalah biaya pribadi yang digunakan Petani Padi dalam rupiah untuk kebutuhan usaha pertanian padinya.

3. Kredit Usaha Rakyat yang diterima (X2) adalah jumlah kredit yang diterima oleh para Petani Padi di Kecamatan Gebang Kabupaten Langkat.

3.5 Populasi dan Sampel Penelitian

Metode dalam pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan metode purposive sampling dimana teknik pengambilan sampel ini dilakukan

dengan mempertimbangkan karakteristik tertentu. Adapun karakter yang telah ditentukan adalah para petani padi yang mendapatkan Kredit Usaha Rakyat (KUR). Tingkat kesalahan yang diambil sebesar 10%. Penentuan jumlah sampel


(55)

dalam penelitian menggunakan rumus Slovin, dengan rumus sebagai berikut (Umar, 2004:89) :

=

1 +

(

)

2

Keterangan: n = ukuran sampel N = jumlah populasi

e = tingkat kesalahan dalam pengambilan sampel

Adapun populasi petani padi di Kecamatan Gebang Kabupaten Langkat berdasarkan Kelurahan adalah sebesar 877 orang, dan populasi petani padi yang mendapatkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) adalah sebesar 442 orang petani padi, maka sampel dari penelitian ini berdasarkan populasi adalah sebagai berikut :

=

1 +

(

)

2

=

442

1 + 442 (0,1)

2


(56)

Tabel 3.2

Populasi Petani dan Petani Padi di Kecamatan Gebang Berdasarkan Kelurahan

No Kelurahan

Populasi Seluruh

Petani

Populasi Petani Padi

Populasi Petani Padi

yang Mendapatkan

KUR

1 Paya Bengkuang 201 36 20

2 Air Hitam 560 67 34

3 Padang Langkat 210 28 5

4 Paluh Manis 336 40 23

5 Pekan Gebang 944 143 79

6 Dogang 426 87 48

7 Sangga Lima 213 21 7

8 Pasar Rawa 1506 349 189

9 Kwala Gebang 167 12 3

10 Bukit Mengkirai 167 18 6

11 Pasiran 436 76 28

Jumlah 5466 877 442

Sumber : Badan Pusat Statistik Kecamatan Gebang Kabupaten langkat 2013

3.6 Jenis Data

1. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari responden terpilih pada lokasi penelitian. Data primer diperoleh dengan memberikan daftar


(57)

pertanyaan (Kuesioner) kepada para petani padi di Kabupaten Langkat Kecamatan Gebang.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh melalui studi dokumen baik dari buku, jurnal, majalah, situs internet dan berbagai informasi yang dimiliki oleh Kabupaten Langkat Kecamatan Gebang tentang pertanian.

3.7 Metode Pengumpulan data

Dalam penelitian ini, metode yang digunakan dalam pengumpulan data adalah dengan teknik wawancara dan kuesioner. Wawancara adalah teknik pengumpulan data yang digunakan untuk mendapatkan keterangan-keterangan lisan melalui berbicara dan berhadapan muka dengan orang yang dapat memberikan keterangan kepada peneliti (Mardalis : 1995) yang dipandu dengan kuesioner.

3.8 Pengolahan Data

Data penelitian ini, penulis melakukan pengolahan data dengan menggunakan program computer SPSS 17.0, dan menggunakan program

Microsoft Office 2007 dalam penulisan penelitian sebagai program pembantu,

dengan tujuan untuk meminimalkan kesalahan dalam pencatatan data jika dibandingkan pencatatan ulang secara manual.


(58)

3.9 Teknik Analisis Data

Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode analisis deskriptif, dimana metode ini merupakan suatu metode analisis. data yang telah diperoleh, disusun, dikelompokkan, dianalisis, kemudian diinterpretasikan secara objektif sehingga diperoleh gambaran tentang masalah yang dihadapi dan menjelaskan hasil perhitungan.

