PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN EKSPLORA

(1)

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN

PIPEDI PADA MATERI PECAHAN

DI KELAS VII

I Putu Eka Wahyu Juliasta

SMP Negeri 1 Melaya, Jalan Jaya Sakti 20x Melaya, Kab. Jembrana; wahyu.juliasta@pnsmail.go.id

Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan media pembelajaran dalam pembelajaran matematika Kelas VII khususnya materi Pecahan yang valid, praktis, dan efektif serta mendeskripsikan karakteristik media pembelajaran dan karakteristik pembelajaran menggunakan media tersebut. Valid dalam artian media pembelajaran yang sesuai dengan Kurikulum 2013. Praktis dalam artian mudah digunakan dalam pembelajaran. Efektif dalam artian mampu meningkatkan hasil belajar pada tiga aspek sikap, pengetahuan dan keterampilan. Media ini dikembangkan menggunakan software Geogebra dan eXe Learning dan diberi nama Pipedi (Pita Pecahan Dinamis). Pengembangan media diawali dengan investigasi awal, desain , realisasi dan konstruksi, validasi, uji coba terbatas dan uji lapangan. Setelah melalui tahapan-tahapan tersebut, diperolehlah media pembelajaran Pipedi yang valid, praktis dan efektif.. Karakteristik media pembelajaran yang dihasilkan antara lain sesuai dengan tujuan pembelajaran, mendukung terjadinya pembelajaran saintifik karena bersifat interaktif dan eksploratif. Karakteristik pembelajaran menggunakan media ini adalah adalah (1) menggunakan pendekatan saintifik, proses pengamatan melalui tampilan Lembar Kerja Dinamis (LKD) dan pengumpulan informasi melalui simulasi pada LKD (2) diawali dengan stimulus masalah tentang hubungan objek-objek yang diberikan dalam LKD, (3) konstruksi pengetahuan melalui kegiatan penemuan terbimbing (menggunakan LKD dan LKS), (4) interaktif, dalam artian terjadi interaksi antara siswa, media, dan guru, (5) melatih kemampuan pemecahan masalah.

Kata Kunci. media pembelajaran, pipedi, pecahan

1.

Pendahuluan

Implementasi Kurikulum 2013 menjadi sebuah tantangan bagi guru dalam merancang, melaksanakan dan mengevaluasi pembelajaran. Kurikulum 2013 menyatakan bahwa sasaran pembelajaran mencakup pengembangan ranah sikap, pengetahuan dan keterampilan. Sikap diperoleh melalui aktivitas menerima, menjalankan, menghargai, menghayati, dan mengamalkan. Pengetahuan diperoleh melalui aktivitas mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta. Sedangkan keterampilan diperoleh melalui aktivitas mengamati, menanya, mencoba, menalar, menyaji, dan mencipta. Aktivitas-aktivitas ini tentunya harus dijadikan acuan bagi guru dalam merancang pembelajaran.

Selanjutnya, dalam proses pembelajaran guru dituntut senantiasa menggunakan pendekatan saintifik. Pendekatan saintifik sendiri terdiri atas beberapa langkah yaitu mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, menalar (mengasosiasi) dan mengkomunikasikan. Kenyataan inilah yang menjadi sebuah tantangan yang harus dijawab dengan tindak nyata oleh guru. Guru harus mampu menciptakan kondisi pembelajaran yang memberikan ruang terhadap langkah-langkah di atas. Sebagai contoh guru harus mampu mengkondisikan


(2)

sebuah stimulus yang mampu memancing minat siswa dalam mengamati sesuatu, merangsang rasa ingin tahu siswa dan mampu menempatkan siswa sebagai subjek yang melakukan eksplorasi, mengumpulkan informasi dari kegiatan tersebut dan mengolah informasi itu menjadi sebuah konsep yang ingin dicapai dalam pembelajaran.

Salah satu materi matematika di SMP adalah materi Pecahan. Dalam materi pecahan peserta didik tentunya diharapkan memahami konsep-konsep dalam pecahan termasuk di dalamnya konsep operasi pecahan. Mengingat materi pecahan adalah salah satu materi yang sudah dipelajari siswa di Sekolah Dasar, pecahan bukanlah materi baru bagi siswa kelas VII. Meskipun demikian, masih banyak ditemui siswa yang belum memahami secara utuh mengenai materi pecahan. Dari investigasi awal yang dilaksanakan di kelas VII B SMP Negeri 1 Melaya, berdasarkan pemahaman awalnya terhadap materi pecahan siswa dapat dikategorikan menjadi beberapa kelompok.

Pembelajaran matematika hendaknya berangkat dari hal-hal yang bersifat kongkret menuju abstrak. Berdasarkan hal tersebut maka dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar guru dituntut lebih banyak menggunakan media dan alat peraga yang menarik yang sesuai dengan tuntutan kompetensi. Melalui penggunaan alat peraga diharapkan peserta didik lebih terlibat dan berinteraksi satu dengan yang lainnya. Saat ini terdapat berbagai pilihan strategi dalam melaksanakan pembelajaran pada materi pecahan. Penggunaan alat peraga Blok Pecahan (gambar 1.1) adalah salah satu alternatif yang dapat dipilih guru.

