23
uap air pada temperatur rendah, dan jika terjadi kebocoran refrigeran tidak berkontaminasi dengan bahan makanan atau produk yang disimpan.
Setiap refrigeran memiliki batasan tekanan atau suhu tertentu, batasan ini merupakan titik yang disebut dengan tekanan kritis, lewat dari keadaan kritis
refrigeran tetap berbentuk cairan walaupun panas terus menerus diberikan. Setiap refigeran yang diberi temperatur kritis tidak dapat berwujud cair, dan tidak lagi
tergantung tekanan yang bekerja pada refrigeran. Jenis golongan refrigeran yang umum digunakan pada masyarakat yaitu :
a. CFC Cloro Fluoro Farbon, merupakan refrigeran yang paling berbahaya terhadap lapisan luar bumi atau lapisan ozon, dikarenakan jumlah
kaporitnya sangat tinggi. Golongan refrigeran jenis CFC ini mengandung klorin, fluoro, dan karbon.
b. HFC Hydro Fluoro Carbon, merupakan refrigeran yang dapat digunakan untuk menggantikan freon karena tidak menggunakan atom chlor C1 yang
tidak merusak lapisan luar bumi atau lapisan ozon. Golongan refrigeran jenis ini mengandung hidrogen, flourin dan karbon.
c. HCFC Hydro Cloro Fluoro Carbon, merupakan refrigeran yang dapat merusak lingkungan karena mengandung jumlah minimal klorin. Golongan
refrigeran jenis ini mengandung hidrogen, klorin dan karbon.
2.2 Tinjauan Pustaka
Markus 2007 Melakukan penelitian tentang fungsi dan karakterisasi mesin AC dengan kondensor berpendingin udara dan air. Penelitian bertujuan : a
mendapatkan kesiapan fungsional mesin AC b mengetahui karakteristik mesin
24
AC dengan kondensor berpendingin udara dan air c mengetahui karakteristik komponen-komponen utamanya meliputi : Evaporator, kompresor, kondensor dan
katup ekspansi. Fluida kerja yang digunakan dalam penelitian ini adalah : air, udara, dan preon R-134a. Pengamatan dilakukan pada : a komponen-komponen
utama peralatan pengujian b pengukuran suhu, tekanan, dan laju aliran masing- masing. Alat ukur yang digunakan pada pengamatan ini yaitu : thermometer
analog air, thermometer digital, pressure gauge, dan flowmeter. Hasil penelitian menunjukkan : a semua komponen-komponen berfungsi dengan baik a dengan
kondensor berpendingin udara dan air masing-masing suhu yang dapat dicapai adalah 14°C dan 17°C setelah refrigator beroperasi selama 10 menit c koefisien
prestasi COP masing-masing untuk kondensor berpendingin udara dan air adalah 2,97 dan 3,28.
Hasan 2009 Melakukan penelitian tentang efek perubahan suhu aliran massa air pendingin pada kondensor terhadap kinerja mesin refrigerasi. Penelitian
bertujuan : a mendapatkan pengaruh perubahan laju aliran massa air pendingin pada kondensor terhadap kinerja mesin siklus refrigerasi b mendapatkan suatu
kondisi optimal dan aman dalam pengoperasian mesin. Hasil penelitian menunjukkan : a penambahan laju aliran massa air pendingin menyebabkan
temperatur air keluar turun, tetapi kalor yang dilepas ke sekeliling juga naik b daya kompresor meningkat c nilai COP yang bervariasi d Kondisi optimal dan
aman untuk pengoperasian mesin dilaboratorium yaitu laju aliran massa air pendingin kondensor 20 grs dan dan laju aliran avaporator 30 grs dengan
koefisien prestasi 6,0.
25
Puji 2012 Melakukan penelitian tentang analisis pengaruh gangguan heat transfer
kondensor terhadap performance air conditioning. Tujuan penelitian adalah : a merakit satu unit sistem refrigerasi berupa seperangkat AC windows
yang meliputi : kompresor, kondensor, evaporator, pipa kapiler, air dryer dan refrigeran yang digunakan adalah R-22 b mengetahui kecepatan udara dari fan
pendingin kondensor c mengetahui tekanan, temperatur, dan laju aliran massa dengan variasi putaran kipas kondensor terhadap kecepatan udara pendingin,
variasi kecepatan udara pendingin 1,6 – 3,5 ms yang dihasilkan dari putaran kipas
600 – 1200 rpm. Hasil penelitian ini menunjukan : a semakin cepat putaran
kipas maka semakin besar laju aliran massa udara untuk mendinginkan kondensor b koefisien prestasi COP semakin meningkat.
