PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN PIPEDI PADA MATERI PECAHAN
DI KELAS VII
I Putu Eka Wahyu Juliasta
SMP Negeri 1 Melaya, Jalan Jaya Sakti 20x Melaya, Kab. Jembrana; wahyu.juliastapnsmail.go.id
Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan media pembelajaran dalam
pembelajaran matematika Kelas VII khususnya materi Pecahan yang valid, praktis, dan efektif serta mendeskripsikan karakteristik media pembelajaran dan karakteristik
pembelajaran menggunakan media tersebut. Valid dalam artian media pembelajaran yang sesuai dengan Kurikulum 2013. Praktis dalam artian mudah digunakan dalam
pembelajaran. Efektif dalam artian mampu meningkatkan hasil belajar pada tiga aspek sikap, pengetahuan dan keterampilan. Media ini dikembangkan menggunakan software
Geogebra dan eXe Learning dan diberi nama Pipedi Pita Pecahan Dinamis. Pengembangan media diawali dengan investigasi awal, desain , realisasi dan konstruksi,
validasi, uji coba terbatas dan uji lapangan. Setelah melalui tahapan-tahapan tersebut, diperolehlah media pembelajaran Pipedi yang valid, praktis dan efektif.. Karakteristik
media pembelajaran yang dihasilkan antara lain sesuai dengan tujuan pembelajaran, mendukung terjadinya pembelajaran saintifik karena bersifat interaktif dan eksploratif.
Karakteristik pembelajaran menggunakan media ini adalah adalah 1 menggunakan pendekatan saintifik, proses pengamatan melalui tampilan Lembar Kerja Dinamis
LKD dan pengumpulan informasi melalui simulasi pada LKD 2 diawali dengan stimulus masalah tentang hubungan objek-objek yang diberikan dalam LKD, 3
konstruksi pengetahuan melalui kegiatan penemuan terbimbing menggunakan LKD dan LKS, 4 interaktif, dalam artian terjadi interaksi antara siswa, media, dan guru, 5
melatih kemampuan pemecahan masalah.
Kata Kunci . media pembelajaran, pipedi, pecahan
1. Pendahuluan
Implementasi Kurikulum 2013 menjadi sebuah tantangan bagi guru dalam merancang, melaksanakan dan mengevaluasi pembelajaran. Kurikulum 2013 menyatakan bahwa sasaran
pembelajaran mencakup pengembangan ranah sikap, pengetahuan dan keterampilan. Sikap diperoleh melalui aktivitas menerima, menjalankan, menghargai, menghayati, dan
mengamalkan. Pengetahuan diperoleh melalui aktivitas mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta. Sedangkan keterampilan diperoleh melalui
aktivitas mengamati, menanya, mencoba, menalar, menyaji, dan mencipta. Aktivitas- aktivitas ini tentunya harus dijadikan acuan bagi guru dalam merancang pembelajaran.
Selanjutnya, dalam proses pembelajaran guru dituntut senantiasa menggunakan pendekatan saintifik. Pendekatan saintifik sendiri terdiri atas beberapa langkah yaitu mengamati,
menanya, mengumpulkan informasi, menalar mengasosiasi dan mengkomunikasikan. Kenyataan inilah yang menjadi sebuah tantangan yang harus dijawab dengan tindak nyata
oleh guru. Guru harus mampu menciptakan kondisi pembelajaran yang memberikan ruang terhadap langkah-langkah di atas. Sebagai contoh guru harus mampu mengkondisikan
sebuah stimulus yang mampu memancing minat siswa dalam mengamati sesuatu, merangsang rasa ingin tahu siswa dan mampu menempatkan siswa sebagai subjek yang
melakukan eksplorasi, mengumpulkan informasi dari kegiatan tersebut dan mengolah informasi itu menjadi sebuah konsep yang ingin dicapai dalam pembelajaran.