3.9.1 Uji Beda Sampel Data Berpasangan (Paired Sample Test)

Unttuk Menguji perbedaan yang berarti dalam jumlah pendapatan petani padi sebelum menerima kredit dan setelah menerima kredit, digunakan Uji-t Paired Sample Test atau sampel data berpasangan. Uji ini digunakan untuk

melihat perbedaan sebuah kelompok sampel data yang sama dengan objek atau orang yang sama, tetapi mendapatkan perlakuan atau pengukuran yang berbeda. Adapun rumus Uji-t Paired Sample Test adalah sebagai berikut :

=

��

√�

Dimana :

Di = X1i – X2i

D = ∑(�1�−�2�)


(59)

SD =

∑ ��2 (∑ ��)2

� �

�−1 Keterangan :

X1i : Pendapatan setelah adanya kredit pada data ke i X2i : Pendapatan sebelum adanya kredit pada data ke i Di : Selisih antara X1i dengan X2i

D : Rata-rata Di SD : Standar deviasi

N : Jumlah sampel yang diteliti Dengan tingkat Kepercayaan = 0,05 Derajat Kebebasan atau df = N - 1

Rumus Hipotesis :

- Ho : X1 = X2 ( Tidak ada terdapat perbedaan yang berarti antara X1 dan X2 )

- Ho : X1 ≠ X2 ( Terdapat Perbedaan yang berarti antara X1 dan X2 ) Kriteria :

- H0 diterima jika t-stat ≤ t-tabel, artinya tidak ada terdapat perbedaan yang berarti antara X1 dan X2

- H0 ditolak jika t-stat > t-tabel, artinya terdapat perbedaan yang berarti antara X1 dan X2


(60)

3.9.1 Uji Asumsi Klasik

Sebelum melakukan analisis regresi linier berganda, agar mendapatkan perkiraan yang tidak bias dan efisien maka dilakukan pengujian asumsi klasik yang harus dipenuhi, yaitu :

1. Uji Normalitas

Tujuan uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal. Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan pendekatan kolmogrov Smirnov. Dengan menggunakan tingkat signifikan 5%, maka jika nilai Asymp.sig. (2-tailed) diatas nilai signifikan 5% artinya variabel residual berdistribusi normal (Situmorang, 2008:97).

2. Uji Heteroskedastisitas

Adanya varians variabel bebas adalah konstan untuk setiap nilai tertentu variabel terikat (homokedastisitas). Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas. Heteroskedastisitas diuji dengan menggunakan uji Glejser dengan pengambilan keputusan jika variabel bebas signifikan secara statistik mempengaruhi variabel terikat, maka ada indikasi terjadinya heteroskedastisitas. Jika probabilitas signifikannya diatas tingkat kepercayaan 5% dapat disimpulkan model regresi tidak mengarah adanya heteroskedastisitas.

3. Uji Multikolinieritas

Tujuan uji multikolinieritas adalah untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas (tidak terjadi


(61)

multikonieritas). Jika variabel bebas saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak ortogonal adalah variabel bebas yang nilai korelasi antar sesama variabel bebas sama dengan nol dengan kriteria sebagai berikut:

Melihat nilai VIF (Variance Inflation Factor)

a. Tidak terjadi Multikonieritas, jika nilai VIF lebih kecil 5,00.

b. Terjadi Multikonieritas, jika nilai VIF lebih besar atau sama dengan 5,00.

3.9.2 Analisis Regresi Linier Berganda

Untuk mengetahui peranan kredit usaha rakyat (KUR) terhadap peningkatan pendapatan petani padi di Kecamatan Gebang Kabupaten Langkat digunakan Analisis Regresi Linier Berganda.

Analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui besarnya hubungan dan pengaruh variabel bebas yang jumlahnya lebih dari atau sama dengan dua (X1 dan X2) terhadap variabel terikat (Y). Untuk memperoleh hasil

yang lebih terarah, maka peneliti menggunakan bantuan perangkat lunak software

SPSS (Statistical Package for the Social Sciens) dengan rumus :

Y= α + β1X1 + β2X2 + ε Dimana:

Y = Pendapatan Petani Padi (dalam ribuan)

X1 = Modal sendiri (modal awal) (dalam ribuan)

X2 = Kredit yang diterima (dalam ribuan)


(62)

β1 = Koefisien Regresi Berganda Untuk X1

β2 = Koefisien Regresi Berganda Untuk X2

ε = Standard Error

Bentuk hipotesis diatas secara matematis dapat dinyatakan sebagai berikut - Jika terjadi kenaikan pada X1, maka Y mengalami kenaikan, cateris

paribus.

