Karakteristik responden pria dan wanita

B. Karakteristik responden pria dan wanita

Pada penelitian ini body fat percentage diklasifikasikan menjadi 2. Kelompok pria dibedakan menjadi kelompok body fat percentage21 n=24 dan body fat percentage≥21 n=34. Kelompok wanita dibedakan menjadibody fat percentage25 n=24 dan body fat percentage≥25 n=43. Data penelitian mengenai karakteristik triceps skinfold thickness TSTdibagi menjadi 2 kelompok.Kelompok pria dibagi menjadi kelompok TST12,5 mm n=6 dan TST≥12,5 mm n=52. Untuk kelompok wanita dibagi menjadi kelompok TST16,5 n=17 mm dan TST≥16,5 mm n=50. Data penelitian mengenai karakteristik abdominal skinfold thickness AST pada responden dibagi menjadi 2 kelompok. Pembagian kelompok ini berdasarkan dari nilai median masing-masing responden.Median digunakan karena median bisa menggambarkan semua data yang ada dari masing-masing responden. Kelompok pria yaitu AST30,67 mm n=29 dan AST≥30,67 mm n=29. Kelompok wanita yaitu 24,67 mm sehingga pembagian kelompok menjadi AST24,67 mm n=35 dan AST≥24,67 mm n=32. Data penelitian mengenai karakteristik suprailiac skinfold thickness SIT pada responden dibagi menjadi 2. Kelompok pria dibagi menjadi kelompok SIT17,9 mm n=17 dan SIT≥17,9 mm n=41. Kelompok wanita dibagi menjadi kelompok SIT19,8mm n=41 dan SIT≥19,8 mm p=26.Karakteristik responden dapat dilihat pada tabel XIV dan XV, sedangkan jumlah distribusinya pada tabel XVI dan XVII. 41 Tabel XIV. Karakteristik responden pria Body fat percentage Tricep skinfold thickness Abdominal skinfold thickness Suprailiac skinfold thickness Profil lipid Body fat percentage 21 n=24 Body fat percentage ≥21 n=34 p Triceps skinfold thickness 12,5 mm n=6 Triceps skinfold thickness ≥12,5 mm n=52 p Abdominal skinfold thickness 30,67 mm n=29 Abdominal skinfold thickness ≥ 30,67 mm n=29 p Suprailiac skinfold thickness 17,9 mm n=17 Suprailiac skinfold thickness ≥ 17,9 mm n=41 p LDL 104 121 0,866 83 117 0,648 105 122 0,324 100 119 0,670 HDL 49 45 0,064 46 47 0,853 50 44 0,252 49 46 0,087 Rasio LDLHDL 2,2 2,8 0,004 1,9 2,6 0,697 2,2 2,9 0,233 2,1 2,7 0,014 Keterangan: : memiliki perbedaan yang bermakna p0,05 Tabel XV. Karakteristik responden wanita Body fat percentage Tricep skinfold thickness Abdominal skinfold thickness Suprailiac skinfold thickness Profil lipid Body fat percentage 25 n=24 Body fat percentage ≥ 25 n=43 p Triceps skinfold thickness 16,5 mm n=17 Triceps skinfold thickness ≥16,5 mm n=50 p Abdominal skinfold thickness 24,67 mm n=35 Abdominal skinfold thickness ≥ 24,67 mm n=32 p Suprailiac skinfold thickness 19,8 mm n=41 Suprailiac skinfold thickness ≥ 19,8 mm n=26 p LDL 104 116 0,043 104 114 0,229 107 118 0,336 109 117 0,122 HDL 55 52 0,437 54 53 0,356 54 51 0,761 56 48 0,434 Rasio LDLHDL 1,9 2,3 0,002 1,9 2,3 0,170 2,0 2,4 0,028 1,9 2,5 0,002 Keterangan: : memiliki perbedaan yang bermakna p0,05 42 Tabel XVI. Jumlah distribusi karakteristik responden pria orang Body fat percentage Triceps skinfold thickness Abdominal skinfold thickness Suprailiac skinfold thickness Profil lipid Body fat percentage 21 n=24 Body fat percentage ≥21 n=34 Triceps skinfold thickness 12,5 mm n=6 Triceps skinfold thickness ≥12,5 mm n=52 Abdominal skinfold thickness 30,67 mm n=29 Abdominal skinfold thickness ≥ 30,67 mm n=29 Suprailiac skinfold thickness 17,9 mm n=17 Suprailiac skinfold thickness ≥ 17,9 mm n=41 LDL 100 9 10 4 15 11 8 8 11 100-129 11 10 2 19 12 9 17 14 130-159 4 12 - 16 6 10 2 14 160-189 - 2 - 2 - 2 - 2 ≥ 190 - - - - - - - - HDL 40 3 6 1 8 3 6 2 7 40-59 20 27 5 42 24 23 15 32 ≥ 60 1 1 - 2 2 - - 2 Rasio LDLHDL 1-1 1 - 1 - 1 - 1 - 1-3,6 22 26 5 43 26 22 16 32 3,6-6,3 1 8 - 9 2 7 - 9 6,3-≤ 8 - - - - - - - - 43 Tabel XVII. Jumlah distribusi karakteristik responden wanita orang Body fat percentage Triceps skinfold thickness Abdominal skinfold thickness Suprailiac skinfold thickness Profil lipid Body fat percentage 25 n=24 Body fat percentage ≥25 n=43 Triceps skinfold thickness 16,5 mm n=17 Triceps skinfold thickness ≥16,5 mm n=50 Abdominal skinfold thickness 24,67 mm n=35 Abdominal skinfold thickness ≥ 24,67 mm n=32 Suprailiac skinfold thickness 19,8 mm n=41 Suprailiac skinfold thickness ≥ 19,8 mm n=26 LDL 100 10 13 6 17 16 7 16 7 100-129 12 16 