Analisis program Mutiara Pagi the Power of Life di Radio Trijaya FM
ANALISIS PROGRAM MUTIARA PAGI THE POWER
OF LIFE DI RADIO TRIJAYA FM
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Islam (S.Kom.I)
Oleh
Husni Mubarok
NIM: 206051003908
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1431 H/2010 M
(2)
ANALISIS PROGRAM MUTIARA PAGI THE POWER
OF LIFE DI RADIO TRIJAYA FM
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Islam (S.Kom.I)
Oleh
Husni Mubarok
NIM: 206051003908
Pembimbing
Dra. Hj. Musfirah Nurlaily, MA. NIP. 1971041222000032001
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1431 H/2010 M
(3)
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi ini berjudul ANALISIS PROGRAM MUTIARA PAGI THE
POWER OF LIFE DI RADIO TRIJAYA FM telah diujikan dalam sidang
munaqosyah Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada 7 Mei 2010. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu memperoleh gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Islam (S.Kom.I) pada Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam.
Jakarta, 7 Mei 2010
Sidang Munaqosyah
Ketua Merangkap Anggota, Sekretaris Merangkap Anggota,
Dr. H. Arief Subhan, M.Ag. Hj. Umi Musyarrofah, MA. NIP. 1966001101993031004 NIP. 197108161997030202
Anggota,
Penguji I Penguji II
Drs. Wahidin Saputra, MA. Dra. Hj. Asriati Jamil, M.Hum. NIP. 197009031996031001 NIP. 196104221990032001
Pembimbing
Dra. Hj. Musfirah Nurlaily, MA. NIP. 1971041222000032001
(4)
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukakn untuk memenuhi
salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 (S1) di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau
merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima
sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Ciputat, 7 Mei 2010
(5)
ABSTRAK
HUSNI MUBAROK 206051003908
Analisis Program Mutiara Pagi The Power of Life di Radio Trijaya FM
Kekuatan radio dapat dimanfaatkan untuk berbagai kegiatan yang dapat mencerdaskan bangsa, membentuk akhlak umat, bahkan untuk kegiatan dakwah. Acara Mutiara Pagi The Power of Life adalah sebuah program acara yang membekali profesional muda (pendengar Trijaya) dengan berbagai motivasi kehidupan untuk memulai aktivitas sepanjang hari. Acara ini bukan hanya acara siraman rohani bagi umat Islam, tetapi juga tempat di mana umat dapat menemukan jawaban dari berbagai masalah yang seringkali ditemukan dalam kehidupan sehari hari.
Acara ini bertujuan untuk memberikan suatu nilai tambah bagi pendengarnya, yaitu berupa motivasi dalam memulai aktivitas sepanjang hari. Maka melihat acara yang cukup menarik seperti ini, penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai acara Mutiara Pagi The Power of Life. Penelitian ini dilakukan ingin mengetahui bagaimana proses produksi acara mulai dari perencanaan, produksi dan evaluasi.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif, untuk menggambarkan bagaimana proses produksi acara Mutiara Pagi The Power of Life. Maka untuk mengetahui itu semua dilakukan wawancara kepada orang yang terlibat dalam acara tersebut, seperti program director, penyiar, stasiun manager dan narasumber. Serta mencari dokumen-dokumen yang berhubungan dengan objek penelitian dan observasi langsung terhadap proses produksi acara.
Hasil dari wawancara, observasi dan dokumentasi dapat diketahui bahwa perencanaan dalam acara ini yaitu pada persiapan materi oleh narasumber, persiapan penyiar dengan narasumber sebelum siaran dan pengaturan jadwal narasumber. Proses produksinya menggunakan format talk show berupa dialog antara narasumber dan penyiar dengan mengundang interaktif pendengar, melalui SMS dan telepon. Dengan membagi ke dalam lima sesi dan empat break, kemudian memutar satu lagu sebagai break. Dan narasumbernya dari Institut Kemandirian berjumlah enam orang dengan materi siaran yaitu materi motivasi, tetapi mencoba menyelipkan nilai-nilai Islam dalam bahasa yang lebih universal.
Untuk evaluasi, tidak ada evaluasi khusus pada program ini, tetapi evaluasi dilakukan terhadap seluruh program yang ada di radio Trijaya. Evaluasi program melalui meeting mingguan, bulanan, tiga bulanan, dan tahunan. Evaluasi dilakukan untuk mengetahui kekurangan dari sebuah acara, ada kesalahan dengan apa, atau terhadap kesalahan-kesalahan yang berkaitan dengan program tersebut, evaluasi dilakukan untuk memperbaiki atau membuat program acara kedepannya lebih baik.
(6)
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah
memberikan limpahan rahmat dan karunia kepada penulis sehingga dengan
izin-Nya dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat dan salam semoga tercurahkan
kepada Nabi Muhammad SAW, sebagai suri tauladan yang baik bagi umatnya.
Dalam segala sesuatu yang kita perjuangkan tentunya tidak akan lepas dari
segala kesulitan, hambatan dan rintangan, baik dari segi waktu, materi dan
perasaan. Namun itu semua harus dilalui penulis, dengan penuh keyakinan dan
semangat yang tinggi, penulis mencoba terus berjuang untuk dapat menyelesaikan
penelitian ini. Dan alhamdulillah, berkat bimbingan, dorongan, dan bantuan orang
yang terlibat dan orang-orang yang berada di sekitar penulis akhirnya karya ini
dapat diselesaikan.
Dengan penuh rasa syukur, pada kesempatan ini ucapan terima kasih
penulis yang sebesar-besarnya kepada:
1. Dr. H. Arief Subhan, M.Ag., Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi, Drs. Wahidin Saputra, MA., Pembantu Dekan Bidang
Akademik, Drs. Mahmud Jalal, MA., Pembantu Dekan Bidang Administrasi,
dan Drs. Study Rizal LK, MA., Pembantu Dekan Bidang Kemahasiswaan.
2. Dra. Hj. Asriati Jamil, M.Hum., Koodinator Teknis Pogram Non reguler
Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi dan Dra. Hj. Musfirah Nurlaily,
MA., Sekretaris Program Non Reguler sekaligus pembimbing.
3. Drs. Jumroni, M.Si., Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI),
(7)
4. Para dosen dan staf Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi.
5. Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan Fakultas Ilmu
Dakwah dan Ilmu Komunikasi, beserta stafnya.
6. Radio Trijaya FM Jakarta, dan Crew, Bu Mevi sebagai Public Relations
Trijaya, Doddy (Program Director), Alina Mahamel (penyiar Mutiara Pagi),
Zainal Abidin (narasumber Mutiara Pagi) dari Institut Kemandirian, Oland
Fatah (Station Manager), dan Eka (Admin), terimakasih atas bantuan dan
informasinya.
7. Orang Tua tercinta Ibunda Wartini dan Ayahanda Holis Muchlis yang telah
memberikan cinta dan kasih sayangnya dengan segala do’a dan ridlo yang
mengiringi setiap langkah penulis, yang telah bekerja keras dalam
memperjuangkan sekolah anak-anaknya, juga nasihat dan motivasi yang selalu
diberikan.
8. Keluarga tercinta, kakak-kakak; Tita Nurlatifah, Apud, Anep Fauzi, Susi,
Jamilatul Wahidah, Mungjilin, dan adik; Hilmi Nugraha beserta keponakan
tercinta. Abdul Aziz dan Ahmad Taufik saudara sepupu yang selalu
membantu perjuangan penulis, serta keluarga besar Abah Zenal-Ema Omoh,
paman beserta bibi yang selalu memberikan dukungannya.
9. Ibu Pujiono sekeluarga yang telah memberi kesempatan untuk bekerja dan
banyak membantu penulis, dan Ahmad Syafe’i yang selalu mendukung.
10.Kawan-kawan seperjuangan di AIC, Dedi Kurnia (Azra), Acu Nurhidayat,
Roni Setiawan, Rafi'i, Deden Sandi, Usman, Abdul Rohman, dan Burhani.
11.Teman-teman angkatan 2006 KPI non reguler; Ibu Atty Sulastri Yusuf, Ade
(8)
Amalia Zulfaridah, Johan Alkaustar, Ahyar Zulfikar, Hidayat Riyadi, Mumu
Muamar, Yosep Lesmana, Muhammad Azfar, Nur Amalia, Herni
Ramadaningrum, Agus Isnaini, Muhammad Audi, Iin Sukriawati, dan Ica adik
kelas.
12.Kelompok KKS/N 2009, keluarga besar Green Bean; Dwi Suciayu, Riskana
Dewi, Asri Amalia, Fatmi Ratna Ningsih, Istiqomah, Indah Fauzia, Vera
Ariesta, Febrina Syaharani, Hendryansah Wiliam, Hermanto, Yusuf Suryana,
Hasanudin, Dimas Aryo Perdana, Dimas Januar, Esa Herdiyana, Dedi Ajah,
Haidir Azwar, Amir Maksum, dan Firza Syahrullah.
13.HMI Komisariat Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Cab. Ciputat,
Lembaga Survey Indonesia (LSI), dan Pemda Kabupaten Tasikmalaya.
“Tak ada gading yang tak retak”, mungkin itu kata-kata yang pantas untuk
skripsi ini. Tulisan ini jauh dari kesempurnaan, baik dari segi isi, bahasa,
penulisan dan sebagainya. Oleh sebab itu dengan keterbukaan hati penulis untuk
menerima kritikan dan saran yang membangun demi menenuju kesempurnaan.
Dan terakhir hanya kepada Allah penulis pasrahkan, semoga skripsi ini
dapat bermanfaat adanya, Amin.
Jakarta, 7 Mei 2010
(9)
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... v
KATA PENGANTAR ... viii
DAFTAR ISI ... ix
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ... 6
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian.. ... 7
D. Metodologi Penelitian ... 8
E. Tinjauan Pustaka... 11
F. Sistematika Penulisan ... 13
BAB II KERANGKA TEORITIS A. Pengertian Analisis ... 15
B. Program ... 17
1. Pengertian Program... 17
2. Jenis-jenis Program ... 19
C. Radio ... 23
1. Pengertian Radio... 23
2. Sejarah Radio... 25
3. Karakteristik Radio ... 28
(10)
BAB III GAMBARAN UMUM RADIO TRIJAYA FM
A. Perkembangan Radio Trijaya FM... 35
B. Visi dan Misi Trijaya FM... 39
C. Struktur Organisasi ... 40
D. Program-Program di Radio Trijaya FM... 42
E. Tentang Mutiara Pagi The Power of Life... 52
BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN A. Perencanaan... 56
B. Produksi ... 61
1. Format Acara ... 63
2. Narasumber... 67
3. Penyiar... 69
4. Materi Siaran ... 72
C. Evaluasi ... 74
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan... 78
B. Saran-saran ... 80
DAFTAR PUSTAKA... 82
(11)
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kemajuan ilmu pegetahuan dan teknologi khususnya dibidang komunikasi
dan informasi, membawa manusia pada perkembangan pola pikir dan perasaanya.