Ubab dan Arsana 2013 Melakukan penelitian tentang pengaruh laju aliran fluida masuk terhadap kapasitas penukar panas jenis pembuluh dan kawat
konveksi bebas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh laju aliran fluida masuk terhadap kapasitas penukar panas jenis pembuluh dan
kawat pada konveksi bebas. Penelitian ini menggunakan alat penukar panas dengan panjang kawat 445 mm, jarak antar kawat 7 mm, diameter kawat 1,2 mm,
lebar kawat 431 mm, jarak antar tube 40 mm, diameter tube 5 mm dan lebar tube 476 mm serta pembuluh di buat dalam 12 belitan, fuida kerja yang digunakan
minyak thermo 22. Metode dalam penelitian ini adalah a Memasang thermocauple
di sembilan titik lokasi pengukuran pada alat penukar panas b Pengamatan menggunakan tiga variasi laju aliran fluida masuk yaitu 0,006 kgs,
0,005 kgs dan 0,004 kgs dengan suhu fluida masuk dijaga konstan yaitu 70°C
26
dan suhu ruangan 30°C. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa laju aliran fluida masuk berpengaruh terhadap kapasitas penukar panas, hal ini terbukti bahwa
dengan laju aliran fluida yang tinggi menghasilkan kapasitas penukar panas yang paling baik yaitu sebesar 42,2 watt pada keadaan konveksi bebas.
Heroe 2015 Melakukan penelitian tentang analisis kerakteristik unjuk kerja sistem pendingin yang menggunakan freon R-22 berdasarkan pada variasi
putaran kipas pendingin kondensor. Penelitian ini bertujuan: a mengatur kelembaban, pemanasan dan pendinginan di dalam ruangan tersebut. b
mendapatkan suhu udara yang sesuai dengan yang diinginkan. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah : a percobaan menggunakan peralatan dari
mesin refrigerasi sistem pendingin udara di laboratorium fluid b pengukuran dilakukan terhadap : suhu, tekanan dan perbedaan tekanan di kompresor c
variasi putaran motor listrik fan kondensor adalah 50 rpm sampai dengan 150 rpm. Dari percobaan ini menunjukkan hasil yaitu : semakin besar laju aliran udara
pendingin kondensor maka besarnya koefisien prestasi semakin meningkat b karena pelepan kalor yang cepat akan berimbas pada temperatur kondesor yang
semakin rendah, sehingga dapat menghasilkan suhu yang lebih rendah lagi pada keluaran evaporator c kerja kompresor lebih ringan pada variasi laju pelepasan
kalor yang paling besar.
27
BAB III PEMBUATAN ALAT
3.1 Persiapan Komponen Utama dan Komponen tambahan Mesin
Showcase
Pembuatan mesin pendingin showcase pada penelitian ini menggunakan beberapa komponen utama dan komponen tambahan, dimana komponen utama
meliputi : Kompresor, Kondensor, Pipa kapiler, Evaporator, sedangkan untuk komponen tambahan meliputi : filter, thermostat, kipas angin, dan Refrigeran.
a. Kompresor Kompresor merupakan komponen utama yang digunakan sebagai alat untuk
menaikan tekanan dan mengalirkan fluida kerja di dalam sistem mesin pendingin showcase
, Kompresor yang digunakan adalah kompresor jenis hermetik dengan merek Nipon Compressor, dimana kompresor ini memiliki daya 115 W, Arus 0,88
A dan tegangan 220 V. Gambar 3.1 menunjukkan kompresor hermetik yang digunakan.
Gambar 3.1 : Kompresor hermatik yang digunakan b. Kondensor
Kondensor merupakan komponen utama yang digunakan sebagai alat untuk membuang panas refrigeran yang ada dalam sistem mesin pendingin Showcase.