Gambar 1.1 Alat peraga Blok Pecahan

Pembelajaran pecahan menggunakan alat peraga ini memiliki keunggulan yaitu siswa langsung terlibat dalam aktivitas motorik dalam menyusun pecahan yang diinginkan. Namun demikian, alat peraga ini memiliki beberapa kelemahan terutama dari segi kuantitas yang masih sedikit sehingga penggunaannya harus bergantian dan terbatasnya pilihan pecahan yang dapat ditampilkan. Dalam buku siswa Matematika kelas VII, materi pecahan dibahas menggunakan pita pecahan. Pembahasan dalam buku mengarahkan siswa menggunakan persegi panjang yang menyerupai pita yang dibagi sesuai dengan pecahan yang diinginkan (gambar 1.2)


(3)

Menggunakan pita pecahan, dapat memberikan ilustrasi yang jelas kepada siswa tentang konsep pecahan. Hanya saja proses menggambar pita pecahan terkadang cukup memakan waktu, baik oleh siswa maupun guru, terlebih lagi jika pecahan yang ingin digambarkan memerlukan lebih banyak pita pecahan. Penggunaan pita pecahan akan lebih efisien apabila dapat dibuat lebih dinamis, dalam artian bagian-bagian yang ditampilkan dalam 1 pita dapat diatur dan diubah-ubah sedemikian rupa. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk merancang gambar pita pecahan seperti ini adalah menggunakan software Geogebra. Penggunaan media pembelajaran pecahan dinamis berpeluang memunculkan pembelajaran yang aktif dan berpusat pada siswa. Media yang dinamis dan user friendly memungkinkan terjadinya kegiatan investigasi dan eksplorasi oleh siswa sehingga sesuai dengan pilar pembelajaran matematika (Depdikbud: 2014)

Tujuan penelitian ini adalah mengembangkan media pembelajaran untuk materi pecahan yang valid, praktis, dan efektif. Valid dalam artian media pembelajaran yang sesuai dengan materi pecahan dan sesuai dengan tuntutan Kurikulum 2013 seperti yang tertuang dalam Pedoman Pembelajaran Matematika (Permen 58 Tahun 2014). Praktis dalam artian mudah digunakan dalam pembelajaran baik oleh guru maupun siswa. Efektif dalam artian mampu meningkatkan motivasi dan rasa ingin tahu siswa dalam belajar matematika yang pada akhirnya dapat meningkatkan sikap siswa dalam menghargai kegunaan matematika, meningkatkan hasil belajar matematika siswa serta meningkatkan keterampilan siswa dalam menggunakan media pembelajaran berbasis Komputer dalam pembelajaran Matematika..

2.

Landasan Teori

2.1.

Media Pembelajaran

Mayer (1997) memberikan beberapa prinsip dalam mendesain media pembelajaran. Prinsip multimedia, perpaduan antara tulisan dan gambar secara akan lebih efektif dibandingkan hanya menggunakan tulisan dalam media. Dengan demikian, visualisasi content matematika menjadi elemen yang penting dalam media. Prinsip contuguity, penempatan tulisan dan gambar yang berhubungan sebaiknya berdekatan sehingga mempermudah siswa dalam memahami apa yang dimaksudkan oleh media tersebut. Prinsip coherence, menambahkan materi-materi yang menarik namun tidak diperlukan dalam pembelajaran akan mengganggu pembelajaran itu sendiri. Dengan demikian dalam mendesain media, harus dihindari penggunaan tulisan, gambar ataupun suara yang hanya berfungsi sebagai dekorasi semata. Prinsip personalisasi, materi yang disampaikan akan lebih mudah dipahami jika dalam

materi media digunakan kata yang langsung merujuk ke siswa, misalnya kata “kamu” atau “kalian”.

Sejalan dengan prinsip-prinsip yang dikemukankan oleh Mayer, maka Howenwarter (2007) memberikan beberapa pedoman diperhatikan dalam membuat lembar kerja yang dinamis (dynamic worksheet). Resolusi dari applet yang didesain hendaknya sesuai dengan resolusi layar, sehingga pengguna tidak perlu melakukan scrolling dalam pengunaan applet. Untuk saat ini dasarankan menggunakan resolusi 1024x768 atau 1280x1024. Pada awal applet hendaknya disertakan penjelasan singkat (satu atau dua kalimat) tentang lembar kerja yang disajikan. Gunakan tugas atau beberapa pertanyaan yang memandu siswa dalam menggunakan lembar kerja. Tempatkan pertanyaan ini dekat dengan applet. Hindari


(4)

menggunakan gambar ataupun suara yang hanya bersifat dekoratif. Untuk interaktivitas, tampilkan sebanyak mungkin hal yang interaktif dalam applet, bila perlu semua objek yang ditampilkan dapat dipindah-pindah (moveable) dengan demikian siswa memiliki kebebasan untuk mengeksplorasi objek-objek matematika yang ditampilkan. Media juga harus mudah digunakan, misalnya objek-objek yang dapat dipindah diberikan warna yang berbeda sedangkan objek yang tidak dapat diubah atau dipindah sebaiknya diatur sebagai fixed object. Ukuran applet yang dirancang hendaknya cukup untuk menampung semua objek yang ditampilkan namun tetap tidak melebihi layar serta menyisakan sedikit tempat untuk menampilkan penjelasan dan pertanyaan yang diperlukan Penggunaan teks dinamis, teks dinamis misalnya besar sudut yang dapat berubah-ubah hendaknya ditempatkan dekat dengan sudut yang dimaksud.

2.2.

Kerangka Berpikir

Telah dipaparkan di atas beberapa syarat yang harus dipenuhi sebuah media pembelajaran yang baik. Jika suatu media pembelajaran sudah memenuhi kriteria-kriteria tersebut, maka media pembelajaran itu akan memiliki banyak manfaat dalam pembelajaran. Terkait dengan implementasi kurikulum 2013 terutama jika ditekankan pada pendekatan saintifik dalam pembelajaran, tentunya media pembelajaran akan memiliki peran yang sangat baik.