Kemajuan yang dicapai manusia telah dapat melahirkan media yang sanggup
menjangkau seluruh komponen manusia yang heterogen, dan lokasi yang berbeda
hingga pelosok bumi ini. Sebagaimana yang dikutip Wawan Kusnadi, dalam
Majalah Analisis CSIS Abdul Muis mengatakan bahwa dengan kemajuan
teknologi dan informasi melahirkan beranekaragam saluran (media) yang makin
lama semakin canggih serta dapat memungkinkan dalam berbagai macam
kejadian.1
Media yang dimaksud adalah media massa yang mempunyai karakteristik
dan memiliki kemampuan dalam menarik perhatian khalayaknya secara serempak
(simultaneous) dan serentak (instantaneous). Maka sesuai dengan sifatnya yang
digunakan sebagai penyampai pesan-pesan komunikasi massa, media massa harus
benar-benar mendapatkan perhatian yang lebih, dan pengawasan, karena hal ini
bersangkutan dengan khalayak yang akan diterpa media tersebut.2
Salah satu media massa elektronik yang cukup berpengaruh dan berhasil
menarik perhatian khalayak adalah radio. Saat ini radio begitu terkenal di
1
Wawan Kusnadi, Komunikasi Massa; Sebuah Analisis Media TV, (Jakarta: Rineka Putra, 1996), Cet. 1, h. 2.
2
Elvinaro Ardianto, dan Lukiati Komala Erdinaya, Komunikasi Massa Suatu Pengantar,
(Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2004), h. 39.
(12)
masyarakat dengan mempunyai khalayak yang spesifik karena kemampunnya
yang luar biasa yaitu menciptakan “theatre of the mind” dalam pikiran
pendengarnya. Selain itu radio mempunyai kemampuan untuk mengirimkan
transmisi dengan jangkauan yang sangat luas hingga pelosok-pelosok pedesaan.
Dengan kemajuan teknologi media, radio sekarang ini telah menggunakan satelit
dan internet (radio web) yang memungkinkan orang dapat mendengarkan radio
dari berbagai penjuru dunia, walaupun berada di negara berbeda.3
Radio adalah salah satu media massa elektronik yang mampu
merealisasikan tujuan serta efisien dan murah. Radio merupakan media auditif
(hanya bisa didengar) yang relatif murah, dapat dibawa ke mana-mana. Radio
memiliki kekuatan terbesar sebagai imajinasi dalam menstimulasikan faktual
melalui telinga pendengarnya.4
Media radio yang sifatnya khusus sebagai media audio (media dengar),
mempunyai kelebihan yaitu pesan yang disampaikan komunikator (penyiar) dapat
diolah menjadi sebuah kisah yang dipadukan dengan musik ilustrasi (backsound)
serta efek suara (sound effect) yang mendramatisir kisah tersebut.5
Menurut Julian Newbay dalam Inside Broadcasting yang dikutip Masduki
menyebutkan bahwa radio is the birth of broadcasting (radio adalah anak pertama
dunia penyiaran). Karena dalam sejarah media, penyiaran diawali dengan
ditemukannya teknologi radio oleh Guglielmo Macroni. Kemudian radio berperan
3
Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi Massa, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2007), Cet. 2, h. 132.
4
Masduki, Jurnalistik Radio Menata Professionalisme Reporter dan Penyiar,, (Yogyakarta; PT. LKiS Pelangi Aksara, 2000), h. 9
5
Elvinro, dan Lukiati, Komunikasi Massa Suatu Pengantar, (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2004), h. 40.
(13)
dalam mendokumentasikan kejadian dan turut mempengaruhi dalam pergeseran
dunia politik, ekonomi serta perubahan sosial masyarakat global.6
Kemudian radio adalah suara. Dalam penyiaran radio, suara merupakan
modal utama terpaan radio kepada pendengar dan stimulus yang dikoneksikan
kepadanya oleh khalayak. Secara psikologis suara merupakan imajinasi yang
terpersepsikan ke dalam kemasan auditif. Menurut Stanley R. Alten yang dikutip
Masduki, suara adalah efek dari gesekan molekul-molekul yang ditransmisikan
melalui medium elastis dalam suatu interaksi yang dinamis antara molekul itu
dengan lingkungannya. 7
Kecepatan radio bahkan melebihi kecepatan dari media online. Radio is
the magic medium. Dan menurut McLuhan seperti yang dikutip Masduki, radio effects most people intimately, offering a world of unspoken communication between writer, speaker, and listener.8 Radio mempengaruhi kebanyakan orang
melalui kedekatannya dengan cara komunikasi yang tak terucapkan antara
penulis, penyiar dan pendengar.
Sebagai medium komunikasi yang diperlukan oleh masyarakat yang aktif
bekerja, dengan berbagai kesibukan, dan tanpa mengganggu aktifitasnya, radio
memiliki tiga kekuatan. Yaitu; Pertama, mobilitas tinggi; radio bisa membawa
pendengar ke mana-mana dengan imajinasinya, meskipun sambil tetap beraktifitas
di suatu lokasi. Kedua, realitas; radio menggiring pendengar ke dalam kenyataan
dengan suara-suara aktual dan bunyi dari fakta yang terekam dan disiarkan.
Ketiga, kecepatan; radio menyajikan informasi dan petunjuk yang dibutuhkan
6
Masduki, Menjadi Broadcaster Professional, (Yogyakarta: PT. LKiS Pelangi Aksara, 2005), Cet. 2, h. 15.
7
Masduki, Menjadi Broadcaster Professional, h. 17 8
(14)
pendengar dengan cepat, bahkan secara langsung di saat kejadian. Selain itu
pendengar bisa berinteraksi langsung dengan penyiar secara mudah melalui
fasilitas telepon, SMS, email dan lain-lain.9
Dalam kehidupan sehari-hari, radio merupakan perlengkap yang
digunakan untuk mendengarkan berita, musik, serta mengetahui beberapa
kejadian dan peristiwa penting. Selain itu radio juga dapat dijadikan sebagai
media pendidikan dan pengajaran yang efektif. Menurut Oemar Hamalik yang
dikutip Basyirudin, mengemukakan bahwa ”Radio is a power full education tool;
teacher can use if effectively at all educational levels and in nearly all phase of education”. Bahwa kekuatan radio dapat dijadikan sebagai alat pendidikan yang digunakan secara efektif untuk seluruh level dan pase dalam pendidikan.10
Kecanggihan teknologi komunikasi radio juga turut serta mempengaruhi
seluruh aspek kehidupan manusia, termasuk dalam kegiatan dakwah. Dengan
mengetahui kelebihannya, maka media radio dapat dimanfaatkan sebagai media
dakwah. Sebab sangat diharapkan dengan dakwah yang dilakukan melalui
program siaran radio, dapat berjalan dengan efektif dan efisien sebagai salah satu
pola penyampaian informasi dan upaya transfer ilmu pengetahuan dan agama.11
Pada dasarnya program yang dibuat setiap media massa, dituntut akan
kebutuhan profit yang dihasilkan. Namun tidak berarti bahwa program yang
dihasilkan media massa khususnya radio mengabaikan nilai-nilai kebaikan.
Program yang dihasilkan radio harus memuat nilai kebaikan dan pendidikan
sekecil apapun persentasenya. Dan pada perkembangan radio sekarang ini, telah
9
Masduki, Menjadi Broadcaster Professional, hal. 18. 10
M. Basyiruddin Usman, Media Pembelajaran, (Jakarta: Ciputat Press, 2002), h. 84. 11
M. Bahri Ghajali, Dakwah Komunikatif Membangun Kerangka Dasar Ilmu Komunikatif Dakwah (Jakarta: CV Pedoman Ilmu Jaya, 1997).h. 33.
(15)
banyak isi program siarannya yang memuat materi-materi dakwah. Dengan
berbagai konsep yang menarik, sehingga tidak kalah menariknya dengan
program-program hiburan. Bahkan saat ini ada beberapa radio yang khusus sebagai radio
religi atau radio dakwah.
Radio Trijaya Network merupakan radio dengan jaringan terluas yang bisa
didengarkan melalui jaringan radio-radio lokal yang berada di kota-kota besar di
Indonesia, channel 500 indovision, dan via satelit. Beberapa jaringan Trijaya
antara lain: 104,6 Trijaya FM Jakarta, 91,3 Trijaya FM Bandung, 89,8 Trijaya FM
Semarang, 97 Trijaya FM Jogyakarta, 104,7 SCFM Trijaya Surabaya, 95,1
Prapanca FM Trijaya Medan, 87,6 Trijaya FM Palembang, 95,3 Trijaya FM
Manado, 100,5 Trijaya FM Dumai, 97,5 Trijaya FM Pontianak, 92,4 FM Radio
Gema Kendari, 106 FM Radio Pendawa Madiun, dan 103,4 Trijaya FM
Banjarmasin. Siarannya bukan hanya musik dan lagu yang bersifat menghibur,
tetapi juga berita-berita “aktual dalam maupun luar negeri”, dengan segmentasi
pendengarnya antara 24-40 tahun. Selain itu Trijaya FM mempunyai program
dakwah dan motivasi, yaitu acara Mutiara pagi The Power of Life.
Mutiara pagi The Power of Life disiarkan dari frekuensi 104,6 Trijaya FM
Jakarta, kemudian direlay ke stasiun radio jaringan Trijaya Nasional. Mutiara Pagi
The Power of Life, adalah sebuah program yang membekali profesional muda dengan berbagai motivasi kehidupan untuk memulai aktivitas sepanjang hari.
Motivasi dari para narasumber mencakup banyak bidang seperti kehidupan
pribadi dan bisnis dengan sisipan berupa siraman rohani sebagai penyejuk.
Mutiara pagi bukan hanya acara siraman rohani bagi umat Islam, tetapi juga
(16)
seringkali ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, serta mendapat pecerahan
keagamaan dalam menjalani kehidupan.12
Sebagian besar program-program acara yang disajikan bagi professional
muda di radio Trijaya FM adalah Program News dan Lifestyle (musik &
entertaiment). Kemudian Trijaya FM yang notabene merupakan radio news dan lifestyle, membuat acara Mutiara pagi The Power of Life. Acara ini berupa acara motivasi kehidupan tetapi kaya akan muatan pesan dakwah. Atas dasar alasan itu
sekiranya penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai program Mutiara
pagi The Power of Life tersebut. Karena kebanyakan acara dakwah biasanya
berasal dari stasiun radio religi (dakwah) atau hadir pada saat-saat tertentu
(misalnya bulan Ramadlan). Namun acara ini hadir setiap hari dan bukan berasal
dari radio religi.
