adalah  tindak  tutur  yang  diutarakan  dengan  modus  kalimat  dan  makna  kalimat yang  tidak  sesuai  dengan  maksud  yang  hendak  diutarakan  Bandingkan  Wijana
dan Rohmadi, 2011: 31. Bab ini membahas interseksi berbagai jenis tindak tutur mengkritik dalam
lirik  lagu  Iwan  Fals  versi  konser  yang  berjudul  “Demokrasi  Nasi”,  “Semar Mendem”, dan “Kisah Sapi MalamKisah PSK”. Interseksi berbagai jenis tindak
tutur  mengkritik  didasarkan  oleh  hal-hal  yang  dikritik  dalam  lagu-lagu  tersebut, yakni  kritik  tentang  a  ketidakadilan  pelaksanaan  hukum,  b  lemahnya
penegakan  hukum,  c  pencitraan  pemerintah,  d  tekanan  oleh  pemerintah,  e intimidasi  oleh  pemerintah,  f  penyalahgunaan  kekuasaan,  g  mahalnya  harga,
h prostitusi, i kesenjangan ekonomi, dan j kebohongan.
3.2 Tindak Tutur Mengkritik Ketidakadilan Pelaksanaan Hukum
Untuk  mengkritik  ketidakadilan  pelaksanaan  hukum,  Iwan  Fals menggunakan dua tindak tutur, yaitu a tindak tutur langsung literal LL dan b
tindak tutur tidak langsung literal TLL.
3.2.1 Tindak Tutur Mengkritik Ketidakadilan Pelaksanaan Hukum Secara
Langsung Literal LL
Berikut  ini  disajikan  tindak  tutur  mengkritik  ketidakadilan  pelaksanaan hukum secara langsung literal LL.
23  Tentu  tak  sesuai  dengan  undang-undang  di  negeri  ini  yang  katanya demokrasi.
24  Lain  lagi  dengan  orang  biasa,  bila  mereka  curiga  langsung  masuk penjara tanpa bukti nyata.
Contoh  23  dan  24  merupakan  tindak  tutur  mengkritik  ketidakadilan pelaksanaan  hukum  secara  langsung  literal  LL.  Dikatakan  langsung  karena
contoh 23 dan 24 menggunakan kalimat deklaratif untuk mengkritik sehingga modusnya sama dengan maksud tuturannya.
Contoh 23 dan 24 disebut literal karena makna kata-kata penyusunnya sesuai  dengan  yang  dimaksudkan  penutur  yaitu  mengkritik  ketidakadilan
pelaksanaan hukum. Pada contoh 23 digunakan frasa tak sesuai yang bermakna „tidak selaras‟ untuk mengungkapkan ketidakadilan pelaksanaan hukum. Contoh
24 menggunakan kalimat deklaratif Lain lagi dengan orang biasa, bila mereka curiga  langsung  masuk  penjara  tanpa  bukti  nyata
yang  bermakna  „rakyat  yang curiga  akan  masuk  penjara  walaupun  tidak  ada  bukti  yang  menyatakan  mereka
bersalah‟ untuk menerangkan kritik ketidakadilan pelaksanaan hukum.
3.2.2 Tindak Tutur Mengkritik Ketidakadilan Pelaksanaan Hukum Secara
Tidak Langsung Literal TLL Berikut  ini  disajikan  tindak  tutur  mengkritik  ketidakadilan  pelaksanaan
hukum secara tidak langsung literal TLL. 25  Anak  seorang  menteri  membuat  onar  lagi,  menembak  sampai  mati,
kok nggak ada sangsi?
Contoh 25 merupakan tindak tutur mengkritik ketidakadilan pelaksanaan hukum  secara  tidak  langsung  literal  TLL.  Dikatakan  tidak  langsung  karena
menggunakan  kalimat  interogatif  yang  ditunjukkan  oleh  frasa  nggak  ada  sanksi untuk  mengkritik  ketidakadilan  pelaksanaan  hukum  sehingga  modus  berbeda
dengan  maksud  tuturannya.  Disebut  literal  karena  memiliki  makna  yang  sama dengan  maksud  pengutaraannya,  yaitu  mengkritik  ketidakadilan  pelaksanaan
hukum. Jika dikemukakan secara langsung literal LL, contoh 25 menjadi 25a
seperti di bawah ini.
25a  Terjadi  ketidakadilan  pelaksanaan  hukum  karena  anak  Menteri yang membuat onar dan membunuh tidak diadili.
3.3 Tindak Tutur Mengkritik Lemahnya Penegakan Hukum