6 Menyimpulkanapakah sistem pendukung pengambilan keputusan
dapat memberikan rekomendasi kartu perdana provider yang baik dan sesuai dengan kebutuhan penggunanya.
6
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan
Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan SPPK atau Decision Support Sistem DSS merupakan suatu sistem yang interaktif, yang
membantu pengambil keputusan melalui penggunaan data dan model- model keputusan untuk memecahkan masalah yang sifatnya semi
terstruktur. Dapat juga dikatakan sebagai sistem komputer yang mengolah data menjadi informasi untuk mengambil keputusan dari masalah yang
spesifik. Menurut Moore dan Chang, sistem pendukung pengambilan keputusan dapat digambarkan sebagai sistem yang berkemampuan
mendukung analisis data, dan pemodelan keputusan, berorientasi keputusan, orientasi perencanaan masa depan, dan digunakan pada saat-
saat yang tidak biasa.
2.1.1 Konsep Pengambilan Keputusan
A. Pengertian Keputusan
Keputusan merupakan rangkaian tindakan yang perlu
diikuti dalam
memecahkan masalah
untuk menghindari dan mengurangi dampak negatif, atau untuk
memanfaatkan kesempatan. Menurut Herbert A. Simon
2002:15, keputusan berada pada suatu rangkaian kesatuan, dengan keputusan terprogram pada satu ujungnya
dan keputusan tak terprogram pada ujung yang lain.
B. Pengertian Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan
merupakan proses
pemilihan alternatif tindakan untuk mencapai tujuan atau sasaran tertentu. Pengambilan keputusan dilakukan dengan
pendekatan sistematis terhadap permasalahan melalui proses pengumpulan data menjadi informasi serta ditambah
dengan faktor –faktor yang perlu dipertimbangkan dalam
pengambilan keputusan.
2.1.2 Konsep Dasar Sistem Pendukung Pengambilan
Keputusan
Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan SPPK atau Decision Support Sistem DSS merupakan suatu sistem yang
interaktif, yang membantu pengambil keputusan melalui penggunaan data dan model-model keputusan untuk memecahkan
masalah yang sifatnya semi terstruktur.
2.1.3 Karakteristik dan Manfaat Sistem Pendukung
Pengambilan Keputusan
Karakteristik sistem pendukung pengambilan keputusan adalah : 1.
Sistem Pendukung Keputusan dirancang untuk membantu pengambil keputusan dalam memecahkan masalah yang
sifatnya semi terstruktur dengan menambahkan kebijaksanaan manusia dan informasi komputerisasi.
2. Dalam proses pengolahannya, sistem pendukung keputusan
mengkombinasikan penggunaan model-model analisis dengan teknik pemasukan data konvensional serta fungsi-fungsi
pencari interogasi informasi. 3.
Sistem Pendukung Keputusan, dirancang sedemikian rupa sehingga dapat digunakandioperasikan dengan mudah.
4. Sistem Pendukung Keputusan dirancang dengan menekankan
pada aspek fleksibilitas serta kemampuan adaptasi yang tinggi. Keuntungan yang dapat diambil dari sistem pendukung
pengambilan keputusan adalah : 1.
SPPK memperluas kemampuan pengambil keputusan dalam memproses data informasi bagi pemakainya.
2. SPPK membantu pengambil keputusan untuk memecahkan
masalah terutama berbagai masalah yang sangat kompleks dan tidak terstruktur.
3. SPPK dapat menghasilkan solusi dengan lebih cepat serta
hasilnya dapat diandalkan. 4.
Walaupun suatu SPPK, mungkin saja tidak mampu memecahkan masalah yang dihadapi oleh pengambil
keputusan, namun ia dapat menjadi stimulan bagi pengambil keputusan dalam memahami persoalannya, karena mampu
menyajikan berbagai alternatif pemecahan.
2.1.4 Komponen dalam Sistem Pendukung Pengambilan
Keputusan
Menurut Kusrini 2007:25 sistem pendukung pengambilan keputusan terdiri dari beberapa komponen atau subsistem yaitu :
A. Subsistem Manajemen Data
Subsistem manajemen data memasukan satu database yang berisi data yang relevan untuk situasi yang
dikelola oleh perangkat lunak yang disebut sistem manajemen database.
B. Subsistem Manajemen Model
Subsistem manajemen model, yaitu sebuah paket perangkat lunak yang berisi model-model finansial,
statistik, management science, atau model kuantitatif yang lain yang menyediakan kemampuan analisis sistem dan
management software yang terkait.
C. Subsistem Antarmuka Pengguna
Pengguna berkomunikasi dengan memerintahkan sistem pendukung keputusan melalui sub sistem tersebut,
pengguna adalah bagian yang dipertimbangkan dari sistem. Subsistem ini tempat komunikasi antara pengguna dan
sistem pendukung keputusan serta tempat pengguna memberikan perintah kepada sistem pendukung keputusan.