9 19 13 15 18 10 130-159 2 12 2 12 6 8 7 7 160-189 - 2 - 2 - 2 - 2 ≥ 190 - - - - - - - - HDL 50 7 21 6 22 12 16 12 16 50-59 4 12 3 13 10 6 9 7 ≥ 60 13 10 8 15 13 10 20 3 Rasio LDLHDL 1-1,5 1 2 1 2 2 1 3 - 1,5-3,2 22 36 15 43 31 27 37 21 3,2-5,0 1 5 1 5 2 4 1 5 5,0-≤ 6,1 - - - - - - - - 1. Karakteristik responden kelompok body fat percentage Data kadar LDL untuk pria pada kelompok body fat percentage21 p=0,404dan kelompok body fat percentage≥21 p=0,788 memiliki distribusi normal dengan p0,05, data kadar HDL untuk kelompok body fat percentage21 p=0,834 memiliki distribusi normal dengan p0,05 dan kelompok body fat percentage≥21 p=0,003memiliki distribusi tidak normal dengan p0,05 dan data rasio kadar LDLHDL untuk kelompok body fat percentage21 p=0,288 dan kelompok body fat percentage≥21 p=0,805 memiliki distribusi yang normal dengan nilai p0,05. Data kadar LDL untuk wanita pada kelompok body fat percentage25 p=0,700 dan kelompok body fat percentage≥25 p=0,465 memiliki distribusi yang normal dengan nilai p0,05, data kadar HDL untuk kelompok body fat percentage25 memiliki distribusi yang normal dengan p0,05 p=0,107 dan kelompok body fat percentage≥25 memiliki distribusi yang normal dengan p0,05 p=0,281, dan data kadar rasio LDLHDL untuk kelompok body fat percentage25 p=0,007 memili distribusi tidak normal dengan p0,05 dan kelompok body fat percentage≥25 p=0,058 memiliki distribusi yang normal dengan p0,05. Menurut Dahlan 2012, jika dalam suatu data yang diperoleh menandakan distribusi yang normal maka untuk menguji komparatif untuk melihat kebermaknaan sebaiknya menggunakan uji T tidak berpasangan karena pada penelitian ini terdapat 2 variabel dimana keduanya tidak berpasangan satu sama lain, tetapi apabila distribusi data tidak normal makan sebaiknya menggunakan uji Man-Whitneyuntuk uji komparatif dengan variabel yang tidak berpasangan. a. Perbandingan kadar LDL pada kelompok kelompok body fat percentage21 dan body fat percentage≥21 untuk priadanbody fat percentage25 dan body fat percentage≥25 untuk wanita. Berdasarkan hasil distribusi antara LDL dengan kelompok kelompok body fat percentage15 dan kelompok body fat percentage≥15 pada pria, didapatkan hasil distribusi yang normal maka digunakan uji T tidak berpasangan. Hasil yang diperoleh dari uji tersebut yaitu berbeda tidak bermakna dengan nilai p0,05 p=0,866 tabel XIV. Pada data wanita, hasil distribusi LDL dengan body fat percentage23 dan body fat percentage≥23,didapatkan hasil distribusi normal, karena distribusi normal maka digunakan uji T tidak berpasangan. Hasil yang diperoleh dari uji tersebut yaitu berbeda bermakna dengan nilai p0,05 p=0,043 tabel XV. Menurut NCEP ATP III 2002, peningkatan kadar LDL dalam tubuh dapat dijadikan indikasi kemungkinan aterosklerosis. Pada hasil penelitian ini didapatkan hasil berbeda tidak bermakna karena menurut Cullen, Schulte, Assmann 2012, tingkat kejadian PJK karena meningkatnya kadar LDL dalam darah banyak terjadi pada usia 30-50 tahun, sedangkan responden pada penelitian ini memiliki range usia 18-24 tahun.Berdasarkan penelitian Basit, Hakeem, Hydrie, Ahmedani, dan Masood 2005, terdapat hubungan yang signifikan pada body fat percentage dengan kadar LDL dengan nilai p=0,037 tetapi penelitian ini dilakukan pada anak usia 8-10 tahun. Menurut penelitian Ahmed and Nair 2004 pada responden berusia 16-20 tahun tidak ada perbedaan yang signifikan antara body fat percentage dengan LDL. Berdasarkan penelitian Lima dan Glaner 2008 pada 79 laki-laki dengan rentang usia 25-45 tahun menunjukkan perbedaan yang tidak signifikan antara kelompok body fat percentage dengan kadar LDL responden. Berdasarkan penelitian Mataix, Frias, Victoria, Jurado, Aranda, and Llopis 2005, tidak ada perbedaan yang signifikan kadar LDL pada orang yang normal, over weight dan yang obeseberdasarkan body fat percentage dimana penelitian ini dilakukan pada usia 25-39 tahun. b. Perbandingan kadar HDL pada kelompok body fat percentage23 dan body fat percentage≥23 untuk wanita dan kelompok body fat percentage15 dan body fat percentage≥15 untuk pria. Berdasarkan hasil distribusi antara HDL dengan kelompok kelompok body fat percentage15 dan kelompok body fat percentage≥15 pada pria, didapatkan hasil