Metode dan Teknik Pengumpulan Data Metode dan Teknik Analisis Data

1.7 Metode dan Teknik Penelitian

Penelitian ini dilakukan melaui tiga tahap yaitu: a pengumpulan data, b analisis data, dan c penyajian hasil analisis data. Berikut pemaparan tentang metode dan teknik penelitian yang akan dilakukan.

1.7.1 Metode dan Teknik Pengumpulan Data

Objek dalam penelitian ini adalah hal-hal yang dikritik dan tindak tutur mengkritik dalam lirik lagu “Demokrasi Nasi” 1978, “Semar Mendem” 1978, dan “Kisah Sapi MalamKisah PSK” 1978 karya Iwan Fals. Objek penelitian itu terdapat dalam data berupa tuturan pada tiga lagu tersebut. Data dalam penelitian dikumpulkan menggunakan metode simak. Menurut Sudaryanto 1993: 133, metode simak adalah metode yang digunakan untuk menyimak penggunaan bahasa yang dijadikan objek penelitian. Dalam penelitian ini, penyimakan dilakukan terhadap lirik-lirik lagu Iwan Fals yang berupa wacana tulis sebagai objek penelitian. Tahap selanjutnya, penelitian ini menggunakan teknik catat. Teknik catat dilakukan dengan mencatat data-data dalam lirik lagu Iwan Fals yang berisi hal- hal yang dikritik dan tindak tutur mengkritik serta diklasifikasikan berdasarkan jenisnya. Data-data tersebut ditulis pada buku ataupun diketik pada komputer guna memudahkan pengerjaan penelitian ini serta mencari referen bahasa segala sesuatu diluar bahasa pada internet sebagai data pendukung.

1.7.2 Metode dan Teknik Analisis Data

Metode yang akan digunakan dalam menganalisis penelitian ini adalah metode padan. Menurut Sudaryanto 2015: 15, metode padan merupakan metode analisis data yang alat penentunya terletak di luar, terlepas, dan tidak menjadi bagian dari bahasa yang bersangkutan. Penelitian ini akan menggunakan metode padan referensial untuk mengetahui hal-hal apa saja yang dikritik dalam lirik lagu “Demokrasi Nasi”, “Semar Mendem”, dan “Kisah Sapi MalamKisah PSK”. Metode padan referensial adalah metode padan yang alat penentunya berupa referen bahasa. Referen bahasa adalah kenyataan atau unsur di luar bahasa yang ditunjuk oleh satuan kebahasaan Kesuma, 2007: 48. Berikut ini contoh penerapan metode padan referensial: 9 Ketika ku belanja di pasar kaget melihat harga barang. Iwan Fals, “Semar Mendem”,1978 Pada contoh 9, ditemukan kritik tentang mahalnya harga. Hal tersebut dibuktikan oleh tuturan kunci Ketika ku belanja di pasar kaget melihat harga barang. Dalam tuturan tersebut, kritik ditunjukkan oleh kata kunci kaget. Menurut KBBI Edisi V, kaget memiliki arti „terperanjat; terkejut karena heran‟. Dalam hal ini, kaget berisi muatan kritik mahalnya harga karena adanya ketidakselarasan antara surat kabar dan kenyataan yang ada sehingga dilontarkan pertanyaan- pertanyaan seputar harga bahan pokok. Selain metode padan referensial, peneliti juga menggunakan metode padan pragmatik untuk mengetahui tindak tutur mengkritik dalam lirik la gu “Demokrasi Nasi”, “Semar Mendem”, dan “Kisah Sapi MalamKisah PSK” karya Iwan Fals. Metode padan pragmatis adalah metode padan yang alat penentunya lawan atau mitra wicara. Metode ini digunakan untuk mengidentifikasi, misalnya, satuan kebahasaan menurut reaksi atau akibat yang terjadi atau timbul pada lawan atau mitra wicara ketika satuan kebahasaan itu dituturkan oleh pembicara Kesuma, 2007: 49. Berikut ini merupakan contoh penerapan metode padan pragmatis: 10 Langsung harga turun sekejap karena takut semar menindak. Iwan Fals, “Demokrasi Nasi”,1978 Contoh 10 menggunakan tindak tutur mengkritik tekanan oleh pemerintah secara langsung literal. Dikatakan langsung karena menggunakan kalimat deklaratif untuk mengkritik sehingga modus kalimat sesuai dengan maksud tuturan. Disebut tidak literal karena menggunakan kata Semar untuk menyebut Soeharto sehingga kata-kata penyusunnya tidak memiliki makna yang sama dengan maksud penuturnya.

1.7.3 Metode Penyajian Hasil Analisis Data