D. Subsistem Manajemen Berbasis Pengetahuan
Subsistem manajemen pengetahuan knowledge yaitu sub sistem yang mampu mendukung sub sistem yang
lain atau berlaku sebagai sebuah komponen yang berdiri sendiri independen .
2.1.5 Tahapan dalam Pemodelan Sistem pendukung
Pengambilan Keputusan
Menurut Kusrini dalam bukunya Konsep dan Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan 2007:30 langkah atau tahapan
dalam pemodelan sistem pendukung pengambilan keputusan dapat dibagi menjadi beberapa tahapan, yaitu :
A. Studi Kelayakan Intelligence
Tahap ini sasaran ditentukan dan dilakukan pencarian prosedur, pengumpulan data, identifikasi masalah, hingga terakhir
membentuk pernyataan masalah.
B. Perancangan Design
Pada tahap ini akan diformulasikan model yang akan digunakan dan kriteria-kriterianya akan ditentukan.
C. Pemilihan Choice
Pada tahap ini dilakukan pemilihan model, termasuk solusi dari model tersebut.
D. Membuat Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan
Setelah menentukan
model, berikutnya
adalah mengimplementasikan dalam aplikasi sistem pendukung
pengambilan keputusan.
2.1.6 Kriteria dalam Sistem Pendukung Pengambilan
Keputusan A.
Interaktif
SPPK memiliki pengguna interface yang komunikatif sehingga pemakai dapat melakukan akses secara cepat ke
data dan memperoleh informasi yang dibutuhkan.
B. Fleksibel
SPPK memiliki kemampuan sebanyak mungkin variable masukan, kemampuan untuk mengolah dan memberikan
keluaran yang menyajikan alternatif keputusan kepada pemakai.
C. Data Kualitatif
SPPK memiliki kemampuan untuk menerima data kualitas yang
dikuantitaskan yang
sifatnya subyektif
dari pemakainya, sebagai data masukan untuk pengolahan data.
Misalnya: penilaian terhadap kecantikan yang bersifat kualitas, dapat dikuantitaskan dengan pemberian bobot nilai
seperti 75 atau 90.
D. Prosedur
SPPK mengandung suatu prosedur yang dirancang berdasarkan rumusan formal atau berupa prosedur
kepakaran seseorang atau kelompok dalam menyelesaikan suatu bidang masalah dengan fenomena tertentu
2.2 Analytical Hierarchy Process AHP
2.2.1 Pengertian Analytical Hierarchy Process
AHP merupakan suatu model pendukung keputusan yang dikembangkan oleh Thomas L. Saaty. Menurut Saaty 1993,
hirarki didefinisikan sebagai suatu representasi dari sebuah permasalahan yang kompleks dalam suatu struktur multi level
dimana level pertama adalah tujuan, yang diikuti level faktor, kriteria, sub kriteria, dan seterusnya ke bawah hingga level
terakhir dari alternatif. Dengan hirarki, suatu masalah yang kompleks dapat diuraikan ke dalam kelompok-kelompoknya
yang kemudian diatur menjadi suatu bentuk hirarki sehingga permasalahan akan tampak lebih terstruktur dan sistematis.
AHP sering digunakan sebagai metode pemecahan masalah dibanding dengan metode yang lain karena alasan-alasan sebagai
berikut : 1.
Struktur yang berhirarki, sebagai konsekuesi dari kriteria yang dipilih, sampai pada subkriteria yang paling dalam.
2. Memperhitungkan validitas sampai dengan batas toleransi
inkonsistensi berbagai kriteria dan alternatif yang dipilih oleh pengambil keputusan.
3. Memperhitungkan daya tahan output analisis sensitivitas
pengambilan keputusan
2.2.2 Kelebihan Analytical Hierarchy Process
Kelebihan-kelebihan model analytical hierarchy process adalah :
A. Kesatuan Unity
AHP membuat permasalahan yang luas dan tidak terstruktur menjadi suatu model yang fleksibel dan mudah dipahami.
B. Kompleksitas Complexity
AHP memecahkan permasalahan yang kompleks melalui pendekatan sistem dan pengintegrasian secara deduktif.
C. Saling ketergantungan Inter Dependence
AHP dapat digunakan pada elemen-elemen sistem yang saling bebas dan tidak memerlukan hubungan linier.
D. Struktur Hirarki Hierarchy Structuring
AHP mewakili
pemikiran alamiah
yang cenderung
mengelompokkan elemen sistem ke level-level yang berbeda dari masing-masing level berisi elemen yang serupa.
E. Pengukuran Measurement
AHP menyediakan skala pengukuran dan metode untuk mendapatkan prioritas.
F. Konsistensi Consistency
AHP mempertimbangkan konsistensi logis dalam penilaian yang digunakan untuk menentukan prioritas.