1. Media pembelajaran dapat menambah kemenarikan tampilan materi sehingga meningkatkan motivasi dan minat serta mengambil perhatian siswa untuk fokus mengikuti materi yang disajikan, sehingga akan meningkatkan efektivitas pembelajaran

2. Media pembelajaran yang eksploratif dapat menciptakan suasana belajar yang mendukung terjadinya kegiatan-kegiatan dalam pendekatan saintifik mulai dari mengamati, menanyakan, menggali informasi, menalar dan mengkomunikasikan.

3. Dengan media pembelajaran yang interaktif, siswa diposisikan sebagai subjek yang aktif dalam pembelajaran. Hal ini dapat terjadi karena media pembelajaran interaktif mengarahkan siswa untuk berkomunikasi dengan media itu sendiri. Dengan demikian terjadi interaksi antar media dengan siswa, selain interaksi antar siswa.

4. Media pembelajaran dapat merangsang siswa untuk berpikir kritis, menggunakan kemampuan imajinasinya, bersikap dan berkembang lebih lanjut, sehingga melahirkan kreativitas dan karya-karya inovatif

5. Media pembelajaran dapat memberikan pengalaman belajar yang kongkret kepada siswa Dengan demikian, media pembelajaran yang interaktif dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran. Dengan meningkatnya aktivitas siswa, akan mendorong peningkatan hasil belajar belajar siswa..


(5)

3.

Pengembangan Media Pipedi

3.1.

Deskripsi Produk

Media pembelajaran yang dikembangkan diberi nama Pipedi yang merupakan singkatan dari Pita Pecahan Dinamis. Media pembelajaran ini dikembangkan dengan menggunakan software Geogebra yang kemudian diekspor dalam bentuk file html dan disusun menggunakan software eXe Learning. Selain itu juga dikembangkan pendukung media berupa Buku Petunjuk Penggunaan Media.

Media pembelajaran Pipedi memiliki beberapa karakteristik antara lain memiliki navigasi yang jelas, mencantumkan Kompetensi Inti, kompetensi dasar dan tujua pembelajaran yang jelas, terdapat konsistensi materi yang dibahas dalam lembar kerja dinamis dengan tujuan pembelajaran yang tercantum.lembar kerja dinamis merupakan perpaduan tulisan dan gambar secara bersamaan, baik itu yang statis maupun yang dinamis. Hal ini sesuai dengan prinsip multimedia yang dikemukakan oleh Clark & Mayer (1997). Demikian juga dengan penempatan tulisan dan gambar yang yang berhubungan ditempatkan berdekatan sehingga mempermudah siswa dalam memahami apa yang dimaksudkan oleh lembar kerja tersebut. Lembar kerja dinamis memberi peluang siswa untuk mengamati, lalu mengumpulkan informasi melalui kegiatan eksploratif siswa dalam mendiskusikan materi yang dibahas. Lembar kerja yang eksploratif didukung oleh objek-objek yang bersifat dinamis dan dapat dipindah-pindah atau diubah ukuran dan posisinya oleh siswa. . Media pembelajaran tidak menampilkan gambar atau tulisan yang hanya bersifat dekoratif dan tidak berhubungan dengan materi yang dibahas. Hal ini sesuai dengan prinsip coherence yang dikemukakan oleh Mayer (1997)

3.2.

Proses Pengembangan

Pengembangan media pembelajaran Pipedi menggunakan alur model pengembangan yang diberikan oleh Plomp (1999) yaitu investigasi awal, desain, realisasi, dan evaluasi. Investigasi awal dilakukan melalui tiga kegiatan yaitu analisis situasi, kajian pustaka dan anilisis software yang relevan. Pada kegiatan ini diputuskan akan membuat sebuah media pembelajaran materi Pecahan dengan menggunakan software Geogebra dan eXe Learning.

Pada tahap desain perancangan Media Pembelajaran dan Buku Petunjuk Penggunaan .Pada fase ini sudah mulai dikonstruksi media pembelajaran Pipedi. Media yang dihasilkan dalam fase ini baru berbentuk produk awal (prototipe I). Selama mengkonstruksi media selalu dilakukan evaluasi formatif berupa on going evaluation. Selain on going evaluation dilakukan beberapa evaluasi lain yaitu uji ahli (untuk validasi media) dengan hasil sebagai berikut.

Tabel 3.1 Validitas Media Pembelajaran Pipedi

No Komponen Ahli I Ahli II Rata-rata Kategori 1 Media

Pembelajaran 3,14 3,86 3,50 Sangat Valid 2 Buku Petunjuk 3,00 3,55 3,27 Valid


(6)

Selanjutnya dilakukan uji coba terbatas (untuk meningkatkan keterlaksanaan media), dan uji lapangan (untuk meningkatkan kepraktisan dan keefektivan media pembelajaran)

Tabel 3.2 Kepraktisan Media Pembelajaran Pipedi

No. Aspek Kepraktisan Rata-Rata

Skor Kategori

1 Keterlaksanaan 3,38 Terlaksana dengan baik 2 Tanggapan Siswa 3,40 Baik

3.3.

