commit to user
20
penyusunan kebutuhan sarana, prasarana, sistem dan prosedur pendidikan dan pelatihan, pembinaan mutu pendidikan dan pelatihan, pengelolaan
peserta didik, serta evaluasi dan pelaporan sub. Bag. Pendidikan dan pelatihan.
36. Sub. Bag. Penelitian dan Perpustakaan Bertanggung jawab kepada kepala bagian pendidikan dan penelitian. Sub.
Bag. Penelitian dan perpustakaan bertugas menyediakan program kerja dan mendukung pelaksanaan kegiatan penelitian dan kepustakaan yang
meliputi penyusunan, kebutuhan sarana, prasarana, sistem dan prosedur penelitian, pengelolaan perpustakaan, evaluasi dan pelaporan sub. Bag.
Penelitian dan kepustakaan 37. Sub. Bag. Kerjasama Pendidikan
Bertanggung jawab kepada kepala bagian pendidikan dan penelitian. Sub. Bag. Kerjasama pendidikan bertugas menyediakan progaram kerja dan
mendukung pelaksanaan kegiatan pengembangan dan kerjasama yang meliputi pengembangan dan kerjasama pendidikan kesehatan, pengabdian
masyarakat, pengelolaan peserta didik, kerjasama untuk keperluan perencanaan, evaluasi dan pelaporan sub. Bag. Kerjasama pendidikan.
B. Latar belakang masalah
Rumah sakit biasanya didirikan dengan tujuan nirlaba yaitu tidak mengutamakan keuntungan, tetapi lebih pada bagaimana rumah sakit dapat
memberikan pelayanan kesehatan yang memadai bagi masyarakat. Namun
commit to user
21
demikian bukan berarti rumah sakit mengabaikan tingkat keuntungan yang diperoleh dari pelayanan yang diberikan, apalagi dengan berkembangnya
zaman maka rumah sakit mulai memikirkan bagaimana dalam memperoleh keuntungan yang maksimal dari jasa pelayanan yang telah mereka berikan.
Dengan terbitnya Permendagri 61 tahun 2007 yang mengatur tentang Badan Layanan Umum Daerah BLUD yaitu Satuan Kerja Perangkat Daerah
atau Unit Kerja pada Satuan Kerja Perangkat Daerah di lingkungan pemerintah daerah yang dibentuk untuk memberikan pelayanan kepada
masyarakat berupa penyediaan barang dan atau jasa yang dijual tanpa mengutamakan mencari keuntungan, dan dalam melakukan kegiatannya
didasarkan pada prinsip efisiensi dan produktivitas. BLUD kemudian mempunyai Pola Pengelolaan Keuangan BLUD, yang selanjutnya disingkat
PPK-BLUD yang dalam mengelola keuangannya mempunyai keleluasaan sehingga dapat memaksimalkan keuntungan tanpa mengabaikan kualitas
pelayanan kesehatan yang diberikan. Tetapi dengan adanya BLUD maka pelaporan keuangan rumah sakit harus di buat 2 yaitu laporan keuangan
BLUD yang berdasar pada PSAK dan laporan keuanganSKPD berdasar pada PSAP.
Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Moewardi Surakarta sudah mulai menerapkan BLUD sejak tahun 2009 laporan keuangan tersebut di buat 2
karena RSUD Dr. Moewardi belum secara penuh dalam menerapkan PPK- BLUD.
commit to user
22
Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Moewardi Surakarta adalah rumah sakit milik pemerintah yang menyediakan pelayanan kesehatan bagi masyarakat surakarta
dan sekitarnya, merupakan rumah sakit kelas A sebagai salah satu rujukan rumah sakit disekitarnya. Dengan predikat rumah sakit kelas A maka RSUD
Dr. Meowardi selalu berusaha untuk meningkatkan kualitas pelayanan dan semua aspek penunjang pelayanan kesehatan terhadap masyarakat. Selain
tenaga medis dan obat-obatan yang perlu mendapat perhatian karena berhubungan langsung dengan pasien masalah makananpun juga harus
diperhatikan. Dengan makanan yang sehat dan bergizi terkandung berbagai macam zat serta vitamin yang berfungsi membantu mempercepat
penyembuhan. Persediaan bahan makanan pada RSUD Dr. Moewardi ada 2 yaitu bahan makanan kering dan bahan makanan basah yang habis pakai.
Persediaan makanan basah yang mudah rusak dan pemakaian bahan yang tidak dapat diprediksi dengan pasti membuat penghitungan persediaan kadang
tidak sesuai dengan kenyataannya. Persediaan di RSUD Dr. Moewardi diakui pada saat diterima atau saat hak
kepemilikannya berpindah. Dan metode perlakuan persediaan menggunakan FIFO atau average dan pada akhir periode akuntansi persediaan dicatat
berdasarkan hasil inventarisasi fisik. Secara prosedur seharusnya perlakuan terhadap persediaan bahan makanan juga harus seperti itu, tetapi karena
jumlah bahan makanan yang bermacam-macam jenisnya dan jumlahnya sangat banyak serta penggunaan persediaan yang setiap hari harus keluar
masuk maka akan sulit jika harus menerapkan sesuai dengan prosedur.
commit to user
23
Sehingga perlakuan persediaan akan berbeda sesuai dengan jenis persediaan bahan makanan. Apalagi dengan adanya PPK-BLUD yang sudah diterapkan
pada RSUD Dr. Moewardi menjadikan pengelolaan persediaan juga harus menyesuaikan dengan PSAK maupun PSAP.
Sistem dan prosedur pengelolaan persediaan di RSUD Dr. Moewardi serta pengendalian internnya selalu menjadi perhatian karena mulai dari sistem,
prosedur, dan pengendalian intern yang baik akan tercipta suatu laporan keuangan yang baik pula. Dengan adanya latar belakang tersebut maka penulis
meyusun tugas akhir dengan judul “EVALUASI SISTEM DAN PROSEDUR PEMBELIAN PERSEDIAAN GIZI PADA RUMAH SAKIT
UMUM DAERAH Dr. MOEWARDI SURAKARTA”. C.
Perumusan masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang diatas maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan berikut ini:
1. Bagaimana bagan alur sistem dan prosedur pembelian persediaan gizi pada Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Moewardi Surakarta?
2. Apakah kelebihan sistem dan prosedur pembelian persediaan gizi pada Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Moewardi Surakarta?
3. Apakah kelemahan sistem dan prosedur pembelian persediaan gizi pada Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Moewardi Surakarta?
commit to user
24
D. Tujuan penelitian