69 yaitu bahasa Aneuk Jameu, Aceh, dan Kluet. Suku Aneuk Jamee adalah sebuah
suku yang tersebar di sepanjang Pesisir Barat Nanggroe Aceh Darussalam. Dari segi bahasa, Aneuk Jamee diperkirakan masih merupakan dialek dari bahasa
Minangkabau, mirip tapi tidak persis sama. Menurut cerita aneuk anak jame memang berasal dari Ranah Minang, orang Aceh menyebutnya sebagai Aneuk
Jamee yang berarti tamu atau pendatang. Konon ceritanya ketika perang paderi berlangsung, para pejuang paderi mulai terjepit oleh serangan kolonial Belanda.
Pesisir Minangkabau pada saat itu adalah bagian kerajaan Aceh mengirim bantuan balantera, pada saat itu mulailah rakyat Minangkabau bertebaran di Pantai Barat
Selatan. Aceh Selatan dulunya merupakan tempat persinggahan kapal-kapal dari Sumatera Barat yang menuju Mekkah membawa Jamaah Haji.
Hal ini akibat pengaruh proses asimilasi kebudayaan yang cukup lama, kebanyakan dari Suku Aneuk Jamee yaitu dari Minangkabau yang datang
mengungsi dari tanah leluhurnya yang ketika itu berada di bawah cengkraman penjajah Belanda.
Suku Kluet merupakan salah satu suku yang berada di Aceh Selatan. Menurut sejarah suku ini sangat erat kaitannya dengan kerajaan laut Bangko. Laut
Bangko yang berlokasi di tengah hutan Taman Nasional Gunung Leuser, bagian barat yang berbatasan dengan Bakongan. Dikisahkan bahwa kerajaan laut Bangko
ini dahulunya pernah megah, dan setelah rajanya meninggal, daerah ini tenggelam kala banjir besar melanda. Penduduknya berusaha mencari daratan baru, sebagian
ke tanah Batak, sebagian ke Singkil. Hal ini timbul pendapat terjadinya kemiripan bahasa antara bahasa Kluet dengan bahasa Batak, Bahasa Alas, Bahasa Karo, dan
Bahasa Singkil. Adapun seni yang diperagakan oleh masyarakat Aceh Selatan di
antaranya: Tari Rampo Selatan, Ratoh Bantai, Tari Phoe atau Bineuh, Landok Sampot, Hikayat
Dang Deria, Rapa‟i Dabus,
128
7. Jumlah Ulama di Kabupaten Aceh Selatan
Adapun Ulama yang kharismatik yang makamnya menjadi sejarah di Kabupaten Aceh Selatan yaitu:
128
Hasil wawancara dengan Ariyanto, Tokoh Masyarakat, pada Tanggal 4 Februari 2016.
70 1
Makam Tengku Peulumat Syekh Abdul Karim, yang menganut ajaran sufi yaitu kaum yang hidup warak dan
khana‟ah yang tidak cinta dunia karena kesucian dan kebeningan jiwa Tgk. Peulemat menjadi wali Allah
atau aulia Allah. Banyak hal-hal diluar logika terjadi pada diri Tgk. Peulemat seperti: ia bisa menghilang dan berjalan di atas air dan shalat
Jum‟at ke Mesjidil Haram dalam waktu singkat dan bisa kembali ke Peulemat. Tengku peulemat meninggal pada tanggal 8 Agustus 1943. Saat
jenazahnya dimasukkan ke dalam kubur dan ketika ikat kain kapan bagian leher dibuka, kerenda Tgk. Syekh Abdul karim ternyata kosong. Jasad
Tengku Peulumat raib. Dikabarkan jenazah orang suci Aulia Allah yang juga oleh msayarakat dijuluki dengan Aulia Allah.
2 Makam Syekh Muda Waly Al Khalidy panggilan Abuya atau Buya artinya
adalah guru. Namun setelah belajar agama diberbagai perguruan Islam termasuk Mekkah, Arab Saudi. Beliau terkenal paling pintar dan cerdas.