Penerapan dalam Pembelajaran Matematika

Terdapat beberapa kegiatan yang dilakukan oleh siswa dalam pembelajaran materi pecahan menggunakan media Pipedi seperti yang diijabarkan tabel berikut

Tabel 3.3 Deskripsi kegiatan siswa yang sesuai dengan langkah pendekatan saintifik

Langkah

Pembelajaran Deskripsi Kegiatan Hasil Belajar Mengamati

(observing)

- Menyimak penjelasan guru tentang petunjuk

menggunakan media

- Mengamati objek-objek yang ditampilkan pada media

Kesungguhan siswa dalam mengamati tampilan media terkait materi yang akan dibahas (sikap ketertarikan pada matematika)

Menanya (questioning)

Membuat dan mengajukan Pertanyaan tentang LKD yang ditampilkan melalui media Pipedi

Kualitas pertanyaan yang muncul; berupa pertanyaan cara penggunaan media maupun dugaan awal siswa tentang apa yang akan ditampilkan oleh media

Mengumpulkan informasi (experimenting)

Mengeksplorasi, mencoba, , melakukan eksperimen dengan melakukan manipulasi objek-objek dinamis yang ditampilkan oleh media

Data yang dihasilkan berupa catatan kejadian selama kegiatan eksplorasi media dilakukan

Menalar (asociating) mengolah informasi yang sudah dikumpulkan, atau menghubungkan informasi yang terkait dengan pengetahuan yang sudah diketahui sebelumnya

mengembangkan interpretasi, argumentasi dan kesimpulan mengenai keterkaitan informasi dari kejadian pada media dengan pengetahuan awal yang sudah diajarkan di sekolah dasar Mengkomunikasikan

(Communicating)

Mendemonstrasikan penggunaan media sambil menjelaskan kepada teman yang lain

menyajikan hasil kajian (dari mengamati sampai menalar) dalam bentuk demonstrassi, lisan maupun tulisan


(7)

Dari pembelajaran yang sudah dilakukan, dapat diketahui beberapa karakteristik pembelajaran menggunakan media pembelajaran ini yaitu sebagai berikut. Pertama, menggunakan Pendekatan Saintifik. Sesuai dengan harapan implementasi kurikulum 2013, penggunaan media pembelajaran pipedi ternyata sangat cocok jika dipadukan dengan pendekatan pembelajaran Saintifik. Media Pipedi mampu melibatkan siswa dalam masalah ataupun situasi yang menarik untuk diamati berkaitan dan memancing rasa ingin tahu siswa untuk mengeksplorasi lebih jauh lagi. Berikut ini diberikan gambaran mengenai proses pembelajaran saat membahas materi perkalian pecahan

Gambar 3.1 Contoh Proses Pembelajaran untuk Materi Perkalian Pecahan

Pada kegiatan menalar siswa menghubungkan hasil eksplorasi dengan langkah prosedural perkalian pecahan yang sudah diketahuinya. Misalkan siswa diminta menyelidiki mengapa mengalikan pecahan pembilang dikalikan pembilang dan penyebut dikalikan penyebut? Pertanyaan seperti ini akan terjawab ketika siswa mencoba melakukan kegiatan mencoba-coba dan mencatat hasilnya. Kegiatan menmencoba-coba-mencoba-coba mengubah keadaan yang ditampilkan media tentu akan memberi visualisasi yang berbeda-beda, dengan membandingkan berbagai visualisasi yang muncul siswa akan dapat menyimpulkan sendiri point atau inti dari pembelajaran yang sedang dilakukan. Menggunakan media di depan kelas (pada layar monitor) menjadi suatu kegiatan yang mengasikkan bagi siswa, ini terlihat dari siswa yang berebut ketika diminta menjelaskan kepada teman-temannya langkah-langkah yang telah dilakukan dalam membahas materi yang terkait. Dengan demikian siswa tidak hanya berkomunikasi lisan tetapi juga lewat tampilan lembar kerja dinamis.

Pembelajaran yang diawali dengan masalah merupakan salah satu karakteristik pembelajaran menggunakan Pipedi. Pembelajaran diawali dengan sebuah masalah yang diberikan pada Lembar Kerja Dinamis (LKD). Masalah ini berkaitan dengan hubungan objek-objek yang terdapat dalam LKD. Konstruksi melalui penemuan terbimbing, proses konstruksi pengetahuan dalam pembelajaran dilakukan melalui penemuan terbimbing. Kegiatan penemuan ini didukung oleh kegiatan eksplorasi objek-objek dalam LKD yang dipandu dengan Lembar Kerja Siswa (LKS). LKS memberikan langkah-langkah yang harus dilakukan siswa dalam mengeksplorasi LKD sehingga kegiatan yang dilakukan lebih terarah pada tujuan pembelajaran. Hasil yang diperoleh dalam LKD selanjutnya dituliskan dan dibuat kesimpulannya pada LKS.

Siswa mengamati masalah yang diberikan pada LKS dan tampilan LKD pada layar proyektor (Mengamati)

Siswa akan bertanya-tanya bagaimana penggunaan LKD dan kaitan slider

dengan pita dinamis yang ditampilkan (Menanya)

Siswa mengum-pulkan informasi dengan eksplorasi pada LKD dan mencatat hasilnya pada LKS

(berkelompok) Informasi yang diperoleh

dihubungkan dengan pengetahuan awal siswa tentang perkalian pecahan (Menalar)

Melakukan simulasi dan menyampaikan hasil diskusi (klasikal)


(8)

Gambar 3.2 Contoh LKS untuk materi perkalian pecahan

Pembelajaran yang interaktif. Dalam pembelajaran terjadi interaksi antara siswa, media pembelajaran dan guru. Siswa diposisikan sebagai pengguna (user) dari media pembelajaran yang dikembangkan. Posisi ini mendukung siswa sebagai peserta yang aktif dalam pembelajaran. Semua yang ditampilkan oleh media pembelajaran tergantung pada perlakuan siswa terhadap media. Mulai dari pemilihan materi, perlakuan terhadap objek dalam LKD maupun kegiatan menyelesaikan soal-soal yang diberikan.