distribusi yang tidak normal maka digunakan uji Man-Whitney. Hasil yang diperoleh dari uji tersebut yaitu berbeda tidak bermakna dengan nilai p0,05 p=0,064 tabel XIV. Pada data wanita, hasil distribusi HDL dengan body fat percentage23 dan body fat percentage≥23,didapatkan hasil distribusi normal, karena distribusi normal maka digunakan uji T tidak berpasangan. Hasil yang diperoleh dari uji tersebut yaitu berbeda tidak bermakna dengan nilai p0,05 p=0,437 tabel XV. Kadar HDL dalam darah kurang dari 40 mgdL bisa menaikkan kemungkinan terjadinya penyakit jantung United Health Care, 2012. Hasil penelitian yang diperoleh peneliti tidak sesuai dengan penelitian Shah, Devrajani, Devajrani, and Bibi 2010 dimana penelitian yang dilakukan pada 200 subyek pria dan wanita dengan rentang usia 20-79 tahun menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan antara kadar HDL dengan kelompok normal dengan di atas normal. Hal ini tidak sesuai juga dengan penelitian Natalia 2011, yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara kadar HDL dengan kelompok yang normal dengan yang di atas normal. Hal ini bisa terjadi karena risiko peningkatan HDL yang menyebabkan terjadinya PJK terjadi hampir kebanyakan pada usia 30-50 tahun Cullen, et al., 2012. Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian Lima dan Glaner 2008 pada 79 laki-laki dengan rentang usia 25-45 tahun menunjukkan perbedaan yang tidak signifikan antara kelompok body fat percentage dengan kadar HDL responden. Penelitian Narayani dan Raj 2010, menyatakan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara body fat percentage dengan HDL yang diteliti pada 20 wanita obese yang berusia 17-25 tahun, penelitian ini berbeda dengan hasil yang didapat peneliti karena sampel yang digunakan oleh peneliti berbeda. Responden yang digunakan oleh peneliti merupakan sampel yang tidak obese sehingga hasil yang didapat berbeda. Menurut Dinpakar, Mali, Borade, Patwardhan 2012, adanya perbedaan yang tidak signifikan antara body fat percentage dikelompok hipotiroidisme dan hipertiroidisme dengan kadar HDL dalam darah. Lamb, Ogden, Carrol, Lacher, Flegal 2011 menyatakan bahwa adanya perbedaan yang signifikan antara body fat percentage dengan HDL pada responden yang memiliki jaringan adiposa yang tinggi, sedangkan pada responden yang jaringan adiposa tidak tinggi tidak signifikan.Penelitian Meksawan2004, menyatakan bahwa perubahan jumlah lemak yang masuk dalam tubuh, tidak mempengaruhi body fat percentage secara signifikan, yang artinya tidak ada perbedaan yang bermakna antara jumlah lipid dalam tubuh dengan body fat percentage atau dengan kata lain tidak berbeda bermakna. c. Perbandingan rasio kadar LDLHDL pada kelompok body fat percentage23 dan body fat percentage≥23 untuk wanita dan kelompok body fat percentage15 dan body fat percentage≥15 untuk pria. Berdasarkan hasil distribusi antara rasio LDLHDL dengan kelompok kelompok body fat percentage15 dan kelompok body fat percentage≥15 pada pria, didapatkan hasil distribusi yang normal maka digunakan uji T tidak berpasangan. Hasil yang diperoleh dari uji tersebut yaitu berbeda bermakna dengan nilai p0,05 p=0,004 tabel XIV. Pada data wanita, hasil distribusi rasio LDLHDL dengan body fat percentage23 dan body fat percentage≥23,didapatkan hasil distribusi tidak normal, karena distribusi tidak normal maka digunakan uji Man-Whitney. Hasil yang diperoleh dari uji tersebut yaitu berbeda bermakna dengan nilai p0,05 p=0,002 tabel XV. Hasil yang diperoleh pada data wanita sesuai dengan penelitian Natalia 2011, dimana hasil yang diperoleh terdapat perbedaan yang signifikan pada usia 30-50 tahun. Sebaiknya menjaga rasio kadar LDLHDL di bawah 3,7, karena jika sudah berada pada kadar tersebut bisa kemungkin terkena PJK Fernandez and Webb, 2008.Nakanishi, Nakamura, Suzuki, Matsuo, Tatara 2000 menyatakan bahwa adanya hasil yang signifkan antara body fat percentage dengan rasio LDLHDL pada 1271 reponden pria 25-59 tahun di Jepang. Hal ini sesuai dengan data penelitian yang diperoleh peneliti yaitu hasil signifikansi pada pria adanya bermakna. Hasil penelitian yang serupa ditunjukan oleh penelitian Garenc, Vohl, Bouchard, Perusse 2008 yang menyatakan bahwa terdapat signifikansi antara body fat percentage dengan rasio LDLHDL pada 862 responden. 