Menurut Ken Yeang 1999, perancangan pasif menekankan pada kondisi iklim setempat, dengan mempertimbangkan:
a. konfigurasi bentuk bangunan dan perencanaan tapak
b. orientasi bentuk bangunan fasad utama dan bukaan
c. desain fasad termasuk jendela, lokasi, ukuran dan detail
d. perangkat penahan radiasi matahari misalkan
sun shading
pada fasad dan jendela
e. perangkat pasif siang hari
f. warna dan bentuk selubung bangunan
g. tanaman vertikal
h. angin dan ventilasi alami
Gedung tinggi dapat dirancang agar efisien dalam penggunaan energi listrik, dan menekan penggunaan pendingin ruangan yang menggunakan CFC
Chloro Fluoro Carbon
yang menyebabkan penipisan lapisan ozon di atmosfer. Kunci dari penghematan energi pada gedung-gedung tinggi adalah melalui perencanaan selubung
bangunan dan konfigurasi bentuk bangunan, dengan mengoptimalkan penerangan dan penghawaan alami pada bagian tertentu bangunan, termasuk luas jendela dan
materialnya. Dengan demikian penggunaan listrik untuk AC dan penerangan dapat ditekan serendah mungkin Kompas, September, 2002.
A. Sistem Pencahayaan
Dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.05PRTM2007 kualitas ruangan yang baik dapat dilihat dari penataan ruangannya. Untuk mendapatkan ruangan
yang nyaman ruangan harus didesain dengan mempertimbangkan persyaratan kenyamanan yang terkait salah satunya dengan pencahayaan, berikut persyaratannya:
a. Setiap bangunan bertingkat tinggi harus memenuhi persyaratan sistem
pencahayaan alami danatau pencahayaan buatan, termasuk pencahayaan darurat sesuai dengan fungsinya.
b. Bangunan bertingkat tinggi harus mempunyai bukaan untuk pencahayaan
alami yang optimal, disesuaikan dengan fungsi bangunan hunian dan fungsi masing-masing ruang di dalamnya.
c. Pencahayaan buatan harus direncanakan berdasarkan tingkat iluminasi yang
dipersyaratkan sesuai fungsi ruang-dalam bangunan bertingkat tinggi dengan
mempertimbangkan efisiensi, penghematan energi yang digunakan, dan penempatannya tidak menimbulkan efek silau atau pantulan.
d. Pencahayaan buatan yang digunakan untuk pencahayaan darurat harus dipasang
pada bangunan bertingkat tinggi, serta dapat bekerja secara otomatis dan mempunyai tingkat pencahayaan yang cukup untuk evakuasi yang aman.
e. Semua sistem pencahayaan buatan, kecuali yang diperlukan untuk pencahayaan
darurat, harus dilengkapi dengan pengendali manual, danatau otomatis, serta ditempatkan pada tempat yang mudah dicapaidibaca oleh penghuni
. f.
Pencahayaan alami dan buatan diterapkan pada ruangan dalam bangunan bertingkat tinggi baik di dalam bangunan maupun di luar.
g. Persyaratan pencahayaan harus mengikuti:
1 SNI 03-6197-2000 Konservasi energi sistem pencahayaan 2 SNI 03-2396-2001 Tata cara perancangan sistem pencahayaan alami pada
bangunan gedung. 3 SNI 03-6575-2001 Tata cara perancangan sistem pencahayaan buatan pada
bangunan gedung, atau edisi terbaru. Dalam hal masih ada persyaratan lainnya yang belum tertampung, atau yang belum mempunyai SNI, digunakan standar
baku danatau pedoman teknis. Pada SNI, tidak terdapat data fluktuasi pencahayaan matahari tahunan sehingga
diambil data tingkat pencahayaan matahari secara seragam yaitu 10.000 lux. Standar kuat penerangan untuk mencapai kenyamanan visual bagi pemakai pada gedung.
Standar tersebut berdasarkan fungsi ruang dan efektifitas pencahayaan sesuai dengan SNI 03-6575-2001 seperti tertera pada Tabel 2.5.
Tabel 2.6. Tingkat pencahayaan minimum yang direkomendasikan
Bangunan Ruangan
Besar kuat penerangan yang dianjurkan Lux
Perkantoran R. direktur
350 R. kerja
350 R. rapat
300 R. komputer
350 R. arsip aktif
300 R. arsip
150 Rumah Sakit
Ruang Rawat Inap 250
Laboratorium 500
Ruang operasi 300
Ruang bersalin 300
Ruang rehabilitasi 250
Sumber: SNI 03-6575-2001
Pada Tabel 2.5 tertera tingkat pencahayaan minimum yang direkomendasikan untuk berbagai fungsi ruangan.
B. Sistem Penghawaan