Sebagaimana pembelajaran pada umumnya, pembelajaran menggunakan media ini juga telah diakhiri dengan sebuah evaluasi (aspek pengetahuan) untuk siswa. Dari kegiatan evaluasi diketahui penggunaan media ini efektif dalam meningkatkan hasil belajar maupun aktivitas belajar siswa. Dari pengamatan selama pembelajaran, semua siswa berperan aktif dalam kegiatan yang diarahkan oleh LKS. Berbagai hal baru yang ditampilkan oleh Pipedi nampaknya menjadi tantangan tersendiri bagi siswa. Melalui analisis hasil tes (aspek pengetahuan) siswa diketahui semua siswa mempu mencapai KKM yang ditargetkan yaitu 2,66 (ketuntasan 100%).

Selain evaluasi untuk aspek pengetahuan, selama pembelajaran juga dilaksanakan evaluasi berupa observasi aspek sikap. Adapun skor hasil pengamatan sikap siswa disajikan dalam tabel 3.4


(9)

Tabel 3.4. Skor Sikap Siswa dalam Pembelajaran

No Sikap Rata-rata skor Kriteria 1 Bertanggung jawab 3,84 Amat Baik 2 Teliti 3,17 Baik 3 Tertarik pada matematika 3,32 Baik

Diperolehnya media pembelajaran yang efektif, tentu disebabkan oleh beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut, dijelaskan sebagai berikut. Pertama, media mendukung terjadinya pembelajaran dengan pendekatan saintifik. Karaktersitik pembelajaran yang dilaksanakan dimulai dari memberi kesempatan kepada siswa untuk melakukan kegiatan yang eksploratif. Ini didukung oleh karakteristik media pembelajaran yang bersifat eksploratif. Lembar kerja dinamis yang dimuat dalam media pembelajaran ini mampu melibatkan siswa secara aktif. Kedua, media pembelajaran yang dihasilkan mampu membantu guru untuk mengarahkan pembelajaran ke dalam suatu proses investigasi, eksperimen, penelusuran pola dan hubungan sebagaimana diharapkan oleh Depdikbud (2014). Ketiga, siswa membangun sendiri konsep-konsep yang ingin dicapai dalam pembelajaran ataupun menghubungkan konsep-konsep yang sudah dimiliki dengan kegiatan yang dilakukan. Dengan penggunaan media Pipedi, penanaman konsep yang sudah ada (dan benar) dalam diri siswa akan diperkuat karena siswa menjadi tahu alasan dan visualisasi dari konsep khususnya konsep pecahan tersebut. Kegiatan-kegiatan yang diarahkan dalam media pembelajaran menuntun siswa langkah demi langkah dalam menemukan konsep yang diinginkan. Pada akhirnya, melalui diskusi bersama temannya siswa dapat menyimpulkan sendiri konsep tersebut dalam bahasanya sendiri.

Keempat, siswa memperoleh alasan dan penjelasan berkaitan dengan konsep-konsep yang sudah dipelajari waktu SD. Sebagai contoh saat SD siswa diajarkan bahwa 1/2=2/4=4/8 . Lebih jauh lagi ada siswa yang sudah bisa menyampaikan bahwa bila pembilang dan penyebut dikalikan dengan bilangan yang sama maka akan menghasilkan pecahan yang senilai. Setelah menggunakan media pipedi siswa memiliki pemahaman baru melalui visualisasi tentang mengapa bila pembilang dan penyebut dikalikan dengan bilangan yang sama maka akan menghasilkan pecahan yang senilai? Yaitu dengan menggunakan representasi gambar


(10)

4.

Kesimpulan dan Saran

Dari pembahasan yang sudah dipaparkan maka dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut. Media pembelajaran Pipedi yang dikembangkan sudah memenuhi syarat kualitas media pembelajaran yaitu valid, praktis, dan efektif. Media pembelajaran Pipedi memiliki beberapa karakteristik antara lain memiliki navigasi yang jelas, mencantumkan Kompetensi Inti, kompetensi dasar dan tujuan pembelajaran yang jelas, terdapat konsistensi materi yang dibahas dalam lembar kerja dinamis dengan tujuan pembelajaran yang tercantum, LKD mendukung terjadinya pembelajaran saintifik dan karakteristik media sesuai dengan prinsip multimedia maupun prinsip coherence. Karakteristik pembelajaran dengan menggunakan media pipedi adalah menggunakan pendekatan saintifik, diawali dengan pengamatan masalah pada LKD, proses penemuan atau penguatan konsep terbimbing, konstruktif dan melatih kemampuan pemecahan masalah.

Terdapat beberapa saran-saran yang perlu diperhatikan, yaitu sebagai berikut. Produk media pembelajaran yang dihasilkan dapat dijadikan sebagai alternatif media pembelajaran bagi guru dalam pembelajaran matematika khususnya materi Pecahan. Produk media pembelajaran yang dikembangkan masih dapat dikembangkan baik dari segi cara penggunaan maupun konten yang termuat di dalamnya, hendaknya ini menjadi kajian yang menarik untuk dilanjutkan bagi praktisi maupun guru matematika.

Daftar Pustaka

[1] Allesi, S.M & Trollip, S.R. 2000. Multimedia For Learning Methods and Development. [2] Depdikbud. 2014. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 058 Tahun 2014

tentang struktur kurikulum SMP. Jakarta

[3] Hohenwarter, M and Judith Preiner. 2007. Creating Mathlets with Open Source Tools. The Journal of Online Mathematics and Its Applications Volume7.

