20
Cypermethrin termasuk ke dalam golongan piretroid tipe 2. Struktur kimia cypermethrin dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
O CH
CN O
C O
CH CH
C CH
3
H
3
C
C H
Cl Cl
Gambar 7 . Struktur kimia Cypermethrin Todd et al., 2003
Insektisida Cypermethrin merupakan insektisida piretroid sintetik yang memiliki efek kuat dalam melawan sejumlah serangga. Insektisida ini selain
merupakan racun perut juga merupakan racun kontak yang berefek pada sistem saraf hewan vertebrata maupun invertebrata. Cypermethrin relatif aman untuk mamalia
dan burung, namun sangat toksik untuk ikan dan organisme air Jones, 2000. Tempat aksi cypermethrin adalah pada sel saraf, yaitu dengan menginduksi
peningkatan permeabilitas garam pada membran saraf selama terjadi rangsangan. Aksi tersebut dapat menyebabkan terjadinya impuls berulang-ulang pada serabut
saraf sensori afferent. Hal tersebut dapat mengakibatkan terjadinya rangsangan yang lama pada permeabilitas garam membran saraf dan saluran garam akan
membuka selama proses rangsangan Jones, 2000.
F. Deteksi Resistensi
Deteksi resistensi diperlukan untuk memberikan informasi mengenai pengendalian vektor yang efektif pada resistensi insektisida yang belum pernah
dikumpulkan dalam sebuah peraturan yang sistematis. Oleh karena itu diperlukan proses pemantauan dan evaluasi status resistensi insektisida beserta mekanisme
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
resistensinya yang digunakan untuk merencanakan pengujian manajemen resistensi yang sederhana dan efektif Coleman and Hemingway, 2007.
Pengujian status resistensi dapat dilakukan dengan 2 metode, yaitu: 1. Uji hayati
Uji yang paling lazim digunakan pada praktek di lapangan Coleman and Hemingway, 2007. Metode ini merupakan standar WHO untuk uji di dalam
laboratorium. Metode uji ini adalah pemberian dosis yang telah ditetapkan untuk dapat membunuh 50 dan 90 populasi serangga sehingga bisa diperkirakan dan
dapat mendeteksi segala perubahan prosentase kematian pada setiap waktu disesuaikan dengan kenyataan yang terjadi di lapangan Anonim, 2007.
Hasil dari uji diagnosis ini diharapkan mampu menerangkan pola resistensi menurun pada serangga dan menggambarkan mekanisme resistensi yang terjadi
Anonim, 2007. Kelemahan uji ini adalah tidak bisa digunakan untuk memantau resistensi pada tingkat gen dari suatu populasi nyamuk secara akurat, sehingga tidak
bisa digunakan untuk memprediksi terjadinya cross-resistance antar insektisida Coleman and Hemingway, 2007.
2. Uji biokemis Uji sederhana untuk mendeteksi peningkatan aktivitas enzim pada
metabolisme serangga, yaitu esterase, glutathione S-transferase GST, dan sitokrom P-450 . Uji ini mendeteksi peningkatan aktivitas enzim terhadap substrat model pada
individual resisten. Metode uji ini cukup akurat untuk menggambarkan terjadinya resistensi pada tingkat gen Coleman and Hemingway, 2007. Di samping itu juga
ada cara pengujian dengan menggunakan metode biokimia Lee cit. Mardihusodo, 1996.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
G. Mekanisme Resistensi