BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1. Definisi Daily Report
Definisi daily report sangat berhubungan dengan jurnalistik. Onong
Uchjana Effendy 1981: 102 menyatakan bahwa jurnalistik merupakan kegiatan pengolahan laporan harian yang menarik minat khalayak, mulai dari peliputan
sampai penyebarluasannya kepada masyarakat. Seangkan menurut A.W. Widjaja 1986: 27 menyebutkan bahwa jurnalistik merupakan suatu kegiatan komunikasi
yang dilakukan dengan cara menyiarkan berita ataupun ulasannya mengenai berbagai peristiwa atau kejadian sehari-hari yang aktual dan faktual dalam waktu
secepat-cepatnya. Michael Ventura dari Austin Chronicle mendefinsikan jurnalisme bahwa journalism dibentuk dari kata “journal”, berakar kata Prancis
“jour” yang artinya hari day dan “journal” yang artinya harian daily. Dalam bahasa Inggris, “journalist” artinya: seseorang yang menyampaikan laporan,
rekaman peristiwa sehari-hari. Sedangkan dalam bahasa Belanda journalistiek artinya penyiaran catatan harian. Ventura, 2001. Makna dasar jurnalistik, yakni
catatan harian atau laporan harian atau daily report, yakni laporan tentang peristiwa sehari-hari.
http:www.romeltea.com20090514blog-journalism- jurnalistik-versi-blogger
. Dan daily report yang peneliti dapatkan adalah data primer dari produser acara “Semangat Pagi” selama periode 01 Juni sampai
dengan 30 September 2010.
2.2. Definisi Informasi
Menurut Abdul Kadir 2003:28 Informasi adalah data yang telah diolah menjadi sebuah bentuk yang berarti bagi penerimannya dan bermanfaat bagi
pengambilan keputusan saat ini atau saat mendatang. Sedangkan menurut Andri Kristanto 2003:6 Informasi adalah kumpulan data yang diolah menjadi bentuk
yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerima.Dan satu lagi definisi informasi yang hampir sama dengan definisi sebelumnya yaitu menurut Jogiyanto
1990:8 merupakan data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerimanya.
2.3. Elemen-Elemen Dalam Jurnalistik
Bill Kovach Dan Tom Rosensitel Elements of Journalism : What News People Should Know And The Public Should Expect Santana, 2005:6
merumuskan 9 elemen jurnalisme. Berbagai elemen ini merupakan dasar jurnalisme agar bisa dipercaya masyarakat Kovach Dan Rositel, “The purpose of
journalism, is to provide people with the information they need to be free and self- governing”. Kebijakan utama jurnalisme adalah menyampaikan informasi yang
dibutuhkan masyarakat hingga leluasa dan mampu mengatur dirinya. Beberapa elemen jurnalisme :
a. Menyampaikan kebenaran, kebenaran yang dimaksudkan adalah
kebenaran fungsional, bukan kebenaran yang dicari oleh orang-orang filsafat, bukanlah kebenaran mutlak apalagi kebenaran Tuhan. Kebenaran
fungsional berarti kebenaran yang terus menerus dicari. Kebenaran mengenai misalnya : harga-harga bahan pokok saat ini, nilai kurs mata
uang atau hasil pertandingan olah raga. Pada intinya, Kebenaran dalam jurnalisme bukan kebenaran yang bersifat religius, ideologis, ataupun
filsafat. Juga tidak menyangkut kebenaran berdasar pandangan seseorang, Sebab pemberitaan seorang wartawan bisa memiliki bias atau ambigu dan
tidak objektif. Latar belakang sosial, pendidikan, kewarganegaraan, kelompok etnik atau agama yang dianut wartawan mempengaruhi laporan
berita yang dibuatnya. Wartawan berkemungkinan menafsirkan “kebenaran” sebuah fakta secara berbeda-beda satu sama lainnya.
b. Memiliki loyalitas kepada masyarakat, ini memaknakan kemandirian jurnalisme. Ini berarti membuat resensi film yang jujur
bukan pesanan, mengulas liputan tempat rekreasi yang tidak dipengaruhi para pemasang iklan atau membuat liputan yang tidak didasari
kepentingan pribadi atau kepentingan relasi tertentu. Selain itu, pemberitaan disampaikan juga tidak dibayang-bayangi kepentingan bisnis
dari pemilik media. Para jurnalis bekerja atas komitmen, keberanian, nilai yang diyakini, sikap, kewenangan dan profesionalisme yang telah diakui
publik. c.