[4] Mayer, R. 1997. Multimedia Learning: Are We Asking the Right Questions?. Educational Psychologist Journals, 32(1). Lawrence Erlbaum Associates, Inc

[5] Mayer, R. & Roxana Moreno. 1997. A Cognitive Theory of Multimedia Learning: Implications for Design Principles. University of California, Santa Barbara

[6] Nieveen, N. 1999. Prototyping to Reach Product Quality. Jan Van den Akker, Robert Maribe Braneh, Ken Gustafson, and Tjeerd Plomp (Ed). London: Kluwer Academic Plubishers.

[7] Suweken, I.G., dkk. 2011. Pengembangan Mathlet Matematika Eksploratif Untuk Meningkatkan Kompetensi Matematika Siswa Kelas VIII di Singaraja. Singaraja : Undiksha


(1)

3.

Pengembangan Media Pipedi

3.1.

Deskripsi Produk

Media pembelajaran yang dikembangkan diberi nama Pipedi yang merupakan singkatan dari Pita Pecahan Dinamis. Media pembelajaran ini dikembangkan dengan menggunakan software Geogebra yang kemudian diekspor dalam bentuk file html dan disusun menggunakan software eXe Learning. Selain itu juga dikembangkan pendukung media berupa Buku Petunjuk Penggunaan Media.

Media pembelajaran Pipedi memiliki beberapa karakteristik antara lain memiliki navigasi yang jelas, mencantumkan Kompetensi Inti, kompetensi dasar dan tujua pembelajaran yang jelas, terdapat konsistensi materi yang dibahas dalam lembar kerja dinamis dengan tujuan pembelajaran yang tercantum.lembar kerja dinamis merupakan perpaduan tulisan dan gambar secara bersamaan, baik itu yang statis maupun yang dinamis. Hal ini sesuai dengan prinsip multimedia yang dikemukakan oleh Clark & Mayer (1997). Demikian juga dengan penempatan tulisan dan gambar yang yang berhubungan ditempatkan berdekatan sehingga mempermudah siswa dalam memahami apa yang dimaksudkan oleh lembar kerja tersebut. Lembar kerja dinamis memberi peluang siswa untuk mengamati, lalu mengumpulkan informasi melalui kegiatan eksploratif siswa dalam mendiskusikan materi yang dibahas. Lembar kerja yang eksploratif didukung oleh objek-objek yang bersifat dinamis dan dapat dipindah-pindah atau diubah ukuran dan posisinya oleh siswa. . Media pembelajaran tidak menampilkan gambar atau tulisan yang hanya bersifat dekoratif dan tidak berhubungan dengan materi yang dibahas. Hal ini sesuai dengan prinsip coherence yang dikemukakan oleh Mayer (1997)

3.2.

Proses Pengembangan

Pengembangan media pembelajaran Pipedi menggunakan alur model pengembangan yang diberikan oleh Plomp (1999) yaitu investigasi awal, desain, realisasi, dan evaluasi. Investigasi awal dilakukan melalui tiga kegiatan yaitu analisis situasi, kajian pustaka dan anilisis software yang relevan. Pada kegiatan ini diputuskan akan membuat sebuah media pembelajaran materi Pecahan dengan menggunakan software Geogebra dan eXe Learning.

Pada tahap desain perancangan Media Pembelajaran dan Buku Petunjuk Penggunaan .Pada fase ini sudah mulai dikonstruksi media pembelajaran Pipedi. Media yang dihasilkan dalam fase ini baru berbentuk produk awal (prototipe I). Selama mengkonstruksi media selalu dilakukan evaluasi formatif berupa on going evaluation. Selain on going evaluation dilakukan beberapa evaluasi lain yaitu uji ahli (untuk validasi media) dengan hasil sebagai berikut.

Tabel 3.1 Validitas Media Pembelajaran Pipedi

No Komponen Ahli I Ahli II Rata-rata Kategori

1 Media

Pembelajaran 3,14 3,86 3,50 Sangat Valid 2 Buku Petunjuk 3,00 3,55 3,27 Valid


(2)

Selanjutnya dilakukan uji coba terbatas (untuk meningkatkan keterlaksanaan media), dan uji lapangan (untuk meningkatkan kepraktisan dan keefektivan media pembelajaran)

Tabel 3.2 Kepraktisan Media Pembelajaran Pipedi

No. Aspek Kepraktisan Rata-Rata

Skor Kategori

1 Keterlaksanaan 3,38 Terlaksana dengan baik 2 Tanggapan Siswa 3,40 Baik

3.3.

Penerapan dalam Pembelajaran Matematika

Terdapat beberapa kegiatan yang dilakukan oleh siswa dalam pembelajaran materi pecahan menggunakan media Pipedi seperti yang diijabarkan tabel berikut

Tabel 3.3 Deskripsi kegiatan siswa yang sesuai dengan langkah pendekatan saintifik

Langkah

Pembelajaran Deskripsi Kegiatan Hasil Belajar Mengamati

(observing)

- Menyimak penjelasan guru tentang petunjuk

menggunakan media

- Mengamati objek-objek yang ditampilkan pada media

Kesungguhan siswa dalam mengamati tampilan media terkait materi yang akan dibahas (sikap ketertarikan pada matematika)

Menanya (questioning)

Membuat dan mengajukan Pertanyaan tentang LKD yang ditampilkan melalui media Pipedi

Kualitas pertanyaan yang muncul; berupa pertanyaan cara penggunaan media maupun dugaan awal siswa tentang apa yang akan ditampilkan oleh media

Mengumpulkan informasi (experimenting)

Mengeksplorasi, mencoba, , melakukan eksperimen dengan melakukan manipulasi objek-objek dinamis yang ditampilkan oleh media

