PENGELOLAAN INDUK MEMIJAHKAN DAN MENETASKAN TELUR

16 induk yang pertumbuhannya cepat dan paling besar, selanjutnya dipelihara dalam kolam yang terpisah.

2.2 PENGELOLAAN INDUK

Prinsip-prinsip dalam pengelolaan induk:  kepadatan 2-3 ekorm2;  sebaiknya induk jantan dan betina dipelihara dalam kolam terpisah;  pakan cukup gizi protein 25-30 , dan lemak 5;  dosis pemberian pakan adalah 3-5 , frekuensi 4 kali sehari;  pembersihan kotoran dalam bak induk dilakukan setiap dua hari bersamaan dengan pergantian air untuk kolam tembokbeton. Pakan yang bergizi dan cukup menunjang perkembangan gonad produksi telur.

2.3 MEMIJAHKAN DAN MENETASKAN TELUR

Tahapan dalam pemijahan udang galah adalah sbb: Gambar 8. Tahapan pemijahan dan penetasan telur. SELEKSI INDUK MEMIJAHKAN PEMERIKSAAN PEMBUAHAN MENETASKAN TELUR MEMANEN NAUPLII 17 Seleksi induk: Gambar 8. Tingkat kematangan gonad induk betina. Memijahkan. Induk-induk yang telah matang gonad dimasukkan ke dalam kolam pemijahan dengan padat tebar 4-5 ekorm² dan perbandingan antara jantan dan betina 1:3. Proses pemijahan juga disajikan pada Gambar 9. Setelah pembuahan, telur diletakkan pada ruang pengeraman broodchamber yang terdapat di antara kaki renang induk betina hingga saatnya menetas. 18 Gambar 10. Pemijahan. Penebaran dalam kolam A dan proses dari pra-memijah B yang diawali dengan molting. Pemeriksaan pembuahan. Induk yang matang telur dapat dilihat dari telur-telurnya yang berwarna abu-abu Gambar 9. Induk-induk yang matang telur kemudian dipindahkan ke bak penetasan. Gambar 11. Tingkat kematangan telur. 19 Jumlah telur merupakan salah satu indikator baik atau tidaknya induk. Cara menghitung telur diilustrasikan pada Gambar 11. Jumlah telur total dapat dihitung dengan menggunakan rumus yang sederhana saja yaitu : dimana : N = jumlah telur total; V = volume telur total; n = jumlah telur contoh; v = volume telur contoh. Ilustrasi proses penghitungan contoh disajikan pada Gambar 11. Gambar 12. Prosedur menghitung jumlah telur dari seekor induk udang galah. Menetaskan telur. Tahapan pekerjaannya adalah sebagai berikut:  Penyiapan media penetasan  Sebelum dimasukkan ke dalam bak penetasan, induk-induk disuci-hamakan 20  Induk diberi pakan dan diaerasi. Pakan yang tidak mudah mengotori air seperti kelapa, ubi atau kentang yang dipotong-potong kecil; kalaupun pelet, maka harus yang mempunyai stabilitas dalam air water stability yang tinggi.  Telur akan menetas setelah 6-12 jam.  Induk yang telurnya belum menetas dipindahkan ke bak penetasan lainnya, karena perbedaan umur larva yang terlalu jauh menyebabkan pertumbuhannya akan berbeda besar, memperpanjang waktu pemeliharaan dan merangsang terjadinya kanibalisme. Untuk lebih jelasnya, tahapan penetasan dapat dilihat pada Gambar 12. Kualitas nauplii perlu diperiksa. Bila tidak baik maka lebih baik nauplii dibuang, karena tidak akan diperoleh larva yang bagus. Kriteria nauplii yang baik, sebagai berikut SNI: 01- 6486.2 – 2000 : a Warna : warna tubuh kehitaman, keabu-abuan, tidak pucat; b Gerakan : berenang aktif, periode bergerak lebih lama dibandingkan dari periode diam; c Kesehatan dan kondisi tubuh : sehat terlihat bersih, tidak berlumut, organ tubuh normal; d Keseragaman : secara visual ukuran nauplii seragam; e Respon terhadap rangsangan : bersifat fototaksis positif atau respon terhadap cahaya; f Daya tahan tubuh : dengan mematikan aerasi beberapa saat, nauplius yang sehat akan berenang ke permukaan air. 21 Gambar 13. Tahapan penetasan telur. Latihan 1. Sebutkan ciri-ciri induk berkualitas baik. 2. Apa ciri-ciri induk yang sudah matang gonad penuh? 3. Dalam pemijahan, berapa perbandingan induk jantan dan betina? 4. Jumlah telur merupakan salah satu indikator aik buruknya induk; bagaimana cara menghitung jumlah telur? 5. Bagaimanakah kualitas air yang baik untuk penetasan? Rangkuman 1. Induk yang dipergunakan haruslah induk kualitas baik dengan ukuran minimal 40 gram untuk induk betina dan 50 gram untuk induk jantan, dan umur antara 8-20 bulan.. 22 2. Pemeliharan induk dilakukan di kolam tanah dengan kepadatan 4-5 ekotm2, dan diberi pakan pelet dengan protein minimal 25 dengan dosis 3-5per hari dan dengan frekuensi pemberian 4 kali. 3. Hanya induk betina matang gonad penuh yang dipijahkan, ditandai oleh gonad yang berkembang penuh hingga cephalothorax. 4. Induk dipijahkan dengan perbandingan jantan:betina = 1:3, dan dengan padat tebar 4-5 ekorm2. 5. Telur yang telah dibuahi disimpan induk betina dalam broodchamber-nya hingga menetas. 6. Jumlah telur merupakan salah satu indikasi baik tidaknya induk; dengan demikian perlu ditaksir jumlah telur yang dihasilkan. 7. Penetasan telur dilakukan dalam air bersalinitas 5-6 ppt pada suhu 29-31 o C, DO cukup tinggi yaitu 5-7 ppm dan pH relatif netral 6,5-7,5. Sebelum ditetaskan, terlebih dahulu induktelur disuci hamakan dengan larutan Malachyte green 1,5 ppm selama 25 menit.. 8. Pakan selama penetasan haruslah yang tidak potensial mengotori air media penetasan. 9. Hanya naupli dengan kualitas baik yang dibudidayakan.

2.4 PEMELIHARAAN LARVA HINGGA MENJADI BENIH