Memiliki disiplin untuk melakukan verifikasi, ini berarti kegiatan menelusuri sekian saksi untuk sebuah peristiwa, mencari sekian banyak
narasumber dan mengungkap sekian banyak komentar. Verifikasi juga berarti memilah jurnalisme dari hiburan, propaganda, fiksi dan seni.
Hiburan dan Infotainment tertuju pada hal-hal yang menyenangkan semata. Propaganda mengkerangka fakta persuasi dan manipulasi demi
kepentingan tertentu. Jurnalisme adalah melaporkan segala apa yang terjadi setepat mungkin.
d. Memiliki kemandirian terhadap apa yang diliputnya, ini berarti
tidak menjadi konsultan diam-diam, penulis pidato atau mendapat uang dari pihak-pihak yang diliput. Arti lainnya lagi, menunjukkan kredibilitas
kepada berbagai pihak melalui dedikasi terhadap akurasi, verifikasi dan kepentingan publik. Atau kemandirian melakukan kegiatan jurnalisme
dengan ketaatan dan penghormatan yang tinggi pada prinsip kejujuran, kesetiaan pada rakyat serta kewajiban memberi informasi dan bukan
manipulasi. Bekerja atas dasar kesetiaan yang tinggi terhadap jurnalisme. e.
Memiliki kemandirian untuk memantau kekuasaan, elemen ini bukan berarti pekerjaan wartawan itu mengganggu orang yang tengah
berbahagia dengan berita-berita buruk. Bukan menunggangi keburukan masyarakat. Juga, bukan memerankan watchdog dengan tujuan
melaporkan sesuatu yang sensasional dari pada melayani masyarakat. Apalagi mengatasnamakan watchdog untuk kepentingan bisnis media.
f. Menjadi jurnalisme sebagai forum bagi kritik dan kesepakatan
publik. Elemen ini merupakan upaya media menyediakan ruang kritik dan kompromi kepada publik. Ketika sebuah berita dilaporkan, media berarti
mengingatkan masyarakat akan terjadi sesuatu. Selain berita, media juga
menyediakan ruang analisis untuk membahas peristiwa tersebut melalui konteks, perbandingan atau perspektif tertentu. Ditambah pula, ruang opini
dan editorial untuk mengevaluasi segala hal yang berkaitan dengan peristiwa tersebut, baik yang disampaikan oleh redaksi media maupun
artikel atau komentar atau surat pembaca yang berisikan opini pribadi dari masyarakat.
g. Jurnalisme harus dapat menyampaikan sesuatu secara menarik dan
relevan kepada publik. Elemen ini mewajibkan media untuk melaporkan berita dengan cara yang menyenangkan, mengasikkan dan menyentuh
sensasi masyarakat. Ditambah pula yang dilaporkan itu mesti merupakan sesuatu yang paling penting dan bermanfaat bagi masyarakat, dengan kata
lain media harus mampu menggabungkan kemampuan mendongeng dalam jurnalistik mempunyai tujuan. Tujuan utamanya memberi informasi yang
dibutuhkan masyarakat tentang lingkungannya. Maka itulah, media menugaskan para awak redaksinya untuk mencari, menemukan, mencatat
informasi yang benar-benar dibutuhkan masyarakat pada saat itu agar dapat mengembangkan kehidupan bermasyarakat dengan baik. Setelah itu
adalah melaporkan menjadi materi informasi yang bermakna, relevan, dan menarik untuk diikuti.
h. Jurnalisme mempunyai kewajiban membuat berita secara
komprehensif dan proporsional. Mutu jurnalisme amat tergantung kepada kelengkapan dan proporsionalitas pemberitaan yang dikerjakan media,
dalam elemen ini mengingatkan media agar tidak jor-joran meliputi
sensasi acara pengadilan atau skandal selebritis secara jor-joran, berlebihan, hanya untuk bertujuan menaikkan rating, oplah atau iklan,
apalagi melaporkan dengan tidak melakukan dengan tidak melakukan verifikasi, pengecekan silang atau wawancara ke berbagai pihak terkait.
Pemberitaan semacam ini akan menyesatkan pembaca. i.
Memeberikan keleluasaan wartawan untuk mengikuti nurani mereka. Ini terkait dengan sistem dan manajemen media yang memiliki
keterbukaan. Keterbukaan ini berguna untuk mengatasi kesulitan dan tekanan wartawan dalam membuat berita secara akurat, adil, imbang,
independent, berani dan tanggung jawab kepada masyarakat. Media harus memberi ruang bagi wartawan untuk merasa bebas berfikir dan
bermanfaat.
2.4. Radio Sebagai Media Komunikasi Massa