2. Karakteristik responden kelompok triceps skinfold thickness Dari data tersebut dianalisis distribusinya untuk kelompok pria kadar LDL terhadap kelompok TST12,5 mm p=0,797 dan TST≥12,5 mm 0,200 memiliki distribusi data yang normal dengan nilai p0,05, data kadar HDL dengan kelompok TST12,5 mm p=0,497 dan kelompok TST≥12,5 mm p=0,200memiliki distribusi yang normal dengan p0,05 dan data rasio kadar LDLHDL terhadap kelompok TST12,5 mm p=0,194 dan TST≥12,5 mm p=0,054 memiliki distribusi yang normal dengan nilai p0,05. Data untuk responden wanita dapat dilihat antara kadar LDL dengan kelompok TST16,5 mm p=0,923 dan kelompok TST≥16,5 mm p=0,169 memiliki distribusi normal dengan nilai p0,05, data antara kadar HDL dengan kelompok TST16,5 mm p=0,133 dan TST≥16,5 mm p=0,263 memiliki distribusi yang normal dengan p0,05, dan data antara rasio kadar LDLHDL terhadap kelompok TST16,5 mm p=0,240 memiliki distribusi normal dengan p0,05 dan kelompok TST ≥ 16,5 mm p=0,014 memiliki distribusi tidak normal dengan p0,05. a. Perbandingan kadar LDL pada kelompok TST12,5 mm dan kelompok TST≥12,5 mm pada pria serta kelompok TST 16,5 mm dan kelompok TST≥12,5 mm pada wanita. Pada responden pria, hasil distribusi antara kadar LDL dengan TST12,5 mm dan TST≥12,5 mm memiliki hasil distribusi yang normal dengan nilai p0,05 oleh karena normal digunakan uji T tidak berpasangan untuk melihat kebermaknaannya. Hasil yang diperoleh dari uji tersebut yaitu berbeda tidak bermakna dengan p0,05 p=0,648 tabel XIV. Pada responden wanita, hasil distribusi antara kadar LDL dengan TST16,5 mm dan TST≥16,5 mm memiliki hasil distribusi normal dengan nilai p0,05 sehingga uji T tidak berpasangan digunakan untuk mengetahui kebermaknaannya. Hasil yang diperoleh untuk uji tersebut yaitu berbeda tidak bermakna dengan nilai p0,05 p=0,229 tabel XV. Hasil yang didapat peneliti tidak sesuai dengan penelitian Voruganti 2006, yang dilakukan pada 954 dengan rentang usia 17-92 tahun responden di Meksiko, dan mendapatkan hasil yang signifikan antara LDL dengan TST dengan nilai P0,05. Hal ini mengindikasikan bahwa responden yang didapat oleh peneliti memiliki faktor risiko terjadinya penyakit kardiovaskular, karena LDL menurut Breuer 2005, menyatakan bahwa LDL dalam darah sangat berhubungan dengan PJK, jika LDL meningkat, maka risiko untuk terjadi PJK akan meningkat. Berdasarkan penelitian Enas dan Senthilkumar 2001 menunjukkan bahwa kematian yang disebabkan oleh adanya penyakit PJK pada orang Amerika USA, Meksiko lebih tinggi dibandingkan dengan orang Asia. Hasil yang didapat oleh peneliti tidak sesuai hal ini karena menurut Cullen, et al., 2012, tingkat kejadian PJK karena meningkatnya kadar LDL dalam darah banyak terjadi pada usia 30-50 tahun, sedangkan responden pada penelitian ini memiliki range usia 18-24 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa range usia peneliti kurang lebar dibandingkan dengan penelitian Voruganti 2006, sehingga hasil yang didapat berbeda. b. Perbandingan kadar HDL pada kelompok TST12,5 mm dan kelompok TST≥12,5 mm pada pria serta kelompok TST16,5 mm dan kelompok TST≥16,5 mm pada wanita. Pada responden pria, hasil distribusi antara kadar HDL dengan TST12,5 mm dan TST≥12,5 mm memiliki distribusi yang normal dengan p0,05 sehingga uji T tidak berpasangan digunakan untuk mengetahui kebermaknaanya. Hasil yang diperoleh untuk uji tersebut yaitu berbeda tidak bermakna dengan p0,05 p=0,853 tabel XIV.Pada responden wanita, hasil distribusi antara kadar HDL dengan TST16,5 mm dan TST≥16,5 mm memiliki distribusi yang normal dengan p0,05 sehingga digunakan uji T tidak berpasangan untuk mengetahui kebermaknaannya. Hasil yang diperoleh untuk uji tersebut yaitu berbeda tidak bermakna dengan p0,05 p=0,356 tabel XV. