Kepemimpinan Peranan Kepemimpinan dan Motivasi Terhadap Semangat Kinerja Pegawai pada Dinas Perhubungan Provinsi Sumatera Utara

36

BAB III PEMBAHASAN

A. Kepemimpinan

a. Pengertian dan Peranan Kepemimpinan

Dinas Perhubungan Provinsi Sumatera Utara menyadari pentingnya peran seorang pemimpin dalam meningkatkan semangat kerja pegawainya. Dalam kehidupan sehari-hari baik dilingkungan keluarga, organisasi, perusahaan sampai dengan pemerintahan sering kita dengar sebutan pemimpin, kepemimpinan serta kekuasaan. Ketiga kata tersebut memang memiliki hubungan yang berkaitan satu sama lainnya. Suatu organisasi akan berhasil atau bahkan gagal sebagian besar ditentukan oleh kepemimpinan. Menurut Stephen P. Robbins 2001:314 yang dimaksud dengan kepemimpinan adalah sebagai suatu kemampuan mempengaruhi suatu kelompok kearah pencapaian tujuan. Dengan kata lain organisasi adalah proses atau rangkaian kegiatan kerja sama sejumlah orang, untuk mencapai tujuan tertentu. Gaya kepemimpinan atasan dapat mempengaruhi kesuksesan pegawai dalam berprestasi, dan akan berujung pada keberhasilan organisasi dalam mencapai tujuannya Suranta, 2002. Dalam suatu organisasi apapun bentuk organisasi tersebut, pasti memerlukan seseorang dengan atau tanpa dibantu oleh orang lain., untuk menempati posisi sebagai pimpinan atau pemimpin leader. Seseorang yang menduduki posisi pemimpin di dalam suatu organisasi mengemban tugas melaksanakan kepemimpinan. Sehubungan dengan itu dari segi Universitas Sumatera Utara organisasi, kepemimpinan dapat diartikan sebagai kemampuan atau kecerdasan mendorong sejumlah orang dua orang atau lebih agar bekerja sama dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan yang terarah pada tujuan bersama. Beberapa defenisi tentang kepemimpinan adalah sebagai berikut : 1. Kepemimpinan adalah “perilaku dari seorang individu yang memimpin aktivitas-aktivitas suatu kelompok kesuatu tujuan yang ingin dicapai bersama.” 2. Kepemimpinan adalah “pengaruh antarpribadi, yang dijalankan dalam situasi tertentu, serta diarahkan melaluii proses komunikasi, kearah pencapaian satu atau beberapa tujuan tertentu.” 3. Kepemimpinan adalah “pembentukan awal serta pemeliharaan struktur dalam harapan dan interaksi.” 4. Kepemimpinan adalah “peningkatan pengaruh sedikit demi sedikit pada, dan berada di atas kepatuhan mekanis terhadap pengarahan-pengarahan rutin organisasi.” 5. Kepemimpinan adalah “proses mempengaruhi aktivitas-aktivitas sebuah kelompok yang diorganisasi kearah pencapaian tujuan.” Kebanyakan defenisi mengenai kepemimpinan mencerminkan asumsi bahwa kepemimpinan menyangkut sebuah proses pengaruh social yang dalam hal ini pengaruh yang disengaja dijalankan oleh seseorang terhadap orang lain untuk menstruktur aktivitas-aktivitas serta hubungan-hubungan di dalam sebuah kelompok atau organisasi. Universitas Sumatera Utara Menyangkut persoalan apakah kepemimpinan harus dilihat sebagai milik dari individu-individu tertentu atau milik dari sebuah system sosial. Salah satu pandangan menyatakan bahwa semua kelompok mempunyai spesialisasi peran yang di dalamnya termasuk peran khusus kepemimpinan. Termasuk di dalam peran tersebut adalah beberapa tanggung jawab dan fungsi yang tidak dapat dibagi-bagi tanpa merugikan efektivitas kelompok tersebut. Orang yang mempunyai banyak pengaruh di dalam kelompok tersebut dan yang diharapkan akan menjalankan peran kepemimpinan ditetapkan sebagai pemimpinnya.

