LAPORAN PRATIKUM KLIMATOLOGY

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Permukaan bumi yang kita huni memiliki keadaan tempat yang berbeda. Ada tempat dataran rendah, dataran tinggi, tempat yang suhunya tinggi, curah hujan tinggi dan tempat yang dingin. Perbedaan tempat tersebut mengakibatkan kecepatan angin, suhu, kelembapan dan lama penyinaran serta intensitas radiasi yang berbeda pula. Menentukan iklim suatu daerah diperlukan data yang telah terkumpul lama, hasil dari pengukuran alat ukur khusus yang disebut instrumentasi klimatologi, perlunya ada instrumens klimatologi karena hal ini sangat dibutuhkan untuk mengetahui iklim pada suatu daerah hingga kita bisa mengetahui kapan hujan, waktu tanam yang tepat dan lain sebagainya. Instrumentasi tak jauh beda bahkan kadang sama dengan instrumentasi meteorologi.

Alat-alat yang digunakan dalam BMKG harus tahan setiap waktu terhadap pengaruh-pengaruh buruk cuaca sehingga ketelitiannya tidak berubah. Pemeliharaan alat akan membuat ketelitian yang baik pula sehingga pengukuran dapat dipercaya. Data yang terkumpul untuk iklim diperlukan waktu yang lama, tak cukup satu tahun bahkan 10-30 tahun. Alat dipasang di tempat terbuka memerlukan persyaratan tertentu tertentu agar tak salah ukur misalnya dipikirkan tentang halangan berupa bangunan-bangunan dekat alat ataupun pepohonan. Alat-alat pengukur memerlukan penetapan waktu tertentu mengikuti prosedur tertentu yang sama di semua tempat. Maksudnya agar data dapat dibandingkan sehingga perbedaan data bukanlah akibat kesalahan prosedur tapi betul-betul karena iklimnya berbeda. Jadi perlu keseragaman dalam: peralatan, pemasangan alat, waktu pengamatan dan pengumpulan data. Dalam Stasiun klimatologi Alat-alat yang umum digunakan di data cuaca menghasilkan data yang makro. Alat-alat terbagi dua golongan, manual dan otomatis (mempunyai perekam). Unsur-unsur iklim yang diukur adalah radiasi surya, suhu udara dan suhu tanah, kelembapan udara, curah hujan, evaporasi dan angin (Badai, 2009).


(2)

1.2 Tujuan Dan Kegunaan

Praktikum Klimatologi bertujuan untuk mengetahui alat-alat klimatologi dan cara menggunakannya serta dapat menentukan keadaan iklim pada suatu daerah. Kegunaan dari praktikum ini adalah agar praktikan dapat mengetahui cara menggunakan alat-alat klimatologi serta mengukur kelembapan nisbih udara, kecepatan angin dan lama penyinaran.

Melatih mahasiswa untuk mengolah dan menganalisis data meteorologi pertanian serta menyajikannya dalam data siap pakai.


(3)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Campbell Stokes

Campbell Stokes adalah alat yang digunakan untuk mengukur intensitas dan lama penyinaran matahari. Satuan dari intensitas dan lama penyinaran matahari adalah persen. Campbell Stokes dilengkapi dengan kartu khusus. Kartu ini adalah kartu yang berperan sebagai pencatat data. Kartu Campbell Stokes ini dipasang dibawah lensa pada alat, kemudian diletakkan di tempat terbuka. Pencatat waktu pada kartu akan mencatat bekas bakaran kartu. Bagian yang hangus itulah yang menunjukkan intensitas sinar matahari selama satu hari. Bekas bagian hangus yang berwarna coklat, dicocokkan oleh satuan waktu dan lamanya penyinaran. Lamanya penyinaran yang diukur adalah penyinaran terus-menerus dan penyinaran yang tertutup awan (Anonim, 2008).

Secara khusus Campbell Stokes dipergunakan untuk mengukur waktu dan lama matahari bersinar dalam satu hari dimana alat tersebut dipasang. Campbell Stokes terdiri dari beberapa bagian yaitu Bola kaca pejal (umumnya berdiameter 96 mm). Plat logam berbentuk mangkuk, sisi bagian dalamnya bercelah-celah sebagai tempat kartupencatat dan penyanggah tempat bola kaca pejal dilengkapi skala dalam derajat yang sesuai dengan derajat lintang bumi. Bagian Pendiri (stand), Bagian dasar terbuat dari logam yang dapat di-leveling. Kertas pias terdiri dari 3 (tiga) jenis menurut letak matahari. Prinsip kerja Sinar matahari yang datang menuju permukaan bumi, khususnya yang tepat jatuh pada sekeliling permukaan bola kaca pejal akan dipokuskan ke atas permukaan kertas pias yang telah dimasukkan ke celah mangkuk dan meninggalkan jejak bakar sesuai posisi matahari saat itu. Jumlah kumulatif dari jejak titik bakar inilah yang disebut sebagai lamanya matahari bersinar dalam satu hari (satuan jam/menit) (Anonim, 2009).

2.2 Termometer

Termometer adalah alat untuk mengukur suhu. Thermometer analog bisa juga disebut sebagai thermometer manual, karena cara pembacaannya masih manual. Penggunaan air raksa sebagai bahan utama thermometer karena koefisien muai air raksa terbilang konstan sehingga perubahan volume akibat kenaikan atau penurunan suhu


(4)

hampir selalu sama. Namun ada juga beberapa termometer keluarga mengandung alkohol dengan tambahan pewarna merah. Termometer ini lebih aman dan mudah untuk dibaca. Jenis khusus termometer air raksa, disebut termometer maksimun, bekerja dengan adanya katup pada leher tabung dekat bohlam. Saat suhu naik, air raksa didorong ke atas melalui katup oleh gaya pemuaian. Saat suhu turun air raksa tertahan pada katup dan tidak dapat kembali ke bohlam membuat air raksa tetap d idalam tabung. Pembaca kemudian dapat membaca temperatur maksimun selama waktu yang telah ditentukan. Untuk mengembalikan fungsinya, termometer harus diayunkan dengan keras. Termometer ini mirip desain termometer medis. Air raksa akan membeku pada suhu -38.83 °C (-37.89 °F) dan hanya dapat digunakan pada suhu diatasnya. Air raksa, tidak seperti air, tidak mengembang saat membeku sehingga tidak memecahkan tabung kaca, membuatnya sulit diamati ketika membeku. Jika termometer mengandung nitrogen, gas mungkin mengalir turun ke dalam kolom dan terjebak disana ketika temperatur naik. Jika ini terjadi termometer tidak dapat digunakan hingga kembali ke kondisi awal. Untuk menghindarinya, termometer air raksa sebaiknya dimasukkan ke dalam tempat yang hangat saat temperature di bawah -37 °C (-34.6 °F). Pada area di mana suhu maksimum tidak diharapkan naik di atas -38.83 ° C (-37.89 °F) termometer yang memakai campuran air raksa dan thallium mungkin bisa dipakai. Termometer ini mempunyai titik beku of -61.1 °C (-78 °F) (Shafiyyah, 2009).

Termometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur temperatur. Termometer harus dipasang secara mendatar di lapangan terbuka. Satuan meteorologi dari temperatur adalah derajat celcius (oC), Reamur (oR) dan Fahrenheit (oF). Umumnya termometer diisi air raksa atau alkohol. Pemasangan dilakukan dengan menggunakan alas kayu atau besi sebagai penahan. Pada siang hari, termometer harus diikat untuk menghindari sinar matahri langsung. Pada petang hari, termometer dipasang kembali. Untuk menghindari cahaya matahari langsung, termometer dapat juga diberi pelindung atau dengan menempelkannya di dinding bangunan. Termometer bekerja dengan cara yang sederhana. Bila udara panas, maka air raksa dalam termometer akan mengembang. Temperatur pada termometer diukur dengan skala temperatur yang berimpit dengan letak permukaan air raksa (Anonim, 2008).

Psikrometer standar adalah alat pengukur kelembapan udara terdiri dari dua termometer bola basah dan bola kering. Pembasah termometer bola basah harus dijaga agar jangan sampai kotor. Gantilah kain pembasah bila kotor atau daya airnya telah


(5)

berkurang. Dua minggu atau sebulan sekali perlu diganti, tergantung cepatnya kotor. Musim kemarau pembasah cepat sekali kotor oleh debu. Air pembasah harus bersih dan jernih. Pakailah air bebas ion atau aquades. Air banyak mengandung mineral akan mengakibatkan terjadinya endapan garam pada termometer bola basah dan mengganggu pengukuran. Waktu pembacaan terlebih dahulu bacalah termometer bola kering kemudian termometer bola basah. Suhu udara yang ditunjukkan termometer bola kering lebih mudah berubah daripada termometer bola basah. Semua alat pengukur kelembapan udara ditaruh dalam sangkar cuaca terlindung dari radiasi surya langsung atau radiasi bumi serta (Badai, 2009).