Berdasarkan latar belakang dan pemikiran di atas, maka penulis tertarik
untuk melakukan penelitian dengan diberi judul: ”Analisis Program Mutiara
Pagi The Power of Life di Radio Trijaya FM ”.
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penelitian ini dibatasi pada
produksi acara bulan Maret-April 2010 di radio Trijaya FM Jakarta.
2. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka perumusan masalah pada
penelitian ini adalah:
12
(17)
a. Bagaimana perencanaan program Mutiara Pagi The Power of Life di
radio Trijaya FM ?
b. Bagaimana pelaksanaan produksi acara Mutiara Pagi The Power of
Life di radio Trijaya FM ?
c. Bagaimana evaluasi dalam acara Mutiara Pagi The Power of Life di
radio Trijaya FM ?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan perumusan masalah di atas tujuan yang hendak dicapai
pada penelitian ini yaitu:
a. Mengetahui perencanaan program Mutiara Pagi The Power of Life di
radio Trijaya FM.
b. Mengetahui produksi dalam acara Mutiara Pagi The Power of Life di
radio Trijaya FM.
c. Mengetahui mengenai evaluasi acara Mutiara Pagi The Power of Life
di radio Trijaya FM ?
2. Manfaat penelitian
a. Secara Akademis
Harapan dari penelitian ini dapat memberikan sumbangan dan
tambahan referensi bagi studi-studi selanjutnya mengenai program
acara di radio. Memberikan gambaran tentang penggunaan media massa
(radio) yang dapat dimanfaatkan untuk kepentingan dakwah Islamiah,
(18)
b. Secara Praktis
Dengan penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan bagi para
da’i, aktivis dakwah serta memberikan masukan terhadap para praktisi
penyiaran terhadap pemanfaatan media elektronik sebagai media
dakwah dengan kemasan yang lebih kreatif dan menarik. Kemudian
memberikan inspirasi bagi para da’i dalam kegiatan dakwahnya, yang
tidak hanya dilakukan di atas mimbar atau di dalam majlis saja, tetapi
juga dapat dilakukan melalui media elektronik dengan tema kehidupan
yang kaya akan pesan dakwah. Dan dapat memberi pengetahuan
mengenai program radio yang menarik serta dapat memenuhi
kebutuhan spritual khalayak dalam menjalani kehidupan sehari-hari.
D. Metodologi Penelitian
1. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode
deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Metode deskriptif merupakan
langkah-langkah yang melakukan representasi objek tentang semua informasi
yang terdapat dalam masalah yang diselidiki. Dengan kata lain metode ini
tidak terbatas sampai pada pengumpulan data, tetapi meliputi juga analisis dan
interpretasi tentang arti dari data tersebut.13
Kemudian pendekatan kualitatif, Bogdan dan Taylor (1975:5)
mendefinisikan sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskripsi
berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang
13
Soejono dan H. Abdurrahman, Metode Penelitian Suatu Pemikiran dan Penerapan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2005). h.24
(19)
diamati.14Dengan menggunakan metode deskriptif ini, maka data yang
diperoleh dari hasil penelitian dipaparkan atau digambarkan dalam sebuah
tulisan ilmiah.
2. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek pada penelitian ini adalah radio Trijaya FM Jakarta beserta tim
produksi program, sedangkan objek penelitiannya adalah acara Mutiara Pagi
The Power of Life. 3. Prosedur Penelitian
a. Wawancara
Tehnik pengumpulan data primer yaitu menggunakan tehnik interview
atau wawancara. Wawancara adalah teknik dalam upaya menghimpun data
yang akurat untuk keperluan melaksanakan proses pemecahan masalah
tertentu, yang sesuai dengan rumusan masalah dalam penelitian.15
Wawancara dilakukan dengan Doddy sebagai program director Trijaya,
Alina Mahamel sebagai penyiar, Zainal Abidin sebagai narasumber
Mutiara Pagi The Power of Life dan Oland Fatah sebagai stasiun manager
Trijaya. Dilaksanakan pada bulan Maret dan April 2010 bertempat di radio
Trijaya FM Jakarta. Untuk mengungkap mengenai sejarah Mutiara Pagi
serta proses produksi mulai dari perencanaan, produksi dan evaluasi.
b. Observasi
Observasi dilakukan untuk memperoleh informasi tentang kelakuan
manusia seperti yang terjadi dalam kenyataan, dengan observasi akan
14
Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2004), Cet. Ke-18, h.3
15
(20)
diperoleh sebuah gambaran yang jelas tentang kenyataan.16 Tehnik
observasi dalam penelitian ini dengan melakukan kunjungan ke radio
Trijaya dan pengamatan langsung proses siaran acara Mutiara Pagi The
Power of Life di radio Trijaya FM Jakarta, di lakukan beberapa kali saja. c. Dokumentasi
Dokumentasi adalah studi dokumen berupa data tertulis yang
mengandung keterangan dan penjelasan serta pemikiran tentang fenomena
yang masih aktual.17 Dokumentasi ini yaitu data-data, foto-foto, arsip-arsip
yang berhubungan dengan program Mutiara Pagi, yang dapat memperkuat
data penelitian, data ini dapat diperoleh langsung dari dokumen yang ada
di radio Trijaya atau dari internet.
d. Pengolahan Data
Dari yang telah diperoleh kemudian ditampilkan secara deskriptif yang
menggambarkan keadaan data yang sebenarnya dan dianggap akurat serta
mengklasifikasikan data tersebut. Menampilkan secara bertahap tetang
program acara di radio Trijaya FM, mengenai sejarah acara, dan proses
perencanaan, produksi dan evaluasi acara Mutiara Pagi The Power of Life.
Kemudian peneliti berusaha mendeskripsikan hasil temuan dalam
penelitian, dan menuangkannya ke dalam tulisan sesuai dengan fakta yang
ditemukan di lapangan, data dilukiskan dengan jelas.18
16
Nasution, Metode Research, (Jakarta: Bumi Aksara, 1996), h. 106. 17
Nurul Hidayati, Metode Penelitian Dakwah, dengan Pendekatan Kualitatif, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006). h. 63.
18
Wardi Bachtiar, Metodologi Penelitian Ilmu Dakwah, (Jakarta: Logos, 1997). Cet. 1, h.23
(21)
E. Tinjaun Pustaka
Tinjauan pustaka dalam penelitian adalah membandingkan penelitian
yang dilakukan dengan penelitian sebelumnya. Cukup banyak penelitian skripsi
sebelumnya yang membahas mengenai program radio. Namun dari judul-judul
yang ada, baik di Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta maupun di
Perpustakaan Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, belum ditemukan judul
penelitian skripsi mengenai program Mutiara Pagi The Power of Life di Radio
Trijaya FM.
Namun ada beberapa judul skripsi penelitian yang terkait dengan
penelitian ini yaitu mengenai program radio. Supaya lebih jelas bahwa penelitian
ini tidak ada yang sama dengan penelitian sebelumnya, maka di sini penulis
mencoba menuliskan beberapa judul skripsi mengenai program atau analisis
program radio antara lain:
Analisis Program Dakwah Tazkia Qalbu Bersama Ustadz H.M. Arifin Ilham di Radio Music City FM Jakarta, tahun 2008. Yang membahas tentang proses perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan kegiatan dakwah, serta membahas
mengenai kekurangan dan kelebihan program Tazkia Qalbu.
Skirpsi Dado Dinagama, Analisis Program Siaran Dakwah di Radio CBB
104,5 FM Jakarta, Pendekatan Organisasi terhadap Program: Ajang Membina Iman, tahun 2005 yang membahas tentang pra produksi, produksi dan pasca
produksi acara Ajang Membina Iman.
Skripsi Abdul Rozak, Radio SP FM Jakarta Sebagai Media Dakwah (Studi
(22)
yaitu format acara, sisi kelebihan dan kelemahan, serta respon pendengar
terhadap nilai-nilai dakwah dalam acara Syiar Senja di SP FM.
Analisis Program Embun Pagi Radio Persada 12,78 AM Tangerang. Disusun oleh Awaludin, dengan fokus penelitian yaitu pada kredibilitas seorang
penyiar dalam menghasilkan program yang bermutu, dan kekuatan Ustadz
Djawir dalam menjembataninya dengan pembahasan kitab. Hasil temuannya
sangat fantastis, melalui metode Ustadz Djawir dengan kitabnya dalam
meyampaikan dakwah mampu mendapat respon pendengar, di mana banyak
pendengar yang menerapkan apa yang mereka dapatkan dari program ini.
Skripsi Sukesi Wulansari, Format Acara Dakwah Pada Radio Studi
Komparatif BENS Radio 106,2 FM dengan OZ Radio 90,8 FM, membahas mengenai format acara dakwah di dua stasiun radio yaitu di BENS Radio dan
OZ Radio, untuk mengetahui format masing-masing serta mengetahui
perbedaannya, dan mengetahui kekurangan dan kelebihan masing-masing,
kemudian yang terakhir mengkomfarasikannya
Dari judul skripsi di atas, intinya semua sama membahas mengenai
program radio. Adapun penelitian yang dilakukan di radio Trijaya FM ini yaitu
membahas mengenai proses produksi program mulai dari perencanaan, produksi
dan evaluasi acara Mutiara Pagi The Power of Life. Perbedaan dari penelitian
skripsi sebelumnya yaitu terletak pada program yang disiarkan, waktu acara dan
(23)
F. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan dalam penelitian ini, yaitu penulis menyusun dengan
membagi menjadi lima bab:
BAB I PENDAHULUAN: dalam bab ini membahas mengenai latar belakang
masalah penelitian, perumusan dan pembatasan masalah dalam penelitian, tujuan
dan manfaat dari penelitian, metodologi yang digunakan dalam penelitian,
tinjauan pustaka, dan sistematika penulisan.
BAB II KERANGKA TEORITIS: bab ini membahas: Tentang pengertian
analisis secara umum atau secara khusus, kemudian mengenai pengertian
program, jenis-jenis program dan selanjutnya mengenai radio, mulai dari
pengertian, sejarah adanya media radio dan perkembangannya, karakteristik radio
dari media-media massa lainnya dan fungsi radio dalam kehidupan sehari-hari
serta pemanfaatannya.
BAB III GAMBARAN UMUM RADIO TRIJAYA FM: dalam bab ini
membahas tentang perkembangan radio Trijaya FM, mengenai visi dan misi dari
radio Trijaya FM, struktur organisasi di radio Trijaya FM mulai dari yang
tertinggi hingga terbawah, kemudian tentang program siaran di Trijaya FM baik
harian, dan mingguan, serta program off air dan tentang program Mutiara Pagi
The Power of Life mulai diadakannya sampai sekarang.
BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN yang membahas mengenai: hasil
penelitian di lapangan, baik dari hasil wawancara, observasi dan studi
dokumentasi mengenai proses produksi program acara yang terdiri dari pra
(24)
narasumber, penyiar, serta format acara yang digunakan ketika on air, dan yang
terakhir pra produksi atau evaluasi program acara Mutiara Pagi The Power of Life.