Sehingga cara belajarnya bagaikan batu loncatan dari satu dayah ke dayah lainnya. Kemenonjolan Syekh Muda Waly, ternyata memang bukan hanya
dalam bidang agama, melainkan juga dalam bidang politik dan idiologi Negara. Dalam bidang politik misalnya, beliau memiliki rasa nasionalisme
yang sangat tinggi, hingga membuat banyak orang menyebutnya sebagai politikus kawakan.
Jumlah ulama di Aceh Selatan laki-laki sebanyak 63 orang dan perempuan sebanyak 93 orang, jadi jumlah total ulama di Aceh Selatan sebanyak 156 orang,
ada sebagian yang berada di dayahpesantren maupun berada di sekitar gampong desa yang aktif dalam hal pengajian, guru TPA, imam mesjid, serta aktif dalam
hal ceramah-ceramah jumat di mesjid-mesjid. Tingkat pendidikan Ulama di Aceh Selatan dari tamatan SD, SMP, SMA, sampai pada jenjang Perguruan Tinggi
bahkan dari dalam negeri maupun luar negeri.
129
Tabel 1.4: Jumlah Ulama di Kabupaten Aceh Selatan 2014-2015
130
No Kecamatan Laki-Laki
Perempuan Jumlah Total
129
BPS dan BAPPEDA …, h. 113.
130
BPS, Kabupaten Aceh Selatan dalam Angka..., h. 184.
71 1
2 3
4 5
6 7
8 9
10 11
12 13
14 15
16 17
18 Trumon
Trumon Timur Trumon Tengah
Bakongan Bakongan Timur
Kota Bahagia Kluet Selatan
Kluet Timur Kluet Utara
Pasie Raja Kluet Tengah
Tapaktuan Samadua
Sawang Meukek
Labuhan Haji Labuhan Haji Timur
Labuhan Haji Barat 1
7
23
10
4
1
9 4
5 1
35
9
2 6
13
3 20
2 3
1 7
58
9
6 6
14
3 29
6 8
JUMLAH 63
93 156
Sumber: Kantor Kementrian Agama Kabupaten Aceh Selatan 2015.
72
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis- Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian lapangan Field Research yang bersifat kualitatif dan penelitian kepustakaan Library Research. Penelitian
kualitatif yaitu penelitian yang memaparkan dan menggambarkan hasil penelitian secara objektif terhadap keadaaan dan karakteristik pelaku yang ditemui
dilapangan untuk mendeskripsikan dan menganalisa fenomena, peristiwa, aktifitas sosial, sikap, kepercayaan, persepsi, pemikiran orang secara individual atau
kelompok.
131
Kemudian penulis menggunakan model penelitian Deskriptif Kualitatif yaitu diuraikan dengan kata-kata menurut pendapat responden sesuai
dengan pertanyaan penelitian.
132
Menurut Whitney 1960 metode deskriptif adalah pencarian fakta dengan interpretasi yang tepat. Penelitian ini mempelajari masalah-masalah dalam
masyarakat, serta tatacara yang berlaku dalam masyarakat serta situasi tertentu, termasuk tentang hubungan kegiatan-kegiatan, sikap-sikap pandangan, serta
proses yang sedang berlangsung dan pengaruh dari suatu fenomena. Tujuan penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan
secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki.
133
Berdasarkan hal di atas maka pendekatan penelitian ini adalah pendekatan deskriptif kualitatif. Sebagaimana menurut Isaac dan Michel yang dikutip oleh
Jalaluddin Rahmat bahwa pendekatan deskriptif kualitatif bertujuan untuk melukiskan secara sistematis, fakta-fakta, serta karakteristik tertentu secara
faktual dan cermat.
134
Pendekatan ini juga bertujuan untuk mendapatkan uraian mendalam tentang ucapan, tulisan dan tingkah laku yang dapat diamati dari suatu
131
Lexy J. Maleong, Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007, h. 13.
132
Winarno Surachman, Pengantar Penelitian Ilmiah, Bandung: Tarsito, 1985, h. 65.
133
Moh. Nasir, Metode Penelitian, Jakarta: Ghalia Indonesia, 1988, h.63.
134
Jalaluddin Rahmat, Metode Penelitian Komunikasi Dilengkapi Contoh Analisis Statistik, Bandung, Remaja Rosdakarya, 1995, h. 3.