Suhu seringkali juga diartikan sebagai energi kinetis rata-rata suatu benda. Satuan untuk suhu adalah derajat suhu yang umumnya dinyatakan dengan satuan derajat Celsius (°C) disamping tiga sistem skala lain, yaitu satuan Fahrenheit (F), satuan Reamur (R), dan satuan Kelvin (K). Alat yang digunakan untuk mengukur temperatur dikenal dengan nama termometer. Berdasarkan prinsip fisikanya, termometer dapat digolongkan ke dalam empat macam termometer berdasarkan prinsip pemuaian, termometer berdasarkan prinsip arus listrik, thermometer berdasarkan perubahan tekanan dan volume gas, dan termometer berdasarkan prinsip perubahan panjang gelombang cahaya yang dipancarkan oleh suatu permukaan bersuhu tinggi. (Sophiadwiratna, 2010).

2.3 Penangkar Hujan

Penangakar hujan yang baku digunakan di Indonesia adalah tipe observatorium semua alat penangkar hujan yang beragam bentuknya atau yang otomatis dibandingkan dengan alat penangkar hujan otomatis (OBS). Penangkar hujan OBS adalah manual. Alat penakar hujan di bagi dua yaitu pertama, alat penakar curah hujan otomatis dari type Hellman Obrometer dan yang kedua alat penakar curah hujan biasa (tidak otomatis) dari Ombrometer type Observatorium. Curah hujan sering disebut dengan presipitasi. Presipitasi adalah air dalam bentuk cair atau padat yang mengendap ke bumi yang selalu didahului oleh proses konde yang tertampung diukur dengan gelas ukur yang telah dikonversi dalam satuan tinggi atau gelas ukur yang kemudian dibagi sepuluh karena luas penampangnya adalah 100 cm sehingga dihasilkan satuan mm. Pengamatan dilakukan sekali dalam 24 jam yaitu pada pagi hari. Hujan yang diukur pada pagi hari adalah hujan kemarin bukan hari ini (Badai, 2009).


(6)

Penakar hujan OBS adalah manual. Jumlah air hujan yang tertampung diukur dengan gelas ukur yang telah dikonversi dalam satuan tinggi. Pengamatan dilakukan sekali dalam 24 jam yaitu pada pagi hari. Hujan yang diukur pada pagi itu adalah data hujan hari kemarin (Anonim, 2009).

Penakar hujan jenis Hellman termasuk penakar hujan yang dapat mencatat sendiri. Jika hujan turun, air hujan masuk melalui corong, kemudian terkumpul dalam tabung tempat pelampung. Air ini menyebabkan pelampung serta tangkainya terangkat (naik keatas). Pada tangkai pelampung terdapat tongkat pena yang gerakkannya selalu mengikuti tangkai pelampung. Gerakkan pena dicatat pada pias yang ditakkan/ digulung pada silinder jam yang dapat berputar dengan bantuan tenaga per. Jika air dalam tabung hampir penuh, pena akan mencapai tempat teratas pada pias. Setelah air mencapai atau melewati puncak lengkungan selang gelas, air dalam tabung akan keluar sampai ketinggian ujung selang dalam tabung dan tangki pelampung dan pena turun dan pencatatannya pada pias merupakan garis lurus vertikal. Dengan demikian jumlah curah hujan dapat dhitung/ ditentukan dengan menghitung jumlah garis-garis vertikal yang terdapat pada pias (Anonim, 2008).

2.4 HV/Acid Rain Sampler

Mempunyai prinsip kerja dimana udara yang mengandung partikel debu di hisap mengalir melalui kertas filter dengan menggunakan motor putaran kecepatan tinggi. Dimana debu menempel pada kertas filter yang nantinya akan diukur konsentrasinya dengan cara kertas filter tersebut ditimbang sebelum dan sesudah sampling disamping itu juga dicatat flowrate dan waktu lamanya sampling sehingga didapat konsentrasi debu tersebut (Anonim, 2009).

2.5 Panci Penguapan

Penguapan ialah proses perubahan air menjadi uap air. Proses ini dapat terjadi pada setiap permukaan benda pada temperatur diatas 0 0K. Faktor-faktor yang mempengaruhi penguapan ialah temperatur benda dan udara, kecepatan angin, kelembaban udara, intensitas radiasi matahari dan tekanan udara, jenis permukaan benda serta unsur-unsur yang terkandung didalamnya. Dalam meteorologi dikenal dua istilah untuk penguapan yaitu evaporasi dan evapotranspirasi. Untuk Evaporimeter panci terbuka


(7)

digunakan untuk mengukur evaporasi. Makin luas permukaan panci, makin representatif atau makin mendekati penguapan yang sebenarnya terjadi pada permukaan danau, waduk, sungai dan lain-lainnya. Pengukuran evaporasi dengan menggunakan evaporimeter memerlukan perlengkapan sebagai berikut Panci Bundar Besar, Hook Gauge yaitu suatu alat untuk mengukur perubahan tinggi permukaan air dalam panci. Hook Gauge mempunyai bermacam-macam bentuk, sehingga cara pembacaannya berlainan, Still Well ialah bejana terbuat dari logam (kuningan) yang berbentuk silinder dan mempunyai 3 buah kaki, Thermometer air dan thermometer maximum/ minimum, Cup Counter Anemometer, Pondasi atau Alas, Penakar hujan biasa (Anonim, 2008).

2.6 Anemometer

Anemometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur arah dan kecepatan angin. Satuan meteorologi dari kecepatan angin adalah Knots (Skala Beaufort. Sedangkan satuan meteorologi dari arah angin adalah 0o – 360o dan arah mata angin. Anemometer harus ditempatkandi daerah terbuka. Pada saat tertiup angin, baling-baling yang terdapat pada anemometer akan bergerak sesuai arah angin. Di dalamanemometer terdapat alat pencacah yang akan menghitung kecepatan angin. Hasil yang diperoleh alat pencacah dicatat, kemudian dicocokkan dengan Skala Beaufort. Selain menggunakan anemometer, untuk mengetahui arah mata angin, kita dapat menggunakan bendera angin. Anak panah pada baling-baling bendera angin akan menunjukkan ke arahmana angin bertiup. Cara lainnya dengan membuat kantong angin dan diletakkan di tempat terbuka (Anonim, 2008).

2.7 AWS (Automatic Weather Station)

AWS (Automatic Weather Stations) merupakan suatu peralatan atau sistem terpadu yang di disain untuk pengumpulan data cuaca secara otomatis serta di proses agar pengamatan menjadi lebih mudah. AWS ini umumnya dilengkapi dengan sensor, RTU (Remote Terminal Unit), Komputer, unit LED Display dan bagian-bagian lainnya. Sensor-sensor yang digunakan meliputi sensor temperatur, arah dan kecepatan angin, kelembaban, presipitasi, tekanan udara, pyranometer, net radiometer. RTU (Remote Terminal Unit) terdiri atas data logger dan backup power, yang berfungsi sebagai terminal pengumpulan data cuaca dari sensor tersebut dan di transmisikan ke unit pengumpulan data pada komputer. Masing-masing parameter cuaca dapat ditampilkan melalui LED


(8)

(Light Emiting Diode) Display, sehingga para pengguna dapat mengamati cuaca saat itu (present weather) dengan mudah. Secara umum komponen AWS di bagi beberapa bagian utama yaitu Sensor, Wind speed, Wind direction, Humidity, Temperature, Solar radiation, Air Pressure, Rain gauge, Data Logger, Komputer (sistem perekam dan sistem monitor), Display (optional), Tiang untuk dudukan sensor dan data logger, Penangkal petir. Spesifikasi teknis dari masing-masing komponen biasanya ditentukan, sesuai dengan dimana AWS tersebut akan dipasang (Anonim, 2008).

2.8 Analisis data meteorologi

Agar maksud data analisis data meteorologi lebih bermanfaat, maka dilakukan pengorganisasian dan analisis data dari seluruh jaringan pengamat cuaca. Misalnya, analisis data berdasarkan time series (pengamatan jangka panjang), penafsiran terhadap suatu parameter yang sukar dilakukan dengan cara didekati dengan parameter yang mempunyai hubungan dan berdasarkan rumus antara parameter tersebut (Wisnusubroto, 1999).

Dengan berdasarkan kepada metode statistika maka terdapat teknik menganalisis data untuk sebuah persoalan yang menyangkut dua peubah atau lebih yang ada atau diduga ada dalam suatu pertautan tertentu yang disebut teknik analisis regresi dan analisis korelasi. Regresi multipel adalah regresi yang melibatkan sebuah peubah tak bebas dan dua atau lebih peubah bebas. Yang kemudian disusun oleh analisis korelasinya dalam bentuk korelasi multipel. Regresi merupakan bentuk hubungan antara peubah respon (Y) dan peubah prediktor (X). Manfaat dari analisa regresi adalah mengetahui peramalan rata-rata peubah respon berdasarkan peubah prediktor, perkiraan rerata untuk peubah respon untuk setiap perubahan satuan prediktor termasuk selang taksiran rata-rata dan individual untuk peubah respon. Selain itu, jika hubungan antar peubah respon dengan peubah prediktor memang ada maka untuk mengetahui ada atau tidaknya kontribusi peubah prediktor terhadap peubah respon terdapat pada bagian korelasi (r), harga r berkisar pada nilai -1 hingga 1. Koefisien korelasi negatif memiliki hubungan dengan koefisien arah negatif. Sedangkan korelasi positif memiliki hubungan dengan koefisien arah positif. Dan jika korelasi


(9)

mempunyai nilai nol maka koefisien arah nol atau dapat dikatakan jika antara peubah respon dan peubah prediktor tidak memiliki hubungan. (Sudjana, 1991).