BAB V PENUTUP: yang berisi kesimpulan dari hasil penelitian yang dilakukan,
sebagai kesimpulan jawaban masalah yang telah dirumuskan secara singkat,
kemudian ditambah dengan saran-saran yang berkaitan dengan hasil temuan
(25)
BAB II
KERANGKA TEORITIS D. Pengertian Analisis
Analisis adalah penguraian suatu pokok atas berbagai bagiannya dan
penelaahan bagian itu sendiri serta hubungan antara bagian untuk memperoleh
pengertian yang tepat dan pemahaman arti keseluruhan.19 Dalam Ensiklopedi
Nasional Indonesia analisis adalah cara memeriksa suatu masalah, untuk
menemukan unsur dasar dan hubungan antara unsur-unsur yang saling berkaitan.20
Dalam penelitian selalu dikenal dengan istilah analisis. Menurut Mattew
B. Milles dan A. Michael Huberman, mereka menganggap bahwa analisis terdiri
dari tiga alur kegiatan yang terjadi secara kebersamaan yaitu; reduksi data,
penyajian data, dan penarikan kesimpulan atau verifikasi. Pertama, reduksi data
yaitu proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan,
pengabstrakan, dan transpormasi data “kasar” yang muncul dari temuan-temuan
dilapangan. Kedua, penyajian data yaitu merupakan menyajian data dari
sekumpulan temuan-temuan yang sekiranya dapat memberikan kemungkinan
menarik suatu kesimpulan dan pengambilan tindakan. Dan yang ketiga, penarikan
kesimpulan atau verifikasi, yaitu dari data-data yang telah terkumpul mulai dicari
arti benda-benda, mencatat keteraturan, pola-pola, penjelasan, alur sebab akibat
dan proporsinya, sehingga dari semua itu dapat ditarik sebuah kesimpulan.21
19
TIM Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2005), ed. 3, Cet.3.h. 43.
20
“Analisis,” dalam Ensiklopedi Nasional Indonesia, jilid 2. Jakarta: PT. Delta Pamungkas, 2004: h. 19.
21
Mattew B. Milles dan A. Michael Huberman, Analisis Data Kualitatif. Penerjemah Tjetjep Rohendi Rohidi (Jakarta: UI-Press, 1992), h. 16-19.
(26)
Kegiatan analisis data menunjukan pada pengorganisasian data kedalam
susunan tertentu dalam menginterpretasikannya yaitu ditabulasi, sesuai dengan
susunan penyajian data yang dibutuhkan untuk menjawab masing-masing masalah
atau hipotesis penelitian, melakukan penghitungan-penghitungan tertentu sesuai
dengan jenis pengolahan statistik yang digunakan dalam masing-masing masalah
dan/atau hipotesis penelitian, dan yang terakhir disimpulkan, baik untuk
masing-masing masalah atau hipotesis penelitian maupun untuk keseluruhan masalah
yang diteliti tersebut.22
Menurut Moeloeng yang dikutip Rahmat Kriyanto mengungkapkan
mengenai definisi analisis data yaitu sebagai kegiatan pengorganisasian serta
mengurutkan data-data ke dalam pola, kategorisasi, dan satuan uraian dasar
sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang
disarankan oleh data. Kemudian Moeloeng menambahkan bahwa analisis dan
interpretasi tidak sama. Menurutnya interpretasi data adalah kegiatan memberikan
arti dari data yang telah dianalisis, menguraikan dan menjelaskan kategori, uraian
data, dam mencari hubungan-hubungan antar dimensi-dimensi yang diuraikan.23
Kemudian mengenai analisis data kualitatif sebagai berikut:
“Analisis Data Kualitatif (Bogdan & Biklen, 1982) adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola menemukan yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain.
Dipihak lain Analisis Data Kualitatif (Seddel, 1998), prosesnya berjalan sebagai berikut:
22
Sanapiah Faisal, Format-format Penelitian Sosial, (Jakarta: PT. Raja Grapindo Persada, 2007), h. 33.
23
Rahmat Kriyantono, Tehnik Praktis Riset Komunikasi, (Jakarta: PT. Kencana Prenata Media Group, 2007), Cet. 2. h. 163.
(27)
• Mencatat yang menghasilkan catatan lapangan, dengan hal itu diberi
kode agar sumber datanya tetap dapat ditelusuri,
• Megumpulkan memilah-milah, mengklasifikasikan, mensintesiskan,
membuat ikhtisar, dan membuat indeksnya,
• Berfikir, dengan jalan membuat agar kategori data itu mempunyai
makna, mencari dan menemukan pola dan hubungan-hubungan, dan membuat temuan-temuan umum.”24
Data kualitatif ini juga dapat berupa kata-kata, kalimat-kalimat atau
narasi-narasi baik yang diperoleh dari wawancara mendalam maupun observasi yang
dilakukan dalam penelitian.25 Sehingga dari data-data tersebut dapat dianalisis dan
kemudian ditarik suatu kesimpulan.
E. Program
1. Pengertian Program
Dalam kamus besar bahasa Indonesia program adalah rancangan mengenai
asas serta usaha yang dijalankan.26 Sedangkan secara etimologis kata program
berasal dari bahasa Inggris, ‘programme’ atau ‘program’ yang artinya acara atau
rencana.27 Kemudian istilah program di radio dapat dianalogikan sebagai barang
atau pelayanan yang dijual dalam bisnis. Dan menurut John R. Bittner yang
dikutip Masduki, program atau dikenal sebagai acara ini merupakan barang yang
dibutuhkan khalayak sehingga mereka bersedia untuk mendengarkannya.28
24
Lexy J. Moeloeng, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2007), ed. Revisi, cet. 23, h. 248.
25
Rahmat Kriyantono, Tehnik Praktis Riset Komunikasi, (Jakarta: PT. Kencana Prenata Media Group, 2007), Cet. 2. h. 192.
26
TIM Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, ( Jakarta: Balai Pustaka, 2005), ed. 3, Cet.3.h. 897.
27
Morrisan, Media Penyiaran Strategi, Mengelola Radio dan Televisi, (Tangerang: Ramdina Prakarsa, 2005). Cet. 1 h. 97
28
(28)
Adapun dengan istilah programa di dunia radio berarti acara, sementara
yang dimaksud dengan program adalah susunan kesatuan acara dalam sehari.29
Program radio merupakan rangkaian acara yang disiarkan sepanjang hari melalui
pesawat radio bisa berupa berita, informasi, sandiwara/drama, kesenian, musik,
dan sebagainya, yang dibagi menjadi beberapa bagian berdasarkan aturannya.30
Dalam program atau acara, tentunya ada pesan-pesan yang disampaikan
kepada pendengarnya. Penyampaian isi program tersebut di Indonesia dikenal
dengan istilah siaran. Dalam konteks ini, program diartikan sebagai segala sesuatu
hal yang ditampilkan stasiun penyiaran (radio) untuk memenuhi kebutuhan
pendengarnya.31 Undang-undang Nomor 32 Tahun 2002 pasal 1 menyebutkan
bahwa siaran adalah pesan atau rangkaian pesan dalam bentuk suara, gambar, atau
suara dan gambar atau yang berbentuk grafis, karakter lainnya yang dapat
diterima melalui saluran penerima siaran, baik yang bersifat interaktif maupun
tidak. Kemudian mata acara adalah bagian dari siaran yang berisi muatan pesan
yang disusun dalam suatu kemasan yang ditujukan kepada khalayak atau
pendengar.32
Selanjutnya secara umum program mata acara radio dapat diperoleh dari:
1. Sistem jaringan antara stasiun atau merelay dari stasiun penyiaran lainnya.
2. Hasil rekaman dan atau menyewa dari rumah poduksi. Rumah produksi dalam
Undang-undang penyiaran Nomor 24 Tahun 1997 pasal 1 perlu dikutip
bahwa:
29
RM Soenarto, Programa Televisi dari Penyusunan sampai Pengaruh Siaran, (Jakarta: EFTV-IKJ Press, 2007), h.1
30
Omar Abidin Gilang, Format Siaran Radio, ( Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1996), h.54
31
Morrisan, Media Penyiaran, (Tangerang: Ramdina Prakarsa, 2005). Cet. 1 h. 97 32
(29)
“Rumah produksi adalah perusahaan pembuat rekaman video dan/ atau perusahaan pembuatan rekaman acara siaran, sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, untuk lembaga penyiran”.33
3. Memproduksi sendiri
4. Sindikasi program atau pertukaran program dengan pihak radio lain yang
menjadi kongsinya atau rekan bisnisnya dalam media.34
Program merupakan hal yang sangat penting dalam dunia penyiaran, itu
karena program berupa acuan dalam proses penyiaran berlangsung. Suatu
program dapat dikatakan berhasil atau tidaknya tergantung dari bagaimana cara
pengemasan suatu acara dengan sedemikian rupa, sehingga ketika menyajikan
sebuah program acara target maksimal dapat diperoleh.
Dalam kegiatan penyiaran sebuah program radio harus dapat menarik
minat khalayak atau para pendengarnya. Supaya siaran ini menarik khalayak,
diperlukan kreatifitas dari pembuat program. Misalnya siaran tidak hanya
menggukanan kata-kata atau dialog, tetapi ditambah dengan unsur seninya seperti
musik pengiring. Dengan penggabungan tersebut khalayak akan tertarik dan
mempunyai tanggapan yang bagus serta imajinasi yang tepat terhadap apa yang
dikomunikasikan penyiar dan mampu membangkitakan emosi pendengarnya.
2. Jenis-Jenis Program
Pada dasarnya program radio tidak mempunyai banyak jenisnya, secara
umum jenis program radio ada dua, yaitu musik dan informasi. Namun dari dua
jenis program tersebut mempunyai turunan, dan pada intinya dapat memenuhi
kebutuhan pendengar dalam hal musik dan informasi.
33
Sudirman Tebba, Hukum Media Massa Nasional. h. 75 34
Tommy Suprapto, Berkarir di Bidang Broadcasting, (Jakarta: Agromedia Pustaka, 2006), h. 15
(30)
1. Berita radio
Siaran berita radio merupakan sajian peristiwa dalam bentuk fakta yang
dikemas secara menarik oleh penyiar atau reporter sesuai dengan aturan
jurnalistik. Berdeda dengan siaran informasi tidak selalu menyajikan fakta tetapi
tetap memakai kaidah jurnalistik. Berita radio seharusnya berupa informasi yang
memenuhi kebutuhan audien radio tersebut, jika sasarannya professional muda
maka berita yang disajikan yang terkait dengan mereka, bisa informasi bisnis,
berita politik, perkembangan ekonomi dan sebagainya.
Ada dua bentuk penyajian berita radio, antara lain:
1) Siaran langsung (live report), yaitu laporan langsung reporter dari lokasi,
tentang peristiwa yang sedang terjadi.
