2.2.3 Air Permukaan
Air permukaan adalah air yang mengalir di permukaan bumi. Pada umumnya air permukaan ini akan mendapat pengotoran selama pengalirannya,
misalnya oleh lumpur, batang kayu, daun, limbah industri dan lainnya. Untuk meminimalisirnya harus melewati proses pembersihan yang sempurna Sutrisno,
1987. Air permukaan ada 2 macam, yaitu :
1. Air RawaDanau
Kebanyakan dari air rawa ini berwarna, hal ini disebabkan oleh adanya zat- zat organik yang telah membusuk, misalnya asam humus dalam air menyebabkan
warna kuning kecokelatan. Dengan adanya pembusukan kadar zat organik tinggi, maka umumnya kadar Fe dan Mn akan tinggi pula. Dalam keadaan kelarutan
oksigen kurang sekali maka unsur-unsur Fe dan Mn akan larut. Pada permukaan ini akan tumbuh alga atau lumut karena adanya sinar matahari atau oksigen. Jadi
untuk pengambilan air sebaiknya pada kedalaman tertentu agar endapan-endapan Fe dan Mn tidak terbawa, demikian juga dengan lumut yang ada pada permukaan
rawa Sutrisno, 1987.
2. Air Sungai
Air sungai adalah alternatif yang sampai saat ini masih digunakan sebagai sumber air yang dapat dikelola untuk masuk ke dalam proses pengolahan. Hal ini
disebabkan kondisi morfologis sungai yang memungkinkan untuk membuat bendung dan mengarahkan air. Namun dalam penggunaanya sebagai air minum
harus mengalami suatu pengolahan yang sempurna, mengingat bahwa air sungai
pada umumnya mempunyai derajat pengotoran yang tinggi. Debit yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan akan air minum pada umumnya dapat mencukupi
Sutrisno, 1987.
2.2.4 Air Tanah
Air tanah adalah air yang berada di bawah tanah di dalam zona jenuh dimana tekanan hidrostatiknya sama atau lebih besar dari tekanan atmosfer. Air
tanah terbagi menjadi 2 jenis yaitu air tanah dalam sumur artesis dan air tanah dangkal Sutrisno, 1987.
2.3 Kekeruhan Turbidity
Kekeruhan adalah salah satu parameter fisika dalam pengujian kualitas air bersih. Kekeruhan menunjukkan sifat optimis air yang menyebabkan pembiasan
cahaya kedalam air. Kekeruhan membatasi pencahayaan kedalam air. Sekalipun ada pengaruh padatan terlarut atau partikel yang melayang dalam air namun
penyerapan cahaya ini dipengaruhi juga bentuk dan ukurannya. Kekeruhan disebabkan oleh adanya partikel-partikel kecil dan koloid yang berukuran 10 nm
sampai 10 µm. Partikel-partikel kecil dan koloid tersebut tidak lain adalah tanah liat, lumpur, zat oranik, sisa tanaman, ganggang dan sebagainya Gintings, 1992.
Kekeruhan diukur dalam bagian-bagian per sejuta dalam ukuran berat atau dengan miligram per liter. Semakin keruh air semakin tinggi daya hantar listrik
dan semakin banyak pula padatannya Gintings, 1992. Kekeruhan air dapat ditimbulkan oleh adanya bahan-bahan organik dan
anorganik, seperti lumpur dan buangan dari pemukiman tertentu yang