Probabilitas dan prakiraan data curah hujan lebih praktis mendapatkan perhatian, karena hal ini dapat mengubah hasil panen tanaman, permintaan evaporasi dan tipe tanah. Pada faktanya periode dengan kalkulasinya dibutuhkan untuk mengubah nilai kritik dari curah hujan dalam suatu periode. Permasalahan yang ada seperti ketidaktepatan dalam perubahan kalkulasi dengan jangka waktu yang pendek dan curah hujan yang rendah (Jackson, 1984).

Jumlah curah hujan tidak menunjukkan informasi yang dibutuhkan untuk mengukur pengikisan dari badai hujan. Kekuatan yang digunakan di permukaan tanah dengan setiap tetesan air hujan dapat diperlihatkan dengan kekuatan yang meliputi badai hujan. Untuk menghitung nilai ini, informasi yang harus tersedia adalah besar dan lamanya hujan badai, ukuran dan kecepatan pada tiap tetesan hujan dan penyaluran ukuran tiap tetes (Linder,1981).

Cara memprediksi kemungkinan curah hujan yaitu dengan melakukan banyak penyelidikan mengenai distribusi curah hujan yang dapat diklasifikasikan sebagai berikut (Sosrodarsono, 1978):

1. Cara distribusi normal

Cara ini digunakan untuk menyelesaikan atau menghitung distribusi normal yang didapat dengan merubah variabel distribusi asimetris (X) ke dalam logaritma atau ke dalam akar pangkat n.

2. Cara kurva asimetris

Cara ini adalah cara yang langsung menggunakan kurva asimetris kemungkinan kerapatan. Cara-cara yang digunakan adalah jenis distribusi eksponensial dan distribusi harga ekstrim.


(10)

Sedangkan Linder (1981), mengungkapkan bahwa dalam daerah musim hujan, hujan harian biasanya jatuh selama satu badai, kemudian hal ini dapat dianggap bahwa curah hujan bulanan dibagi dengan jumlah hujan harian tiap bulan menghasilkan pengukuran yang layak dari rata-rata jumlah hujan yang turun selama satu badai pada bagian bulan tersebut.


(11)

BAB III METODOLOGI

3.1 Tempat Dan Waktu

Pelaksanaan Praktikum Klimatologi tentang Pengenalan Alat-Alat Klimatologi serta prinsip kerjanya, dilaksanakan di BMKG Banjarbaru, Kalimantan Selatan. Waktu pelaksanaan pada hari Rabu, 10 Oktober 2012. Pukul 12.00 WITA sampai selesai.

3.2 Alat Dan Prinsip Kerja

Pada saat praktikum tentang Pengenalan Alat-Alat Klimatologi, kami dibagi dalam dua kelompok yang terdiri dari 10 orang setiap kelompok. Dan satu kelompok dibimbing oleh satu instruktur atau pembimbing.

Instruktur memperkenalkan berbagai macam alat-alat yang biasa digunakan dalam kegiatan mereka sehari-hari dalam memantau iklim atau cuaca. Berbagai alat yang diperkenalkan antara lain Campbell Stokes, Alat Pengukur Hujan Type Hellman, Alat Penakar Hujan Tipe OBS (Observatorium), Psychrometer Standart, Open Pan Evaporimeter, Radiameter Gun Bellani ,Termometer tanah berumput, Termometer Tanah Gundul, Cup counter Anemometer.

3.3 Analisis data meteorologi

Pada percobaan analisis data meteorologi yang dilaksanakan pada hari Rabu, 28 November 2012 dan dilakukan di Aula BMKG Banjarbaru, Kalimantan Selatan. Untuk menghitung banyaknya curah hujan yang pertama kali dilakukan adalah menghitung jumlah curah hujan perdasarian, tinggi curah hujan bulanan, dan curah hujan tahunan. Kemudian dihitung jumlah hari hujan selama setahun., bulan-bulan basah, dan bulan-bulan kering. Untuk menghitung panjang penyinaran (PP), intensitas penyinaran (IP), dan evaporasi (EV) mula-mula dihitung rerata panjang penyinaran, intensitas penyinaran dan evaporasi bulanan selama satu tahun. Kemudian dibuat grafik rerata panjang penyinaran, intensitas


(12)

penyinaran, dan evaporasi bulanan selama satu tahun. Dan yang terakhir adalah pembahasan mengenai pola ayunan panjang penyinaran (PP), intensitas penyinaran (IP), dan evaporasi (EV) selama satu tahun.


(13)

BAB IV

PEMBAHASAN DAN HASIL 4.1 Pengenalan Alat-Alat Klimatologi Di BMKG A. Taman Alat

Dalam melakukan pengamatan terhadap unsure-unsur metereologi, tentu memerlukan beberapa alat yang tepat dalam pengukuran. Ketelitian dalam suatu pengamatan tergantung oleh beberapa faktor, diantaranya ketelitian alat, obserfasi, metode yang digunakan sertas pemasangan penempaan alat-alat. Oleh karena itu hasil pengamatan dari berbagai stasium metereologii dan klimatologi dapat dibandingkan pengamatan alatnya harus sama. Untuk mempermudah hal terseut maka semua stasiun metereologi dan klimatologi harus dibuat taman alat dan sangkar metereologi untuk memgamankan alat-alat tersebut.

B. SANGKAR METEOROLOGI

Gambar: sangkar meteorologi

Sangkar metereologi dipasang dalam taman alat yang berbentuk seperti rumah. Dalam sangkar metereologi dipasang alat-alat seperti termometer bola kering dan thermometer bola basah, termometer maximum dan minimum. Ke semua alat ini dipasang didalam sangkar agar hasil pengamatan dari tempat dan waktu yang berbeda dapat dibandingkan. Selain itu alat dapat terlindungi dari raiasi matahari langsung (panas), hujan(dingin), dan debu, sehingga data yang diperoleh dapat akurat.

Sangkar metereologi haruslah dibuat dari kayu yang kuat agar tahan terhadap berbagai perubahan cuaca. Sangkar sengaja di cat putih agar tidak


(14)

banyak menyerap panas matahari. Sangkar metereologi di pasang di atas tanah dengan ketinggian 120 cm. kaki sangkar sengaja dipasangi beton agarkuat walaupun tertiup angin kencang. Pada dinding sangkar ini dibuat kisi-kisi yang memungkinkan terjadinya aliran udara sehingga temperature dan kelembapan dalam sangkar seimbang dengan diluar sangkar. Adapun pintu sangkar menghadap ke utara dan keselatan. Hal ini dikarenakan agar alat yang ada didalamnya tidak terkena radiasi matahari secara langsung. Jika matahari ada di utara khatulistiwa maka pintu yang menghadap ke selatan yang buka, begitu juga sebaliknya.

C. ALAT PENGUKUR CURAH HUJAN

Alat pengukur curah hujan ada dua macam yaitu alat pengukur curah hujan tipe Hellman dan alat pengukur curah hujan OBS (observatorium) a) Alat Pengukur Hujan Type Hellman.

Alat ini bekerja secara otomatis, tingginya 150 cm dari permukaan tanah. Alat ini berfungsi untuk mengukur besarnya curah hujan dalam satu hari tau 24 jam dalam satuan (mm) pengamatan yang dilakukan dimulai pada jam 07.00 pagi.

Gambar Penakar Hujan tipe Hellman


(15)

 Mulut corong yang berpungsi sebagai tempat masuknaya air hujan yang berdiameter 200 cm

 Logam selubung alat yang berbentuk selinder dan berpintu lebar.  Penampung air

 Pelampung yang terdapat dalam penampung air.

 Pias Hellman yang dipasang melingkar pada selinder Hellman tempat grafik tertera,  Peana penacatatan sebagai pencatat intensiatas hujan apada grafik,

 Jam Hellman ayang berbentuk selinder ayang berputar lengkap dengan kunci pemutar

 Pipa penghubung corong dengan pelampung.

 Pipa Happel yang berfungsi seabagai tempat yang dilalui air lebih yang tumpah adari pelampung.

 Gelas ukur berskala.

Cara Kerja Alat :

Pada saat terjadi hujan, air huajan ayang jatuh akan masuak kedalam mulut corong kermudian diteruskan dalam saluran pelampung. Bila huajan berlanhsung terus, maka pelampung akan terangkat adan pena pencatat akan terangkat pula dan akan membentuk grafik pada kertas pias, bila pena pencatat telah menunjukakan angka 10 maka penah tersebut akan kembali ke angka nol begitu seterusnya sampai hujan berhenti adan apabiala air dalam pelampung telah penuh maka pada kertas pias akan terdapat dua garis yaitu:

- Garis vertical yang menunjukkan besar kecilnya curan hujan.