2) Siaran tunda, apabila reporter mendapatkan fakta di lapangan, kemudian
kembali ke studio dan diolah sebelum melakukan siaran. Dalam hal ini
berita dapat disajikan dalam bentuk narasi yang disampaikan penyiar dari
studio, atau berupa rekaman wawancara dengan narasumber.
Kemudian dalam hal laporan jurnalistik radio ada tiga elemen suara yang
harus terdengar oleh pendengar, berupa narasi yang dituturkan reporter atau
penyiar, rekaman wawancara yang didapatkan dengan narasumber dan rekaman
atmosfer atau rekaman suara-suara asli dari suatu peristiwa. 35
2. Talk Show
Talk show atau perbincangan radio merupakan kombinasi dua
keterampilan yaitu seni berbicara dan seni wawancara. Setiap peyiar pasti pandai
berbicara, namun belum tentu pandai dalam wawancara. Seorang penyiar harus
35
Morrisan, Manajemen Media Penyiaran, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008), h. 225-226.
(31)
mempunyai brain, nalar yang bagus, tidak cukup hanya terampil mengelola tinggi
rendah suara (pitch), kecepatan ucapan (speed) dan kuat lemahnya vokal (power).
Dalam talk show memberikan kesempatan untuk membuktikan kemampuan
penyiar dalam memadukan ketiga hal tersebut (pitch, speed, power) dengan daya
pikir yang bagus.36
Program talk show biasanya diarahkan oleh seorang penyiar/host dengan
mengundang satu atau beberapa narasumber. Kemudian membahas topik yang
telah ditentukan, atau topik hangat yang sedang diperbincangkan di masyarakat.
Ada tiga bentuk talk show yang sering digunakan stasiun radio, yaitu;
1. One-on-one-show, yaitu bentuk dialog yang ketika penyiar dan
narasumber berdiskusi, sedangkan posisi mikrofon terpisah di ruang studio
yang sama.
2. Panel discussion, penyiar/host sebagai moderator hadir ditengah
narasumber.
3. Call in show, program talk show yang hanya melibatkan telepon dari
pendengar. Topik ditentukan terlebih dahulu, kemudian pendengar di
undang untuk memberikan respon melalui telepon. Tidak semua respon
pendengar layak disiarkan, untuk itu memerlukan operator sebagai
penyeleksi sebelum di on airkan.37
Adapun dalam pelaksanaanya program talk show biasanya mengikuti
beberapa urutan, yaitu pertama, pembukaan dan perkenalan topik dan
36
Masduki, Menjadi Broadcaster Professional, (Jogjakarta: Pustaka Popular LKiS, 2005), Cet. 2. h. 79.
37
Morrisan, Manajemen Media Penyiaran, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008), h. 227.
(32)
narasumber, kedua diskusi topik dan interaktif pendengar, dan ketiga penutup
berupa kesimpulan dan ucapan terimakasih.
3. Infotainment radio
Infotainment radio merupakan gabungan antara informasi dan hiburan.
Infotainment dalam kemasan di radi biasa desebut sebagai majalah udara (air magezine) yaitu acara yang memadukan anatara musik, informasi, berita iklan bahkan drama. Program ini mempunyai segmentasi sifatnya heterogen dan
umumnya disampaikan secara easy listening. Durasinya berkisar antara 5 sampai
60 menit, dengan pembahasan berupa kupasan mengenai album baru, wawancara
penyanyi atau artis, interaktif dengan pendengar, dan dilakukan pemutaran
beberapa lagu yang berkaitan.38
Program infotainment yang poluler di Indonesia ada tiga jenis, yaitu;
1. Info-enternainment, penyajian informasi dari dunia hiburan dengan
selingan lagu. Antara pemutaran lagu dan penyajian informasi proporsi
sajian sama meskipun liriknya tidak selalu berkaitan.
2. Infotainment; dengan proporsi yang seimbang antara informasi, promisi
dan sebagainya dari dunia hiburan dan diselingi pemutaran lagu yang
senada atau berkaitan dengan tema yang dibahas.
3. Infomation dan entertainment; sajian informasi dengan berita-berita aktual
dan tidak selalu harus berhubungan dengan dunia hiburan, diselingi
dengan lagu, iklan dan sebagainya. Untuk program infotainment, biasanya
38
(33)
disiarkan mingguan karena produksinya relatif kompleks, walaupun begitu
tetapi ada juga yang harian.39
F. Radio
1. Pengertian Radio
Radio adalah pengiriman suara atau bunyi melalui udara. Atau
seperangkat elektronik yang berukuran saku, berfungsi sebagai penerima isyarat
panggilan atau pemberitahuan dari seseorang yang disampaikan lewat frekuensi
gelombang radio.40 Kemudian dalam Ensiklopedi Indonesia, radio adalah suatu
alat penyampaian informasi dengan pemanfaatan gelombang elektromagnetik
melalui udara dengan kecepatan yang sangat tinggi melebihi kecepatan cahanya.
Selanjutnya untuk penyampain informasi tersebut tidak mudah begitu saja, tetapi
membutuhkan dua alat yang tidak bisa dipisahkan, yaitu pemancar radio sebagai
penyebar informasi dan radio sebagai penerimanya.41
Dalam istilah penyiaran dikenal dengan nama radio siaran. Radio siaran
berasal dari bahasa Inggris yaitu radio broadcast atau radio omroep dalam bahasa
Belanda, yang artinya penyampaian informasi kepada khalayak dalam bentuk
suara atau audio yang berjalan satu arah dengan memanfaatkan gelombang radio
sebagai media.42 Dan dalam Undang-undang Nomor 32 Tahun 2002 pasal 1,
disebut dengan istilah penyiaran radio. Penyiaran radio adalah media komunikasi
39
Masduki, Menjadi Broadcaster Professional, (Jogjakarta: Pustaka Popular LKiS, 2005), Cet. 2.h. 85.
40
TIM Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, ( Jakarta: Balai Pustaka, 2005), ed. 3, Cet. 3, h. 919
41
“Radio” dalam Ensiklopedi Nasional Indonesia, jilid 14. Jakarta: PT. Delta Pamungkas, 2004: h. 25.
42
(34)
massa dengar, yang menyalurkan gagasan dan informasi dalam bentuk suara
umum dan terbuka, berupa program yang teratur dan berkesinambungan.43
Komunikasi siaran radio merupakan proses dalam mentransmisikan pesan
dari pengirim (sender) yang pada kenyatannya bukan hanya satu orang atau dua
orang penyiar, tetapi terdiri dari tim yang memproduksi, kepada penerimanya
(reciver) yaitu khalayak radio tertentu yang heterogen. Jalur yang digunakan
dalam mentransmiterkan siaran kepada khalayak ini biasanya disebut frekuensi,
yang secara teknologi frekuensi adalah jumlah gelombang yang melewati suatu
titik per detik.44
Menurut Ton Kertapati, pada dasarnya radio merupakan medium untuk
bercerita yang dalam permulaanya segala apa yang disiarkan mempunyai bentuk
cerita, namun dalam bercerita itu diikuti dengan faktor lain yang membedakannya
dengan surat kabar, yaitu efek suara, musik dan dialog, sehingga lebih menarik. 45
Medium radio mempunyai kelebihan yaitu dapat menjangkau masyarakat
secara luas, baik di dalam maupun luar negeri, di perkotaan dan pedesaan,
terbentangnya lautan luas dan tingginya pegunungan tidak menjadi hambatan bagi
sampainya informasi melalui radio, secara cepat dam simultan. Meskipun untuk
pelosok-pelosok negeri, terkadang di beberapa daerah mutu penerimanya masih
belum cukup memadai.46
Kemudian radio merupakan media massa auditif, yakni dikonsumsi telinga
atau pendengaran, sehingga isi siaran bersifat sepintas lalu dan tidak dapat
diulang. Pendengar tidak mungkin mengembalikan apa yang sudah dibicarakan
43
Sudirman Tebba, Hukum Media Massa Nasional,(Ciputat: Pustaka Irvan, 2007), h.77. 44
Masduki, Menjadi Broadcater Profesional, (Yogyakarta: PT. LKiS, 2005), h. 59. 45
Ton Kertapati, Dasar-dasar Publisitik dalam Pengembangannya Menjadi Ilmu Komunikasi, (Jakarta: Bina Aksara, 1996), Cet. 3. h. 205.
46
(35)
sang penyiar seperti membalikan halaman koran atau majalah. Karena bersifat
sepintas lalu, informsi yang disampaikan penyiar radio harus jelas dengan bahasa
yang mudah dicerna oleh pendengar.
Radio menciptakan gambar dalam imajinasi pendengar dengan kekuatan
kata dan suara. Siaran radio merupakan seni memainkan imajinasi pendengar
melalui kata dan suara, yang disebut dengan theatre of mind. Pendengar hanya
bisa membayangkan apa yang dikemukakan termasuk sosok sang penyiar radio.47
2. Sejarah dan Pekembangan Radio
Proses perkembangan radio hingga menjadi media komunikasi seperti
sekarang ini cukup memakan waktu yang lama. Sebagaimana yang dikutip Onong
Uchjana, Donald McNicol dalam bukunya “Radio of Space”, mengatakan tentang
“the conquest of space of radio, yaitu terkalahkannya ruang angkasa oleh radio
yang dimulai pada tahun 1802 oleh Dane, merupakan penemuan sederhana
mengenai suatu penerimaan pesan (massage), dengan menggunakan kawat listrik
dan jarak yang pendek.
Kemudian Onong juga mengutip pernyataan David C. Philips, John M.
Grogan dan Earl H Ryan, dalam bukunya Instruction to Radio and Television
bahwa kemajuan radio ditemukan karena ketekunan tiga orang cendekiawan
muda. Di antaraya James Maxwell seorang ahli teori ilmu alam berkebangsaan
Inggris, berusia 29 tahun, pada tahun 1865 berhasil menemukan rumus-rumus
yang diduga menciptakan gelombang elektro magnetik. Teorinya menyatakan
47
Fatmasari Ningrum, Sukses Menjadi Penyiar, Scriftwriter, & Reporter, (Jakarta: Penebar Plus, 2007), Cet 1, h.6
(36)
bahwa gerak magnetis dapat mengurangi ruangan angkasa secara bergelombang
dengan kecepatan cahaya.48
Heinrich Hertz yang berusia 26 tahun, pada tahun 1884 membuktikan
adanya gelombang elektro magnetis tersebut, dan terbukti benar. Selain itu Hertz
juga membuktikan bahwa melalui logam yang cocok gelombang dapat
direfleksikan kepada suatu cahaya. Kemudian Guglemo Marconi yang terkenal
sebagai penemu telegraf tanpa kawat, mulai menggunakan ilmu pengetahuan itu
untuk keperluan praktis. Pada tahun 1895 ia dapat menerima tanda-tanda tanpa
kawat dalam jarak satu mil dari sumbernya, dan setahun kemudian jaraknya
menjadi delapan mil.49
Dr. Lee De Forest 1906 mengenalkan lampu vakumnya, yang dengan
lampu ini memungkinkan suara dapat disiarkan. Melalui eksperiman DR. Lee ini
kampanye dalam pemilihan presiden Amerika Serikat antara Wilson dan Hughes
telah disiarkan kepada masyarakat tetapi waktu itu belum mendapat respon atau
sambutan dari masyarakat Amerika.