- Jika terjadi kenaikan pada X2, maka Y mengalami kenaikan, cateris paribus.

3.9.3 Uji Hipotesis

Untuk menguji apakah modal awal dan tambahan modal dari kredit usaha rakyat (KUR) secara parsial atau masing-masing variabel bebasnya berpengaruh terhadap variabel terikatnya yaitu pendapatan petani padi digunakan :

1. Uji Signifikan Parsial (Uji-t)

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh suatu variabel bebas secara parsial (individual) terhadap variasi variabel terikat. Kriteria pengujiannya adalah:

- H0 : b1 = 0, artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh yang positif dan

signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat.

- H0 : b1 ≠ 0, artinya secara parsial terdapat pengaruh yang positif dan


(63)

Kriteria pengambilan keputusan adalah: - H0 diterima jika t hitung < t tabel pada α= 5%

- H0 ditolak jika t hitung > t tabel pada α= 5%

Untuk menguji apakah modal awal dan tambahan modal dari kredit usaha rakyat (KUR) secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang berarti terhadap peningkatan pendapatan petani padi digunakan :

2. Uji Siginifikan Simultan (Uji-F Statistik)

Pengujian ini dilakukan untuk melihat apakah semua variabel bebas (Modal awal dan Kredit yang diterima) yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel terikat (Pendapatan). Kriteria pengujiannya adalah:

- H0 : b1 = 0, artinya secara serentak tidak terdapat pengaruh yang positif

dan signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat.

- H0 : b1 ≠ 0, artinya secara serentak terdapat pengaruh yang positif dan

signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat.

Kriteria pengambilan keputusannya adalah: - H0 diterima jika F hitung < F tabelpada α= 5%

- H0 ditolak jika F hitung > F tabelpada α= 5%

Untuk mengetahui seberapa besar kontribusi dan seberapa besar variabel-variabel bebasmya (Modal awal dan Kredit yang diterima) dapat


(64)

menjelaskan pengaruhnya terhadap variabel terikatnya (Pendapan petani padi ), digunakan :

3. Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien Determinasi (R2) digunakan untuk mengukur seberapa besar kontribusi variabel bebas terhadap variabel terikat. Jika Koefisien Determinasi (R2) semakin besar (mendekati satu) menunjukkan semakin baik kemampuan X menerangkan Y dimana 0 < R2 < 1. Sebaliknya, jika R2 semakin kecil (mendekati nol), maka akan dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas (X) adalah kecil terhadap variabel terikat (Y). Hal ini berarti model yang digunakan tidak kuat untuk menerangkan pengaruh variabel bebas yang diteliti terhadap variabel terikat.


(65)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Daerah Penelitian 4.1.1 Letak Geografis

Secara geografis Kabupaten Langkat berada pada 3°14’ – 4 °13’ Lintang Utara dan 97°52’ - 98°45’ Bujur Timur. Kecamatan Gebang merupakan kecamatan yang terletak di sebelah timur berbatasan dengan kecamatan Tanjung Pura, di sebelah selatan berbatasan dengan kecamatan Padang Tualang, di sebelah barat berbatasan dengan kecamatan Sei Lapan dan Babalan serta di sebelah utara berbatasan langsung dengan Selat Malaka. Luas wilayah Kecamatan Gebang adalah 178,49 Km2.

