33
Buletin Informasi SDPPI |
edisi sebelas 2016
Pendahuluan
Dalam penjelasan Peraturan Pemer- intah Nomor 53 Th 2010 tentang Disiplin
Pegawai Negeri Sipil dinyatakan bahwa, penjatuhan hukuman disiplin dimaksudkan
untuk membina PNS yang telah melakukan pelanggaran disiplin, agar yang bersang-
kutan mempunyai sikap menyesal dan beru- saha tidak mengulangi dan memperbaiki diri
pada masa mendatang.
Pelanggaran disiplin adalah SIKAP PERILAKU dan TINDAKAN, yang men-
cakup ucapan, tulisan dan pembuatan yang tidak mentaati 1 atau lebih dari 17 butir
KEWAJIBAN dan melanggar 1 atau lebih dari 15 butir LARANGAN.
Sebelum seorang PNS termasuk CPNS dinyatakan bersalah, dan melanggar pera-
turan dan ketentuan disiplin terlebih dahulu harus dibentuk Tim Pemeriksa yang
ditetapkan oleh Pejabat yang berwenang yang bertugas antara lain :
1. Memanggil PNSCPNS yang diduga mel-
akukan pelanggaran disiplin. 2. Melakukan pemeriksaan terhadap yang
bersangkutan untuk mencari data dan fakta, benar atau salah yang bersang-
Penjatuhan Hukuman Disiplin Merupakan Pembinaan Sikap, Perilaku dan Tindakan
Pegawai Negeri Sipil
-
Darmawan
Tenaga Ahli
Kepegawaian
kutan melakukan pelanggaran. 3. Menganalisis dan menyimpulkan hasil
pemeriksaan dan apabila kesimpulannya yang bersangkutan benar melakukan
pelanggaran disiplin maka selanjutnya melaporkan secara tertulis kepada
pejabat yang berwenang, berupa reko- mendasi kebijakan yang berisi antara
lain: Alterntif penjatuhan hukuman disiplin
dengan pertimbangan : a. Tindakan yang memberatkan
b. Tindakan yang meringankan c. Latar belakang tindakan pelanggaran
d. Dampak negatif tindakan pelanggaran
Dari pendekatan proses tersebut diatas maka penjatuhan hukuman disiplin bagi
PNS termasuk CPNS merupakan upaya pembinaan atasan langsung kepada bawa-
hannya yang dilaksanakan melalui saluran hirarki.
A. Pokok Permasalahan
Secara teknis dan implementatif Pera- turan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010
Tentang Disiplin PNS yang telah berlaku ±6 tahun, belum dilaksanakan dan diman-
faatkan sebagai fungsi pembinaan, bahkan terkesan bahwa sebagai pejabat yang ber-
wenang secara hirarki enggan dan segan untuk menerapkannya.
B. Pembahasan
Proses penjatuhan disiplin sebagai bentuk pembinaan, melalui tahapan keg-
iatan sebagai berikut : 1. Pembentukan Tim Pemeriksa oleh
pejabat yang berwenang, keang- gotaannya terdiri dari atasan langsung,
unsur pengawasan kepegawaian atau pejabat lain yang ditunjuk. Kepangkatan
dan jabatan Tim Pemeriksa tidak boleh lebih rendah dari PNS yang diperiksa,
serendah rendahnya sama. digabung dengan paragraph diatas
Tugas Tim Pemeriksa antara lain :
a. Memanggil 1. Melakukan pemanggilan secara
tertulis kepada PNS CPNS yang diduga melakukan pel-
anggaran disiplin. 2. Pemanggilan secara tertulis,
pertama dilakukan paling lambat 7 hari kerja sebelum
tanggal pemeriksaan. 3. Apabila
PNSCPNS yang
dipanggil secara tertulis pertama tidak hadir sesuai
waktu yang ditetapkan, maka dilakukan pemanggilan kedua,
paling lambat 7 hari kerja sejak tanggal seharusnya yang
bersangkutan diperiksa pada pemanggilan pertama.
4. Dalam menentukan tanggal pemeriksaan dalam surat
pemanggilan pertama dan kedua harus memperhatikan
waktu yang diperlukan untuk menyampaikan dan diter-
34
Buletin Informasi SDPPI |
edisi sebelas 2016
imanya surat pemanggilan. 5. Apabila pada hari, tanggal,
waktu pemeriksaan yang diten- tukan pada pemanggilan kedua
tidak hadir juga, maka pejabat yang berwenang menghukum
menjatuhkan hukuman disi- plin berdasarkan alat bukti
dan keterangan yang ada tanpa dilakukan pemeriksaan.
b. Melakukan Pemeriksaan
Tujuan pemeriksaan terhadap PNS CPNS yang diduga melakukan pe-
langgaran disiplin adalah : 1. Untuk mengetahui benar
tidaknya PNSCPNS melakukan pelanggaran disiplin.
2. Untuk mengetahui faktor – faktor pendorong yang ber-
sangkutan melakukan pelang- garan disiplin.
3. Untuk mengetahui dampak akibat dari pelanggaran disiplin
tersebut. Terhadap
PemerintahNegara, instansi, atau unitsatuan kerja.
2. Oleh karenanya, dalam melakukan pemeriksaan terhadap PNSCPNS yang
diduga melakukan pelanggaran disi- plin harus dilakukan secara teliti dan
obyektif, sehingga pejabat yang ber- sangkutan dapat secara cepat, tepat dan
akurat mempertimbangkan tingkat dan jenis hukuman disiplin terhadap PNS
CPNS yang bersangkutan.