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Amrstrong, Balding, Gentle,and Kirby 2002, pada wanita dan pria menyatakan bahwa antara HDL dengan TST memiliki hasil yang berbeda tidak bermakna p0,05. Penelitian ini sesuai dengan hasil peneliti, dimana didapat hasil yang berbeda tidak bermakna antara TST dan HDL. Nilai HDL dalam darah merupakan korelasi yang berlawanan dengan risiko terjadinya penyakit jantung koroner, dimana dengan meningkatkan HDL bisa menjauhkan dari risiko tersebut meskipun hal ini masih belum dibuktikan. Hasil dari penelitian yang ada menunjukkan bahwa perubahan dari kadar HDL pada 146.890 responden menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan P=0,12 dalam penurunan risiko PJK Krumhotz, 2009. Menurut Kravitz 2012, HDL digunakan untuk mentransfer kolesterol dari atherosclerotic plaquemerupakan penumpukan lemak dan substansi yang lain dan terakumulasi pada dinding arteri Medical Dictionary, 2012 dalam pembuluh darah untuk dibawa ke hati dan kemudian di eksresikan, sehingga dapat disimpulkan bahwa HDL memiliki fungsi untuk mengurangi akumulasi tumpukan lemak plaque dalam saluran darah, sehingga bisa mengurangi risiko PJK. Oleh karena itu, sangatlah penting bagi kita untuk menjaga kadar HDL dalam darah. Hasil yang didapat perbandingan antara kadar HDL dengan TST12,5 mm dan TST≥12,5 mm untuk responden pria dan TST16,5 mm dan TST≥16,5 mm untuk responden wanita memiliki hasil yang berbeda tidak bermakna. Berdasarkan Meksawan 2004, menyatakan bahwa perubahan jumlah lemak yang masuk dalam tubuh, tidak mempengaruhi triceps skinfold thickness secara signifikan, yang artinya tidak ada perbedaan yang bermakna antara HDL dalam tubuh dengan triceps skinfold thickness atau dengan kata lain tidak berbeda bermakna. c. Perbandingan rasio kadar LDLHDL pada kelompok TST12,5 mm dan kelompok TST≥12,5 mm pada pria serta kelompok TST16,5 mm dan kelompok TST≥16,5 mm pada wanita. Pada responden pria, hasil distribusi yang didapat antara rasio kadar LDLHDL dengan TST12,5 mm dan TST≥12,5 mm memiliki distribusi yang normal dengan p0,05 sehingga uji T tidak berpasangan digunakan untuk menentukan kebermaknaannya. Hasil yang didapat untuk uji tersebut yaitu berbeda tidak bermakna dengan nilai p0,05 p=0,697 tabel XIV.Pada responden wanita, hasil distribusi yang didapat antara rasio kadar LDLHDL dengan TST16,5 mm dan TST≥16,5 mm memiliki distribusi yang tidak normal dengan p0,05 sehingga digunakan uji Man-Whitney untuk mengetahui kebermaknaannya. Hasil dari uji tersebut yaitu berbeda tidak bermakna dengan nilai p0,05 p=0,170 tabel XV. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Jain, Koley, and Shandu 2009 pada 30 orang wanita vegetarian dan 17 orang wanita non vegetarian, didapatkan hasil bahwa parameter skinfold thicknessbiceps skinfold, triceps skinfold, subscapular skinfold, suprailiac skinfold, abdominal skinfold yang digunakan tidak memiliki perbedaan yang bermakna dengan profil lipidnya kolesterol total, HDL, trigliserid, LDL, VLDL, total kolesterolHDL serta LDLHDL. Berdasarkan hasilnya, perbandingan antara triceps skinfold dengan rasio LDLHDL yaitu berbeda tidak bermakna dengan p0,05. 3. Karakteristik responden kelompok abdominal skinfold thickness Data untuk responden pria dapat dilihat antara kadar LDL dengan kelompok AST30,67 mm p=0,795 dan kelompok AST≥30,67 mm p=0,415 memiliki distribusi normal dengan nilai p0,05, data antara kadar HDL dengan kelompok AST30,67 mm p=0,188dan kelompok AST≥30,67 mm p=0,372 memiliki distribui normal dengan p0,05, dan data antara rasio kadar LDLHDL terhadap kelompok AST30,67 mm p=0,238 dan kelompok AST≥30,67 mm p=0,220 memiliki distribusi normal dengan p0,05. Data untuk responden wanita dapat dilihat antara kadar LDL dengan kelompok AST24,67 mm p=0,589 dan kelompok AST≥24,67 mm p=0,546 memiliki distribusi normal dengan nilai p0,05, data antara kadar HDL dengan kelompok AST24,67 mm p=0,221 dan AST≥24,67 mm p=0,166 memiliki distribusi yang normal dengan p0,05, dan data antara rasio kadar LDLHDL terhadap kelompok AST24,67 mm p=0,026 dan kelompok AST≥24,67 mm p=0,032 memiliki distribusi tidak normal dengan p0,05. Menurut Freedman, Serdula, Srivanasan, and Berenson 2000, menjelaskan bahwa jumlah lemak dalam tubuh, terutama pada bagian abdominal, sangat berpengaruh pada kesehatan.Distribusi lemak pada daerah abdominal berhubungan dengan konsentrasi trigliserid, LDL, dan HDL.Berdasarkan hal tersebut, perlu dilakukan pengukuran pada daerah abdominal untuk mencegah terjadi berbagai macam penyakit kardiovaskuler.Menurut Demura and Sato 2007, pengukuran skinfold thickness pada daerah abdominal mengurangi pengukuran