Kekeruhan Turbidity TINJAUAN PUSTAKA
menyebabkan air sungai menjadi keruh. Air yang mengandung kekeruhan tinggi akan mengalami kesulitan kalau diproses untuk sumber air bersih. Kesulitannya
antara lain dalam proses penyaringan. Kalaupun proses penyaringan dapat dilakukan akan memerlukan biaya Patimah, 2009.
Nilai numerik yang menunjukkan kekeruhan didasarkan pada turut campurnya bahan-bahan tersuspensi pada jalannya sinar melalui sampel. Nilai ini
tidak secara langsung menunjukkan banyaknya bahan tersuspensi, tetapi ia menunjukkan kemungkinan penerimaan konsumen terhadap air tersebut.
Kekeruhan tidak merupakan sifat dari air yang membahayakan, tetapi ia menjadi tidak disenangi karena rupanya. Untuk membuat air memuaskan penggunaan
rumah tangga usaha menghilangkan secara hampir sempurna bahan-bahan yang menyebabkan kekeruhan Sutrisno, 1987.
Ada 3 metode pengukuran kekeruhan : a.
Metode Nefelometrik unit kekeruhan nefelometrik FTU atau NTU Cara Nephlometer merupakan pengukuran turbidity tidak langsung. Cara ini
membandingkan intensitas penyebaran cahaya yang disebabkan oleh sampel air dengan intensitas yang disebabkan oleh suspensi standart air pada kondisi yang
sama. Semakin tinggi intensitas penyebaran cahaya, semakin tinggi penyebaran sinar. Oleh karena itu, baik sekali untuk pengukuran turbidity yang rendah.
b. Metode Hellige Turbidity Unit kekeruhan silika c. Metode Visali unit kekruhan Jackson Sutrisno, 1987.
Kekeruhan air dapat dihilangkan dengan menambahkan suatu bahan kimia yang disebut koagulan. Koagulan adalah bahan kimia yang dibutuhkan pada air
untuk membantu proses pengendapan partikel-partikel kecil yang tak dapat mengendap dengan sendirinya secara gravimetris. Pembubuhkan koagulan
dilakukan secara teratur sesuai dengan kebutuhan dosis yang tepat Sutrisno, 1987.
Bahan zat kimia yang dipergunakan sebagai koagulan adalah alluminium sulfat yang biasa disebut sebagai tawas. Tawas adalah sejenis koagulan dengan
rumus kimia Al
2
SO
4
. 11 H
2
Oatau 14 H
2
O atau 18 H
2
O, umumnya digunakan adalah 18 H2O. Tawas merupakan bahan koagulan yang paling banyak
digunakan, karena bahan ini paling ekonomiss, mudah diperoleh di pasaran serta mudah penyimpanannya. Bahan ini dapat berfungsi efektif pada pH 4-8. Jumlah
pemakaian tawas tergantung pada turbidity kekeruhan air baku. Semakin tinggi turbidity air baku, semkain besar jumlah tawas yang dibutuhkan. Pemakaian tawas
juga tidak terlepas dari sifat-sifat kimia yang dikandung oleh air baku tersebut. Semakin banyak dosis tawas yang ditambahkan maka pH akan semakin turun,
karena dihasilkan asam sulfat sehingga perlu dicari dosis tawas yang efektif antara pH 5,8-7,4.
Pemakaian tawas sebagai koagulan dalam pengolahan air, sering menimbulkan konsentrai aluminium yang lebih tinggi dalam air yang diolah
daripada dalam air mentah itu sendiri Nainggolan, 2011. Selain tawas, koagulan yang dapat digunakan untuk menurunkan
kekeruhan adalah PAC Poly Aluminium Cholride. Poly Aluminium Cholride
adalah garam yang dibentuk oleh aluminium-aluminium klorida khusus ditentukan guna memberikan daya koagulasi dan flokulasi yang lebih besar
dibandingkan garam aluminium-aluminium lainnya. Poly aluminium chloride belum banyak digunakan, karena harganya yang lebih mahal dari koagulan
lainnya Patimah, 2009. Beberapa keunggulan yang dimiliki PAC dibanding koagulan lainnya
adalah: 1.
Poly Aluminium Chloride lebih cepat membentuk flok daripada koagulan biasa ini diakibatkan dari gugus aktif aluminat yang bekerja efektif dalam
mengikat koloid yang ikatan ini diperkuat dengan rantai polimer dari gugus polielektrolit sehingga gumpalan floknya menjadi lebih padat, penambahan
gugus hidroksil ke dalam rantai koloid yang hidrofobik akan menambah berat molekul, dengan demikian walaupun ukuran kolam pengendapan lebih
kecil atau terjadi over-load bagi instalasi yang ada, kapasitas produksi relatif tidak terpengaruh Susana, 2010.
2. Poly Aluminium Chloride dapat bekerja di tingkat pH yang lebih luas,
dengan demikian tidak diperlukan pengoreksian terhadap pH, terkecuali bagi air tertentu.
3. Kandungan belerang dengan dosis cukup akan mengoksidasi senyawa
karboksilat rantai siklik membentuk alifatik dan gugusan rantai hidrokarbon yang lebih pendek dan sederhana sehingga mudah untuk membentuk flok.
4. Kadar klorida yang optimal dalam fase cair yang bermuatan negatif akan
cepat bereaksi dan merusak ikatan zat organik terutama ikatan karbon
nitrogen yang umumnya dalam struktur ekuatik membentuk suatu makromolekul terutama gugusan protein, amina, amida dan penyusun
minyak dan lipida. 5.
Poly Aluminium Chloride tidak menjadi keruh bila pemakaiannya berlebihan, sedangkan koagulan yang lain seperti alumunium sulfat, besi
klorida dan fero sulfat bila dosis berlebihan bagi air yang mempunyai kekeruhan yang rendah akan bertambah keruh. Jika digambarkan dengan
suatu grafik untuk PAC adalah membentuk garis linier artinya jika dosis berlebih maka akan didapatkan hasil kekeruhan yang relatif sama dengan
dosis optimum sehingga penghematan bahan kimia dapat dilakukan. Standart yang ditetapkan oleh U.S. Public Health Service mengenai
kekeruhan ini adalah batas maksimal 10 ppm dengan skala silikat, tetapi dalam praktik angka standart ini umumnya tidak memuaskan. Kebanyakan bangunan
pengolahan air yang modern menghasilkan air dengan kekeruhan 1 ppm atau kurang. Kekeruhan bagi umum, mengingat bahwa kekeruhan tersebut akan
mengurangi segi estetika, menyulitkan akan usaha penyaringan, dan akan mengurangi efektivitas usaha desinfeksi Sutrisno, 1987.
Proses yang digunakan untuk menurunkan kekeruhan disebut dengan koagulasi. Koagulasi adalah proses untuk membuat partikel-partikel kecil koloid
dapat bergabung satu dengan yang lainnya sehingga membentuk flok yang lebih besar. Flokulasi adalah proses kontak diantara partikel-partikel koloid yang telah
homogen sehingga ukuran partikel-partikel tersebut tumbuh menjadi partikel- partikel yang lebih besar Nainggolan, 2011.