Salah satu materi matematika di SMP adalah materi Pecahan. Dalam materi pecahan peserta didik tentunya diharapkan memahami konsep-konsep dalam pecahan termasuk di dalamnya
konsep operasi pecahan. Mengingat materi pecahan adalah salah satu materi yang sudah dipelajari siswa di Sekolah Dasar, pecahan bukanlah materi baru bagi siswa kelas VII.
Meskipun demikian, masih banyak ditemui siswa yang belum memahami secara utuh mengenai materi pecahan. Dari investigasi awal yang dilaksanakan di kelas VII B SMP
Negeri 1 Melaya, berdasarkan pemahaman awalnya terhadap materi pecahan siswa dapat dikategorikan menjadi beberapa kelompok.
Pembelajaran matematika hendaknya berangkat dari hal-hal yang bersifat kongkret menuju abstrak. Berdasarkan hal tersebut maka dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar guru
dituntut lebih banyak menggunakan media dan alat peraga yang menarik yang sesuai dengan tuntutan kompetensi. Melalui penggunaan alat peraga diharapkan peserta didik lebih terlibat
dan berinteraksi satu dengan yang lainnya. Saat ini terdapat berbagai pilihan strategi dalam melaksanakan pembelajaran pada materi pecahan. Penggunaan alat peraga Blok Pecahan
gambar 1.1 adalah salah satu alternatif yang dapat dipilih guru.
Gambar 1.1 Alat peraga Blok Pecahan Pembelajaran pecahan menggunakan alat peraga ini memiliki keunggulan yaitu siswa
langsung terlibat dalam aktivitas motorik dalam menyusun pecahan yang diinginkan. Namun demikian, alat peraga ini memiliki beberapa kelemahan terutama dari segi kuantitas yang
masih sedikit sehingga penggunaannya harus bergantian dan terbatasnya pilihan pecahan yang dapat ditampilkan. Dalam buku siswa Matematika kelas VII, materi pecahan dibahas
menggunakan pita pecahan. Pembahasan dalam buku mengarahkan siswa menggunakan persegi panjang yang menyerupai pita yang dibagi sesuai dengan pecahan yang diinginkan
gambar 1.2
Gambar 1.2 Pita Pecahan
Menggunakan pita pecahan, dapat memberikan ilustrasi yang jelas kepada siswa tentang konsep pecahan. Hanya saja proses menggambar pita pecahan terkadang cukup memakan
waktu, baik oleh siswa maupun guru, terlebih lagi jika pecahan yang ingin digambarkan memerlukan lebih banyak pita pecahan. Penggunaan pita pecahan akan lebih efisien apabila
dapat dibuat lebih dinamis, dalam artian bagian-bagian yang ditampilkan dalam 1 pita dapat diatur dan diubah-ubah sedemikian rupa. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk
merancang gambar pita pecahan seperti ini adalah menggunakan software Geogebra. Penggunaan media pembelajaran pecahan dinamis berpeluang memunculkan pembelajaran
yang aktif dan berpusat pada siswa. Media yang dinamis dan user friendly memungkinkan terjadinya kegiatan investigasi dan eksplorasi oleh siswa sehingga sesuai dengan pilar
pembelajaran matematika Depdikbud: 2014
Tujuan penelitian ini adalah mengembangkan media pembelajaran untuk materi pecahan yang valid, praktis, dan efektif. Valid dalam artian media pembelajaran yang sesuai dengan
materi pecahan dan sesuai dengan tuntutan Kurikulum 2013 seperti yang tertuang dalam Pedoman Pembelajaran Matematika Permen 58 Tahun 2014. Praktis dalam artian mudah
digunakan dalam pembelajaran baik oleh guru maupun siswa. Efektif dalam artian mampu meningkatkan motivasi dan rasa ingin tahu siswa dalam belajar matematika yang pada
akhirnya dapat meningkatkan sikap siswa dalam menghargai kegunaan matematika, meningkatkan hasil belajar matematika siswa serta meningkatkan keterampilan siswa dalam
menggunakan media pembelajaran berbasis Komputer dalam pembelajaran Matematika..
2. Landasan Teori