commit to user 9
I. Metode Desain
1. Permasalahan
Desain Interior Autisma Center ini berdasarkan analisa permasalahan yang menjadi latar belakang perancangan sehingga
membutuhkan bahan pembanding referensi dalam rancangan Autisma Center.
Perancangan ini membutuhkan pembanding dengan studi lapangan, studi literatur, dan browsing internet sehingga permasalahan
dalam perancangan semakin jelas terlihat. Permasalahan dalam perancangan Autisma Center ini adalah penyediaan ruang-ruang terapi
yang kondusif bagi penyandang autisma. Berdasar dari analisa permasalahan yang ada dikembangkan menjadi konsep desain yang
didukung oleh aspek-aspeknya.
2. Bentuk Perancangan
Desain Interior Autisma Center menggunakan pendekatan psikologi lingkungan dan perilaku karena berpengaruh bagi pengguna.
Pendekatan psikologi lingkungan dan perilaku ini sangat diperlukan karena bagi penyandang autisma selain terapi yang secara kontinyu
dilakukan, ruangan yang mereka gunakan harus memperhatikan kebutuhan mereka. Dari studi lapangan dan literatur dihasilkan analisa
desain yang sesuai dengan ide gagasan yaitu menciptakan terapi yang menyejukkan ditengah kota sehingga menghadirkan suasana yang
homy, akrab, alami, peduli pada lingkungan namun tetap modern.
commit to user 10
Dari analisa desain menggunakan tema pembelajaran setiap saat dengan gaya natural modern pada ruang dan furnitur. Organisasi
ruang menyesuaikan perancangan pencapaian antar ruang mudah dengan tidak mengenyampingkan interior system yang aman dan
nyaman.
3. Lokasi Penelitian
a. Yayasan Autisma Indonesia di Jl. Cipinang Kebembem 16 Jakarta
13230 b.
Dolan Care di Jl, Surabaya No. 11 Menteng Jakarta 10310 c.
Arogya Mitra Akupuntur di Ngemplak, Kalikotes, Klaten, Jawa Tengah
4. Bentuk Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang telah diajukan dalam penelitian yang memerlukan data-data kualitatif maka bentuk
penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif deskriptif uraian yang bersifat informatif dan tidak berbentuk angka. Bentuk ini
mampu menangkap informasi kualitatif yang penuh nuansa daripada hanya sekedar angka atau frekuensi. “Deskriptif mempersyaratkan
suatu usaha dengan keterbukaan pikiran yang menentukan objek yang sedang dipelajari.” H.B Sutopo, dalam Defi Sri Kartikasari. 2010.
commit to user 11
5. Sumber Data