Resistensi Masyarakat Desa Candikuning Pihak Manajemen Objek Wisata Kebun Raya Eka Karya Bali

16 16 habis dan sudah terlalu dalam serta mengancam lingkungan. Dengan demikian, penelitian Jayanti itu pun dapat dijadikan sumber inspirasi untuk melaksanakan penelitian ini, mengingat bahwa pada intinya resistensi itu terjadi dalam konteks perebutan sumberdaya ekonomi.

2.2 Konsep

Mely G. Tan 1989 : 21 menegaskan bahwa konsep sebenarnya adalah definisi singkat tentang fakta yang perlu diamati. Sejalan dengan pendapat ini, Ratna 2010 : 279-280 mengemukakan bahwa keseluruhan kata dalam judul dan rumusan masalah penelitian dianggap sebagai konsep sehingga perlu dijelaskan secara singkat. Konsep yang dimaksud dalam hal ini adalah konsep operasional untuk penelitian ini. Satuan konsep tidak selalu terdiri atas satu kata melainkan bisa juga terdiri atas lebih dari satu kata. Mengikuti pendapat ini, maka ada beberapa satuan atau unit konsep yang bersumber dari judul dan rumusan masalah penelitian ini yang perlu definisikan atau dijelaskan. Satuan konsep yang bersumber dari judul penelitian ini adalah ”resistensi masyarakat desa Candikuning”, dan ”manajemen objek wisata Kebun Raya Eka Karya Bali”, sedangkan yang bersumber dari rumusan masalah penelitian ini meliputi konsep ”strategi resistensi” dan konsep ”implikasi resistensi”.

2.2.1 Resistensi Masyarakat Desa Candikuning

Mengingat bahwa belum ada penelitian yang mengkaji resistensi masyarakat Desa Candikuning, maka satuan konsep tentang ”resistensi 17 17 masyarakat Desa Candikuning” dalam penelitian ini diformulasikan dengan mengacu kepada gagasan Scott 1993 : 302, tentang pengertian istilah resistensi yang dikemukakannya dalam konteks penelitiannya mengenai perlawanan kaum tani di Malaysia, yakni sebagai berikut. ”....tiap semua tindakan oleh para anggota kelas itu dengan maksud untuk melunakkan atau menolak tuntutan-tuntutan misalnya sewa, pajak, penghormatan yang dikenakan pada kelas itu oleh kelas-kelas yang lebih atas misalnya tuan tanah, negara, pemilik mesin, pemberi pinjaman uang atau untuk mengajukan tuntutan-tuntutannya sendiri misalnya pekerjaan, lahan, kemurahan hati, penghargaan terhadap kelas-kelas atasan ini.” Berdasarkan gagasan Scott tersebut, konsep operasional tentang resistensi masyarakat Desa Candikuning dalam penelitian ini adalah tindakan yang dilakukan oleh masyarakat Desa Candikuning agar tuntutan-tuntutannya terhadap pihak manajemen objek wisata Kebun Raya Eka Karya Bali terpenuhi. Secara singkat, yang dimaksud dengan masyarakat Desa Candikuning dalam hal ini adalah masyarakat yang ada di wilayah Desa Candikuning, Kecamatan Baturiti, Kabupaten Tabanan, Provinsi Bali. Wilayah desa ini berbatasan langsung dengan lokasi objek wisata Kebun Raya Eka Karya Bali, dan sama-sama merupakan bagian dari wilayah Kecamatan Baturiti, Kabupaten Tabanan. Dilihat dari jenis atau bentuk desanya, masyarakat Desa Candikuning ini merupakan masyarakat Desa Pakraman dan sekaligus merupakan masyarakat Desa Dinas.

1.2.2 Pihak Manajemen Objek Wisata Kebun Raya Eka Karya Bali

Pengertian mengenai manajemen objek wisata Kebun Raya Eka Karya Bali dalam hal ini disusun dengan mengacu kepada pengertian mengenai istilah- istilah terkait pada beberapa sumber bacaan yang terlihat relevan dengan 18 18 kenyataan yang hendak dikonsepsikan. Kamus Besar Bahasa Indonesia 2008 : 870 memuat dua macam pengertian tentang manajemen, yaitu 1 penggunaan sumber daya secara efektif untuk mencapai sasaran; 2 pimpinan yang bertanggung jawab atas jalannya perusahaan dan organisasi. Mengingat perusahaan dan organisasi biasanya juga menggunakan sumber daya tertentu, maka atas dasar dua macam pengertian ini bisa dikatakan bahwa manajemen merupakan pimpinan suatu perusahaan dan organisasi yang bertanggung jawab atas penggunaan sumber daya tertentu untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan. Berkenaan dengan istilah pimpinan, Koentjaraningrat 1980 : 191-102 memberikan penjelasan secara rinci mengenai istilah ini. Dalam konteks ini ia menegaskan bahwa pimpinan dapat merupakan suatu kedudukan sosial, tetapi juga suatu proses sosial. Sebagai kedudukan sosial, pimpinan merupakan suatu kompleks hak dan kewajiban yang dapat dimiliki oleh seseorang pemimpin, rektor, kepala, direktur, ketua, panglima, raja, dan sebagainya, sedangkan sebagai proses sosial, pimpinan meliputi segala tindakan yang dilakukan oleh orang-orang untuk menyebabkan aktivitas warga masyarakat atau kesatuan-kesatuan sosial khusus dalam masyarakat dalam peristiwa-peristiwa sosial. Segala tindakan itu berlaku sebagai suatu proses mulai dari perencanaan, pertimbangan alternatif, pengambilan keputusan, pelaksanaan keputusan, pengawasan pelaksanaan, hingga pada pengawasan akibat pelaksanaan. Tampaknya, pengertian pimpinan sebagai proses sosial tadi dapat disejajarkan dengan pengertian pimpinan sebagaimana 19 19 dimuat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia 2008 : 1075, yakni sebagai bimbingan, tuntunan. Berdasarkan pengertian mengenai manajemen dan pimpinan di atas, maka pihak manajemen objek wisata Kebun Raya Eka Karya Bali dapat diartikan sebagai orang-orang yang memiliki kedudukan tertentu dan telah berperan dalam lembaga yang mengelola objek wisata tersebut, yang secara formal bernama UPT Balai Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Eka Karya Bali-LIPI. Mereka terdiri atas kepala lembaga tersebut bersama jajarannya, melakukan berbagai kegiatan dalam pengelolaan Kebun Raya Eka Karya Bali, dengan menggunakan berbagai sumber daya tertentu untuk memenuhi keperluan dalam pengelolaan objek wisata Kebun Raya Eka Karya Bali. Sumberdaya tersebut antara lain meliputi sumber daya fisik, seperti jalan dan tempat parkir serta sumber daya ekonomi, yaitu uang retribusi yang dipungut dari para pengunjung onjek wisata Kebun Raya Eka Karya Bali. Objek wisata Kebun Raya Eka Karya Bali merupakan salah satu dari empat Kebun Raya yang berada di bawah naungan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia LIPI. Sesuai dengan namanya, yakni objek wisata Kebun Raya Eka Karya Bali menetapkan visinya, yaitu menjadi kebun raya terbaik kelas dunia yang menjadi referensi nasional dan internasional dalam bidang konservasi ex-situ tumbuhan pegunngan tropika dan pelayanan dalam aspek botani, pendidikan lingkungan, holtikultura, landskap, dan pariwisata. 20 20

1.2.3 Strategi Resistensi