b. Teori-Teori Kepemimpinan

Teori-teori mencakup perbedaan dalam pendapat, metodologi keterangan- keterangan dan kesimpulan. Setiap teori mempunyai pengikut masing-masing yang beranggapan teori mereka adalah benar dan tepat. G.R. Terry dalam bukunya “Principles of management” mengemukakan 8 delapan buah teori kepemimpinan sebagai berikut : 1 Teori Otokratis Kepemimpinan menurut teori ini didasarkan atas perintah- perintah, pemaksaan dan tindakan yang agak arbiter dalam hubungan antara pemimpin dengan pihak bawahan. Pemimpin disini cenderung mencurahkan perhatian sepenuhnya pada pekerjaan, ia melaksanakan pengawasan seketat mungkin dengan maksud agar pekerjaan dilaksankana sesuai dengan rencana. Pemimpin otoktratis menggunakan perintah- Universitas Sumatera Utara perintah yang biasanya diperkuat oleh adanya sanksi-sanksi di antaranya, disiplin adalah faktor yang terpenting. 2 Teori Psikologis Pendekatan ini terhadap kepemimpinan menyatakan bahwa fungsi seorang pemimpin adalah mengembangkan system motivasi terbaik. Pemimpin merangsang bawahannya untuk bekerja kearah pencapaian sasaran organisatoris maupun untuk memenuhi tujuan-tujuan pribadi mereka. Kepemimpinan dan memotivasi sangat memperhatikan hal-hal seperti misalnya pengakuan, kepastian emosional, kesempatan untuk memperhatikan keinginan dan kebutuhannya. 3 Teori Sosiologis Identifikasi tujuan kerapkali memberikan petunjuk yang diperlukan oleh para pengikut. Mereka mengetahui hasil-hasil apa, kepercayaan apa, dan kelakuan apa yang diharapkan dari mereka. Tetapi, perlu diketahui bahwa usaha-usaha untuk mencapai tujuan mempengaruhi interaksi-intersaksi antara para pengikut, hingga tingkat timbulnya konflik yang merusak di dalam atau di antara kelompok-kelompok. Dalam situasi demikian, pemimpin diharapkan untuk mengambil tindakan-tindakan korektif, menjalankan pengaruh kepemimpinannya dan mengembalikan harmoni dan usaha-usaha kooperatif antara para pengikutnya. 4 Teori suportif Di sini, pihak pemimpin beranggapan bahwa para pengikutnya berusaha sebaik-baiknya dan bahwa ia dapat memimpin dengan sebaiknya Universitas Sumatera Utara melalui tindakan membantu usaha-usaha mereka. Untuk itu, pihak pemimpin menciptakan suatu lingkungan kerja yang membantu mempertebal keinginan pada setiap pengikut untuk melaksanakan pekerjaan sebaik mungkin, bekerjasama dengan pihak lain, serta mengembangkan skillnya serta keinginannya sendiri. 5 Teori “Lisseez Faire” Berdasarkan teori ini, seorang pemimpin memberikan kebebasan seluas-luasnya kepada para pengikutnya dalam menentukan aktivitas mereka. Ia tidak berpartisipasi, atau apabila hal itu dilakukannya maka partisipasi tersebut hampir tidak berarti. Pendekatan ini merupakan kebalikan langsung dari teori otokratis. 6 Teori Perilaku Pribadi Kepemimpinan dapat pula dipelajari berdasarkan kualitas-kualitas pribadi ataupun pola-pola kelakukan para pemimpin. Salah satu yang terpenting teori ini menyatakan bahwa seorang pemimpin tidak berkelakuan sama ataupun melakukan tindakan identik dalam situasi yang dihadapi olehnya. Hingga tingkat tertentu ia bersifat fleksibel, karena ia beranggapan bahwa ia perlu mengambil langkah-langkah yang paling tepat untuk menghadapi sesuatu problem tertentu. 7 Teori SosialSifat Usaha harus dilakukan orang untuk mengidentifikasi sifat-sifat pemimpin yang dipergunakan untuk menerangkan dan meramalkan kesuksesan dalam bidang pemimpin. Diantara sifat-sifat yang dianggap Universitas Sumatera Utara harus dimiliki oleh seorang pemimpin yaitu: intelegensi, inisiatif, energi dan rangsangan, kedewasaan emosional, persuasif, skill komunikatif, kepercayaan pada diri sendiri, perseptif, kreativitas, dan partisipasi sosial. 8 Teori Situasi Pendekatan ini untuk menerangkan kepemimpinan menyatakan bahwa harus terdapat cukup banyak fleksibilitas dalam kepemimpinan untuk menyesuaikan diri dengan berbagai macam situasi. Kepemimpinan ini bersifat “multidimensi”. Pada teori ini, dianggap bahwa kepemimpinan terdiri dari tiga macam elemen yakni: pemimpin, pengikut, dan situasi.