C. Teknis Pemeriksaan
1. Tata Cara Pemeriksaan a. Sebelum melakukan pemerik-
saan atasan langsung atau Tim Pemeriksa mempelajari terlebih
dahulu dengan seksama dan cermati data, bahan dan laporan
mengenai dugaan pelanggaran disiplin.
b. Proses pelaksanaan pemeriksaan dilakukan secara TERTUTUP dan
diketahui, dihadiri oleh PNSCPNS yang diperiksa dan pemeriksa.
c. PNS yang diperiksa karena diduga melakukan pelanggaran disiplin
wajib menjawab pertanyaan yang diajukan oleh atasan langsung atau
Tim Pemeriksa.
d. Apabila PNSCPNS yang diperiksa itu tidak mau menjawab pertanyaan
maka yang bersangkutan dianggap mengakui pelanggaran disiplin
yang dituduhkan kepadanya. e. Hasil pemeriksaan harus ditu-
angkan dalam Berita Acara Pemeriksaan yang ditandatangani
oleh Tim Pemeriksa dan PNSCPNS yang diperiksa.
f. Apabila PNSCPNS yang diperiksa tidak bersedia menandatangani BAP,
maka BAP cukup ditanda tangani oleh Tim Pemeriksa, dengan mem-
berikan catatan dalam BAP bahwa PNS yang diperiksa tidak bersedia
menandatangani BAP.
g. Walaupun PNSCPNS yang diper- iksa tidak bersedia untuk menan-
datangani BAP tersebut, BAP tetap dijadikan dasar untuk menjatuhkan
hukuman disiplin.
h. PNS yang diperiksa berhak men- dapat fotocopi BAP.
2. Materi pemeriksaan, harus mencer-
minkan kepastian hukum oleh kare- nanya untuk mempermudah meng-
gunakan rumus 5W + 1 H , Who, What, When, Where, Why, dan How , sehingga
Tim Pemeriksa dapat mengetahui :
a. Siapa yang melakukan pelanggaran disiplin ?
b. Apa pelanggaran disiplin yang dilakukan ?
c. Kapan waktu melakukan pelang- garan disiplin ?
d. Dimana lokas terjadinya pelang- garan disiplin ?
e. Mengapa latar belakang faktor pendorong yang menyebabkan pel-
anggaran disiplin ? f. Bagaimana cara yang ditempuh
untuk melakukan pelanggaran disi- plin ?
3. Menyusun Berita Acara Pemeriksaan Berita Acara Pemeriksaan BAP harus
dibuat tertulis dan memuat antara lain : a. Hari, tanggal, bulan, dan tahun pemerik-
saan. b. Nama dan identitas pejabat pemeriksa
dan PNSCPNS yang diperiksa. c. Dasar pelaksanaan tugas pemeriksaan.
d. Kesediaan PNSCPNS untuk diperiksa dan menjawab pertanyaan.
e. Pasal – pasal yang dilanggar. f. Kondisi kesehatan PNSCPNS yang
diperiksa. g. BAP harus mencerminkan kepastian
hukum, melalui pertanyaan : siapa, mengapa, dimana, kapan, kenapa dan
bagaimana. h. Pemeriksaan harus teliti dan obyektif.
i. Pertanyaan dan jawaban tentang apakah sebelumnya pernahbelum
pernah dijatuhi hukuman disiplin. j. Keterangan yang diperiksa bahwa
dalam proses pemeriksaan tidak dalam keadaan terpaksadibawah tekanan.
k. Kesediaan yang diperiksa untuk
dipanggildiperiksa ulang. 4. Laporan Hasil Pemeriksaan LHP
Tugas akhir dari Tim Pemeriksa adalah menyusun laporan hasil pemeriksaan
LHP, sebagai laporan pelaksaan tugas Tim Pemeriksa kepada pejabat yang berwenang
Pejabat Pembina Kepegawaian.
Dalam laporan hasil pemeriksaan harus mencakup hal – hal sebagai berikut :
a. LHP harus disusun berdasarkan
jawaban pada BAP yang didukung oleh bukti – bukti yang diperoleh dalam
pemeriksaan.
b. LHP tidak boleh melebihi dari apa yang ada di BAP.
c. LHP harus memuat tuduhan pelang- garan disiplin
d. LHP harus memuat evaluasi hal – hal yang meringankan dan yang member-
atkan. e. LHP harus memuat fakta – fakta antara
lain : - Status
yang bersangkutan
- Mengetahuitidak atas tuduhan yang ditujukan kepada yang ber-
sangkutan. - Masa
kerja - Tanggung jawab dan lain – lain.
f. LHP harus memuat Rekomendasi yang unsurnya :
- Pasal yang
dilanggar - Alternative tingkat dan jenis pen-
jatuhan hukuman disiplin.
D. Penjatuhan Hukuman Disiplin:
1. Pengertian Umum
a. Dalam ketentuan peraturan disi-
plin PNS, dinyatakan bahwa setiap PNS termasuk CPNS mempunyai 17
kewajiban 15 larangan.
b. Bahwa PNS termasuk CPNS, yang tidak melaksanakan kewajiban dan mel-
anggar larangan dijatuhi hukuman disi- plin.
c. Tujuan dari penjatuhan hukuman disi- plin pada prisipnya bersifat pembinaan
untuk memperbaiki dan mendidik PNS termasuk CPNS yang melakukan pel-
anggaran disiplin.
d. Dalam menjatuhkan hukuman disiplin yang berwenang menghukum harus
mempelajari dengan teliti BAP dan LHP