- Garis horizontal yang menunjukkan jam (waktu) sealama turunnya hujan.

Jumlah curah hujan dalam sehari berdasarkan grafik yang ditunjukkan pada kertas pias dapat dihitung dengan rumus :

( x 10) + Y mm dimana :

 = Berapa kali tecapai curah hujan dalam 10 mm Y = nilai skala terakhir yang ditunjukkan pada grafik


(16)

Pada setiap penggunaan pias baru , pena harus dikembalikan pada angka nol. Jika curah hujan setempat rendah dan penah tidak mencapai angka nol , maka kita dapat menambahkan air dengan bantuan gelas ukur dengan ketentuan bahwa air yang ditambahkan harus ducatat jumlahnya.

Misalnya : Keduduakan terakhir dari pena pencatat menunjukkan 7mm maka untuk mengembalikan ke skala nol harus ditambah air dalam tabung sebanyak 3 mm. Setelah skala nol pias Hellman kembali pada selinder jam tersebut. Setelah kertas pias terpasang maka selinder jam dikembaliakan pada tempat semuala setelah kunci pemuta pernya diputar, sehingga selinder terpawang dengan posisi teagak pada sumbu putarnya.

b) Alat Penakar Hujan Ombrometer

Alat ini bekerja secara manual, alat ini terbuat dari aluminium yang bentuknya menyerupai sebuah tabunh yang berbentuk corong, alat ini diacat putih atau cat perak untuk menghindarkan pengaruh radiasi sinar matahari yang menyebabkan penguapan. Pada mulut corong dibuat menyempit untuk menghindarkan

terjadinya penguapan. Alat ini mempunyai tinggi 120 cm dari permukaaan tanah yang diletakkan pada tempat terbuaka.

Alat ini berfungsi untuk mengukur jumlah curah huajan yang jatuh pada

permukaan tanah selama 1 hari (24) jam, curah hujan ini dicatat dan diamati pada jam 07.00 pagi.


(17)

Bagian-bagian alat:

 Mulut corong, berdiameter 100cm berfungsi sebagai tempat masuknya air hujan.  Penampung, untuk menampung air semenatara.

 Kran, berfungsi untuk mengeluarkan air dari penampung.  Gelas ukur, berfungsi untuk mengukur jumlah curah hujan.  Dasar alat, berfungsi sebagai tempat tumpuan alat.

Cara kerja:

Air hujan yang jauh kepermukaan bumi akan masuk melalui mulut corong dan diteruskan kedalam bak penampung yang dialirkanmelalui pipa sempit yang ada diujung corong penakar, air dalam tabung tersebut ditakar dengan cara air yang berada dalam reservoir dikeluarkan melalui kran dan diamasukkan dalam gelas ukur.Penunjukan intensitas air dalam gelas ukur menunjukkan jumlah curah hujan dalam 1 hari (24 ajam)

Bila tidak ada hujan,maka data ditulis (-) Bila hujan lebih kecil dibulatkan ke nol (0) Bila hujan lebih besar dari nol ditulis (1)

D. PSYCHROMETER STANDART

Psychrometer standart terdiri dari 4 termometer antara lain :  Termometer bola kering

 Termometer bola basah  Termometer maksimum  Termometer minimum


(18)

Termometer bola kering

Alat ini berfungsi untuk mengukur kelembaban udara.

Pada prinsipnya alat ini hampir sama dengan thermometer bola basah yang membedakan hanya pada cara kerjanya. Alat ini bekerja melalui proses pemuatan. Jika suhu naik, air raksa dalam pipa kapiler akan memuai dan bergerak naik.

Cara menghitung dengan rumus: RH = (BK – BB) X Tabel

Suhu udara rata-rata = 2 x jam 7 + jam 14 +jam 15 4

jadi selisih angka yang diperoleh dari alat itu, merupakan besarnya

kelembaban pada saat itu. Tetapi apabila ledua alat tersebut hasilnya sama maka ini berarti kelemmbaban udara dalam keadaan jernih.


(19)

Alat ini berfungsi untuk mengukur suhu udara. Pada saaat pengukuran alat ini dipasang berdampingan dengan bola kering pada tiang statis.

Termometer ini terdiri dari tabung gelas yang didalamnya terdapat pipa kapiler. Pada ujung yang lain dihubungkan dengan air yang ada pada bak (dihubungkan dengan kain muslin dan baik air dihubungkan dengan udara luar)

Cara kerja :

Termometer bola basah dalam proses kerjanya dihuibungkan dengan udara luar melalui kain muslin yang dihubungkan dengan air. Pada dasarnya alat ini bekerja melalui proses penguapan. Pada saaat suhu nai,k maa air yang ada pada kain mudslin akan menguap sehingga air raksa dalam pipa kapiler bergeak turuin dan mennyusut

Termometer maksimum

Thermometer ini berfungsi untuk mengetahui suhu maksimum dalam jangka waktu tertentu, biasanya dalam jangka waktu satu hari. Tetapi di atas reservoid terdapat suatu bagian yang se mpit karena adanya stip kaca. Jika suhu naik air raksa dalam reservoir a kan memmuai dan dipaksa melalui bagian sempit ke dalam pipa kapiler. Jika suhunya turun, air raksa dalam pipa kapiler tidak kembali dalam reseervoir karena tertahan bagian yang sempit.

Bagian-bagian alat

1. reservoir air raksa 2. pipa kapiler berskala 3. penyempitan

4. indeks

Termometer minimum

Termometer ini berfungsi untuk mengukur suhu terendah dalam waktu tertentu yaitu dalam waktu satu hari. Di dalam pipa kapiler terdapat stip kaca karena reaksi alkohol tidak seberapa cepat. Maka reservoir termometer ini dapat dibuat dalam bentuk tapak kuda.


(20)

1. Pipa kapile 2. Stip kaca

3. Reservoir alkohol 4. indeks

cara kerja :

Jika terdapat penurunan suhu udara maka alcohol dalam reservoir akan menyumbat sehingga alcohol dalam pipa kapiler akan mengisi ruang hampa yang terjadi dalam reservoir, sehingga indeks yang ada dldam pipa kapile ikut menggesser sesuia dengan penurunan suhu udara saaat itu

Bila suhu udara naik, maka alcohol akan memuai mengisi atau mendesak alcohol dalam pipa kapiler sehingga permmukaannya akan naik. Namun indeks akan teap pada tempatnya. Bila suhu udara turun lagi dan lebih rendah dari semula maka alcohol dalam pipa kapiler akan turun dan lebih rendah dari yang semula.sehingga alcohol daam pipa kapiler akan turun dan tingginya sesuai dengan angka yang ditunjukkkan dalam suatu indeks. Jika s uhu udara turun lagi sampai di bawah angka penurunan yang kedua, ini merupakan suhu udara yang terendah yang tercapai dalam periode tersebut. Dan bila periode harian, maka waktu pengamatan hanya dilakukan satu kali yaitu pada waktu siang hari sebagai waktu pengamatan kedua dari pengamatan cuaca yang pada umumnya dilakukan pada setiap stasiun. Sedangkan pengamatan pada periode/hari berikutnya, maka permukaan alkohol pada pipa kapiler harus dikembalikan dengan cara indeks dimiringkan kea rah suhu yang tinggi.

Temperatur yang terendah dan tecapai pada suatu saat ditunjukkan oleh suatu stip kaca yang terdapat dalam bejana kapiler. apabila temperatur itu turun maka stip kaca dibawa oleh kekuatan alcohol, akan tetap pada tempatnya jika temperature naik. Jadi ujung stip menunjukkan temperature yang terendah.

E. ALAT PENGUKUR PENGUAPAN

Penguapan adalah proses perubahan air menjadi uap. Uap air di udara berasal dari penguapan air di bumi. Kondensasi dan presipitasi ini


(21)

EVAPORATION PAN (OPEN PAN) alat ini berfungsi untuk mengetahui besarnya penguapan radiasi langsung dari matahari.