Data yang dihasilkan berupa catatan kejadian selama kegiatan eksplorasi media dilakukan

Menalar (asociating) mengolah informasi yang sudah dikumpulkan, atau menghubungkan informasi yang terkait dengan pengetahuan yang sudah diketahui sebelumnya

mengembangkan interpretasi, argumentasi dan kesimpulan mengenai keterkaitan informasi dari kejadian pada media dengan pengetahuan awal yang sudah diajarkan di sekolah dasar Mengkomunikasikan

(Communicating)

Mendemonstrasikan penggunaan media sambil menjelaskan kepada teman yang lain

menyajikan hasil kajian (dari mengamati sampai menalar) dalam bentuk demonstrassi, lisan maupun tulisan


(3)

Dari pembelajaran yang sudah dilakukan, dapat diketahui beberapa karakteristik pembelajaran menggunakan media pembelajaran ini yaitu sebagai berikut. Pertama, menggunakan Pendekatan Saintifik. Sesuai dengan harapan implementasi kurikulum 2013, penggunaan media pembelajaran pipedi ternyata sangat cocok jika dipadukan dengan pendekatan pembelajaran Saintifik. Media Pipedi mampu melibatkan siswa dalam masalah ataupun situasi yang menarik untuk diamati berkaitan dan memancing rasa ingin tahu siswa untuk mengeksplorasi lebih jauh lagi. Berikut ini diberikan gambaran mengenai proses pembelajaran saat membahas materi perkalian pecahan

Gambar 3.1 Contoh Proses Pembelajaran untuk Materi Perkalian Pecahan

Pada kegiatan menalar siswa menghubungkan hasil eksplorasi dengan langkah prosedural perkalian pecahan yang sudah diketahuinya. Misalkan siswa diminta menyelidiki mengapa mengalikan pecahan pembilang dikalikan pembilang dan penyebut dikalikan penyebut? Pertanyaan seperti ini akan terjawab ketika siswa mencoba melakukan kegiatan mencoba-coba dan mencatat hasilnya. Kegiatan menmencoba-coba-mencoba-coba mengubah keadaan yang ditampilkan media tentu akan memberi visualisasi yang berbeda-beda, dengan membandingkan berbagai visualisasi yang muncul siswa akan dapat menyimpulkan sendiri point atau inti dari pembelajaran yang sedang dilakukan. Menggunakan media di depan kelas (pada layar monitor) menjadi suatu kegiatan yang mengasikkan bagi siswa, ini terlihat dari siswa yang berebut ketika diminta menjelaskan kepada teman-temannya langkah-langkah yang telah dilakukan dalam membahas materi yang terkait. Dengan demikian siswa tidak hanya berkomunikasi lisan tetapi juga lewat tampilan lembar kerja dinamis.

Pembelajaran yang diawali dengan masalah merupakan salah satu karakteristik pembelajaran menggunakan Pipedi. Pembelajaran diawali dengan sebuah masalah yang diberikan pada Lembar Kerja Dinamis (LKD). Masalah ini berkaitan dengan hubungan objek-objek yang terdapat dalam LKD. Konstruksi melalui penemuan terbimbing, proses konstruksi pengetahuan dalam pembelajaran dilakukan melalui penemuan terbimbing. Kegiatan penemuan ini didukung oleh kegiatan eksplorasi objek-objek dalam LKD yang dipandu dengan Lembar Kerja Siswa (LKS). LKS memberikan langkah-langkah yang harus dilakukan siswa dalam mengeksplorasi LKD sehingga kegiatan yang dilakukan lebih terarah pada tujuan pembelajaran. Hasil yang diperoleh dalam LKD selanjutnya dituliskan dan dibuat kesimpulannya pada LKS.

Siswa mengamati masalah yang diberikan pada LKS dan tampilan LKD pada layar proyektor (Mengamati)

Siswa akan bertanya-tanya bagaimana penggunaan LKD dan kaitan slider

dengan pita dinamis yang ditampilkan (Menanya)

Siswa mengum-pulkan informasi dengan eksplorasi pada LKD dan mencatat hasilnya pada LKS

(berkelompok) Informasi yang diperoleh

dihubungkan dengan pengetahuan awal siswa tentang perkalian pecahan (Menalar)

Melakukan simulasi dan menyampaikan hasil diskusi (klasikal)


(4)

Gambar 3.2 Contoh LKS untuk materi perkalian pecahan

Pembelajaran yang interaktif. Dalam pembelajaran terjadi interaksi antara siswa, media pembelajaran dan guru. Siswa diposisikan sebagai pengguna (user) dari media pembelajaran yang dikembangkan. Posisi ini mendukung siswa sebagai peserta yang aktif dalam pembelajaran. Semua yang ditampilkan oleh media pembelajaran tergantung pada perlakuan siswa terhadap media. Mulai dari pemilihan materi, perlakuan terhadap objek dalam LKD maupun kegiatan menyelesaikan soal-soal yang diberikan.

Sebagaimana pembelajaran pada umumnya, pembelajaran menggunakan media ini juga telah diakhiri dengan sebuah evaluasi (aspek pengetahuan) untuk siswa. Dari kegiatan evaluasi diketahui penggunaan media ini efektif dalam meningkatkan hasil belajar maupun aktivitas belajar siswa. Dari pengamatan selama pembelajaran, semua siswa berperan aktif dalam kegiatan yang diarahkan oleh LKS. Berbagai hal baru yang ditampilkan oleh Pipedi nampaknya menjadi tantangan tersendiri bagi siswa. Melalui analisis hasil tes (aspek pengetahuan) siswa diketahui semua siswa mempu mencapai KKM yang ditargetkan yaitu 2,66 (ketuntasan 100%).

