Sumber dan Teknik Pengumpulan Data Teknik Analisis dan Uji Hipotesis

Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sensus yaitu teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Sehingga populasi dan sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah sebanyak 17 perusahaan.

3.3 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data

a. Jenis Data Data yang digunakan untuk memenuhi keperluan penelitian ini bersumber dari data sekunder yang diambil dari laporan tahunan perusahaan food and beverages di Indonesia yang go public dan terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia. b. Sumber Data Sumber data yang digunakan untuk memenuhi keperluan penelitian ini di peroleh dari: - Bursa Efek Indonesia - Literatur - dan sumber-sumber lain c. Pengumpulan Data Pengumpulan data sekunder diambil dengan teknik dokumentasi dan teknik pengumpulan data historis perusahaan yang telah didokumentasikan dan masih berlaku saat ini. Kemudian dilakukan rekapitulasi sesuai dengan kebutuhan penelitian Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

3.4 Teknik Analisis dan Uji Hipotesis

3.4.1 Teknik Analisis Data

Model analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linier berganda. Model analisis ini dipilih karena penelitian ini dirancang untuk meneliti pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Di atas telah dijelaskan bahwa dalam penetilian ini diperlukan teknik analisis yang menggunakan model regresi linier dan pengujian hipotesis menggunakan uji t dan uji f dengan hipotesis sebagai berikut : 1. Menghitung masing–masing variabel bebas dan variabel terikat berdasarkan laporan keuangan tahunan perusahaan maka dapat dihitung masing–masing variabel bebas dan variabel terikat yang diperlukan untuk analisis. 2. Meregresikan variabel bebas dengan variabel terikat Untuk menganalisis permasalahan digunakan regresi linier berganda dengan persamaan sebagai berikut : Y =  +  1 X 1 +  2 X 2 +  3 X 3 + ei .......................... Sudrajat, 2001:112 Keterangan : Y = Struktur Modal X 1 = Ukuran Perusahaan Size X 2 = Aset Berwujud Tangibility X 3 = Profitabilitas Profitability  = Konstanta  1 ,...,  3 = Koefisien regresi ei = Kesalahan pengganggu error Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

3.4.2 Uji Asumsi Klasik

Untuk mendukung keakuratan hasil model regresi, maka perlu dilakukan penelusuran terhadap asumsi klasik yang meliputi asumsi multikolinieritas, heteroskedastisitas dan autokorelasi. Hasil dari asumsi klasik tersebut adalah sebagai berikut :

1. Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas independen Ghozali, 2001 : 57. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas. Multikolinieritas dapat dilihat dari nilai tolerance dan nilai VIF. Tolerance mengukur variabilitas variabel bebas yang terpilih yang tidak dapat dijelaskan oleh variabel bebas lainnya, jadi nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi karena VIF = 1tolerance dan menunjukkan adanya kolinieritas tinggi. Nilai cut off yang umum dipakai adalah nilai tolerance 0,10 atau sama dengan nilai VIF diatas 10. Setiap peneliti harus menentukan tingkat kolinieritas yang masih ditolerir Ghozali, 2001: 57.

2. Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lainnya. Jika varians dari residual dari suatu pengamatan ke pengamatan lain berbeda, maka disebut terdapat heteroskedastisitas. Metode regresi yang baik seharusnya tidak terjadi heteroskedastistitas. Ghozali, 2001 : 60 Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 38 Kaidah pengambilan keputusan : - Apabila nilai signifikan hitung sig tingkat significant α = 0,05 maka H diterima, berarti tidak terjadi heteroskedastisitas. - Apabila nilai signifikan sig tingkat significant α = 0,05 maka H ditolak, berarti terjadi heteroskedastisitas Ghozali, 2001 : 77.

3. Autokorelasi

Autokorelasi dapat didefinisikan sebagai “korelasi antara data observasi yang diurutkan berdasarkan urut waktu data time series atau data yang diambil pada waktu tertentu data cross-sectional” Gujarati, 1995 : 201. Jadi dalam model regresi linier diasumsikan tidak terdapat gejala autokorelasi. Artinya nilai residual Y observasi – Y prediksi pada waktu ke –t e t tidak boleh ada hubungan dengan nilai residual periode sebelumnya e t-1 . Identifikasi ada atau tidaknya gejala autokorelasi dapat dites dengan menghitung nilai Durbin Watson d tes Banyaknya data time series minimal yang dapat dihitung dengan Durbin Watson adalah enam buah data dengan satu variabel. Tabel Durbin Watson yang lebih lengkap dapat diperoleh di buku Basic Econometrics edisi ketiga, penerbit Mc Graw Hill tahun 1995. Identifikasi gejala autokorelasi dapat dilakukan dengan kurva di bawah ini. Tidak ada autokorelasi positif dan tidak ada autokorelasi negatif dL dU 4 - dU 4 - dL 4 ada a ut o kore la si pos it if daerah keragu raguan ada a ut o kore la si ne ga ti f daerah keragu raguan Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

3.4.3. Uji Hipotesis

Menurut Sudrajat 2001: 117, “Uji t digunakan untuk menguji pengaruh secara parsial variabel bebas terhadap variabel terikat”. Penelitian ini menggunakan uji t untuk menguji pengaruh secara parsial variabel size X 1 , tangibility X 2 dan profitability X 3 terhadap struktur modal pada perusahaan food and beverages Y di Indonesia Adapun langkah-langkah pengujian menggunakan uji t adalah sebagai berikut : 1. Menentukan hipotesis statistik sebagai berikut: a. Ho: i = 0, ada pengaruh secara parsial variabel size X 1 , tangibility X 2 dan profitability X 3 terhadap struktur modal pada perusahaan food and beverages Y di Bursa Efek Indonesia BEI. b. H 1 : salah satu i  0, tidak ada pengaruh secara parsial variabel size X 1 , tangibility X 2 dan profitability X 3 terhadap struktur modal pada perusahaan food and beverages Y di Bursa Efek Indonesia BEI. 2. Menentukan titik kritis level of significant Dalam penelitian ini digunakan tingkat signifikan 0,05 dengan derajat bebas n–k–1, dimana n = jumlah pengamatan dan k = jumlah variabel. 3. Merumuskan besarnya t hitung menggunakan rumus berikut: t hitung = Sb b ...........................Sudrajat, 2001:115 Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 40 Keterangan : b = koefisien regresi Sb = standard deviasi dari koefisien regresi 4. Kriteria pengujian a. Jika tingkat signifikan sig t 0,05 maka H diterima dan H 1 ditolak, yang berarti bahwa tidak ada pengaruh secara parsial variabel size X 1 , tangibility X 2 dan profitability X 3 terhadap struktur modal pada perusahaan food and beverages Y di Bursa Efek Indonesia BEI b. Jika tingkat signifikan sig t 0,05 maka H ditolak dan H 1 diterima, yang berarti bahwa ada pengaruh secara parsial variabel size X 1 , tangibility X 2 dan profitability X 3 terhadap struktur modal pada perusahaan food and beverages Y di Bursa Efek Indonesia BEI Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN