Pelayanan Kesehatan Secara Kuratif

Pernyataan dari informan triangulasi 4 dibenarkan oleh informan 4, yaitu petugas Puskesmas Pembantu yang bertugas di Puskesmas Pembantu yang berada di desa Sidoharjo. Seperti pernyataan dibawah ini: Berdasarkan hasil wawancara dapat disimpulkan bahwa, untuk kegiatan secara preventif masih belum maksimal, karena belum semua penyandang disabilitas intelektual mendapatkan pelayanan yang sama. Khususnya desa Sidoharjo.

4.2.2.4 Pelayanan Kesehatan Secara Kuratif

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan utama, diketahui bahwa pelayanan secara kuratif yang selama ini telah diberikan yaitu berupa fisioterapi, namun hanya berjalan 2 tahun saja. Selain fisioterapi ada juga pengobatan gratis. Seperti kutipan dibawah ini: “Untuk kuratif dulu ada program terapi tetapi sekarang sudah tidak.” Informan 1, 38 th, Nutrision Puskesmas Jambon “Nek mboten diundang geh mboten purun mriki.” “Pak David nggeh mriki, tapi namung ngeterne bantuan.” Informan Triangulasi 4, 50th “Kalau di desa Sidoharjo tidak pernah melakukan home care. Kalau tidak ada keluhan sakit untuk apa datang kesana. Tapi kalau memang sakit, dan dari pihak keluarga memanggil ya saya kesana. Untuk dijadwalkan secara rutin untuk home care tidak ada.” Informan 4 40th, Petugas Puskesmas Pembantu Hasil wawancara dengan informan 3 diatas juga diperkuat dengan hasil wawancara dengan informan triangulasi 1, 2, dan 6. Para informan triangulasi sama-sama mengatakan penyandang disabilitas intelektual mendapatkan pengobatan apabila mereka sakit dan ada yang mendapatkan fisioterapi. Berikut kutipan wawancara dengan informan triangulasi: Berdasarkan hasil wawancara diatas, dapat disimpulkan bahwa pelayanan kesehatan secara kuratif sudah bisa dirasakan oleh penyandang disabilitas intelektual di desa Krebet maupun di desa Sidoharjo. “Kalau memang ketahuan sakit ya kita lapor ke pengurus, nanti petugas Puskesmas Pembantu desanya yang ke rumah untuk mengobati. ” Informan 3, 26th, Kader Sosial “..fisioterapi selama 2 tahun 2012-2013, dilakukan penyinaran ultraviolet khusus anak-anak yang lumpuh .” Informan 2, 50th, Pengurus Rumah Kasih Sayang “Pengobatan gratis...” Informan Triangulasi 1, 60th “kalau sakit ditanya keluhannya apa dan dikasih obat.” Informan Triangulasi 2, 60th “Fisioterapi..” Informan Triangulasi 6, 33th Berdasarkan wawancara dengan informan triangulasi 1 dan 4 di ketahui bahwa pihak keluarga menginginkan pihak kesehatan lebih sering berkunjung ke rumah. Seperti kutipan berikut ini: Namun, jawaban dari informan triangulasi 3 menunjukkan bahwa keluarga informan tidak menginginkan pelayanan kesehatan seperti apa lagi, sudah menerima dengan keadaan yang sekarang. Seperti dalam wawancara di bawah ini: Berdasarkan hasil wawancara tersebut, dapat disimpulkan bahwa keluarga penyandang disabilitas menginginkan petugas kesehatan datang mengunjungi rumah untuk memeriksa keadaan anakkeluarga yang menderita disabilitas intelektual. Namun, ada juga keluarga yang pasrah dengan keadaan mereka, sehingga tidak memiliki keinginan terhdapat pelayanan kesehatan.

4.2.2.6 Evaluasi Pelayanan Kesehatan Bagi Penyandang Disabilitas Intelektual