9
Tabel 2.2 Ketentuan Sifat-sifat Campuran Laston AC
Sifat-Sifat Campuran LASTON AC
WC BC
Base
Penyerapan Aspal Maks.
1,2 Jumlah tumbukan per bidang
75 112
Rongga dalam campuran Min.
3,5 Maks.
5,5 Rongga dalam agregat VMA
Min. 15
14 13
Rongga terisi aspal Min.
65 63
60 Stabilitas Marshall Kg
Min. 800
1500 Maks.
Kelelehan Flow mm Min.
3 5
Maks. Marshall Quotient Kgmm
Min. 250
350 Stabilitas marshall sisa  setelah
perendaman selama 24 jam. 60°C Min.
75 Rongga dalam campuran  pada
kepadatan membal refusal Min.
2,5 Sumber : Revisi SNI 03-1737-1989
2.4. Jenis – Jenis Aspal Beton
Saat  ini,  di  Indonesia  terdapat  berbagai  macam  jenis  beton  aspal  campuran panas  yang  digunakan  untuk  lapisan  perkerasan  jalan.  Perbedaannya  terletak  pada
jenis  gradasi  agregat  dan  kadar  aspal  yang  digunakan.  Pemilihan  jenis  beton  aspal yang akan digunakan di suatu lokasi, sangat ditentukan oleh jenis karakteristik beton
aspal  yang  lebih  diutamakan.  Sebagai  contoh,  jika  perkerasan  jalan  direncanakan akan digunakan untuk melayani lalu lintas kendaraan berat, maka sifat stabilitas lebih
diutamakan. Ini berarti jenis beton aspal yang paling sesuai adalah beton aspal yang sesuai  adalah  beton  aspal  yang  memiliki  agregat  campuran  bergradasi  baik.Jenis
beton  aspal  dapat  dibedakan  berdasarkan  suhu  pencampuran  material  pembentuk beton aspal, dan fungsi beton aspal.
10
Berdasarkan  temperature  ketika  mencampur  dan  memadatkan  campuran, beton aspal dapat dibedakan atas :
a. Beton  aspal  campuran  aspal  hotmix,  adalah  beton  aspal  yang  material
pembentuknya dicampur pada suhu pencampuran sekitar 140
O
C. b.
Beton  aspal  campuran  sedang  warm  mix,  adalah  beton  aspal  yang  material pembentuknya dicampur pada suhu pencampuran sekitar 60
O
C. c.
Beton  aspal  campuran  dingin  cold  mix,  adalah  beton  aspal  yang  material pembentuknya dicampur pada suhu pencampuran sekitar 25
O
C. Berdasarkan fungsinya aspal beton dapat dibedakan atas :
a. Sebagai lapis permukaan yang tahan terhadap cuaca, gaya geser, dan tekanan
roda  serta  memberikan  lapis  kedap  air  yang  dapat  melindungi  lapis dibawahnya dari rembesan air.
b. Sebagai lapis pondasi atas.
c. Sebagai  lapis  pembentuk  pondasi,  jika  dipergunakan  pada  pekerjaan
peningkatan  atau  pemeliharaan.  Sesuai  dengan  fungsinya  maka  lapis  aspal beton  mempunyai  kandungan  agregat  dan  aspal  yang  berbeda.  Sebagai  lapis
aus,  maka  kadar  aspal  yang  dikandungnya  haruslah  cukup  sehingga  dapat memberikan  lapis  yang  kedap  air.  Agregat  yang  dipergunakan  lebih  halus
dibandingkan dengan aspal beton yang berfungsi sebagai lapis pondasi. Berdasarkan metode pencampurannya, aspal beton dapat dibedakan atas:
a. Aspal beton Amerika, yang bersumber kepada Asphalt Institute.
b. Aspal  beton  durabilitas  tinggi,  yang  bersumber  pada  BS  594,  Inggris,  dan
dikembangkan oleh CQCMU, Direktur Jendral Bina Marga Indonesia.
11
2.5. Spesifikasi Aspal Beton