yang error disebabkan karena adanya level obesitas, pengukuran pada daerah ini, hasil error-nya lebih kecil dibandingkan dengan bagian pengukuran skinfold thickness yang lain. a. Perbandingan kadar LDL pada kelompok AST30,67 mm dan kelompok AST ≥30,67 mm pada pria serta kelompok AST24,67 mm dan kelompok AST≥24,67 mm pada wanita Pada responden pria, hasil distribusi antara kadar LDL dengan AST30,67 mm dan AST≥30,67 mm memiliki hasil distribusi yang normal dengan nilai p0,05 oleh karena normal digunakan uji T tidak berpasangan untuk melihat kebermaknaannya. Hasil yang diperoleh dari uji tersebut yaitu berbeda tidak bermakna dengan p0,05 p=0,324 tabel XIV. Pada responden wanita, hasil distribusi antara kadar LDL dengan AST24,67 mm dan AST≥24,67 mm memiliki hasil distribusi normal dengan nilai p0,05 sehingga uji T tidak berpasangan digunakan untuk mengetahui kebermaknaannya. Hasil yang diperoleh untuk uji tersebut yaitu berbeda tidak bermakna dengan nilai p0,05 p=0,336 tabel XV. Penelitian yang dilakukan oleh Jain, et al., 2009, pada wanita vegetarian dan non-vegetarian dengan range usia 40-60 tahun menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara profil lemak yang diukur LDL, HDL, trigiserida, VLDL, rasio kolesterol totalHDL, dan rasio LDLHDL dengan parameter antropometri yang diukur berat badan, tinggi badan, BMI, biceps skinfold thickness, subscapular skinfold thickness, suprailiac skinfold thickness, triceps skinfold thickness, dan abdominal skinfold thickness dengan nilai p0,05 untuk abdominal skinfold thickness dengan LDL. Hasil yang didapat peneliti tidak sama dengan hasil penelitian yang dilakukan Kandil, Anwar, Fatouh, Salama, Ahmed, Elabd, and Aly 2010, yang menyatakan perbedaan yang signifikan antara LDL dengan abdominal skinfold thickness pada anak usia 5-14 tahun yang termasuk kategori obesitas. Hal ini dikarenakan responden yang digunakan peneliti tidak semuanya mengalami obesitas sehingga hasil yang didapat berbeda dengan Kandil, et al., 2010 yang sampelnya obesitas. Penelitian yang dilakukan oleh peneliti mendapatkan hasil yang tidak signifikan karena berdasarkan penelitian Enas dan Senthilkumar 2001 menunjukkan bahwa kematian yang disebabkan oleh adanya penyakit PJK pada orang Amerika USA, Meksiko lebih tinggi dibandingkan dengan orang Asia. Hasil yang didapat oleh peneliti tidak sesuai hal ini karena Cullen, et al 2012, tingkat kejadian PJK karena meningkatnya kadar LDL dalam darah banyak terjadi pada usia 30-50 tahun. Meksawan et al., 2004, menyatakan bahwa perubahan jumlah lemak yang masuk dalam tubuh, tidak mempengaruhi abdominal skinfold thickness secara signifikan, yang artinya ada perbedaan yang tidak bermakna antara LDL dalam tubuh dengan abdominal skinfold thickness atau dengan kata lain berbeda tidak bermakna. b. Perbandingan kadar HDL pada kelompok AST30,67 mm dan kelompok AST≥30,67 mm pada pria serta kelompok AST24,67 mm dan kelompok AST ≥24,67 mm pada wanita Pada responden pria, hasil distribusi antara kadar HDL dengan AST30,67 mm dan AST≥30,67 mm memiliki hasil distribusi yang normal dengan nilai p0,05 oleh karena normal digunakan uji T tidak berpasangan untuk melihat kebermaknaannya. Hasil yang diperoleh dari uji tersebut yaitu berbeda tidak bermakna dengan p0,05 p=0,252 tabel XIV. Pada responden wanita, hasil distribusi antara kadar HDL dengan AST24,67 mm dan AST≥24,67 mm memiliki hasil distribusi normal dengan nilai p0,05 sehingga uji T tidak berpasangan digunakan untuk mengetahui kebermaknaannya. Hasil yang diperoleh untuk uji tersebut yaitu berbeda tidak bermakna dengan nilai p0,05 p=0,761 tabel XV. Penelitian yang dilakukan oleh Jain, et al., 2009, pada wanita vegetarian dan non-vegetarian dengan range usia 40-60 tahun menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara profil lemak yang diukur LDL, HDL, trigiserida, VLDL, rasio kolesterol totalHDL, dan rasio LDLHDL dengan parameter antropometri yang diukur berat badan, tinggi badan, BMI, biceps skinfold thickness, subscapular skinfold thickness, suprailiac skinfold thickness, triceps skinfold thickness, dan abdominal skinfold thickness dengan nilai p0,05 untuk abdominal skinfold thickness dengan HDL. Penelitian Hassan 2012, pada kelompok anak