48 Dari hasil pemeriksaan uji penetrasi dapat dilihat pada tabel 4.7
Tabel 4.7 Hasil Uji Penetrasi
Percobaan pada 25°C 100 gram, 5 detik
Penetrasi
Percobaan 1
2 3
1 73
62 75
2 79
72 74
3 78
59 65
Rata-Rata 73
Sumber : Hasil Pengujian
4.4.2. Pemeriksaan Uji Daktilitas
Maksud pemeriksaan ini bertujuan untuk mengukur jarak terpanjang yang dapat ditarik antara tiga cetakan yang berisi bitumen keras sebelum putus pada suhu
dan kecepatan tertentu. Pada pemeriksaan uji daktilitas dapat dilihat pada gambar 4.7
Gambar 4.7 Uji Foto Daktilitas
Hasil dari pemeriksaan uji daktilitas dapat dilihat pada tabel 4.8
49 Tabel 4.8 Hasil Uji Daktilitas
Pengamatan Benda Uji Pembacaan Pengukuran
Pada Alat cm Keterangan
1 150
Tidak Putus 2
150 Tidak Putus
3 150
Tidak Putus Rata – Rata
150 Sumber : Hasil Pengujian
4.4.3. Pemeriksaan Uji Titik Lembek
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan titik lembel aspal dan ter yang berkisar antara 30
C sampai 200 C. Yang dimaksudkan dengan titik lembek
adalah suhu pada saat bola baja dengan berat tertentu, mendesak turun suatu lapisan aspal atau ter tertahan dalam cincin berukuran tertentu,sehingga aspal atau ter
tersebut menyentuh pelat dasar yng terletak dibawah cincin pada tinggi tertentu yang dapat dilihat pada gambar 4.8
Gambar 4.8 Uji Titik Lembek
50 Hasil dari pemeriksaan uji titik lembek dapat dilihat pada tabel 4.9
Tabel 4.9 Hasil Uji Titik Lembek
No. Suhu
yang diambil
°C Waktu detik
Titik Lembek °C
Rata - Rata I
II I
II
1 5
60 60
53.5 2
10 120
120 3
15 180
180 4
20 240
240 5
25 300
300 6
30 360
360 7
35 420
420 8
40 480
480 9
45 540
540 10
50 600
600 52
11 55
660 660
55 12
60 720
720 Sumber : Hasil Pengujian
4.4.4. Pemeriksaan Uji Titik Nyala
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan titik nyala dan titik bakar dari semua jenis minyak bumi kecuali minyak bakar dan bahan lainnya yang
mempunyai titik nyala open cup kurang dari 79 C. Titik nyala adalah suatu suhu
pada saat terlihat nyala singkat pada suatu titik diatas permukaan aspal. Titik bakar adalah suatu suhu pada saat terlihat nyala sekurang-kurangnya 5 detik pada suatu
titik diatas permukaan aspal. Pada pemeriksaan ini dapat dilihat pada gambar 4.9
51 Gambar 4.9 Uji Titik Nyala
Hasil dari pemeriksaan uji titik nyala dapat dilihat pada tabel 4.10 Tabel 4.10 Pemeriksaan Titik Nyala
No
° C
Dibawah Waktu Temperatur
Keterangan Titik
Nyala detik
° C
1 58
60 184
2 53
120 189
3 48
180 194
4 42
240 199
5 38
300 204
6 33
360 209
7 38
420 214
8 23
480 219
9 18
540 224
10 13
600 229
11 8
660 234
12 3
720 239
Sumber : Hasil Pengujian Titik nyala
terjadi pada suhu 226°C
52 Hasil tersebut telah memenuhi syarat SNI 06-2433-1991. Untuk lebih jelas
dapat dilihat pada tabel 4.11 sebagai berikut : Tabel 4.11 Hasil Pemeriksaan Sifat Fisik Aspal
Pengujian Standart
pengujian Syarat
Satuan Hasil
Keterangan Min. Maks.
Uji Penetrasi 25°C, 5 detik SNI 06-2456-1991 60
79 mm
73 mm Memenuhi
Uji Titik Lembek SNI 06-2434-1991
48 58
ºC 53,5 ºC
Memenuhi Uji Titik Nyala
SNI 06-2433-1991 200
- ºC
226 ºC Memenuhi
Uji Daktilitas SNI 06-2432-1991
100 -
Cm 150 cm
Memenuhi
Sumber : Hasil Pengujian.
4.5. Penentuan Kadar Aspal