c. Gaya Kepemimpinan

Dalam mensukseskan kepemimpinan dalam organisasi, pemimpin perlu memikirkan dan memperlihatkan gaya kepemimpinan yang akan diterapkan kepada pegawainya Mulyadi dan Rivai, 2009. Gaya kepemimpinan atasan dapat mempengaruhi kesuksesan pegawai dalam berprestasi, dan akan berujung pada keberhasilan organisasi dalam mencapai tujuannya Suranta, 2002. Pemimpin perlu memikirkan gaya kepemimpinan yang paling tepat, dimana gaya kepemimpinan yang paling tepat yaitu gaya kepemimpinan yang dapat memaksimumkan kinerja, dan mudah dalam menyesuaikan dengan segala situasi. Dalam organisasi Mulyadi dan Rivai, 2009, gaya kepemimpinan adalah pola tingkah laku yang dirancang sedemikian rupa untuk mengintegrasikan tujuan organisasi dengan tujuan individu untuk mencapai suatu tujuan tertentu Sholeha dan Suzy,1996. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa gaya kepemimpinan Universitas Sumatera Utara yaitu pola perilaku dan strategi yang disukai dan sering diterapkan pemimpin, dengan menyatukan tujuan organisasi dengan tujuan individu atau pegawai, dalam rangka mencapai tujuan atau sasaran yang telah menjadi komitmen bersama. Gaya kepemimpinan bersifat lentur atau fleksibel, maksudnya adalah gaya kepemimpinan yang biasa diterapkan pemimpin dapat berubah dengan gaya kepemimpinan yang lainnya seiring dengan berubahnya situasi dan kondisi internal organisasi. Sehingga tercapai keefektifan gaya kepemimpinan, dan tercapainya tujuan organisasi. Menurut Stephen P. Robbins 2006 terdapat empat macam gaya kepemimpinan yaitu sebagai berikut : 1. Gaya Kepemimpinan Kharismatik Adalah gaya kepemimpinan yang memicu para pengikutnya dengan memperlihatkan kemampuan heroik atau luar biasa ketika mereka mengamati perilaku tertentu pemimpin mereka. 2. Gaya Kepemimpinan Transaksional Yaitu gaya kepemimpinan yang memandu atau memotivasi para pengikutnya menuju ke sasaran yang ditetapkan dengan memperjelas persyaratan peran dan tugas. 3. Gaya Kepemimpinan Transformasional Yaitu gaya kepemimpinan yang menginspirasi para pengikut untuk melampaui kepentingan pribadi mereka dan mampu membawa dampak yang mendalam dan luar biasa pada pribadi para pengikut. Universitas Sumatera Utara 4. Gaya Kepemimpinan Visioner Yaitu gaya kepemimpinan yang mampu menciptakan dan mengartikulasi visi yang realistis, kredibel, dan menarik mengenai masa depan organisasi atau unit organisasi yang tengah tumbuh dan membaik.