Dan mulai tahun 1920 masyarakat Amerika Serikat telah mendapat siaran
radio secara teratur dengan berbagai programnya. Dan pada 20 November stasiun
KDKA menyiarkan pemilihan umum presiden (Harding-Cox Presidential
Election) yang dianggap sebagai penyiaran berita pertama secara meluas dan teratur kepada masyarakat. Sejak saat itu radio mengalami kemajuan, pada Januari
48
Onong Uchjana Effendy, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi, (Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 2003), h. 146.
49
Onong Uchjana Effendy, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi, (Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 2003), h. 47.
(37)
1922 hanya ada 30 stasiun radio maka pada bulan Maret 1923 mencapai 556
stasiun radio.50
Kemudian radio memasuki masa keemasannya sebelum Perang Dunia
ke-II. Pada waktu itu radio merupakan wahana informasi, hiburan sekaligus teman.
Bagi individu radio begitu spesial waktu itu. Di awal tahun 1960, siaran radio
memasuki masa penting dalam perkembangannya, karena teknologi siaran yang
mengunakan frekuwesi FM. Walaupun sebenarnya teknologi FM telah ditemukan
tahun 1930-an. Daya jangkaunya lebih rendah, tetapi dibanding dengan AM,
siaran FM lebih jelas dan punya efek suara stereo. 51
Di Indonesia dimulai pada Zaman belanda radio siarannya adalah
Bataviase Radio Veriniging (BRV) di Jakarta yang diresmikan 16 Juni 1925 yang berstatus swasta. Setelah BRV, berdiri juga badan-badan radio siaran di kota lain
seperti Surabaya, Semarang, Yogyakarta. Dan yang terbesar waktu itu adalah
NIROM (Nederlandsch Indische Radio Omroep Mij) di Jakarta, Bandung dan
medan karena dikucuri dana dari pemerintah Hidia Belanda. Zaman Jepang radio
yang tadinya berstatus swasta kemudian dinonaktifkan oleh jawatan khusus
bernama Hoso Kanri Kyoku, yang berpusat di Jakarta dan mempunyai cabang di
kota lain. Pada waktu itu masyarakat tidak boleh mendengarkan radio selain Hoso
Kanri Kyoku.52
Tanggal 14 Agustus 1945 terdengar kabar bahwa Jepang menyerah kalah
terhadap tentara sekutu. Kemudian pada tanggal 17 Agustus hari kemerdekaan,
50
Onong Uchjana Effendy, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi, (Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 2003), h. 148.
51
Muhammad Mufid, Komunikasi dan Regulasi Penyiaran, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2007), cet. 2. h. 27.
52
Elvinro Ardianto, dkk, Komunikasi Massa Suatu Pengantar, (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2007), ed. Revisi, h. 125.
(38)
pembacaan proklamasi tidak bisa disiarkan secara langsung karena masih dikuasai
Jepang, baru pada pukul 19.00 dapat disiarkan itupun hanya dapat didengar di
Jakarta saja. Dan pada tanggal 18 Agustus 1945 pembacaan proklamasi dapat
disiarkan ke luar batas tanah air. Kemudian tanggal 11 November 1945 mendapat
kesepakatan medirikan organisasi sebuah radio. 53
Kemudian zaman orde baru sampai akhir 1966 RRI satu-satunya radio
siaran di Indonesia yang menjadi corong pemerintah. Pada masa ini fungsi radio
selain sebagai media informasi dan hiburan, menyajikan acara pendidikan dan
persuasi. Dengan perkembangan teknologi bermunculan radio amatir, dan tidak
dapat dihindari. Oleh karena itu pemerintah mengeluarkan peraturan mengenai
radio pemerintah dan nonpemerintah. Kemudian untuk mewadahi radio swasta
pemerintah mendirikan PRSSNI ( Persatuan Siaran Swasta Niaga Indonesia).
Dan perkembangan terakhir yaitu di zaman reformasi, radio tidak
diwajibkan lagi menjadi anggota PRRSNI dan berhak menyiarkan berita secara
mandiri. Pada waktu itu juga lahir regulasi bagi media elektronik yang tidak
bertumpu kepada pemerintah melainkan kepada masyarakat dengan dibentuknya
Komite Penyiaran Indonesia (KPI).54
3. Karakteristik Radio
Sebagai media elektronik, radio mempunyai karekteristik tertentu yang
membedakan dengan media elektronik lainnya. Pedroche, Toledao dan Montilla
dalam bukunya Media Fack Book-KBP, yang dikutip Harley Prayuda memberi
gambaran tentang karakteristik radio yang memberi manfaat yang unik yaitu;(1)
53
Elvinro Ardianto, dkk, Komunikasi Massa Suatu Pangantar, h.126. 54
(39)
menarik imajinasi, (2), cepat, radio merupakan media informasi yang efisien dan
tanpa bandingan, (3) mudah dibawa, (4) tidak memerlukan kemampuan membaca
atau menulis, (5) pendengar tidak memerlukan konsentrasi yang penuh, (6) cukup
murah, dan (7) mudah untuk digunakan.55
Kemudian menurut Book, D. Cary Tannenbaum yang juga dikutip Harley
Prayuda menulis beberapa karakteristik radio antara lain:
1. Radio terdapat di mana-mana
Hasil penelitain menyebutkan bahwa sekitar setengan miliar pesawat radio
yang ada, 73 persen diantaranya berada di rumah, toko-toko, dan sekitar 100
jutaan berada di mobil dan truk.
2. Radio bersifat memilih
Semua berita, musik kontemporer dewasa, country, black music, oldies,
top forty, acara wawancara, etnik, dan lain-lain, keberagaman semacam itu memungkin untuk “berbicara secara langsung pada prospek-prospeknya”.
3. Radio bersifat ekonomis
Seorang pengiklan biasanya mempercayakan kombinasi yang efektif atas
jangkauan dan frekuensi dengan biaya yang relatif rendah per ribuan
pendengar, radio bisa membantu memperketat anggaran iklan secara efektif.
4. Radio cepat dalam menyampaikan informasi
Dalam kebutuhan yang mendesak, pengilklan bisa langsung mengiklankan
produk di udara dalam hitungan jam. Spot dengan menggunakan efek suara,
musik, dapat direkan, dicampur, di-dubbing kemudian di udarakan dengan
55
Harley Prayuda, Radio: Penyiar Its Not Just A Talk, (Malang: Bayumedia Publishing, 2006), h.11
(40)
proses yang cepat. Dan untuk mengimformasikan suatu kejadian tanpa harus
mempersiapakan gambar atau menulis, bisa langsung dilaporkan.
5. Radio bersifat partisipasi
Rasa persahabatan dan kesetian pada sebuah stasiun radio tertentu
membuat para pendengar mengembangkan sebuah rasa keterlibatan.
Pendengar menggunakan imajinasi untuk mengisi warna siaran radio.56
4. Fungsi Radio
Pada dasarnya fungsi radio tidaklah berbeda dengan fungsi media massa
pada umumnya. Yang mana fungsi media massa adalah memberikan informasi (to
inform), memberikan pendidikan (to educate), memberikan hiburan (to entertain), dan mempengaruhi (to influence). Kemudian dalam peraturan pemerintah RI no.
55 tahun 1970 pasal 2 ayat 1, bahwa fungsi radio sebagai media massa antara
laian; ”radio siaran harus berfungsi sosial yaitu alat pendidik, alat penerangan dan
alat hiburan.57 Namun selain fungsi utama media massa (radio) di atas, ada juga
beberapa fungsi radio yang bisa dimanfaatkan, antara lain:
a. Fungsi radio sebagai media dakwah
Media dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti perantara,
tengah atau pengantar. Dari pengertian ahli komunikasi merupakan alat yang
dipakai komunikator untuk menyampaikan pesannya kepada komunikan.
Kemudian media dakwah menurut Asmuni Syukir (1983) yang dikutip Moh. Ali
Aziz adalah segala sesuatu yang dapat digunakan sebagai alat untuk mencapai
56
Harley Prayuda, Radio: Penyiar Its Not Just A Talk, 12-15 57
Onong Uchjana Effendy, Radio Siaran; Teori dan Praktik, (Bandung: Alumni, 1987), h. 65.
(41)
tujuan dakwah yang telah ditentukan. Sedangkan menurut Wardi Bachtiar Asmuni
juga mengutip, media dakwah adalah peralatan yang dipakai dalam
menyampaikan materi-materi dakwah kepada mad'u.58
Radio merupakan media komunikasi elektronik yang digunakan untuk
mengirimkan informasi dalam jarak jauh yang dapat ditangkap oleh pendengarnya
melalui frekuensi yang diinginkan. Khalayak bisa mendapatkan berbagai
informasi tentang kemajuan zaman, hiburan dan pendidikan. Bahkan dengan radio
bisa mengubah persepsi pendengarnya. Dengan hal itu radio dapat dimanfaatkan
sebaik mungkin untuk membentuk akhlak umat, menyebarkan siar keagamaan
atau dakwah islamiah.
Keberadaan radio dalam kegiatan dakwah sangat penting sebagai media
penyampai materi dakwah. Hal ini bisa disampaikan dalam bentuk ceramah,
pidato atau interaktif. Dengan kelebihan radio yang bisa menjangkau mad’unya
dalam jarak jauh dan meluas, oleh sebab itu radio merupakan media yang efektif
untuk menjangkau mad’unya dalam menyampaikan dakwah bagi semua
kalangan.59 Ini merupakan peluang bagi pelaku dakwah untuk dapat
memaksimalkan sesuatu yang sudah tersedia.