Gambar : Open Panevaporimeter

Bagian-bagian alat

1. Panci, untuk menampung air yang berdiameter 120 cm dan tinggi 30 cm 2. Hook geuge (batang berskala), untuk mengetahui ketinggian air dalam

panci

3. Bejana, untuk menempakkan hook geuge sehingga mudah pembacaan 4. Kayu penopang, untuk penyangga panci sehingga tidak bersentuhan dengan tanah karena tanah menngandung panas yang akan menambah penguapan

5. Termometer air, untuk mengukur suhu air permukaan.


(22)

Thermometer maksimum - termometer minimum 2

Cara Kerja :

Panci penguapan diisi air setinggi 20 cm sehingga di atas rongga 5 cm

pengukuran dilaksanakan pada permukaan air dalam keadaan tenang di dalam tabung peredam riak. Untuk mengukur dan membaca skalanya, maka tabung pengaman didekatkan ke panci dengan maksud agar permukaan air tetap tenang dan tidak terlalu bergelombang. Sesudah itu sekrup patrol diputar sambil melihat ujung panci dari hugging di dalam tabung pengaman. Sekrup

pengontrol yaitu berada di atas penyangga hugging berfungsi untuk menaikkan atau menurunkan skala. Jika sekrup itu diputar kembali ke kanan maka tiang skala turun angka yang dibaca adalah angka yang terdapat tegak lurus demngan sekrup pengontrol. Adapun skala yang trrtera pada skala adalah angka (1) sampai (100)

Sedangkan termometer yang berada di atas permukaan air adalah termometer maksimum dan termometer minimum. Termometer ini terletak di atas pelampung sehingga mempunyai perahu, yang pada kedua termometer ini baik maksimum maupun minimum berada di tengah atau anntara kedua sisi pengukuran termometer maksimum.. termometer minimum yang kecil setelah di tengah dan berguna sebagai alat pengukur suhu atau temperatur minimum air panci. Sedangkan termometer maksimum besar berguna untuk mengukur suhu max air dalam panci.

F. ALAT PENGUKUR LAMANYA PENYINARAN DAN INTENSITAS MATAHARI a. Radiameter Gun Bellani

Berfungsi untuk mengukur intensitas matahari secara komulatif pada suatu periode (harian) yang dinyatakan dalan suatu kalori.


(23)

Gambar : gun bellani

Bagian-bagian alat

1. Bola timah hitam yang dilapisi oleh zat hidroskopis yang berfungsi untuk mennyerap sinar matahari

2. Bola kaca 3. Air murni

4. pipa kaca berskala

tinggi alat secara keseluruhan adalah 64 cm. Radiator Gun bellani ini dipasang pada sebuah tabung yang ditanam di dalam tanah. Juga yang nampak dari luar hanya bola kacanya karena ada pennyangga bola kaca yang posisisnya sejajar dengan per mukaan tanah sehingga sinar matahari dapat jatuh dengan tepat pada alat.sehingga pipa kaca dari alat ini tersem bunyi dalam tabung di dalam tanah.


(24)

Sinar matahari pada pagi hari pertama kali tiba pada permukaan kuba kaca, kemudian diteruskan lewat ruang hampa dalam bentuk panas dan tiba pada permukaan berwarna hitam. Warna hitam pada tembaga dimaksudkan agar semua radiasi tiba dipermukaan bola tembaga dan dirubah dalam bentuk energi kalor. Sehingga keadaan suhu dalam tabung bertambah. Suhu yang tinggi itu digunakan untuk menguapkan ait dalam bola hitam. Makin tinggi intensitas radiasi matahari makain banyak pula air yang menguap, uap ini selanjutnya akan masuk kedalam tabung buret. Sehingga uap air tadi dirubah dalam bentuk cair.

Untuk mengetahui intensitas yaitu dengan melihat jumlah air yang

tertampung dalam tabung skala, kemudian langsung dibalik sampai air dalam pipa terserap kedalam bola hitam (kemudian dibaca sebagai pembacaan pertama) setelah itu alat dimasukkan kembali kedalam tanah .

 Campbell Stokes

Fungsi alat ini yaitu untuk mengetahui lamanya penyinaran matahari dalam satuan jam/persen, lamanya penyinaran yaitu 12 jam. Sinar matahar yang ditangkap oleh bola kaca yang sifatnya mengumpulkan sinar ketitik api yang tepat pada kertas pias. Maka kertas itu akan terbakar apabila terajadi penerimaan radiasi sinar matahari, dari berkas-berkas yang terbakar ini dapat ditentukan berapa lama matahari bersianar pada hari tersebut.


(25)

Gambar : Campbell Stokes

Bagian-bagian alat:

 Bola kaca pejal berdiameter 10 – 15 cm berfungsi meneima sinar matahari yang difokuskan pada suatu titik

 Penahan (sumbu bola yang dihubungkan dengan lingkaran sumbu bola berfungsi untuk pengatur lintang antara bola kaca dengan pengukur lintang tempat  Busur meridian mengatur sudut kemiringan lensa

 Sekrup pengunci

 Sekrup pengatur letak horizontal tubuh alat  Tempat pias yang menghadap timur barat  Kerangka alat

 Dasar alat  Water pas

Cara memasang bagian-bagian alat :

 Alat diletakkan di atas tembok dengan ketinggian 120 cm  Tubuh alat diletakkan horizontal

 Sumbu bola mengarah sebelah utara- selatan

 Kemiringan lensa bola bersama dengan kertas pias harus disesuaikan dengan derajat lintang bumi setempat, setelah mencapai kemiringan yang tepat. Sekrup pengunci agar posisinya tidak berubah.

 Lensa bola diatur sedemikian bola agar jarak timur-barat sama panjang Kertas pias Campbell Stokes

Kertas pias dipasang pada pagi hari jam 07.00 dan dilepas pada sore hari jam 18.00. kertas pias ada 3 macam, yaitu :

 Pias garis lurus

 Pias lengkung panjang  Pias lengkung pendek

Kertas pias hanya terbakar jika kekuatan dinar matahari 0,3 kalori atau lebih. Selisih antara lebar kertas dengan parit kurang lebih 0.3 mm sehingga


(26)

musah dipasang dan dilepaskan terutama pada waktu basah oleh air hujan. Tebal kertas kurang lebih 0,4 mm. garis tanda jam berwarna putih melintang terhadap pembakaran.

Ketiga jenis pias tersebut di atas dipasang berdasarklan dengan letak matahari

 Pias garis lurus dipasang pada bulan agustus  Pias lengkung dipasang pada bulan juni

 Pias lengkung pendek dipasang pada bulan april

Cara kerja

Pada saat matahari bersinar cerah (yaitu intensitas radiasi sinar matahari sama atau lebih besar dari 0,3 kalori cm-2 menit -1) Sinar yang jatuh pada bola kaca akan dikumpulkan dan difokuskan pada suatu titik dan diarahkan pada kertas pias. Kertas pias akan m,enerima sinar dalam benntuk titik api dan meninggalkan bekas terbakar pada kewrtas pias-pias ini akan cekungan logam yang terdapat ada titik api oki panjang bekas terbakar pada kertas pias merupakan lama penyinaran sinar matahari.

 Kertas lengkung panjang digunakan selam periode "Summer" setempat  Kertas pias garis lurus digunakan selama periode "Ekeuinoke" setempat  Kertas pias lengkung pendek digunakan selama periode "winter' setempat lama

penyinaran matahari juga dapat dinyatakan dengan persentase selain dinyatakan dengan waktu saja.

Contoh perhitungan

 Jika lama penyinaran matahari dinyatakan dengan waktu maka besarnya adalah sesuai dengan hasil pengukuran skala.

 Sedangkan untuk menyatakan persentase maka besarnya dapat diperoleh dari rumus-rumus

G. ALAT PENGUKUR TEMPERATUR TANAH a. Termometer tanah berumput


(27)

Berfungsi untuk mengukur temperatur atau suhu tanah berumput pada masing-masing kedalamannya.

Gambar : termometer tanah berumput

Bagian –bagian alat

1. Termometer tanah berbengkok yang ditanam dalam tanah pada kedalaman yang berbeda. Termometer tanah berengkok ini adalah merupakan perubahan bentuk thermometer air raksa. Termometer ini mempunyai kedalaman yanh berbeda yaitu 0 cm, 2 cm, 5cm, 10 cm, 20 cm, dan sudut kemiringan 45 derajat..

2. Termometer tanah tipe siwon dengan kedalaman 50 dan100 cm (disebut juga termometer berselubung loagam).

Prinsip Kerja

Alat ini bekerja berdasarkan proses pemuaian, jika suhu naik maka air raksa dalam reservoir akan naik.

Cara kerja alat

Thermometer ini terdiri dari 7 buah alat yang pada bagian bawahnya ditanam dalam tanah, apabila alat ini terkena sinar matahari, maka suhutanah akan naik menyeababkan air raksa dalam reservoir thermometer akan naik dan menunjukkan sakaala pada pipa.

Aplikasinya pada pertanian

Aplikasinya pada pertanian untuk mengetahui suhu tanah ayang berumput dan tanaman lain seperti kelapa sawit dan jenis tanaman lainnya.


(28)

b. Termometer Tanah Gundul

Termometer ini sama dengan termometer berumput yang membedakan hanya pada jenis tanahnya yaitu tanah gundul dan tanah berumput.

Gambar :termometer tanah gundul Prinsip kerjanya

sama dengan termometer tanah berumput yaitu melalui proses pemuaian.

Cara Kerja

Pada dasarnya cara kerja dari alat ini hampir sama dengan termometer tanah berumput yaitu jika suhunya naik maka air raksa dalam reservoir akan naik dan menunjukkan skala pada pipa.

Aplikasi pada pertanian

Kita dapat mengetahui dengan mudah jenis tanaman yang dapat tumbuh seperti tanaman yang berumur pendek misalnya kacang-kacangan, padi dan berbagai jenis tanaman yang cocok untuk tanah gundul.

