4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI
2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1. Efisiensi Energi Listrik
Hidayanto 2012 pada hakekatnya telah diketahui bahwa efisiensi energi merupakan bagian dari konservasi energi. Dalam kebijakan energi nasional disebutkan
bahwa konservasi energi merupakan upaya yang sistematis terencana dan terpadu guna melestarikan sumber daya energi dalam negeri serta meningkatkan efisiensi
pemanfaatannya. Di Indonesia, upaya konservasi energi ini sangat penting mengingat besarnya kesenjangan antara sisi permintaan dan sisi penyediaan
Menurut Suprayogi 2014 audit energi dianjurkan untuk dilaksanakan pada bangunan seperti gedung perkantoran, sekolah, hotel, apartemen, pusat perbelanjaan dan
rumah sakit. Melalui audit energi diharapkan dapat mengetahui besarnya intensitas konsumsi energi IKE, mencegah pemborosan energi tanpa mengurangi kenyamanan
gedung, dapat diketahui profil energi dan mencari upaya yang diperlukan untuk meningkatkan efisiensi penggunaan energi. Kamaruzzaman 2015 menjelaskan bahwa
konsumsi pencahayaan dalam bangunan dapat dipengaruhi oleh tujuan bangunan, penggunaan siang hari, tingkat pencahayaan dan jam pemakaian oleh penghuni.
Penelitian ini menemukan bahwa hampir semua kantor-kantor yang cukup dilayani oleh penerangan alami tapi itu rencana terbuka kantor-kantor membutuhkan beberapa
pencahayaan untuk menambah pencahayaan yang tidak memadai. Hasilnya disajikan dengan pendekatan untuk pembahasan penghematan energi.
2.1.2. Peningkatan Efisiensi Energi Listrik
Pada penelitian Dyah, dkk 2014 objek penelitian rumah batik di Cirebon. Analisis terhadap kondisi eksisting menunjukan ketidaknyamanan termal karena
temperatur ruang 32,79°C -35,01°C terlalu panas dari 27,1°C berdasarkan SNI 03-6572- 2001. Analisis terhadap perubahan material penutup atap diganti dengan material beton
15 cm yang dilapisi aspalt hasilnya menunjukan penurunan temperatur sebesar 2,3°C. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Hicma, dkk 2012 lokasi penelitian yaitu di
daerah Malang dan sekitarnya yang mempunyai kesamaan suhu dan temperaturnya.
Pengukuran suhu dilakukan dengan simulasi
Ecotect
. Dari hasil kajian diketahui suhu terpanas 31,4°C terjadi pada sudut 35° dengan arah hadap timur barat dan pada bulan
Oktober suhu terdingin 26,2°C terjadi pada sudut 55°. Besar sudut kemiringan atap semakin dingin suhu yang dihasilkan didalam ruangan karena pengaruh besaran ruangan
sudut yang dihasilkan menyebabkan penyerapan panas lebih maksimal. Sudut 45° dengan arah hadap timur barat merupakan yang ideal karena tidak terlalu panas dan
tidak terlalu dingin. Dalam penelitian Kamaruzzaman 2015, menyatakan bahwa konsumsi
pencahayaan dalam bangunan dapat dipengaruhi oleh tujuan bangunan, penggunaan siang hari, tingkat pencahayaan dan jam pemakaian oleh penghuni. Penelitian ini
menemukan bahwa hampir semua kantor-kantor yang cukup dilayani oleh penerangan alami tapi itu rencana terbuka kantor-kantor membutuhkan beberapa pencahayaan untuk
menambah pencahayaan yang tidak memadai. Hasilnya disajikan dengan pendekatan untuk pembahasan penghematan energi.
Tiffany 2013, menyatakan pencahayaan alami yang masuk ke dalam ruangan dipengaruhi oleh letak dan ukuran jendela, serta arah lintasan matahari. Semakin besar
bukaan pada jendela, maka cahaya yang masuk akan semakin besar. Pada penelitian ini dilakukan simulasi
Ecotect radiance
untuk memperbaiki pencahayaan alami dan buatan pada ruang studio gambar. Dari simulasi ini, diperoleh nilai rata-rata dari sampel acak
sebesar 1.749,7 lux. Simulasi pencahayaan alami menggunakan iklim kota Palembang, hasil akhir penelitian disarankan untuk mengganti jenis lampu pada pencahayaan buatan
dengan lampu tersebut. Dalam penelitian Yang 2014, didasarkan pada perangkat lunak
Ecotect
bertujuan aspek meningkatkan kenyamanan hidup bangunan tetapi juga dari aspek mengurangi konsumsi energi bangunan di Negara Cina. Penulis telah melakukan
beberapa eksplorasi dalam tahap desain skema dari perspektif perencanaan kawasan perumahan. Mengambil kawasan perumahan di Maanshan Kota, Provinsi Anhui.
Penulis telah menganalisis strategi konservasi data dan energi meteorologi yang terkait erat dengan lingkungan setempat. Untuk mewujudkan optimalisasi perencanaan
kawasan perumahan, beberapa faktor telah dianalisis, seperti orientasi bangunan, siang hari pada bangunan, dan kondisi ventilasi alami. Dengan penerapan
Ecotect
, desainer bisa memberikan pertimbangan penuh untuk berbagai metode ekologi hemat energi
dalam tahap desain awal. Hasil dalam makalah ini berguna untuk kedua percakapan energi bangunan dan menciptakan lingkungan hidup yang nyaman di masa depan.
Metode lain untuk mengukur tingkat keefisienan energi yaitu dengan perhitungan diantarannya dengan
Overall Thermal Transfer Value
OTTV. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk merevisi OTTV metode kalkulasi yang ada dan berasal dari
elemen bangunan yang menyelubungi bangunan gedung dimana sebagian besar energi termal berpindah melalui elemen tersebut. Keseluruhan nilai OTTV dikembangkan
dalam pendekatan berbasis kinerja, digunakan untuk mengatur desain selubung bangunan dengan tujuan untuk mengurangi kebutuhan listrik sistem AC dan emisi gas
rumah kaca Chow, 2013.
2.1.3. Biaya