Kelebihan dakwah melalui radio terletak pada efektifitas dan efesien
berdakwah. Hal ini terlihat dari hubungan yang sederhana antara da’i dan
mad’unya tanpa harus bertemu atau bertatap muka. Da’i hanya duduk di studio
atau bahkan di suatu majlis, kemudian memberikan ceramahnya dan pendengar
58
Moh. Ali Aziz, Ilmu Dakwah, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2009), edisi Revisi, Cet. 2, h. 403
59
M. Bahri Ghazali, Da’wah Komunikatif Membangun Kerangka Dasar Ilmu Komunikasi Da’wah, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya,1997), cet.1 h. 37
(42)
duduk di rumah serta menyimak apa yang disampaikan da’i tanpa harus pergi
jauh-jauh datang bertemu dengan da’i, bahkan bisa langsung berinteraksi.
b. Fungsi sosial radio
Dalam proses komunikasi sosial, sebagai media publik idealnmya radio
berperan mewadahi sebanyak mungkin kebutuhan dan kepentingan pendengarnya,
yaitu mendapatkan informasi, pendidikan dan hiburan. Tidak terpenuhinya salah
satu kebutuhan tersebut, maka radio kehilangan fungsi sosialnya, kehilangan
pendengar, dan pada akhirnya akan digugat masyarakat karena tidak berguna bagi
mereka. Para paraktisi radio dewasa ini sadar betul bahwa fungsi sosial radio
sedang disorot. Program hiburan sebagai primadona harus dikaji kembali, guna
memenuhi kebutuhan pendengar, program hiburan harus disinergikan dengan
muatan informasi dan pendidikan sekecil apapun persentasenya.60
Sebagai media publik ada beberapa tingkat peran sosial yang diemban
radio, atau yang dikenal dengan konsep radio for society. Pertama, radio sebagai
media penyampai informasi dari satu pihak ke pihak lain. Kedua, radio sebagai
sarana mobilisasi pendapat publik untuk mempengaruhi kebijakan. Ketiga, radio
sebagai sarana untuk mempertemukan dua pendapat berbeda/diskusi untuk
mencari solusi bersama yang saling menguntungkan. Keempat, radio sebagai
sarana untuk mengikat kebersamaan dalam semangat kemanusiaan dan kejujuran.
Beberapa fungsi tersebut bisa diemban sekaligus, tetapi ada kalanya hanya salah
satu saja, yang penting adalah konsistensi dan optimalisasi pada satu pesan.61
60
Masduki, Jurnalistik Radio Menata Professionalisme Reporter dan Penyiar, (Yogyakarta; PT. LKiS Pelangi Aksara, 2006), h. 2.
61
(43)
c. Radio sebagai the fifth estate
Disamping fungsi sebagai pemberi informasi, menghibur, mendidik dan
melakukan persuasi, radio juga dapat melakukan fungsi sebagai kontrol sosial
seperti surat kabar. Untuk itu radio diberi julukan the fifth estase atau sebagai
kekuatan kelima. Sudah banyak dibutikan kekuatan radio dalam mempengaruhi
khalayaknya dari masa ke masa. Seperti pada pertempuran di Surabaya tanggal 10
November 1945, melalui “Radio Pemberontak” Bung Tomo dengan meletusnya
revolusi Indonesia, gaya yang khas berhasil membakar semangat bertempur para
pemuda untuk melawan Belanda.62
Kemudian faktor-faktor yang mempengaruhi kekuatan radio siaran antara
lain:
1. Daya Langsung
Daya langsung radio yaitu berkaitan dengan penyusunan dan penyampaian
pesannya pada pendengar yang relatif cepat, berbeda dengan surat kabar. Selain
itu proses dalam penyampainnya pun tidak terlalu kompleks. Berbeda dengan
surat kabar yanga harus melewati percetakan dahulu serta pendistribusiannya.
2. Daya Tembus
Dengan jarak yang sangat jauh, tidak menjadi halangan untuk
mendengarkan berita dari BBC London, atau ABC Australia. Karena melalui
benda namanya radio tidak mengenal jarak dan rintangan, untuk itu radio
mempunyai kekuatan yaitu daya tembus. Bagaimanpun jauhnya jarak yang dituju,
melalui lautan, gunung, lembah, tidak menjadi halangan untuk sampainya
informasi dari radio.
62
Elvinaro Ardianto, dan Lukiati Komala Erdinaya, Komunikasi Massa Suatu Pengantar, (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2004), h.119.
(44)
3. Daya Tarik
Kekuatan ketiga radio yaitu mempunyi daya tarik radio ini disebabkan
sifatnya yang serba hidup berkat tiga unsur yaitu musik, kata-kata, dan efek suara
(sound efect).63 Dengan harga yang relatif murah radio dapat memberikan
hiburan, penerangan dan pendidikan. Selain itu, untuk bisa menikmatinya hanya
menggunakan indera pedengaran dan tanpa harus menggangu dalam melakukan
aktifitas lainnya, seperti sambil bekerja, berdiri, makan, memasak, ngetik, bahkan
mengendarai mobil sekalipun.
63
(45)
BAB III
GAMBARAN UMUM RADIO TRIJAYA FM
A. Perkembangan Radio Trijaya FM
Diawali pada tahun 1990, PT. Radio Trijaya Shakti beralih ke sistem FM
(Frequency Modulation), yaitu pada frekuensi 104.75 Mhz, setelah sebelumnya
sejak tahun 1970 berada pada operasi siaran AM (Amplitude Modulation). Pada
tahun 2004, Trijaya FM Jakarta yang menjadi pusat dari Trijaya Network
melakukan pergeseran frekuensi siaran dari 104, 75 ke kanal 104.6 Mhz sesuai
dengan aturan pemerintah.
Bersamaan dengan perubahan itu, maka profil target pendengar Trijaya
dicetuskan lebih spesifik yaitu Profesional Muda, komunitas baru di Indonesia
saat itu. Perubahan profil pendengar yang dicetuskan secara spesifik oleh Trijaya
Network adalah the new finding community for Indonesia. Pendengar Trijaya
Network diperhitungkan sebagai komunitas dengan nilai komersial yang tinggi
sesuai dengan status individual yang digolongkan sebagai seorang profesional
elite dalam usia yang relatif muda. Selain perubahan-perubahan itu, Radio Trijaya FM juga telah mempelopori dimulainya radio yang fokus pada berita dan
menjadikan Talk Show sebagai program unggulan. Awalnya Trijaya Jakarta
menempati kawasan Jakarta Barat tepatnya berada di komplek stasiun televisi
swasta pertama di Indonesia RCTI, jalan raya Perjuangan Kebon Jeruk Jakarta
Barat. Namun dengan pergantian kepemilikan, tahun 2005 radio Trijaya
(46)
berpindah tempat ke gedung Bimantara (Tower MNC) di jalan Kebon Sirih
Jakarta Pusat.
Bergabungnya Radio SCFM–Surabaya di tahun 1993 merupakan awal
dimulainya Trijaya Network. Disusul kemudian oleh Radio Prapanca FM–Medan,
Trijaya Yogyakarta, Trijaya Semarang dan Trijaya Bandung. Dari tekhnik operasi
siaran dan transmisi. Radio Trijaya Jakarta bukan saja menggunakan teknologi
komputerisasi secara total, tetapi juga telah menjadi radio pertama di Indonesia
yang menempatkan siarannya pada satelit. Pada saat ini siaran Trijaya Network
yang dipancarluaskan dari Jakarta dapat didengarkan melalui jaringan radio-radio
lokal, channel 500 indovision, dan via satelit. Dan pada perkembangannya radio
Trijaya Network sampai sekarang memiliki kurang lebih 17 radio network, 13 di
antaranya berada di berbagai kota besar yaitu: Jakarta, Bandung, Semarang,
Jogyakarta, Surabaya, Medan, Palembang, Manado, Dumai, Pontianak, Kendari,
Madiun, dan Banjarmasin, ditambah dengan lima radio di Palembang, di
Kabupatennya, serta mempunyai 50 stasiun radio yang berafiliasi di berbagai
daerah. Perbedaan dengan radio lainnya, radio Trijaya mempunyai jaringan lebih
besar dan lebih luas dari pada radio jaringan lainnya.64
Memasuki tahun 2005, bergabunglah MNC Networks, sebuah holding
company yang memfokuskan kegiatannya pada bidang radio broadcast, ke dalam kepemilikan Trijaya Network. Kemudian dengan kepengurusan yang baru dan
lebih dinamis inilah, lahir saudara-saudara kandung dari radio Trijaya, yaitu: ARH
Global Radio, Radio Dangdut TPI dan Women Radio dengan format
masing-masing yang berbeda dari Radio Trijaya.
64
(47)
Maka lengkap sudah format radio-radio di bawah naungan MNC
Networks. Radio Trijaya dengan “Profesional Muda”-nya, ARH Global Radio
dengan “Sahabat Muda”-nya, Radio Dangdut TPI dengan “Teman Dangdut”-nya
dan Women Radio dengan “Ibu Indonesia”-nya. Cita-cita untuk mengembangkan
jaringan ke seluruh Indonesia mulai dapat terwujud. MNC Network tersebar di
seluruh Indonesia, dari Aceh sampai Papua. Di samping network tersebut, MNC
Networks juga telah bermitra dengan radio lain di seluruh Indonesia yang
me-relay program-program khusus dari Jakarta. Dengan fakta ini, maka MNC
Networks boleh bangga untuk menjadi jaringan radio yang terluas di Indonesia,
….it’s THE REAL RADIO NETWORKS. Kehadiran MNC Networks kiranya
semakin kokoh dengan terciptanya sinergi dari media-media yang tergabung
dalam MNC Group yaitu: RCTI, TPI, Global TV, Harian Seputar Indonesia,
Majalah Trust, Tabloid Genie, HighEnd, Surat Kabar Harian Seputar Indonesia
dan lain-lain.65
Berikut diagram perkembangan jaringan radio Trijaya Network:
65
About as, diakses pada 12 Maret 2010 dari http://trijayafmyogyakarta.com/radio/ index.php.
(48)
Profil Trijaya FM Jakarta
Nama Perusahaan : PT. Radio Trijaya Shakti
Station Call : Trijaya FM Jakarta
Sapaan Audience : Professional Muda
Tagline : More Than Just Music
Frekuensi : 104.6 FM
Format : News Radio & Playing Top Hits Music
Alamat : MNC Tower, Lt. 15 (Office) dan Lt. 2 (Studio).
Jl. Kebon Sirih Kav.17-19 Jakarta 10340
Telephon : (021) 3923555 ext. 1
Interaktif Studio : (021) 3912252
Interaktif SMS : 08121111046
Broadcast Hours : 24 hours
Karakteristik Radio
(49)
• Jenis Musik : Adult Contemporary
• Jenis Lagu : Indonesia dan Barat
Target Pendengar
Usia : 24– 40 years
SES : AB Male
Jenis kelamin : Pria & Wanita
Status Marital : Single dan sudah menikah
Profesi : Profesional dam Enterpreneur
Keperibadian : Mandiri, punya komitmen tinggi terhadap profesi,
Mapan dalam kehidupan pribadi & profesi, Up to
date dalam informasi, Gigih mengejar karir Area cakupan : Jakarta, Bogor, Tangerang, Depok, dan Bekasi
(JABODETABEK)
B. Visi dan Misi radio Trijaya FM
Dalam sebuah industri media, baik cetak maupun elektronik seharusnya
memiliki visi dan misi, karena sesungguhnya perusahaan media tersebut didirikan
dengan sebuah idealisme dan cita-cita. Masing-masing perusahaan media akan
mempunyi sasaran khalayak dengan idealisme yang dibangunnya. Maka dari situ
lahirlah sebuah istilah dengan apa yang disebut visi dan misi.