berusia 8-10 tahun memiliki hasil yang tidak signifikan antara HDL dengan abdominal skinfold thickness p=0,214, tetapi pada kelompok usia 11-13 tahun dan 14-16 tahun memiliki hasil yang signifikan p=0,012 dan p=0,000. Hasil yang diperoleh peneliti berbeda karena menurut Meksawan 2004, menyatakan bahwa perubahan jumlah lemak yang masuk dalam tubuh, tidak mempengaruhi abdominal skinfold thickness secara signifikan, yang artinya tidak ada perbedaan yang bermakna antara HDL dalam tubuh dengan abdominal skinfold thickness atau dengan kata lain tidak berbeda bermakna. c. Perbandingan rasio kadar LDLHDL pada kelompok AST30,67 mm dan kelompok AST≥30,67 mm pada pria serta kelompok AST24,67 mm dan kelompok AST≥24,67 mm pada wanita Pada responden pria, hasil distribusi antara rasio kadar LDLHDL dengan AST30,67 mm dan AST≥30,67 mm memiliki hasil distribusi yang normal dengan nilai p0,05 oleh karena normal digunakan uji T tidak berpasangan untuk melihat kebermaknaannya. Hasil yang diperoleh dari uji tersebut yaitu berbeda tidak bermakna dengan p0,05 p=0,233 tabel XIV. Pada responden wanita, hasil distribusi antara rasio kadar LDLHDL dengan AST24,67 mm dan AST≥24,67 mm memiliki hasil distribusi tidak normal dengan nilai p0,05 sehingga uji Man-Whitney digunakan untuk mengetahui kebermaknaannya. Hasil yang diperoleh untuk uji tersebut yaitu berbeda bermakna dengan nilai p0,05 p=0,028 tabel XV. Penelitian yang dilakukan oleh Jain, et al., 2009, pada wanita vegetarian dan non-vegetarian dengan range usia 40-60 tahun menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara profil lemak yang diukur LDL, HDL, trigiserida, VLDL, rasio kolesterol totalHDL, dan rasio LDLHDL dengan parameter antropometri yang diukur berat badan, tinggi badan, BMI, biceps skinfold thickness, subscapular skinfold thickness, suprailiac skinfold thickness, triceps skinfold thickness, dan abdominal skinfold thickness dengan nilai p0,05 untuk abdominal skinfold thickness dengan rasio LDLHDL. Berdasarkan penelitian Ghosh, Ghosh and Maity 2008, yang dilakukan pada 26 sampel dengan usia 24 tahun yang member perlakuan dengan obat Premma obtusifoliayang bisa menurunkan kadar lemak dalam darah menunjukkan hasil perbedaan yang tidak signifikan p0,05 antara rasio LDLHDL pada profil pengukuran antropometri BMI, WHR, dan AST, hasil setelah 3 bulan pemakaian masih menunjukkan hasil yang tidak signifikan. Hasil yang diperoleh sama dengan hasil yang diperoleh peneliti yaitu berbeda tidak bermakna. Hasil peneliti pada sampel wanita memiliki hasil yang berbeda bermakna antara rasio LDLHDL dengan abdominal skinfold thickness. Penelitian ini didukung oleh penelitian Natalia 2011, yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara rasio LDLHDL dengan abdominal skinfold thickness p=0,026. 4. Karakteristik responden kelompok suprailiac skinfold thickness Data penelitian mengenai karakteristik suprailiac skinfold thickness SIT pada responden dibagi menjadi 2 kelompok dimana menurut Junior et al 2012, nilai standar suprailiac skinfold thickness untuk pria yaitu 17,9 mm dan untuk wanita 19,8 mm. Data untuk responden pria dapat dilihat antara kadar LDL dengan kelompok SIT17,9 mm p=0,374 dan kelompok SIT≥17,9 mm p=0,824 memiliki distribusi normal dengan nilai p0,05, data antara kadar HDL dengan kelompok SIT17,9 mm p=0,247 memiliki distribui normal dengan p0,05 dan SIT≥17,9 mm p=0,002 memiliki distribusi yang tidak normal dengan p0,05, dan data antara rasio kadar LDLHDL terhadap kelompok SIT17,9 mm p=0,046 memiliki distribusi tidak normal dengan p0,05 dan kelompok SIT≥17,9 mm p=0,595 memiliki distribusi normal dengan p0,05. Data untuk responden wanita dapat dilihat antara kadar LDL dengan kelompok SIT19,8 mm p=0,935 dan kelompok SIT≥19,8 mm p=0,212 memiliki distribusi normal dengan nilai p0,05, data antara kadar HDL dengan kelompok SIT19,8 mm p=0,055 dan SIT≥19,8 mm p=0,280 memiliki distribusi yang normal dengan p0,05, dan data antara rasio kadar LDLHDL terhadap kelompok SIT19,8 mm p=0,087 memiliki distribusi normal dengan p0,05 dan kelompok SIT≥19,8 mm p=0,049 memiliki distribusi tidak normal dengan p0,05. a. Perbandingan kadar LDL pada kelompok SIT17,9 mm dan kelompok SIT≥17,9 mm pada pria serta kelompok