d. Fungsi Kepemimpinan

Kepemimpinan yang efektif hanya akan terwujud apabila dijalankan sesuai dengan fungsinya. Fungsi kepemimpinan itu berhubungan langsung dengan situasi social dalam kehidupan kelompokorganisasi masing-masing, yang mengisyaratkan bahwa setiap pemimpin berada di dalam dan bukan di luar situasi itu. Pemimpin harus berusaha agar menjadi bagian di dalam situasi social kelompokorganisasinya. Pemimpin yang membuat keputusan dengan memperhatikan situasi sosial kelompokorganisasinya, akan dirasakan sebagai keputusan bersama yang menjadi tanggung jawab bersama pula dalam melaksanakannya. Dengan demikian akan terbuka peluang bagi pemimpin untuk mewujudkan fungsi-fungsi kepemimpinan sejalan dengan situasi sosial yang dikembangkannya. Oleh karena itu berarti fungsi kepemimpinan merupakan gejala sosial suatu kelompokorganisasi. Fungsi kepemimpinan itu memiliki dua dimensi sebagai berikut : 1 Dimensi yang berkenaan dengan tingkat kemampuan mengarahkan dalam tindakan atau aktivitas pemimpin, yang terlihat pada tanggapan orang- orang yang dipimpinnya. Universitas Sumatera Utara 2 Dimensi yang berkenaan dengan tingkat dukungan atau keterlibatan orang- orang yang dipimpin dalam melaksanakan tugas-tugas pokok kelompokorganisasi, yang dijabarkan dan dimanifestasikan melalui keputusan-keputusan dan kebijaksanaan pemimpin. Berdasarkan kedua dimensi itu, selanjutnya secara operasional dapat dibedakan lima fungsi pokok kepemimpinan. Kelima fungsi kepemimpinan itu adalah : a Fungsi Instruktif Fungsi ini berlangsung dan bersifat komunikasi satu arah. Pemimpin sebagai pengambil keputusan berfungsi memerintahan pelaksanaannya pada orang-orang yang dipimpin. Pemimpin sebagai komunikator merupakan pihak yang menentukan apa, bagaimana, bilamana, dan di mana agar keputusan dapat diwujudkan secara efektif. Fungsi orang dipimpin anggota kelompokorganisasi hanyalah melaksanakan perintah. Fungsi ini berarti juga keputusan yang ditetapkan pimpinan tidak akan ada artinya tanpa kemampuan mewujudkan atau menterjemahkannya menjadi instruksiperintah. b Fungsi Konsultatif Fungsi ini berlangsung dan bersifat komunikasi dua arah, meskipun pelaksanaanya sangat tergantung pada pihak pemimpin. Pada tahap pertama dalam usaha menetapkan keputusan, pemimpin kerap kali memerlukan bahan pertimbangan, yang mengharuskannya berkonsultasi dengan orang-orang yang dipimpinnya. Konsultasi itu dapat dilakukannya Universitas Sumatera Utara secara terbatas hanya dengan orang-orang tertentu saja, yang dinilainya mempunyai berbagai bahan informasi yang diperlakukannya dalam menetapkan keputusan. c Fungsi Partisipasi Fungsi ini tidak sekedar berlangsung dan bersifat dua arah, tetapi juga berwujud pelaksanaan hubungan manusia yang efektif, antara pemimpin dengan dan sesama orang yang dipimpin. Dalam menjalankan fungsi ini pemimpin berusaha mengaktifkan orang-orang yang dipimpinnya, baik dalam keikutsertaan mengambil keputusan maupun dalam melaksanakannya. Setiap anggota kelompoknya memperoleh kesempatan yang sama untuk berpartisipasi dalam melaksankan kegiatan yang dijabarkan dari tugas-tugas pokok, sesuai dengan posisijabatan masing-masing. d Fungsi Delegasi Fungsi ini dilaksanakan dengan memberikan pelimpahan wewenang membuatmenetapkan keputusan, baik melalui persetujuan maupun tanpa persetujuan dari pimpinan. Fungsi ini mengaharuskan pemimpin memilah-milah tugas pokok organisasinya dan mengevaluasi yang dapat dan tidak dapat dilimpahkan pada orang-orang yang dipercayainya. Fungsi delegasi pada dasarnya berarti kepercayaan. Fungsi pendelegasian harus diwujudkan seorang pemimpin karena kemajuan dan perkembangan kelompokorganisasinya tidak mungkin diwujudkannya sendiri. Universitas Sumatera Utara e Fungsi Pengendalian Fungsi ini cenderung bersifat komunikasi satu arah. Fungsi pengendalian bermaksud bahwa kepemimpinan yang suksesefektif mampu mengatur aktivitas anggotanya secara terarah dan dalam koordinasi yang efektif, sehingga memungkinkan tercapainya tujuan bersama secara maksimal. Sehubungan dengan itu berarti fungsi pengendalian dapat diwujudkan melalui kegiatan bimbingan, pengarahan, koordinasi, dan pengawasan. Dalam kegiatan tersebut pemimpin harus aktif, namun tidak mustahil untuk dilakukan dengan mengikutsertakan anggota kelompokorganisasinya.

B. Motivasi