Selain evaluasi untuk aspek pengetahuan, selama pembelajaran juga dilaksanakan evaluasi berupa observasi aspek sikap. Adapun skor hasil pengamatan sikap siswa disajikan dalam tabel 3.4


(5)

Tabel 3.4. Skor Sikap Siswa dalam Pembelajaran

No Sikap Rata-rata skor Kriteria 1 Bertanggung jawab 3,84 Amat Baik

2 Teliti 3,17 Baik

3 Tertarik pada matematika 3,32 Baik

Diperolehnya media pembelajaran yang efektif, tentu disebabkan oleh beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut, dijelaskan sebagai berikut. Pertama, media mendukung terjadinya pembelajaran dengan pendekatan saintifik. Karaktersitik pembelajaran yang dilaksanakan dimulai dari memberi kesempatan kepada siswa untuk melakukan kegiatan yang eksploratif. Ini didukung oleh karakteristik media pembelajaran yang bersifat eksploratif. Lembar kerja dinamis yang dimuat dalam media pembelajaran ini mampu melibatkan siswa secara aktif. Kedua, media pembelajaran yang dihasilkan mampu membantu guru untuk mengarahkan pembelajaran ke dalam suatu proses investigasi, eksperimen, penelusuran pola dan hubungan sebagaimana diharapkan oleh Depdikbud (2014). Ketiga, siswa membangun sendiri konsep-konsep yang ingin dicapai dalam pembelajaran ataupun menghubungkan konsep-konsep yang sudah dimiliki dengan kegiatan yang dilakukan. Dengan penggunaan media Pipedi, penanaman konsep yang sudah ada (dan benar) dalam diri siswa akan diperkuat karena siswa menjadi tahu alasan dan visualisasi dari konsep khususnya konsep pecahan tersebut. Kegiatan-kegiatan yang diarahkan dalam media pembelajaran menuntun siswa langkah demi langkah dalam menemukan konsep yang diinginkan. Pada akhirnya, melalui diskusi bersama temannya siswa dapat menyimpulkan sendiri konsep tersebut dalam bahasanya sendiri.

Keempat, siswa memperoleh alasan dan penjelasan berkaitan dengan konsep-konsep yang sudah dipelajari waktu SD. Sebagai contoh saat SD siswa diajarkan bahwa 1/2=2/4=4/8 . Lebih jauh lagi ada siswa yang sudah bisa menyampaikan bahwa bila pembilang dan penyebut dikalikan dengan bilangan yang sama maka akan menghasilkan pecahan yang senilai. Setelah menggunakan media pipedi siswa memiliki pemahaman baru melalui visualisasi tentang mengapa bila pembilang dan penyebut dikalikan dengan bilangan yang sama maka akan menghasilkan pecahan yang senilai? Yaitu dengan menggunakan representasi gambar


(6)

4.

Kesimpulan dan Saran

Dari pembahasan yang sudah dipaparkan maka dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut. Media pembelajaran Pipedi yang dikembangkan sudah memenuhi syarat kualitas media pembelajaran yaitu valid, praktis, dan efektif. Media pembelajaran Pipedi memiliki beberapa karakteristik antara lain memiliki navigasi yang jelas, mencantumkan Kompetensi Inti, kompetensi dasar dan tujuan pembelajaran yang jelas, terdapat konsistensi materi yang dibahas dalam lembar kerja dinamis dengan tujuan pembelajaran yang tercantum, LKD mendukung terjadinya pembelajaran saintifik dan karakteristik media sesuai dengan prinsip multimedia maupun prinsip coherence. Karakteristik pembelajaran dengan menggunakan media pipedi adalah menggunakan pendekatan saintifik, diawali dengan pengamatan masalah pada LKD, proses penemuan atau penguatan konsep terbimbing, konstruktif dan melatih kemampuan pemecahan masalah.

Terdapat beberapa saran-saran yang perlu diperhatikan, yaitu sebagai berikut. Produk media pembelajaran yang dihasilkan dapat dijadikan sebagai alternatif media pembelajaran bagi guru dalam pembelajaran matematika khususnya materi Pecahan. Produk media pembelajaran yang dikembangkan masih dapat dikembangkan baik dari segi cara penggunaan maupun konten yang termuat di dalamnya, hendaknya ini menjadi kajian yang menarik untuk dilanjutkan bagi praktisi maupun guru matematika.

Daftar Pustaka

[1] Allesi, S.M & Trollip, S.R. 2000. Multimedia For Learning Methods and Development. [2] Depdikbud. 2014. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 058 Tahun 2014

tentang struktur kurikulum SMP. Jakarta

[3] Hohenwarter, M and Judith Preiner. 2007. Creating Mathlets with Open Source Tools. The Journal of Online Mathematics and Its Applications Volume7.

[4] Mayer, R. 1997. Multimedia Learning: Are We Asking the Right Questions?. Educational Psychologist Journals, 32(1). Lawrence Erlbaum Associates, Inc

[5] Mayer, R. & Roxana Moreno. 1997. A Cognitive Theory of Multimedia Learning: Implications for Design Principles. University of California, Santa Barbara

[6] Nieveen, N. 1999. Prototyping to Reach Product Quality. Jan Van den Akker, Robert Maribe Braneh, Ken Gustafson, and Tjeerd Plomp (Ed). London: Kluwer Academic Plubishers.

[7] Suweken, I.G., dkk. 2011. Pengembangan Mathlet Matematika Eksploratif Untuk Meningkatkan Kompetensi Matematika Siswa Kelas VIII di Singaraja. Singaraja : Undiksha