Kelelehan Rongga Terisi Aspal VFA atau VFB Rongga Antar Agregat VMA Stabilitas

27

2.10.1. Kelelehan

Flow Flow kelelehan adalah deformasi vertical yang terjadi mulai awal pembebanan sampai kondisi stabilitas menurun yang menunjukkan besarnya deformasi yang terjadi pada lapisan perkerasan akibat menahan beban. Nilai Flow dipengaruhi oleh kadar aspal, gradasi agregat, viscositas aspal, jumlah dan temperature pemadatan.

2.10.2. Rongga Terisi Aspal VFA atau VFB

VFA adalah bagian dari rongga yang berada diantara mineral agregat VMA yang telah terisi oleh aspal. VFA bertujuan menjaga keawetan aspal beton dengan member batasan yang cukup. Sehingga semakin tinggi nilai VFA maka banyak kadar aspal yang digunakan. VFA, VMA, VIM saling berhubungan bila diantaranya diketahui maka dapat mengevaluasi yang lain. VFA dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut : VFA = ………………………………………………………….2.12 Dimana : VFA = Rongga terisi aspal VMA = Rongga antar agregat VIM = rongga di dalam campuran,persen terhadap volume total campuran 28

2.10.3. Rongga Antar Agregat VMA

Rongga antar agregat VMA adalah volume ronnga yang terdapat diantara partikel agregat pada campuran beraspal yang telah dipadatkan. VMA dihitung berdasarkan berat jenis curah Bulk. Rumus VMA dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut : VMA = 100 − ………………………………………………...2.13 Dimana : VMA = rongga diantara mineral agregat Gsb = berat jenis curah agregat Ps = persen agregat terhadap berat total campuran Gmb = berat jenis curah campuran padat 2.10.4. Rongga Udara VIM Rongga udara VIM adalah total udara yang berada diantara partikel agregat yang berada dalam suatu campuran beraspal yang telah dipadatkan. VIM dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut : VIM = 100 − …………………………………………………2.14 Dimana : VIM = rongga di dalam campuran, persen terhadap volume total campuran Gmb = berat jenis curah campuran padat Gmm = berat jenis maksimum campuran 29

2.10.5. Stabilitas

Marshall Stabilitas Marshall adalah beban maksimum yang dibutuhkan untuk hasil kegagalan tekan saat pengujian benda uji dengan menggunakan prosedur Marshall. Pada umumnya batas stabilitas Maeshall bagi lalu-lintas berat di Indonesia adalah 840 Kg untuk British Standart, dan 680 Kg atau 1500 lbs untuk AASHTO.

2.10.6. Hasil Bagi Marshall

Dokumen yang terkait

PENGARUH PENGGUNAAN LIMBAH PASIR BESI SEBAGAI BAHAN CAMPURAN AGREGAT HALUS TERHADAP NILAI MARSHALL TEST PADA CAMPURAN LAPIS TIPIS ASPAL PASIR (LATASIR) KLAS B

3 17 20

PENGARUH SUBSTITUSI AGREGAT HALUS DENGAN PASIR LAUT TERHADAP KUAT TEKAN BETON MENGGUNAKAN SEMEN PCC

5 68 1

ANALISIS KUAT TEKAN DAN PERMEABILITAS BETON DENGAN AGREGAT HALUS CAMPURAN PASIR MERAH PURWODADI DAN Analisis Kuat Tekan Dan Permeabilitas Beton Dengan Agregat Halus Campuran Pasir Merah Purwodadi Dan Pasir Kaliworo Klaten.

4 17 14

ANALISIS KUAT TEKAN DAN PERMEABILITAS BETON DENGAN AGREGAT HALUS CAMPURAN PASIR MERAH PURWODADI Analisis Kuat Tekan Dan Permeabilitas Beton Dengan Agregat Halus Campuran Pasir Merah Purwodadi Dan Pasir Kaliworo Klaten.

0 2 20

PENDAHULUAN Analisis Kuat Tekan Dan Permeabilitas Beton Dengan Agregat Halus Campuran Pasir Merah Purwodadi Dan Pasir Kaliworo Klaten.

0 6 8

Analisis Kuat Tekan Beton yang Menggunakan Pasir Laut sebagai Agregat Halus pada Beberapa Quarry di Kabupaten Fakfak

0 1 7

Keywords— Spent Bleaching Earth; agregat halus; minyak sawit; Uji kuat Tekan

0 0 6

PEMANFAATAN PASIR VULKANIK GUNUNG KELUD SEBAGAI AGREGAT HALUS TERHADAP NILAI MARSHALL TEST PADA CAMPURAN LATASTON KELAS B

0 0 6

Karakteristik Marshall campuran asphalt AC WC Menggunakan tras Lompotoo sebagai filler

3 27 12

ANALISA UJI KUAT TEKAN AGREGAT HALUS PASIR BESI TULUNGAGUNG PADA CAMPURAN ASPAL DENGAN MENGGUNAKAN MARSHALL TEST TUGAS AKHIR - ANALISA UJI KUAT TEKAN AGREGAT HALUS PASIR BESI TULUNGAGUNG PADA CAMPURAN ASPAL DENGAN MENGGUNAKAN MARSHALL TEST

1 3 17