57 juga dalam jihad. Dengan melaksanakan tugas itu berarti memberikan pelayanan
yang lebih baik.
108
Menurut Ar-Razi dalam tafsir al Kabir yang mempercayai superioritas laki-laki atas perempuan dengan sejumlah alasan: ilmu pengetahuan dan
kemampuan. Katanya, akal dan pengetahuan laki-laki untuk melakukan kerja keras lebih prima dan sempurna dari pada perempuan. Ini semua merupakan sifat-
sifat yang hakiki. Menurut Az- Zamakhasyar‟i pemikir muslim liberal dengan
sejumlah keahlian, menyatakan bahwa laki-laki memang lebih unggul dari pada perempuan. Keunggulan itu meliputi akal, ketegasan, semangat, keperkasaan, dan
keberanian atau ketangsaan. Oleh karena itu, kenabian, keulamaan, kepemimpinan besar yang bersifat publik dan jihad hanya diberikan kepada laki-laki, sedangkan
Ibn Katsir pemikir Islam terkemuka mengatakan bahwa laki-laki memimpin perempuan, pemimpinnya, pembesarnya, hakimnya, dan pendidikannya, karena
laki-laki memang lebih utama dan lebih baik.
109
Menurut pemikir Islam kontemporer terkemuka, yaitu Muhammad Abduh dan muridnya Rasyid Ridha, bahwa Allah Swt telah memberikan kepada laki-laki
kekuatan yang tidak diberikan kepada perempuan. Jadi, ini merupakan fitrah. Kelebihan lain adalah karena diberi beban mencari nafkah kepada laki-laki.
Sedangkan pemikir kontemporer sy i‟ah moderat dan Syaikh ath Thabathaba‟i juga
meyakini adanya superioritas laki-laki atas perempuan. Hal ini adalah suatu alamiah, katanya keunggulan itu menyangkut potensi. Kelebihan ini,
memunculkan sifat-sifat keberanian, kekuatan, dan kemampuan mengatasi berbagai kesulitan hidup. Sementara perempuan lebih sensitif dan emosional
karena perempuan lemah lembut dan halus.
110
C. Profil KabupatenAceh Selatan
1. Letak dan Luas Kabupaten Aceh Selatan
108
Burhan Wirasubrata dan Kundan D. Nuryakien, Menggugat Sejarah Perempuan: Mewujudkan Idealisme Gender Sesuai Tuntunan Islam, Jakarta: Cendekia Sentra Muslim, 2001,
h. 181.
109
Husein Muhammad, Fiqh Perempuan: Refleksi Kiai Atas Wacana Agama dan Gender, Yogyakarta, LkiS Pelangi Aksara, 2007, h. 10-13.
110
Ibid., h. 14-15.
58 Kabupaten Aceh Selatan merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi
Nanggroe Aceh Darussalam NAD. Sebelum berdiri sendiri sebagai Kabupaten otonom, calon Wilayah Kabupaten Aceh Selatan adalah bagian dari Kabupaten
Aceh Barat Melaboh. Pembentukan Kabupaten Aceh Selatan ditandai dengan disahkannya Undang-Undang Darurat Nomor 7 Tahun 1956 pada 4 November
1956. Pemekaran yang terjadi pada 10 April 2002 sesuai dengan UU RI No. 4 tahun 2002. Membuat Kabupaten Aceh Selatan yang terletak dipesisir pulau
Sumatera yang bernaung di bawah Provinsi Aceh yang terbagi menjadi 3 kabupaten yaitu: Kabupaten Aceh Barat Daya, Kabupaten Aceh Singkil, dan
Kabupaten Aceh Selatan. Secara geografi Kabupaten Aceh Selatan terletak memanjang di bagian selatan Provinsi Aceh, dengan letak astronomis berada pada
garis 2°-4° Lintang Utara dan 96° –98° Bujur Timur. Berdasarkan posisi geografis,
Kabupaten Aceh Selatan berbatasan dengan Kabupaten Aceh Tenggara di sebelah Utara, Kota Subussalam dan Kabupaten Singkil di sebelah Timur, Samudera
Hindia di sebelah selatan, dan di sebelah Barat berbatasan dengan Aceh Barat Daya.
111
Kecamatan merupakan daerah sentral penunjang sebuah Kabupaten. Kecamatan dalam Kabupaten Aceh Selatan terbentang mulai dari Kecamatan
Labuhan Haji yang berbatasan dengan Kabupaten Aceh Barat Daya hingga Kecamatan Trumon Timur yang berbatasan dengan kota madya Subussalam.
Terdapat 18 kecamatan di Kabupaten Aceh Selatan, yang terluas adalah Pasie Raja 14,16 dari luas Kabupaten, dan terkecil adalah Kecamatan Labuhan Haji
1,09 dari luas Kabupaten. Pada tahun 2013, terjadi pemekaran wilayah desa di Aceh Selatan dari semula 280 desa menjadi 250 desa dan 43 Mukim. Pusat
pemerintahan Kabupaten Aceh Selatan berada di Kecamatan Tapaktuan. Kecamatan yang letaknya paling jauh adalah Trumon Timur dengan jarak ke
Kecamatan Tapaktuan Pusat Pemerintahan sekitar 120 km.
112
Kondisi topografi Kabupaten Aceh Selatan sangat bervariasi, terdiri dari dataran rendah, bergelombang, berbukit, hingga pegunungan dengan tingkat
kemiringan yang sangat terjal yang mencapai 63,45, sedangkan berupa dataran
111
BPS, Statistik Daerah Kabupaten Aceh Selatan 2015, h. 1
112
Ibid., h. 2-3.
59 rendah hanya sekitar 34,66 dengan kemiringan lahan dominan adalah pada
kemiringan 40 dengan luas 234.138.39 hektare dan terkecil kemiringan 8-15 seluas 175.04 hektar. Wilayah kabupaten Aceh Selatan 38 terletak diketinggian
0-25 meter di atas permukaan laut memiliki luas terbesar yakni 152.648 hektare 38,11 dan terkecil adalah ketinggian 25-00 meter seluas 39.720 hektare
9,92.
113
Aceh Selatan terkenal dengan keindahan alamnya, ada puluhan tempat wisata yang dapat memanjakan mata saat memandanginya. Banyak sekali orang-
orang dari luar Kabupaten ini mengagumi. Meskipun begitu objek wisata tersebut kurang dikelola dengan baik. Selain keindahan alam Aceh Selatan juga sangat
terkenal dengan legenda tuan tapa. Legenda ini merupakan salah satu cerita legenda masyarakat di Aceh Selatan dan asal usul nama Tapaktuan yang
dibuktikan dengan peninggalan-peninggalan yang hingga sekarang masih dapat disaksikan seperti kuburan dan Jejak kaki Tuan Tapa, batu merah dan batu hitam.
Di dalam cerita itu dikisahkan perjalanan hidup Tuan Tapa, dan perebutan sepasang Naga Jantan dan Betina dengan orang tua sang putri. Legenda klasik
ini terus merakyat di Tapaktuan secara turun menurun, legenda itu terus berkembang. Bahkan remaja yang hidup di zaman modern ini juga mengetahui
cerita tersebut.
114
2. Jumlah Penduduk di Kabupaten Aceh Selatan