H. ALAT PENGUKUR KECEPATAN ANGIN

 Cup counter Anemometer


(29)

Gambar : cup counter anemometer

Cup anemometer ada 3 jenis yaitu:  Cup conter yang tingginya 0,5 meter  Cup counter yang tingginya 2 meter  Cup counter yang tingginya 6 meter

Bagian- bagian alat

 3 buah mangkok yang berpungsi untuk menangkap angin  Counter (bilangannya) berfungsi mengetahui kecepatan angin.  Tiang pennyangga yang berfungsi untuk menyangga alat.

Prinsip Kerja

Pada dasarnya alat ini akan bekerja jika angin bertiup dari situlah kita dapat mengetahui berapa kecepatan angin dengan memperhatikan alat tersebut

Cara Kerja

Mangkok akan berputar karena tertiup angin dan akan berputar maka angka yang terdapat pada counter akan bertambah bilangannya dari counter tersebut akan diketahui arah dan kecepatan angin rata-rata. Dalam satuan km/ jam.


(30)

4.2 Analisis Data Klimatologi a. Suhu Udara

Adanya kenaikan dan penurunan suhu disebabkan adanya pengaruh radiasi matahari, sehingga energi dari panas bumi dapat dikembalikan lagi ke atmosfer sebagai gelombang pendek. Terjadinya perubahan suhu dari bulan ke bulan selama satu tahun juga dapat disebabkan oleh pengaruh intensitas penyinaran radiasi matahari atau terjadinya insolation (incoming solar radiation). semakin tinggi intensitas matahari yang diikuti oleh curah hujan yang cukup tinggi akan menyebabkan suhu menjadi semakin rendah, begitu pula sebaliknya. Radiasi tinggi berarti suhu akan semakin tinggi, hal ini mengingat besarnya sinar matahari yang sampai ke bumi mengakibatkan meningkatnya panas bumi. Pada grafik suhu vs bulan dapat dilihat fluktuasi temperatur bulanannya cukup kecil (pada daerah sekitar khatulistiwa fluktuasi cukup kecil). Namun pada bulan Juli ke Agustus serta November menuju Desember terjadi kenaikan suhu yang cukup tinggi di bandingkan bulan-bulan lainnya.

b. Kelembaban Udara

Pada grafik dapat dilihat bila kelembaban pada bulan Januari hingga bulan Juli Relatif tetap dan bila terjadi penurunan sangat kecil. Hal ini terjadi karena banyaknya uap air yang terkandung dalam udara di suatu daerah relatif tetap. Namun pada bulan Juli hingga bulan Agustus terjadi penurunan walaupun hanya berkisar 10 %. Dan pada bulan Agustus hingga bulan september terjadi kenaikan yang relatif rendah. Kenaikan dan penurunan kelembaban udara di Indonesia relatif rendah karena Indonesia merupakan daerah di khatulistiwa yang memiliki iklim tropis basah. Sehingga terdapat pemanasan yang hampir sama di setiap bulannya dan selalu menerima hujan di setiap tahun.


(31)

c. Panjang Penyinaran.

Dari grafik di atas dapat dilihat bila panjang penyinaran tertinggi terjadi pada bulan Agustus, sedangkan panjang penyinaran terkecil terjadi pada bulan November yang kemudian diikuti oleh kenaikan yang cukup tinggi di bulan Desember. Panjang penyinaran yang lama mempengaruhi kelembaban udara. Panjang penyinaran disebabkan oleh keadaan musim yang berubah (pancaroba) dari musim panas ke musim hujan dan dipengaruhi oleh letak lintang. Selain itu panjang penyinaran juga dapat disebabkan oleh intensitas radiasi matahari. intensitas sinar matahari yang tinggi akan menyebabkan tingginya panjang penyinaran.

d. Evaporasi

Pada grafik di atas memberi gambaran dari hasil pengamatan bahwa tingkat evaporasi pada bulan Januari hingga Desember selalu bervariasi. Titik terendah tingkat evaporasi terjadi pada bulan Februari, sedangkan evaporasi tertinggi terjadi pada bulan September. Tingkat evaporasi dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain curah hujan, kecepatan angin, temperatur, kelembaban relatif, jumlah vegetasi pada daerah tersebut dan lain-lain. Misalnya, jika curah hujan tinggi maka kelembaban relatif juga akan meningkat. Hal ini akan menyebabkan menurunnya evaporasi.

e. Curah Hujan

Berdasarkan grafik di atas, curah hujan yang tertinggi terjadi pada bulan Februari, sedangkan curah hujan yang terendah terjadi pada bulan September. Pada grafik curah hujan menunjukkan kondisi curah hujan yang tidak teratur dari bulan ke bulan selama satu tahun. Di Indonesia sendiri hanya terdapat dua musim yaitu, musim hujan dan musiam kemarau hal ini tentu saja mempengaruhi banyak curah hujan. Musim hujan terjadi antara bulan November hingga bulan Februari, sedangkan musim kemarau terjadi pada bulan April hingga bulan Oktober yang menyebabkan curah hujan relatif sangat rendah. Musim hujan tertinggi berpeluang untuk terjadi pada bulan Februari, sedangkan peluang untuk musim hujan terkecil


(32)

adalah bulan September. Ketinggian curah hujan perbulan bergantung pada nilai curah hujannya.

f. Kecepatan Angin

Kecepatan angin yang terendah terjadi pada bulan Januari, sedangkan kecepatan angin terbesar terjadi pada bulan September. Pada grafik terlihat bahwa kecepatan angin terlihat berfluktuasi setiap bulannya. Perbedaan kecepatan angin diakibatkan oleh pengaruh rotasi bumi terhadap matahari. Dimana rotasi bumi akan menyebabkan terjadinya pergantian siang dan malam. Perubahan pasang surut air laut. Semakin cepat arah angin yang bergerak menuju utara atau arah selatan khatulistiwa akan sangat mempengaruhi kecepatan angin di setiap bulan pada daerah pengamatan.

g. Iklim untuk pertanian

 Iklim salah satu faktor pembatas pertumbuhan & perkembangan tanaman

 Tidak teraturnya iklim dan perubahan awal musim (hujan atau kemarau)

 Di Indonesia yang daerah tropis curah hujan merupakan faktor pembatas yang terpenting.

 Unsur lain yang juga berpengaruh a.l: suhu, angin, kelembapan dan sinar matahari (As Syakur, 2007).

- Curah hujan Definisi :

Ketinggian air hujan yang terkumpul dalam tempat datar, tidak menguap, tidak meresap, dan tidak mengalir. Curah hujan 1 (satu) millimeter, artinya dalam luasan satu meter persegi pada tempat datar tertampung air setinggi1 millimeter atau tertampung air sebanyak 1 liter.


(33)

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 110 120 130 140 150

CH DASARIAN (mm)

JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGS SEPT OKT NOV DES

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36

99 131 141 87 83 83 68 83 100 59 90 60 50 31 33 50 49 32 25 21 25 14 25 13 13 14 29 42 51 64 62 90 103 75 119 119

Gb. Grafik Curah Hujan Rata-rata Dasarian Kertak Hanyar Kab. Banjar

- Masalah Yang Berhubungan Dengan Awal Musim Hujan 1. Hujan Tipuan (False Rain)

Hujan Ekstrim Di Musim Hujan Jeda Musim (Season Break) Musim Hujan Berakhir Awal.

h. Kondisi & Potensi Wilayah Kalimantan Selatan

Luas Wilayah : 3.753.052 Ha Kondisi Iklim :

Umumnya termasuk tipe iklim B (klasifikasi Schmidt dan Ferguson). Curah hujan antara 2.200 – 2.600 mm/th. Potensi Lahan yang tersedia di


(34)

Kalimantan Selatan sangat potensial untuk dikembangkan komoditas Unggulan, khususnya bidang Pertanian dan Perkebunan sesuai dengan karakteristik wilayah.

- Kesesuaian Iklim Karet

Karakteristik iklim Kelas Kesesuaian

S1 S2 S3 N1 N2

Suhu

Rata-rata tahunan (°C)

26 – 30 >30– 34 24 -< 26

Td 22-24 >23 >22 Ketersediaan air -Bulan Kering (<75mm)

1-2 >2-4 Td >4

Curah hujan/tahun

(mm) 2500-3000 >3000-35002000-<2500 >3500-40001500-<2000 >4000<1300

Tabel. Kesesuaian Iklim Karet

- Kesesuaian Iklim Kelapa Sawit Karakteristik

iklim

Kelas Kesesuaian

S1 S2 S3 N1 N2

Suhu

Rata-rata tahunan (°C)

25-28 >28– 32

22 -< 25 >32-3520-<22 Td >35>20 Ketersediaan air

-Bulan Kering (<75mm)

<2 >2-3 >3-4 Td >=1

Curah hujan/tahun (mm) 2000-3000 >1750-2000 1250-1750 Td >3000 <1250


(35)

i. Permasalahan

Isu deforestasi, keanekaragaman hayati dan “rakus air” akhir -akhir ini memojokkan perkebunan sawit di Indonesia karena dituding luar negeri maupun dari dalam negeri sebagai penyebab utama. Padahal minyak sawit memberikan konstribusi sangat nyata terhadap pembangunan sosial dan ekonomi bangsa. 2010 produksi minyak sawit Indonesia menyentuh > 21,9 juta ton ± 47% produksi minyak sawit dunia. Konservasi keanekaragaman hayati dan air ini seharusnya dilihat dan dicermati secara bijak.