Begitu pula dengan radio Trijaya FM merupakan sebuah perusahaan
media elektronik, yang memiliki audiens tertentu yaitu professional muda
tentunya mempunyai visi dan misi. Dengan adanya visi dan misi tersebut, radio
(50)
sesuatu yang berbeda dari radio lainnya, sehingga tercapainya suatu hasil sesuai
tujuan.
Untuk visi dan misi radio Trijaya FM dulu sempat mengalami sedikit
perubah-perubahan, akan tetapi pada intinya visi Trijaya sebagai radio; yaitu ingin
memberikan sajian program acara yang bisa menghibur, yang memberikan
inspirasi, informasi dan memberikan nilai tambah bagi pendengarnya.66
Misi radio Trijaya yaitu; dengan membuat berbagai program yang
memiliki nilai news dengan mengembangkan akses ke sumber-sumber berita,
pejabat publik, tokoh bisnis dan sebagainya, ini mampu melayani kebutuhan
informasi bagi pendengar, kemudian dapat membuat warna siaran yang cocok
untuk kebutuhan audien, sasarannya yaitu professional muda.67
Dengan mendengarkan program acara di radio Trijaya, diharapkan
professional muda tidak hanya mendapatkan hiburan semata, tetapi mendapatkan
manfaat yang lebih, baik dari informasi yang disiarkan maupun acara yang dibuat.
Sehingga dengan mendengar radio Trijaya, pendengar mendapat berbagai
informasi, inspirasi atau motivasi, setelah itu pendengar bisa hidup lebih maju,
baik dalam berkarir, berbisnis, atau lifestylenya, pendengar mendapatkan sesuatu
yang lebih berarti, tidak hanya mendapat informasi jalan atau teman di kala sepi
.68
C. Struktur Organisasi
66
Wawancara pribadi dengan Doddy, program director Trijaya, Jakarta 17 Maret 2010. 67
Wawancara Pribadi dengan Oland Fatah, station manager Trijaya, Jakarta, 20 April 2010.
68
(51)
Organisasi menurut Kochler yang dikutip Arni Muhammad, adalah suatu
sistem hubungan yang terstruktur dalam mengkoordinasikan usaha sekumpulan
manusia demi tujuan yang ingin dicapainya. Sedangkan menurut Wright, Arni
juga mengutip, organisasi merupakan bentuk sistem yang terbuka dari kegiatan
yang terkoordinasi oleh dua orang atau lebih dalam pencapaian tujuan bersama.69
Inti dari pengertian organisasi adalah merupakan sistem, merupakan koordinasi
aktifitas dan terakhir organisasi mempunyai tujuan bersama atau tujuan umum.
Dalam mengelola sebuah lembaga, tentunya memerlukan suatu organisasi,
kemudian dalam organisasi tersebut terdapat struktur organisasi sebagai tingkatan
jabatan dan pembagian tugas, tidak terkecuali di sebuah stasiun radio. Struktur
organisasi merupakan elemen yang dibutuhkan untuk mempertahankan
kelanggengan dan perkembangan sebuah stasiun radio. Dengan adanya struktur
oganisasi ini merupakan dasar job descriftion dan tanggung jawab bagi anggota
yang termasuk dalam organisasi radio tersebut. Kemudian dengan adanya
organisasi akan berpengaruh terhadap kualitas dan kuantitas program yang
dihasilkan.
Adapun untuk struktur organisasi radio Trijaya FM Jakarta antara lain:
WADIRUT : E. Sentot Prabutomo
Director Trijaya : Hassanein Rais
Station Manager : Oland Fatah
Admin : Eka
News Director : Eddy Koko
69
Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2005), Cet. 7, h. 24.
(52)
Program Director : Doddy
Music Director : Arsal
Koord. Liputat : Andi Lala & Gaib
Koord. News & Bulletin : Retno
Annc/Producer : Lia Kristi dan Dennis
Part Timer : Dita Ramadita, Ita, Alina Mahamel, dan Nidhi
Koord. Produksi : Djoko
Reporter :Anang, Rizky Nusantara, Dolly, Akmal, Arief,
Sukmo, Imam, Farid dan Dessy
News Writer : Muslim, Imam, Yudi, Asrie, Setyo, dan Bambang
Operator : Muhammad Hamdan, Murhali Umar, Agus Musa
Produksi : Jumanto
Untuk lebih jelasnya mengenai susunan Struktur Organisasi Program dan
News radio Trijaya, lihat lampiran 1.
D. Program-Program di Radio Trijaya FM
Program acara yang ada di radio Trijaya terbagi menjadi dua katagori.
Pertama program komersil, yang mana program komersil ini based on
sponsorship. Program komersil ini biasanya ada klien atau sponsor yang ingin
membuat program di radio Trijaya. Untuk program komersial bukan Trijaya yang
mencari sponsor, tetapi sponsor yang meminta Trijaya membuat acara sesuai
(1)
banyak ya…., kemudian program-program sifatnya yang memberikan motivasi, dan inspirasi, kayak sore ini ada acara inspirasi bisnis, itu juga banyak.
Tanya : Format yang paling banyak dilakukan apa?
Jawab : Kita memang paling banyak talk show, sama musik dan informasi, gitu… Tanya : Bagaimana sejarah awalnya Mutiara Pagi?
Jawab : Saya lupa persisnya, kalau ga salah 2006, bekerjasama dengan Institut Kemandirian, intinnya gini, banyak radio lain yang memberikan sifatnya kerohanian ya…, di pagi hari, sehingga yang mendengarkan acara-acara itu hanya yang beragama tertentu, ya kalau rohaninya Islam, yang mendengarkan hanya moslem doang, yang lainnya tidak mendengarkan itu. Bahwa memang bagi professional muda itu ada kebutuhan sesuatu, bekal sebelum dia memulai program sepanjang hari, itu memang ada, ya Trijaya mencoba memikirkan apa yang akan kita berikan, kalau acara kerohanian lagi kita akan menyasar kelompok tertentu saja, jadi disepakati kita butuh yang sifatnya umum, lebih motivasi di pagi hari. Muncullah ide untuk membuat program itu, dan kebetulan temen-temen dari Institut Kemandirian itu butuh media untuk lebih mensosialisasikan seperti apa lembaga ini, jadi terbentuklan Mutiara Pagi The Power of Life.
Tanya : Awalnya bagaimana bisa ketemu dengan Institut Kemandirian?
Jawab : Di Trijaya butuh itu, kebetulan ada tawaran dari Institut Kemandirian, jadi kebetulan aja kita bertemu di sesuatu yang pas.
Tanya : Bagaimana perencanaan dalam membuat sebuah program baru?
Jawab : Kita membuat program baru, yang pertama kita adalah yang dilakukan Trijaya, trijaya itu selalu mempelajari kebutuhan dari audiennya, jadi ketika melihat oh sekarang itu audien butuh, atau ada trend orang dari bekerja diperusahaan menjadi entreupheurner, yang jadi pengusaha walaupun kecil-kecilan, mungkin mereka butuh sesuatu yang memberi inspirasi, nah dari situ, kita melihat mencoba apa sie kira-kira yang menjadi pertanyaan orang ketika memulai sebuah bisnis, kalau dia tanpa
(2)
modal gimana, dan seterusnya, artinya kita mencoba memulai kebutuhan itu dulu, kemudian menuangkannya ke dalam sebuah bentuk program, untuk didiskusikan secara internal dulu, jadi di internal dibahas, kira-kira program seperti ini tanggapannya apa dari audiens, ga hanya melibatkan teman-teman diprogram, tapi temen di news, di sales, marketing comunication juga terlibat, semuanya terlibat. Misalkan o oke ini jalan baru kita cari parthner.
Tanya : Informasinya dari mana mendapatkannya?
Jawab : Nah kalau informasi itu kita berlanggana, kita berlanggan seperti kantor berita, ANTARA kita berlangganan, dulu juga Trijaya berlanggana royeter, tapi memang karena teknologi sekarang itu internet gampang sekali diakses dimana-mana dan informasi kayaknya di dunia ini gratis dan muncul setiap saat, maka kita tidak berlangganan royeter lagi, kita hanya punya ANTARA. Antara sudah menyajikan informasi dari luar dari dalam, dan informasi lainnya dari partner, kita punya partner seperi oke zone, seputar indonesia, sama informasi yang kita cari langsung, dengan tenaga reporter yang kita punya dan koresponden yang kita punya.
Tanya : Bagaimana Proses evaluasi?
Jawab : Evaluasi jadi kita ada meeting, evaluasi program itu setiap hari senin, apa yang kita lakukan kita evaluasi, kekurangan dimana, ada yang salah dengan cara menyajikan, ada yang salah dengan lagu, ada yang salah dengan semua hal yang ada kaitannya dengan siaran, kita bahas di situ, dalam meeting mingguan program. Kemudian dari sisi news, news ada juga punya meeting mingguan setiap hari jum’at, mereka membahas liputan mereka sepanjang minggu itu apa sie yang menjadi fokus perhatian temen-temen news, wartawan, o kasus Susno Duadji, kasus ini, kasus ini, nah minggu depan kita mau ngapain lagin jadi seperti itu. Tanya : Evaluasi programnya semua atau satu-satu?
Jawab : Semua secara menyeluruh, karena kan yang ikut meeting evalusi di situ produser semua, cuma kita ga lantas menyoroti satu program di bedah habis gitu, cuma mungkin hal-hal utama yang muncul, karena ada reaksi,
(3)
iklan, masyarakat, reaksi sms, terhadap sebuah program, nah ini yang kita bahas, jadi langsung ke inti permasalahanya.
Tanya : Yang menentukan penyiar siapa?
Jawab : Di Trijaya itu semua penyiar dituntut untuk bisa membawakan semua program, jadi ya mudah saja buat Trijaya menunjuk si A, si B, si C, si D, gitu tidak ada kriteria yang husus, semuanya umum, karena smuanya bisa, kecuali untuk diskusi di pagi hari ya…, karena memang penyiar kita itu menguasai, mengikuti, atau mendalami berita itu tidak sehebat temen-temen reporter, dari media-media lain, maka kita pake dari penyiar Trijaya ada partner, biasanya dari media lain, seperti RCTI, TPI, atau GLOBAL TV, itu temen-temen redaksi di sana yang memang kerjaanya setiap hari, beurusan dengan berita.
Tanya : Yang menentukan siapa?
Jawab : Itu wewenang program director.
Intweviewer Interviewee
(4)
Lampiran 6
Ruang Studio Trijaya
Siaran Mutiara Pagi The Power of Life
Siaran Mba Alina Mahamel dan Mas Zay
(5)
Lampiran 7
(6)