Adapun yang membatasi wilayah ini adalah sebagai berikut : Sebelah Utara : Selat Malaka

Sebelah Selatan : Kecamatan Padang Tualang Sebelah Barat : Kecamatan Sei Lapan dan Babalan Sebelah Timur : Kecamatan Tanjung Pura

4.1.2 Iklim

Kecamatan Gebang beriklim tropis dengan pergantian musim penghujan dan kemarau. Musim penghujan antara bulan Nopember – April dipengaruhi oleh angin musim barat sedang musim kemarau antara bulan Mei – Oktober yang dipengaruhi oleh angin musim timur. Sedang jumlah curah hujan


(1)

40

4500

6000

3500

41

3800

6500

3000

42

5200

7000

3000

43

3400

3400

3000

44

3000

3000

3500

45

2000

3500

3000

46

3000

3500

2500

47

3500

3800

3000

48

3500

3400

3000

49

4200

4500

4500

50

4500

5000

4500

51

4000

4500

3000

52

2500

2500

3000

53

4200

4000

5000

54

4000

5500

3500

55

3600

3500

3000

56

4500

4500

6500

57

4000

5000

3200

58

3500

3000

4000

59

4300

3800

5200

60

3200

4500

4000

61

4000

6800

3500

62

3000

4000

4000

63

3400

2500

4300

64

3500

3500

3000

65

3300

4500

3000

66

3000

3500

4500

67

4350

5000

3500

68

3800

4500

3000

69

2500

2800

2500

70

4000

5000

3500

71

4500

5500

5000

72

4250

6500

4550

73

2000

3500

3000

74

4500

5000

5000

75

5000

5500

4000

76

4600

5500

3500

77

2500

3000

4000

78

4300

5000

3500

79

3800

5000

4000

80

4200

5200

5500

81

3000

3000

3000


(2)

Lampiran 5 :

OUTPUT SPSS 17

1. Uji Beda Sampel Data Berpasangan (Paired Sample Test)

Paired Samples Test

Paired Differences

T df Sig. (2-tailed)

Mean

Std. Deviation

Std. Error Mean

95% Confidence Interval of the Difference

Lower Upper

Pair 1 Setelah_KUR - Sebelum_KUR

797.561 459.529 50.746 696.591 898.531 15.717 81 .000


(3)

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 82

Normal Parametersa,,b Mean .0000000

Std. Deviation 4.71991748E2

Most Extreme Differences Absolute .080

Positive .079

Negative -.080

Kolmogorov-Smirnov Z .727

Asymp. Sig. (2-tailed) .667

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.


(4)

3. Uji Heterokedastisitas

Uji Glejser

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1(Constant) 168.987 163.871 1.031 .306

Modal_Sendiri .036 .028 .146 1.284 .203

KUR .010 .036 .031 .271 .787

a. Dependent Variable: RES2

4. Uji Multikolinieritas

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF


(5)

Modal_Sendiri .549 .047 .717 11.756 .000 .950 1.052

KUR .311 .059 .322 5.279 .000 .950 1.052

a. Dependent Variable: Pendapatan_Petani_Padi

5. Analisis Regresi Linier Berganda

Variables Entered/Removed

Model

Variables Entered

Variables

Removed Method

1 KUR,

Modal_Sendiria

. Enter

a. All requested variables entered.

Analisis Linier Berganda

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

T Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 208.545 271.663 .768 .445

Modal_Sendiri_(X1) .549 .047 .717 11.756 .000

KUR_(X2) .311 .059 .322 5.279 .000

a. Dependent Variable: Pendapatan_Petani_Padi_(Y)

6. Uji Signifikan Parsial (Ujit)

Uji Signifikan Parsial (Uji-t)

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

T Sig.

B Std. Error Beta


(6)

Modal_Sendiri_(X1) .549 .047 .717 11.756 .000

KUR_(X2) .311 .059 .322 5.279 .000

a. Dependent Variable: Pendapatan_Petani_Padi_(Y)

7. Uji Signifikan Simultan (Uji F)

Uji Signifikan Simultan (Uji-F)

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 4.659E7 2 2.329E7 101.975 .000a

Residual 1.804E7 79 228416.114

Total 6.463E7 81

a. Predictors: (Constant), KUR, Modal_Sendiri b. Dependent Variable: Pendapatan_Petani_Padi

8. Koefisien Determinasi

(

)

Koefisien Determinasi (R

2

)

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R

Square Std. Error of the Estimate

1 .849a .721 .714 1.313

a. Predictors: (Constant), KUR, Modal_Sendiri b. Dependent Variable: Pendapatan_Petani_Padi