SIT19,8 mm dan kelompok SIT≥19,8 mm pada wanita Pada responden pria, hasil distribusi antara kadar LDL dengan SIT17,9 mm dan SIT≥17,9 mm memiliki hasil distribusi yang normal dengan nilai p0,05 oleh karena normal digunakan uji T tidak berpasangan untuk melihat kebermaknaannya. Hasil yang diperoleh dari uji tersebut yaitu berbeda tidak bermakna dengan p0,05 p=0,670 tabel XIV.Pada responden wanita, hasil distribusi antara kadar LDL dengan SIT19,8 mm dan SIT≥19,8 mm memiliki hasil distribusi yang normal dengan nilai p0,05 oleh karena normal digunakan uji T tidak berpasangan untuk melihat kebermaknaannya. Hasil yang diperoleh dari uji tersebut yaitu berbeda tidak bermakna dengan p0,05 p=0,122 tabel XV. Berdasarkan penelitian Mesa 2006, menyatakan bahwa hampir seluruh metode antroprometri memberikan perbandingan yang tidak bermakna dengan kadar lipid dalam darah terkait dengan risiko penyakitnya. Parameter yang digunakan oleh Mesa 2006, ini antara lain pengukuran suprailiac skinfold thickness SIT yang dibandingkan dan dikorelasikan dengan LDL, HDL, kolesteroltotal, trigiserida, dan glukosa. Hasil yang diperoleh yaitu perbandingan antara SIT dengan profil lipid LDL berbeda tidak bermakna dengan p0,05 dengan korelasi yang berbeda tidak bermakna juga p0,001. b. Perbandingan kadar HDL pada kelompok SIT17,9 mm dan kelompok SIT≥17,9 mm pada pria serta kelompok SIT19,8 mm dan kelompok SIT≥19,8 mm pada wanita Pada responden pria, hasil distribusi antara kadar HDL dengan SIT17,9 mm dan SIT≥17,9 mm memiliki hasil distribusi yang tidak normal dengan nilai p0,05 oleh karena tidak normal digunakan uji Man-Whitney untuk melihat kebermaknaannya. Hasil yang diperoleh dari uji tersebut yaitu berbeda tidak bermakna dengan p0,05 p=0,087 tabel XIV.Pada responden wanita, hasil distribusi antara kadar HDL dengan SIT19,8 mm dan SIT≥19,8 mm memiliki hasil distribusi yang normal dengan nilai p0,05 oleh karena normal digunakan uji T tidak berpasangan untuk melihat kebermaknaannya. Hasil yang diperoleh dari uji tersebut yaitu berbeda tidak bermakna dengan p0,05 p=0,434 tabel XV. Berdasarkan penelitian Mesa 2006, menyatakan bahwa hampir seluruh metode antroprometri memberikan perbandingan yang tidak bermakna dengan kadar lipid dalam darah terkait dengan risiko penyakitnya. Parameter yang digunakan oleh Mesa 2006, ini antara lain pengukuran suprailiac skinfold thickness SIT yang dibandingkan dan dikorelasikan dengan LDL, HDL, kolesteroltotal, trigiserida, dan glukosa. Hasil yang diperoleh yaitu perbandingan antara SIT dengan profil lipid HDL berbeda tidak bermakna dengan p0,01 dengan korelasi yang berbeda tidak bermakna juga p0,001. c. Perbandingan rasio kadar LDLHDL pada kelompok SIT17,9 mm dan kelompok SIT≥17,9 mm pada pria serta kelompok SIT19,8 mm dan kelompok SIT≥19,8 mm pada wanita Pada responden pria, hasil distribusi antara rasio kadar LDLHDL dengan SIT17,9 mm dan SIT≥17,9 mm memiliki hasil distribusi yang tidak normal dengan nilai p0,05 oleh karena tidak normal digunakan uji Man-Whitney untuk melihat kebermaknaannya. Hasil yang diperoleh dari uji tersebut yaitu berbeda bermakna dengan p0,05 p=0,014 tabel XIV.Pada responden wanita, hasil distribusi antara rasio kadar LDLHDL dengan SIT19,8 mm dan SIT≥19,8 mm memiliki hasil distribusi yang tidak normal dengan nilai p0,05 oleh karena normal digunakan uji Man-Whitney untuk melihat kebermaknaannya. Hasil yang diperoleh dari uji tersebut yaitu berbeda bermakna dengan p0,05 p=0,002 tabel XV. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Jain, et al., 2009 pada 30 orang wanita vegetarian dan 17 orang wanita non vegetarian, didapatkan hasil bahwa parameter skinfold thickness yang digunakan oleh peneliti memiliki perbedaan yang bermakna dengan profil lipidnya. Parameter skinfold thickness yang digunakan oleh peneliti ini yaitu bicepss skinfold, triceps skinfold, subscapular skinfold, suprailiac skinfold, abdominal skinfold dan parameter lipid yang dihitung yaitu kolesterol total, HDL, trigliserid, LDL, VLDL, total kolesterolHDL serta LDLHDL. Berdasarkan hasilnya, perbandingan antara suprailiac skinfold dengan rasio LDLHDL yaitu berbeda bermakna dengan p0,05.

C. Korelasi Body Fat Percentage, triceps skinfold thickness, abdominal