Gambar 2.5 Desiccant dehumidifier
Sumber :
http:airneeds.comsmall-dehumidifier-desiccant-dehumidifier
2.1.3 Parameter Dehumidifier
Untuk memahami proses dehumidifier ada beberapa parameter yang harus dipahami atau dimengerti, yaitu :
a. Kelembaban Kelembaban merupakan jumlah kandungan air dalam udara. Udara bisa
dikatakan mempunyai kelembaban yang tinggi apabila uap air yang dikandungnya tinggi dan begitu juga sebaliknya. Udara yang kurang mengandung uap air
dikatakan udara kering, sedangkan udara yang mengandung banyak uap air dikatakan udara basah.
Alat yang digunakan untuk mengetahui tingkat kelembaban biasanya menggunakan dengan thermometer bola basah dan thermometer bola kering.
Prinsip kerja dari dua buah thermometer yaitu thermometer pertama dipergunakan untuk mengukur suhu udara kering dan thermometer kedua untuk mengukur suhu
udara basah. Pada thermometer bola kering, tabung air raksa pada thermometer dibiarkan kering, sehingga akan mengukur suhu udara aktual. Sedangkan pada
thermometer bola basah, tabung air raksa akan diberi kain yang dibasahi dengan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
air agar suhu yang terukur adalah suhu saturasi atau titik jenuh, yaitu suhu yang diperlukan agar uap air dapat terkondensasi.
Kelembaban udara dapat dinyatakan sebagai kelembaban udara mutlak dan kelembaban relatif. Kelembaban mutlak adalah banyaknya air yang dapat
terkandung di dalam 1 kg udara. Kelembaban relatif merupakan persentase perbandingan jumlah air yang terkandung dalam 1 kg udara dengan jumlah air
maksimal yang terkandung dalam 1 kg udara tersebut. Kelembaban relatif menentukan kemampuan udara pengering untuk menampung kadar air kaos kaki
yang telah melalui proses penguapan. Semakin rendah kelembaban relatif maka semakin banyak uap air yang dapat diserap.
b. Suhu udara Suhu udara merupakan panas atau dinginnya udara disuatu tempat. Suhu
udara dikatakan panas, jika suhu udara pada tempat dan waktu tertentu melebihi suhu lingkungan disekitarnya dan begitu juga sebaliknya untuk suhu udara dingin.
Suhu udara sangat mempengaruhi laju pengeringan. Semakin besar perbedaan antara suhu udara pengering dan suhu pakaian, maka kemampuan
perpindahan kalor semakin besar dan proses penguapan air juga meningkat. Agar bahan yang dikeringkan tidak sampai rusak, suhu udara harus diatur atau dikontrol
terus menerus. Dry-bulb temperature DB atau temperature bola kering adalah
temperature yang terbaca pada thermometer dalam kondisi udara terbuka, maka berakibat pula pada perubahan kalor sensible. Wet-bulb temperature WB
temperature bola basah adalah temperature yang terbaca pada thermometer PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dengan sensor yang dibalut dengan kain basah untuk menghilangkan radiasi panas. Dew-point temperature DP adalah temperature udara saat saturasi atau
temperature dimana uap air mulai mengembun ketika campuran udara dan uap air didinginkan. Pada kondisi saturasi, temperature dew point = temperature bola
basah = temperature bola kering dan temperature dew point menunjukkan kalor laten yang terjadi karena setiap perubahan pada temperature dew point
mengakibatkan perubahan kalor laten. Spesific humidity W atau perbandingan kelembaban dapat disebut juga sebagai Humidity Ratio dimana dapat didefinisikan
massa uap air yang terkandung dalam 1 kg udara kering. Relative Humidity RH atau kelembaban temperature adalah perbandingan antara tekanan temperature
uap air yang ada dalam udara terhadap tekanan saturasi uap air pada temperature bola kering yang sama, seperti pada Gambar 2.6.
Gambar 2.6 Thermometer bola basah dan bola kering.
c. Laju aliran massa udara Aliran udara pada proses pengeringan memiliki fungsi membawa udara
panas untuk menguapkan kadar air serta mengeluarkan uap air hasil penguapan tersebut. Uap air hasil penguapan harus segera dikeluarkan agar tidak membuat
udara jenuh udara pada ruangan, yang dapat mengganggu proses pengeringan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Semakin besar debit aliran udara panas yang mengalir maka akan semakin besar kemapuannya menguapkan kadar air dari pakaian, namun berbanding terbalik
dengan suhu udara yang semakin menurun. Untuk menghitung debit aliran massa udara dipergunakan, Persamaan 2.1 :
m = A x U V 2.1
Pada Persamaan 2.1 : m
:
Laju aliran massa udara, kgs A
: Luas penampang, m
2
U : Kecepatan aliran udara, ms
V : Volume spesifik, m
3
kg d. Kelembaban spesifik
Kelembaban spesifik adalah jumlah kandungan uap air di udara dalam setiap kilogram udara kering atau perbandingan antara massa uap air dengan
massa udara kering. Kelembaban spesifik umumnya dinyatakan dengan gram per kilogram dari udara kering grkg atau kgkg. Dalam sistem dehumidifier
semakin besar perbandingan kelembaban spesifik setelah keluar dari mesin pengering w
H
dengan kelembaban spesifik dalam mesin pengering w
G
, maka semakin banyak massa air yang berhasil diuapkan. Massa air yang berhasil
diuapkan Δw dapat dihitung dengan, Persamaan 2.2 : Δw = w
H
– w
G
2.2 Pada Persamaan 2.2 :
Δw : Massa air yang berhasil diuapkan, kgkg w
G
: Kelembaban spesifik dalam mesin pengering, kgkg w
H
: Kelembaban spesifik setelah keluar dari mesin pengering, kgkg
Untuk menghitung laju aliran massa udara pada saluran masuk ruang pengering dapat digunakan Persamaan 2.3 :
ṁ
udara
= Q
udara .
ρ
udara
2.3 Pada Persamaan 2.3 :
ṁ
udara
: Laju aliran massa udara pada saluran masuk ruang pengering, kg
udara
s Q
udara
: Debit aliran udara, m
3
ρ
udara
: Densitas udara, kgm
3
Menentukan kemampuan mengeringkan massa air dapat dihitung dengan Persamaan 2.4 :
M
2
= ṁ
udara .
Δw . 3600 2.4
Pada Persamaan 2.4 : M
2
: Kemampuan mengeringkan massa air, kgjam ṁ
udara
: Laju aliran massa udara pada duct, kg
udara
s Δw
: Massa air yang berhasil diuapkan, kgkg e. Enthalphy H
Enthalphy adalah jumlah panas total dari campuran udara dan uap air di atas titik didih. Enthalphy menyatakan jumlah energi internal dari suatu sistem
termodinamika ditambah energi yang digunakan untuk melakukan kerja. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Enthalphy H adalah jumlah energi yang dimiliki sistem pada tekanan tetap. Enthalphy H dirumuskan sebagai jumlah energi yang terkandung dalam
sistem E dan kerja W dapat dihitung dengan, Persamaan 2.5 : H = E + W
2.5 W = P V
Pada persamaan 2.5 : E
= energi, joule W
= kerja, joule V
= volume, liter P
= tekanan, atm
f. Spesifik volume v Spesifik volume adalah volume per satuan massa. Volume merupakan
fungsi keadaan dan independent dengan properti termodinamika lainnya seperti tekanan dan suhu. Contohnya volume yang berhubungan dengan tekanan dan
suhu gas ideal melalui hukum gas ideal.
2.1.4 Psychrometric Chart