Kelapa sawit merupakan perkebunan yang berfungsi ganda : tanaman yang bernilai ekonomis tinggi, sumber pendapatan, lapangan pekerjaan, pendapatan ekspor non migas, sembako dan juga sebagai media melestarikan alam dan lingkungan. Hal yang tidak dapat dipungkiri bahwa kemampuan sawit untuk menyimpan air lebih rendah dibandingkan karet misalnya, tetapi hal tersebut dapat diatasi dengan melakukan tindak budidaya sawit yang benar (Rusmayadi, 2011)

Untuk menjamin ketersediaan air di lapangan selama periode pertumbuhan tanaman sawit dan juga lingkungan sekitar kawasan perkebunan, maka langkah yang dilakukan oleh manajemen perkebunan adalah dengan mempertahankan wilayah konservasi sebagai penampung air alami (water catchmant area), rorak berukuran 180 x 180 x150 cm untuk meningkatkan infiltrasi air ke dalam tanah dan membuat embung besar yang luasnya puluhan hektar.

Upaya konservasi telah dilakukan oleh perkebunan kelapa sawit, maka ketersediaan air akan lebih terjamin. Hal ini dapat menjadi model menjembatani agrobisnis dengan upaya konservasi. Jadi kebun sawit selain sebagai media untuk melestarikan alam dan lingkungan, untuk konservasi keanekaragaman-hayati, sumber air tanah, juga untuk pencegahan tanah longsor, produksi oksigen (O2), penyerapan emisi karbon dioksida (CO2) dan permintaan akan bio-diesel akan meningkat signifikan sebagai implementasi kebijakan energi nasional. Di samping itu, perkebunan kelapa sawit juga punya kemampuan penyerapan CO2 yang tinggi (2,5 ton/ha/th) sangat berguna mengurangi konsentrasi CO2 di udara yang merupakan GRK yang menyebabkan pemanasan global.


(36)

j. Teknologi Dan Inovasi Budidaya Tanaman Tahunan Yang Tekno-Ekologis 1. Teknologi Adaptasi

 Perbaikan teknik budidaya : penanaman tanaman penutup tanah (cover crop) agar mempertahankan kelembapan tanah, pemupukan pupuk organik, penambahan fosfat & kalium, perbaikan pemangkasan, pengaturan pengairan.

 Pergantian komoditas (dengan yang tahan kekeringan) 2. Teknologi Mitigasi

 Mempertahankan tanaman tahunan yang hidroorologis (yang mampu mengikat air).

 Pengelolaan limbah : limbah dapat jadi pupuk atau pakan yang berguna secara ekonomis dengan penggunaan inokulan tertentu.


(37)

BAB. V PENUTUP 5.1 KESIMPULAN

-

Meteorologi adalah ilmu yang mempelajari gejala-gejala cuaca dalam ruang dan waktu yang terbatas.

-

Klimatologi adalah ilmu yang mempelajari gejala-gejala cuaca secara umum dalam waktu yang lebih lama dan pada daerah relatif luas.

-

Cuaca adalah keadaan udara pada suatu saat, dalam waktu singkat dan pada suatu tempat atau daerah tertentu yang lingkupnya sempit.

-

Iklim adalah keadaan rata-rata cuaca dalam waktu satu tahun yang penyelidikannya dilakukan dalam waktu yang lama (minimal 30 tahun) dan meliputi wilayah yang luas perubahan pada iklim yang dipengaruhi langsung atau tidak langsung oleh aktivitas manusia yang merubah komposisi atmosfer yang akan memperbesar keragaman iklim teramati pada periode yang cukup panjang.

- Dalam Meteorology dan Klimatologi mengkaji aspek-aspek dan fenomena alam yang berkaitan dengan cuaca dan iklim. Namun semua dapat dilaksanakan dengan berbagai macam alat bantu sehingga semua dapat dikaji secara mudah tanpa mengeluarkan banyak tenaga dan pikiran.

- Alat - Alat Metereologi yang biasa digunakan untuk melakukan penelitian keadaan cuaca di permukaan bumi terdiri dari, Penakar hujan OBS, Penakar Hujan Otomatis Tipe Hilman, Open Pan / Evaporimeter, Cup Coenter Anemometer, Wind Vane Dan Force Indikator, Termometer Tanah, Thermometer Bola Kering Dan Termometer Bola Basah, Termometer Maximum dan Thermometer Minimum, Piche evaporrimeter, Gun Bellani, Cambell Stokes dan lain sebagainya. Ini merupakan alat bantu yang diguankan untuk meperoleh hasil pengukuran secara mudah.

- Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika mempunyai fungsi untuk melakukan penulisan hasil pembacaaan atau pengukuran alat meteorology.


(38)

-

Iklim adalah hal yang penting yang harus diperhatikan dalam pertanian/ perkebunan perlu stategi menghadapinya

- Kalimantan selatan daerah yang potensial untuk pengembangan tanaman perkebunan

- Pertanian/perkebunan tekno-ekologis solusi permasalahan lingkungan hidup

5.2 SARAN

Cuaca di Bumi terkadang sulit untuk di prediksi. Ini dikarenakan bumi sedang mengalami kondisi yang kurang stabil, dan sering didengar bahwa bumi sedang mengalami penyakit Global Warming. Sehingga semua mahluk yang tinggal diatasnya sering merasakan suhu yang panas. Sehingga sebagai manusia yang di didik untuk menjadi manusia intelektual dan berakhlak harus memahami semua itu guna untuk melakukan tindakan yang dapat melestarikan alam tempat hidup semua mahluk. Cintai laingkungan adalah hal yang paling mulia dan bijaksana.

Diharapkan kepada mahasiswa agar dapat memahami unsus-unsur pembentukan cuaca dan iklim, juga dapat mengetahui cara kerja alat-alat metereologi dan klimatologi serta dapat mengumpulkan dan megolah datanya.


(39)

DAFTAR PUSTAKA

Jackson, I.J. 1984. Climate, Water, and Agriculture inTropical. John Willey and Sons. New York.

Linder, Van der. 1981. An Input-Output Analysis with Respect to Water and It’s Load for a Tropical Watershed. The Indonesia Journal of Geography, 11 (42). halaman : 19-39.

Sosrodarsono, Surjono. 1978. Hidrologi untuk Pengairan. PT. Pradnya Paramita. Bandung.

Sudjana. 1991. Teknis Analisis Regresi dan Korelasi. Tarsito. Bandung. 40p. Wisnusubroto, Sukardi. Meteorologi Pertanian Indonesia. Mitra Gama Widya. Yogyakarta.

Power Point Peranan Data Hujan & Iklim di Bidang Pertanian/ Perkebunan.

BMKG. Banjarbaru

Anonim, 2008. Alat-alat Meteorologi .http://74.125.153.132 /search? q=cache:G2XgW Tq4blEJ:2201 oliv.blogspot. com/2008/04/alat-alat-meteorologi.html.

_______, 2008. Klimatologi. http:// 74.125.153. 132/search?q=cache: V3 IGhnJFyhAJ: klim atologiba njarbaru .com.

_______, 2009. http: // 74. 125. 153.132/s earch?q= cache:LpOtMsuIyfMJ: adjiesensei19. blogspot.com/2009_12_01 _archive. html.

_______, Klimatologi 2009. http:/ /74 .125.153.132/search?q=cache:

TUoi8Fs5PS0J: sophiadwiratna. unpad.ac.id. Di akses tanggal 24 Januari 2010. Badai, 2009. Agroklimatologi.http ://74.125.153.132/search ?

q=cache:ghR_1aiU1jUJ: badaihxh.blogspot.com/2009/01/agroklimatologi-2-data-stasiun.html.

Shafiyyah, 2009. http://shafiyyah.blog.uns.ac.id/files/2009/06/abauku.doc. Sophiadwiratna, 2010. http://74.125. 153.132/search ?


(1)

Kalimantan Selatan sangat potensial untuk dikembangkan komoditas Unggulan, khususnya bidang Pertanian dan Perkebunan sesuai dengan karakteristik wilayah.

- Kesesuaian Iklim Karet

Karakteristik iklim Kelas Kesesuaian

S1 S2 S3 N1 N2

Suhu

Rata-rata tahunan (°C)

26 – 30 >30– 34 24 -< 26

Td 22-24 >23 >22 Ketersediaan air -Bulan Kering (<75mm)

1-2 >2-4 Td >4

Curah hujan/tahun

(mm) 2500-3000 >3000-35002000-<2500 >3500-40001500-<2000 >4000<1300

Tabel. Kesesuaian Iklim Karet

- Kesesuaian Iklim Kelapa Sawit

Karakteristik iklim

Kelas Kesesuaian

S1 S2 S3 N1 N2

Suhu

Rata-rata tahunan (°C)

25-28 >28– 32

22 -< 25 >32-3520-<22 Td >35>20

Ketersediaan air -Bulan Kering (<75mm)

<2 >2-3 >3-4 Td >=1

Curah hujan/tahun (mm) 2000-3000 >1750-2000 1250-1750 Td >3000 <1250


(2)

i. Permasalahan

Isu deforestasi, keanekaragaman hayati dan “rakus air” akhir -akhir ini memojokkan perkebunan sawit di Indonesia karena dituding luar negeri maupun dari dalam negeri sebagai penyebab utama. Padahal minyak sawit memberikan konstribusi sangat nyata terhadap pembangunan sosial dan ekonomi bangsa. 2010 produksi minyak sawit Indonesia menyentuh > 21,9 juta ton ± 47% produksi minyak sawit dunia. Konservasi keanekaragaman hayati dan air ini seharusnya dilihat dan dicermati secara bijak.

Kelapa sawit merupakan perkebunan yang berfungsi ganda : tanaman yang bernilai ekonomis tinggi, sumber pendapatan, lapangan pekerjaan, pendapatan ekspor non migas, sembako dan juga sebagai media melestarikan alam dan lingkungan. Hal yang tidak dapat dipungkiri bahwa kemampuan sawit untuk menyimpan air lebih rendah dibandingkan karet misalnya, tetapi hal tersebut dapat diatasi dengan melakukan tindak budidaya sawit yang benar (Rusmayadi, 2011)

Untuk menjamin ketersediaan air di lapangan selama periode pertumbuhan tanaman sawit dan juga lingkungan sekitar kawasan perkebunan, maka langkah yang dilakukan oleh manajemen perkebunan adalah dengan mempertahankan wilayah konservasi sebagai penampung air alami (water catchmant area), rorak berukuran 180 x 180 x150 cm untuk meningkatkan infiltrasi air ke dalam tanah dan membuat embung besar yang luasnya puluhan hektar.

Upaya konservasi telah dilakukan oleh perkebunan kelapa sawit, maka ketersediaan air akan lebih terjamin. Hal ini dapat menjadi model menjembatani agrobisnis dengan upaya konservasi. Jadi kebun sawit selain sebagai media untuk melestarikan alam dan lingkungan, untuk konservasi keanekaragaman-hayati, sumber air tanah, juga untuk pencegahan tanah longsor, produksi oksigen (O2), penyerapan emisi karbon dioksida (CO2) dan permintaan akan bio-diesel akan meningkat signifikan sebagai implementasi kebijakan energi nasional. Di samping itu, perkebunan kelapa sawit juga punya kemampuan penyerapan CO2 yang tinggi (2,5 ton/ha/th) sangat berguna mengurangi konsentrasi CO2 di udara yang merupakan GRK yang menyebabkan pemanasan global.


(3)

j.Teknologi Dan Inovasi Budidaya Tanaman Tahunan Yang Tekno-Ekologis

1. Teknologi Adaptasi

 Perbaikan teknik budidaya : penanaman tanaman penutup tanah (cover crop) agar mempertahankan kelembapan tanah, pemupukan pupuk organik, penambahan fosfat & kalium, perbaikan pemangkasan, pengaturan pengairan.

 Pergantian komoditas (dengan yang tahan kekeringan) 2. Teknologi Mitigasi

 Mempertahankan tanaman tahunan yang hidroorologis (yang mampu mengikat air).

 Pengelolaan limbah : limbah dapat jadi pupuk atau pakan yang berguna secara ekonomis dengan penggunaan inokulan tertentu.


(4)

BAB. V PENUTUP

5.1 KESIMPULAN

-

Meteorologi adalah ilmu yang mempelajari gejala-gejala cuaca dalam ruang dan waktu yang terbatas.

-

Klimatologi adalah ilmu yang mempelajari gejala-gejala cuaca secara umum dalam waktu yang lebih lama dan pada daerah relatif luas.

-

Cuaca adalah keadaan udara pada suatu saat, dalam waktu singkat dan pada suatu tempat atau daerah tertentu yang lingkupnya sempit.

-

Iklim adalah keadaan rata-rata cuaca dalam waktu satu tahun yang penyelidikannya dilakukan dalam waktu yang lama (minimal 30 tahun) dan meliputi wilayah yang luas perubahan pada iklim yang dipengaruhi langsung atau tidak langsung oleh aktivitas manusia yang merubah komposisi atmosfer yang akan memperbesar keragaman iklim teramati pada periode yang cukup panjang.

- Dalam Meteorology dan Klimatologi mengkaji aspek-aspek dan fenomena alam yang berkaitan dengan cuaca dan iklim. Namun semua dapat dilaksanakan dengan berbagai macam alat bantu sehingga semua dapat dikaji secara mudah tanpa mengeluarkan banyak tenaga dan pikiran.

- Alat - Alat Metereologi yang biasa digunakan untuk melakukan penelitian keadaan cuaca di permukaan bumi terdiri dari, Penakar hujan OBS, Penakar Hujan Otomatis Tipe Hilman, Open Pan / Evaporimeter, Cup Coenter Anemometer,

Wind Vane Dan Force Indikator, Termometer Tanah, Thermometer Bola Kering Dan Termometer Bola Basah, Termometer Maximum dan Thermometer Minimum, Piche evaporrimeter, Gun Bellani, Cambell Stokes dan lain sebagainya. Ini merupakan alat bantu yang diguankan untuk meperoleh hasil pengukuran secara mudah.

- Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika mempunyai fungsi untuk melakukan penulisan hasil pembacaaan atau pengukuran alat meteorology.


(5)

-

Iklim adalah hal yang penting yang harus diperhatikan dalam pertanian/ perkebunan perlu stategi menghadapinya

- Kalimantan selatan daerah yang potensial untuk pengembangan tanaman perkebunan

- Pertanian/perkebunan tekno-ekologis solusi permasalahan lingkungan hidup

5.2 SARAN

Cuaca di Bumi terkadang sulit untuk di prediksi. Ini dikarenakan bumi sedang mengalami kondisi yang kurang stabil, dan sering didengar bahwa bumi sedang mengalami penyakit Global Warming. Sehingga semua mahluk yang tinggal diatasnya sering merasakan suhu yang panas. Sehingga sebagai manusia yang di didik untuk menjadi manusia intelektual dan berakhlak harus memahami semua itu guna untuk melakukan tindakan yang dapat melestarikan alam tempat hidup semua mahluk. Cintai laingkungan adalah hal yang paling mulia dan bijaksana.

Diharapkan kepada mahasiswa agar dapat memahami unsus-unsur pembentukan cuaca dan iklim, juga dapat mengetahui cara kerja alat-alat metereologi dan klimatologi serta dapat mengumpulkan dan megolah datanya.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Jackson, I.J. 1984. Climate, Water, and Agriculture inTropical. John Willey and Sons. New York.

Linder, Van der. 1981. An Input-Output Analysis with Respect to Water and It’s Load for a Tropical Watershed. The Indonesia Journal of Geography, 11 (42). halaman : 19-39.

Sosrodarsono, Surjono. 1978. Hidrologi untuk Pengairan. PT. Pradnya Paramita. Bandung.

Sudjana. 1991. Teknis Analisis Regresi dan Korelasi. Tarsito. Bandung. 40p. Wisnusubroto, Sukardi. Meteorologi Pertanian Indonesia. Mitra Gama Widya. Yogyakarta.

Power Point Peranan Data Hujan & Iklim di Bidang Pertanian/ Perkebunan. BMKG. Banjarbaru

Anonim, 2008. Alat-alat Meteorologi .http://74.125.153.132 /search? q=cache:G2XgW Tq4blEJ:2201 oliv.blogspot. com/2008/04/alat-alat-meteorologi.html.

_______, 2008. Klimatologi. http:// 74.125.153. 132/search?q=cache: V3 IGhnJFyhAJ: klim atologiba njarbaru .com.

_______, 2009. http: // 74. 125. 153.132/s earch?q= cache:LpOtMsuIyfMJ: adjiesensei19. blogspot.com/2009_12_01 _archive. html.

_______, Klimatologi 2009. http:/ /74 .125.153.132/search?q=cache:

TUoi8Fs5PS0J: sophiadwiratna. unpad.ac.id. Di akses tanggal 24 Januari 2010. Badai, 2009. Agroklimatologi.http ://74.125.153.132/search ?

q=cache:ghR_1aiU1jUJ: badaihxh.blogspot.com/2009/01/agroklimatologi-2-data-stasiun.html.

Shafiyyah, 2009. http://shafiyyah.blog.uns.ac.id/files/2009/06/abauku.doc. Sophiadwiratna, 2010. http://74.125. 153.132/search ?

q=cache:M8Qc5vZ6OeMJ :one.indoskripsi.com.